Tugas Makalah
NPM : 20510009
Mk : Struktur baja 1
FAKULTAS TEKNIK
PENDAHULUAN
Pada suatu konstruksi bangunan, tidak terlepas dari elemen-elemen seperti balok,
kolom pelat maupun kolom balok, baik itu yang terbuat dari baja, kayu maupun beton,
di lapangan. Khusus untuk konstruksi yang terbuat dari bahan beton, boleh jadi
sambungan bukan merupakan sesuatu hal yang perlu dipermasalahkan, karena pada
konstruksi beton struktur secara keseluruhan adalah bersifat monolit (menyatu secara
kaku). Lain halnya dengan konstruksi yang terbuat dari baja maupun kayu, sambungan
merupakan sesuatu hal yang perlu mendapat perhatian serius yang matang karena pada
konstruksi baja dan kayu, elemen-elemen struktur yang disambung tidak dapat bersifat
keterbatasan bahan yang tersedia di pasaran dan juga untuk kemudahan pemasangan di
lapangan serta kemudahan dalam hal pengangkutan. Misalkan saja akan dibuat suatu
struktur rangka gading-gading kap terbuat dari baja profil siku, maka tidak mungkin
melaksanakannya secara langsung di lapangan karena tidak akan ekonomis, tetapi akan
lebih hemat jika terlebih dahulu merakitnya di pabrikasi ( bengkel/workshop ), baru
bentuk ukuran dan panjang yang tertentu sesuai dengan standar yang dilakukan. Oleh
karena itu tidaklah mungkin membangun suatu konstruksi secara monolit (dipabrikasi,
dicetak) akan tetapi terpaksa dibangun dari elemen-elemen yang disambung satu persatu
di lapangan dengan menggunakan salah satu alat- alat sambung atau kombinasi dari dua
Jenis paling umum dari sambungan baja struktural yang digunakan adalah
sambungan yang menggunakan baut dan sambungan yang menggunakan las. Pada masa
silam, paku keling juga banyak digunakan sebagai salah satu alat sambung dalam struktur
baja. Akan tetapi, karena rendahnya kekuatan jenis alat sambung ini, tingginya biaya
pemasangan, dan kerugian-kerugian lain maka paku keling sudah sangat jarang
PEMBAHASAN
bagian. Sesamanya dihubungkan, salah satu cara menghubungkan suatu bagian ke suku
diperlukan rivet, struktur akan mengalami pengurangan luasan akibat lubang rivet.
kekuatan struktur. Hasil inspeksi retak pada pesawat terbang banyak terlihat justru pada
bagian sambungan keling ini, banyak ditemukan retak “Multiple Site Damage” (MSD)
yang dapat didefinisikan sebagai terjadinya retak-retak yang berasal dari lubang paku
1) Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas dengan cara merusaknya,
2) Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas dan dapat kita
Jenis baut yang dapat digunakan untuk struktur bangunan sesuai SNI 03 - 1729 –
GEDUNG adalah baut yang jenisnya ditentukan dalam SII (0589-81, 0647-91 dan 0780-
83, SII 0781-83) atau SNI (0541-89-A, 0571-89-A, dan 0661-89-A) yang sesuai, atau
penggantinya.
Baut yang digunakan pada sambungan struktural, baik baut A325 maupun baut A490
merupakan baut berkepala segi enam yang tebal. Keduanya memiliki mur segi enam tebal
yang diberi tanda standar dan simbol pabrik pada salah satu mukanya. Bagian berulir baut
dengan kepala segienam lebih pendek dari pada baut standar yang lain; keadaan ini
memperkecil kemungkinan adanya ulir pada tangkai baut yang memerlukan kekuatan
maksimumnya.
sambungan yang menggunakan alat penyambung berupa paku keling (rivet) dan
baut. Baut kekuatan tinggi (high strength bolt) telah banyak menggantikan paku
keling sebagai alat utama dalam sambungan struktural yang tidak dilas.
Dua jenis utama baut kekuatan (mutu) tinggi ditunjukkan oleh ASTM
sebagai A325 dan A490. Baut ini memiliki kepala segienam yang tebal dan
tegangan tarik yang ditetapkan pada baut sehingga terjadi gaya jepit
tinggi dapat direncanakan sebagai tipe geser (friction type), bila daya tahan
gelincir (slip) yang tinggi dikehendaki; atau sebagai tipe tumpu (bearing
b. Paku keeling
Sudah sejak lama paku keling diterima sebagai alat penyambung batang,
tetapi beberapa tahun terakhir ini sudah jarang digunakan di Amerika. Paku
keling dibuat dari baja batangan dan memiliki bentuk silinder dengan kepala
di salah satu ujungnya. Baja paku keling adalah baja karbon sedang dengan
identifikasi ASTM A502 Mutu I (Fv = 28 ksi) (1190 MPa) dan Mutu 2 (Fy =
38 ksi) (260 MPa), serta kekuatan leleh minimum yang ditetapkan didasarkan
keling mengisi lubang (tempat paku dimasukkan) secara penuh atau hampir
akibat pendinginan paku keling bervariasi dari satu paku keling ke lainnya,
dapat dipasang pada keadaan dingin tetapi akibatnya gaya jepit tidak terjadi
c. Baut Hitam
Baut ini dibuat dari baja karbon rendah yang diidentifikasi sebagai ASTM
A307, dan merupakan jenis baut yang paling murah. Namun, baut ini belum tentu
menghasilkan sambungan yang paling murah karena banyaknya jumlah baut yang
dinding, rangka batang yang kecil dan lain-lain yang bebannya kecil dan bersifat
statis. Baut ini juga dipakai sebagai alat penyambung sementara pada sambungan
yang menggunakan baut kekuatan tinggi, paku keling, atau las. Baut hitam (yang
tidak dihaluskan) kadang-kadang disebut baut biasa, mesin, atau kasar, serta
Baut yang secara praktis sudah ditinggalkan ini dibuat dengan mesin dari
bahan berbentuk segienam dengan toleransi yang lebih kecil (sekitar 5'0 inci.) bila
dibandingkan baut hitam. Jenis baut ini terutama digunakan bila sambungan
memerlukan baut yang pas dengan lubang yang dibor, seperti pada bagian
konstruksi paku keling yang terletak sedemikian rupa hingga penembakan paku
keling yang baik sulit dilakukan. Kadang-kadang baut ini bermanfaat dalam
mensejajarkan peralatan mesin dan batang struktural yang posisinya harus akurat.
Saat itu baut sekrup jarang sekali digunakan pada sambungan struktural, karena
Baut ini terbuat dari baja paku keling biasa, dan berkepala bundar dengan
tonjolan sirip-sirip yang sejajar tangkainya. Baut bersirip telah lama dipakai
sebagai alternatif dari paku keling. Diameter yang sesungguhnya pada baut
bersirip dengan ukuran tertentu sedikit lebih besar dari lubang tempat baut
tersebut. Dalam pemasangan baut bersirip, baut memotong tepi keliling lubang
sehingga diperoleh cengkraman yang relatif erat. Jenis baut ini terutama
energi panas. Sambungan las mempunyai tingkat kerapatan yang baik serta mempunyai
kekuatan sambungan yang memadai. Sambungan las ini juga mempunyai tingkat efisiensi
kekuatan sambungan yang relatif lebih baik jika dibandingkan dengan sambungan yang
lainnya. Di samping itu segi operasional pengerjaan sambungan konstruksi las lebih
Ada beberapa macam jenis pengelasan yang dilakukan untuk menyambung logam, yaitu:
Las resistensi listrik adalah suatu cara pengelasan dimana permukaan pelat yang
disambung ditekankan satu sama lain dan pada saat yang sama arus listrik dialirkan
sehingga permukaan tersebut menjadi panas dan mencair karena adanya resistensi listrik.
Sambungan las resistensi listrik dibagi atas dua kelompok sambungan yaitu sambungan
tumpang dan sambungan tumpul. Las resistansi listrik ini sangat baik digunakan untuk
Pengelasan dengan las titik ini hasil pengelasannya membentuk seperti titik.
Elektroda penekan terbuat dari batang tembaga yang dialiri arus listrik yakni, elektroda
atas dan bawah. Elektroda sebelah bawah sebagai penumpu plat dalam keadaan diam dan
elektroda atas bergerak menekan pelat yang akan disambung. Agar pelat yang akan
disambung tidak sampai bolong sewaktu proses terjadinya pencairan maka kedua ujung
Proses pengelasan resistansi tumpang ini dasarnya sama dengan las resistansi titik,
tetapi dalam pengelasan tumpang ini kedua batang elektroda diganti dengan roda yang
energi dari panas pembakaran gas, atau energi listrik.Panas yang ditimbulkan dari hasil
proses pengelasan ini melebihi dari titik lebur bahan dasar dan elektroda yang di las.
Kisaran temperatur yang dapat dicapai pada proses pengelasan ini mencapai 2000-3000º.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam pengelasan las busur listrk adalah
pemilihan elektroda yang tepat. Secara umum semua elektroda diklasifikasikan menjadi
lima kelompok utama yaitu mild steel, hight carbon steel, special alloy steel, cast iron dan
non ferrous. Rentangan terbesar dari pengelasan busur nyala dilakukan dengan elektroda
Pengelasan dengan gas oksi-asetilen dilakukan dengan membakar bahan bakar gas C2
H2 dengan O2, sehingga menimbulkan nyala api dengan suhu yang dapat mencair logam
induk dan logam pengisi. Sebagai bahan bakar dapat digunakan gas-gas asetilen, propan
atau hidrogen. Diantara ketiga bahan bakar ini yang paling banyak digunakan adalah
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) merupakan salah satu
pengembangan dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan
secara manual yang khususnya untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium
kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless steel) dan logam-logam anti korosi lainnya.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali
habis (non consumable electrode). Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini
adalah 3000 0F atau 1664,8 0C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari
7) Las MIG (Metal Inert Gas Arc Welding)/Gas Metal Arc Welding (GMAW)
Gas Metal Arc Welding (GMAW) adalah proses pengelasan yang energinya diperoleh
dari busur listrik. Busur las terjadi di antara permukaan benda kerja dengan ujung kawat
Paku keling / rivet adalah salah satu metode penyambungan yang sederhana.
kapal Dan pesawat terbang. Penggunaan metode penyambungan dengan paku keling ini
Penggunaan rivet dewasa ini umumnya digunakan untuk pelat-pelat yang sukar dilas dan
dipatri dengan ukuran yang relatif kecil. Setiap bentuk kepala rivet ini mempunyai
Sambungan dengan paku keling ini umumnya bersifat permanent dan sulit untuk
melepaskannya karena pada bagian ujung pangkalnya lebih besar daripada batang paku
kelingnya.
1. Kepala
2. Badan
3. Ekor
4. Kepala lepas
* Bahan paku keeling
Yang biasa digunakan antara lain adalah baja, brass, aluminium, dan tembaga
Penggunaan umum bidang mesin : ductile (low carbor), steel, wrought iron.
Sambungan kuat dan rapat, pada konstruksi boiler ( boiler, tangki dan pipa-pipa
tekanan tinggi ).
Sambungan rapat, pada tabung dan tangki ( tabung pendek, cerobong, pipa-pipa
tekanan).
a. Keuntungan
Sambungan paku keling ini dibandingkan dengan sambungan las mempunyai keuntungan
yaitu :
Bahwa tidak ada perubahan struktur dari logam disambung. Oleh karena itu
tersebut
b. Kelemahan
Hanya satu kelemahan bahwa ada pekerjaan mula berupa pengeboran lubang paku
paku keling dipasang. Adapun pemasangan paku keling bisa dilakukan dengan
tenaga manusia, tenaga mesin dan bisa dengan peledak (dinamit) khususnya untuk
Paku keling dalam ukuran yang kecil dapat digunakan untuk menyambung dua
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
menggunakan suatu cara tertentu. Sambungan tetap adalah sambungan yang dapat dilepas
dengan cara merusaknya. Sambungan tidak tetap adalah sambungan yang dapat kita lepas
3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih terdapat beberapa kekurangan dan kesalahan,
baik dari segi penulisan maupun dari segi penyusunan kalimatnya dan dari segi isi juga
masih perlu ditambahkan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kepada para
pembaca atau makalah ini agar dapat memberikan kritikan dan masukan yang bersifat
http://digilib.unimed.ac.id/22741/9/9.%205103210028%20BAB%20I.pdf