Anda di halaman 1dari 35

PENGENDALIAN LIKUIDITAS

Aspek-aspek Kontrol

• Untuk dapat berhasil mengendalikan biaya


proyek dengan baik maka perlu dilakukan
pengendalian terhadap aspek-aspek yang
mempengaruhi biaya proyek :
1. Time Control (Rencana Kerja)
2. Quality Control (Spesifikasi teknis)
3. Safety Control (Resiko)
4. Cost Control ( RAB dan RAP)
Pengertian
• Pengendalian biaya proyek, pada umumnya terfokus pada kondisi
rentabilitas, yaitu mengupayakan agar perimbangan antara pendapatan
dan biaya tetap terjaga.
• Arti rentabilitas adalah kemampuan menghasilkan laba.
• Jadi dapat diartikan bila proyek dengan rentabilitas yang baik berarti
proyek tersebut dapat menghasilkan keuntungan yang baik pula.
• Sistem cash basic dipergunakan dalam penyusunan cash flow proyek,
dimana kaitannya adalah uang yang masuk dan keluar secara cash
(tunai).
• Tolak ukur yang digunakan untuk melihat cash basic tersebut disebut
“likuiditas.” yaitu kemampuan membayar pada saat jatuh tempo.
• Keadaan likuiditas yang baik sangat diperlukan , agar proses
pengendalian dapat berlangsung dengan baik pula.
• Dengan demikian secara konseptual, pengendalian rentabilitas harus
dibarengi dengan pengendalian likuiditas, karena keduanya saling
mempengaruhi satu dengan yang lainnya.
Pengertian
• Yang dimaksud dengan pengendalian
likuiditas proyek adalah suatu upaya
untuk mengatur jadwal penerimaan
dan pengeluaran uang secara tunai
(cash), selama proses pelaksanaan
sehingga dana pinjaman dapat
dikendalikan dengan selayaknya.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas maka kondisi
proyek dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok yaitu :

1. Rentabilitas baik dan likuiditas baik


Proyek seperti ini yang selalu diharapkan, karena labanya
cukup besar dan pembayarannya lancar, sehingga labanya
berwujud sebagai cash (tunai).

2. Rentabilitas baik dan likuiditas jelek


Proyek seperti ini memerlukan perbaikan likuiditas yang
mendesak.
Bila kondisi ini terus berlangsung dan tidak dapat
diperbaiki, dampaknya dapat mengurangi kondisi
rentabilitas.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan likuiditas maka kondisi
proyek dapat dibagi dalam 4 (empat) kelompok yaitu :
3. Rentabilitas jelek dan likuiditas bagus
Proyek seperti ini memerlukan pengendalian strategi
pengendalian biaya dengan memanfaatkan likuiditas yang
bagus sehingga dapat menolong kondisi rentabilitas menjadi
lebih baik.
4. Rentabilitas jelek dan likuiditas jelek
Proyek sepeti ini sedapat mungkin dihindari/dicegah sejak
awal agar tidak terjadi.

Dari butir 2 dan 3, menunjukkan bahwa likuiditas berpengaruh


terhadap rentabilitas, oleh karena itu pengendalian likuiditas
perlu menjadi perhatian terutama sekali bagi para engineer
dalam rangka pengendalian proyek.
Pengertian modal kerja
menurut Kasmir (2012:250)
• Modal kerja merupakaan modal yang digunakaan
untuk melakukan kegiatan operasi perusahaan.
• Modal kerja diartikan sebagai investasi yang
ditanamkan dalam aktiva lancar atau aktiva
jangka pendek, seperti kas, bank, surat-surat
berharga,piutang,persediaan dan aktiva lancar .”
Pengertian Modal Kerja
• Untuk melaksanakan proyek sampai selesai, tentu
memerlukan modal kerja, kecuali ada kondisi khusus dimana
pemilik proyek selalu memberi uang untuk tahapan yang akan
dikerjakan, tetapi hal tersebut jarang terjadi.
• Besar kecilnya modal kerja yang diperlukan dipengaruhi oleh :
1. Persyaratan pembayaran yang diatur dalam kontrak
Semakin banyak frekwensi pembayaran, maka modal kerja
yang diperlukan semakin kecil, demikian juga sebaliknya.

2. Kebijakan operasional (pelaksanaan kegiatan proyek)


Kebijakan operasional yang tidak memikirkan aspek
penerimaan dan pembiayaan yang terjadwal dengan baik
(efisien) akan memerlukan modal kerja proyek yang besar
Manfaat Modal kerja

1. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena


turunnya nilai dari aktiva lancar.
2. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-
kewajiban tepat pada waktunya.
3. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah
yang cukup untuk melayani para konsumen.
4. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat
kredit yang lebih menguntungkan kepada para langgananya
5. Memungkinkan bagi perusaahan untuk dapat beroperasi
dengan lebih efesien karena tidak ada kesulitan untuk
memperoleh barang ataupun jasa yang dibutuhkan.
Dengan demikian pengendalian modal kerja
proyek terjadi pada 2 (dua) tahap yaitu
1. Tahap penyusunan kontrak
2. Tahap pelaksanaan.
2 (dua) faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja proyek adalah:
1. Penerimaan
2. Biaya
Grafik Penerimaan
Grafik Penerimaan
• Curve S diatas adalah grafik prestasi pekerjaan
• Bila syarat pembayaran sebagai berikut :
• Termin I sebesar 20 %, setelah prestasi mencapai 25 %
• Termin II sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 50 %
• Termin III sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 75 %
• Termin IV sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 100
%
• Termin V sebesar 5 %, setelah selesai pemeliharaan 1
bulan
• Proses pencairan penerimaan memerlukan waktu satu
bulan setelah prestasi dicapai.
Grafik Biaya
• Grafik biaya terjadi sebagai akibat kebijakan pelaksanaan
proyek yang dilakukan di lapangan. Grafik ini berbentuk
seperti huruf C sehingga dapat juga disebut curve C.
• Grafik ini diperoleh dengan cara menghubungkan titik
biaya yang telah terjadi pada tiap bulan secara komulatif.
• Oleh karena itu bentuknya tergantung biaya yang terjadi
pada tiap bulan pelaksanaan.
• Grafik ini ada hubungannya dengan grafik prestasi,
karena dari pembiayaan yang terjadi akan menghasilkan
prestasi pekerjaan.
• Tetapi hubungan kedua grafik ini tidak dapat disimpulkan
secara jelas.
Grafik Biaya
Bidang Modal Kerja

Keperluan modal kerja proyek selama


proses pelaksanaan dapat ditunjukkan
dengan suatu luasan bidang.
Semakin luas bidang tersebut berarti
proyek memerlukan modal kerja yang
besar.
Bidang Modal Kerja
Bidang modal kerja proyek seperti contoh di atas dapat dijelaskan sebagai
berikut :
• Pada kedudukan bulan ke-4 telah terjadi biaya sebesar Rp. 68 Juta, tetapi
penerimaan belum ada.
Ini berarti proyek tersebut memerlukan modal kerja dari luar sebesar
Rp. 68 Juta.
• Pada kedudukan bulan ke-6, telah terjadi biaya sebesar Rp. 80 Juta,
sementara itu penerimaan sudah cair sebesar Rp. 20 Juta.
Ini berarti proyek tersebut pada bulan ke-6 masih memerlukan modal
kerja dari luar sebesar Rp. 60 Juta.
• Dengan meninjau kondisi proyek dari awal sampai dengan bulan ke-11,
maka diperoleh bidang modal kerja proyek yang diperlukan (bidang
antara grafik biaya dan grafik penerimaan).
• Dari grafik di atas, berarti sampai bulan ke-11, kondisi proyek selalu
defisit, setelah bulan ke-11 baru surplus.
• Dengan demikian sepanjang proses konstruksi selalu diperlukan modal
kerja.
• Oleh karena itu bila penggunaan modal kerja tidak efisien, maka akan
menambah biaya konstruksi.
Pengendalian Penerimaan
• Salah satu unsur pengendalian likuiditas proyek
adalah pengendalian penerimaan yaitu satu upaya
agar realisasi penerimaan dapat sesuai dengan
jadwal atau bahkan kalau mungkin lebih maju dari
jadwal.
• Hal ini perannya sangat penting sekali terhadap
kelancaran pekerjaan.
• Dalam usaha pengendalian, maka ada 2 (dua)
tahap yang harus dilakukan yaitu :
1. Tahap Penyusunan Kontrak
2. Tahap Pelaksanaan Proyek
Tahap Penyusunan Kontrak
• Dalam tahap ini, peranan negosiasi yang berkaitan dengan
sasaran likuiditas sangat penting dilakukan.
• Beberapa hal yang perlu diperjuangkan dalam negosiasi adalah :
1. Menggunakan uang muka pekerjaan sebesar mungkin (misal 20
%)
2. Mengupayakan tidak ada retensi, diganti dengan jaminan lain.
3. Mengupayakan frekwensi pembayaran sebanyak mungkin,
misal MC.
4. Mengupayakan pembayaran material on site (MOS)
Upaya-upaya tersebut secara grafis akan mempersempit bidang
modal kerja yang dipengaruhi oleh majunya grafik penerimaan ke
depan.
Tahap Pelaksanaan Proyek
• Tahap pelaksanaan proyek yaitu setelah upaya-upaya tahap
penyusunan kontrak telah dilakukan sebagai hasil akhir dari
negosiasi kontrak.
• Dalam tahap pelaksanaan satu-satunya pengendalian
penerimaan adalah mempercepat proses percairan tagihan.
• Upaya-upaya tersebut antara lain:
• Mempersiapkan dengan baik semua prosedur
penagihan
• Menugaskan petugas khusus untuk proses penagihan
sampai dengan cair.
• Mengenal dengan baik pihak-pihak yang berkaitan
dengan proses penagihan, untuk memperlancar
komunikasi
• Mengetahui secara baik jadwal keberdaan pihak-pihak
terkait dengan proses penagihan.
Perbaikan Grafik penerimaaan

Dengan upaya penerapan uang muka, MC dan mengganti retensi, maka dapat
dilihat luasan pengurangan bidang modal kerja yaitu dengan bergesernya grafik
penerimaan ke depan.
Pengendalian Pembiayaan
• Yang dimaksud dengan pengendalian pembiayaan
disini adalah bukan pengendalian biaya (Cost
Control) dalam rangka menekan biaya pelaksanaan,
tetapi merupakan kebijakan pembelanjaan melalui
upaya-upaya agar realisasi biaya yang terjadi sesuai
dengan kebutuhan pelaksanaan dan tidak
berlebihan (over stock) dan membatasi seminimal
mungkin kegiatan yang belum dapat ditagihkan
pembayarannya.
Bentuk tindakan nyata tentang pengendalian pembiayaan dalam
rangka pengendalian likuiditas adalah sebagai berikut :
• Stock material di tempat, sekecil mungkin tetapi tetap dapat
menjamin kelancaran pelaksanaan
• Batasi seminimal mungkin pembiayaan yang tidak terkait
langsung dengan kemajuan prestasi pekerjaan.
• Batasi seminimal mungkin melaksanakan kegiatan-kegiatan
pekerjaan diluar kontrak/belum ada kontraknya.
• Mengutamakan kegiatan-kegiatan yang secara langsung
menambah prestasi pekerjaan.
• Dengan upaya tersebut, grafik biaya akan menjadi lebih lurus,
tidak terlalu cembung, sehingga efeknya dapat mengurangi
luasan bidang modal kerja seperti terlihat pada Gambar 6.5.
Perbaikan Grafik Biaya
Perbaikan Grafik Biaya
Dari contoh di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
• Dengan upaya tertentu, biaya yang semula direncanakan Rp. 30
Juta di bulan ke-1, dikurangi (ditunda) menjadi sebesar Rp. 15
Juta.
• Dengan upaya lain biaya yang direncanakan sebesar Rp. 52 Juat
di bulan ke-2, dikurangi (ditunda) menjadi sebesar Rp. 30 Juta.
• Begitu seterusnya.
• Daerah yang terletak diantara grafik biaya sebelum dan
sesudah upaya, merupakan pengurangan bidang modal kerja.
• Dengan demikian, bila hasil pengendalian penerimaan dan
pembiayaan digabung maka akan terlihat luasan bidang modal
kerja akan lebih sempit.
• Ini berarti dalam kondisi keuangan yang sama, likuiditas proyek
akan menjadi lebih ringan
Pengendalian Pembiayaan
dan Penerimaan
• Pengendalian pembiayaan dan
penerimaan harus dilakukan serentak,
sebagai suatu strategi yang terpadu.
• Oleh karena itu penyusunan program di
lapangan harus di sesuaikan dengan
strategi likuiditas tersebut di atas.
Penggabungan pengendalian grafik
penerimaan dan biaya adalah sebagai
berikut :
Pengendalian Pembiayaan
dan Penerimaan

Sebelum upaya Pengendalian Likuiditas


Sesudah upaya Pengendalian
Likuiditas
Dari kedua gambar tersebut, antara gambar sebelum upaya
pengendalian dan sesudah upaya pengendalian terlihat
perbedaan yang jelas yaitu :
• Luasan bidang modal kerja proyek menjadi menyempit, ini
berarti modal kerja yang diperlukan proyek banyak
berkurang dibandingkan bila tidak ada upaya pengendalian.
• Surplus dana terjadi lebih awal, yang tadinya terjadi di bulan
ke-11 menjadi bergeser pada bulan ke-9, bahkan pada akhir
bulan ke-1 pernah surplus.
• Dengan kedua kejadian tersebut, maka disimpulkan bahwa
dengan melakukan pengendalian likuiditas proyek, dapat
diperoleh manfaat yang baik.
• Dengan demikian para engineer patut menaruh perhatian
yang besar terhadap pengendalian likuiditas proyek karena
peran engineer di lapangan khususnya para kepala proyek
ternyata cukup besar.
Latihan Soal.
• Sebuah proyek gedung bertingkat dengan nilai kontrak sebesar Rp.
10 Miliar (tidak termasuk PPn), akan dilaksanakan selama 10 bulan.
• Cara pembayaran di dalam kontrak adalah :
• Termin I sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 25 %
• Termin II sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 50 %
• Termin III sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 75 %
• Termin IV sebesar 25 %, setelah prestasi mencapai 100 %
• Termin V sebesar 5 %, setelah selesai pemeliharaan selama 2
bulan
• Proses pencairan setiap tagihan memerlukan waktu 1 bulan.
• Selama proses pelaksanaan proyek, direncanakan kemajuan
pekerjaan dan biaya yang akan terjadi untuk mencetak prestasi
sebagi berikut :
Gambarkan bidang modal kerjanya dan buatlah
usulan untuk mempersempit.
Rangkuman
Pengendalian likuiditas proyek adalah suatu upaya untuk
mengaturjadwal penerimaan dan pengeluaran uang secara tunai
(cash), selama proses pelaksanaan sehingga dana pinjaman
dapat dikendalikan dengan selayaknya.
Rangkuman
• Pengendalian modal kerja proyek terjadi pada 2
(dua) tahap yaitu
1. pada tahap penyusunan kontrak
2. pada tahap pelaksananaan.
• 2 (dua) faktor yang mempengaruhi besar
kecilnya modal kerja proyek adalah:
• Penerimaan
• Biaya
Rangkuman
1. Pengendalian penerimaan yaitu satu upaya agar
realisasi penerimaan dapat sesuai dengan jadwal atau
bahkan kalau mungkin lebih maju dari jadwal
2. Pengendalian pembiayaan disini adalah bukan
Pengendalian biaya (Cost Control) dalam rangka
menekan biaya pelaksanaa, tetapi merupakan kebijakan
pembelanjaan melalui upaya-upaya agar realisasi biaya
yang terjadi sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan dan
tidak berlebihan (over stock) dan membatasi seminimal
mungkin kegiatan yang belum dapat ditagihkan
pembayarannya
Rangkuman
• Kesimpulan dari dua grafik tersebut yaitu grafik biaya dan grafik
penerimaan selalu membentuk bidang modal kerja.
• Setiap proyek bidang modal kerjanya berbeda-beda tergantung
pada kinerja dari pengendalian likuiditas proyek yang
bersangkutan.
• Upaya-upaya pengendalian likuiditas adalah intinya untuk
menghasilkan bidang modal kerja sekecil mungkin.
• Secara grafis tindakan yang dapat dilakukan adalah :
• Mendorong grafik penerimaan ke depan
• Menekan grafik biaya, menjadi agak datar tidak terlalu
cembung/lengkung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Pengertian Aspal
    Pengertian Aspal
    Dokumen11 halaman
    Pengertian Aspal
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Teknologi Tepat Guna
    Teknologi Tepat Guna
    Dokumen13 halaman
    Teknologi Tepat Guna
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Baja Ringan
    Baja Ringan
    Dokumen14 halaman
    Baja Ringan
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Matrix Risiko
    Matrix Risiko
    Dokumen1 halaman
    Matrix Risiko
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Makalah SMK3
    Makalah SMK3
    Dokumen17 halaman
    Makalah SMK3
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Histogram
    Laporan Histogram
    Dokumen38 halaman
    Laporan Histogram
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Bab Vii Kesetimbangan
    Bab Vii Kesetimbangan
    Dokumen13 halaman
    Bab Vii Kesetimbangan
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Hyat Regency
    Hyat Regency
    Dokumen24 halaman
    Hyat Regency
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv Gerak
    Bab Iv Gerak
    Dokumen25 halaman
    Bab Iv Gerak
    Elistrisia Milandari
    Belum ada peringkat