Anda di halaman 1dari 58

PERKEMBANGAN PENELITIAN STRUKTUR

BAJA TAHAN GEMPA DI INDONESIA

Muslinang Moestopo
KK Rekayasa Struktur - FTSL ITB
Pusat Rekayasa Industri - ITB
Anggota Pengurus ISSC
Anggota HAKI

Seminar HAKI-ISSC , Yogyakarta, 20 Nopember 2019


Outline:

1. Perkembangan Peraturan Struktur Baja Tahan Gempa Indonesia


2. Penelitian Struktur Baja Tahan Gempa di Indonesia
3. Tantangan dan Peluang Pengembangan
Perkembangan Peraturan Struktur Baja Tahan Gempa
di Indonesia

Sebelum 2000:
Jumlah bangunan gedung dengan struktur baja sangat terbatas jumlahnya.
Selain untuk jembatan, struktur baja umumnya digunakan pada bangunan
industri.

Peraturan Perencanaan Bangunan Baja Indonesia (1984)


Dit. Penyelidikan Masalah Bangunan, Ditjen Cipta Karya, Dep. Pekerjaan Umum
Design Code for Structural Steel Buildings (1989)

Belum ada ketentuan yang spesifik dan komprehensif


untuk struktur baja tahan gempa, kecuali:
Nilai tegangan ijin boleh dinaikkan untuk kasus pembebanan sementara.
Tahun 2002

SNI 1729-2002
Tatacara Perencanaan Struktur Baja Untuk Bangunan Gedung

1. Adopsi sebagian dari American Institute of Steel Construction


(AISC) menggunakan format berbeda
AISC 360-1999 : Specification for Structural Steel Buildings
AISC 341-1999 : Seismic Provision for Structural Steel Buildings
2. Load and Resistance Factor Design
3. Peraturan pertama di Indonesia yang berisi ketentuan yang
komprehensif untuk desain struktur baja tahan gempa (Bab 15)
Tahun 2015

Pemutakhiran ketentuan untuk perencanaan struktur baja tahan gempa

Adopsi penuh (terjemahan) dari dokumen AISC:

AISC 360-10
AISC 341-10
AISC 358-10

Pemutakhiran berikutnya berdasarkan ketentuan AISC versi Tahun 2016


Standar Perencanaan Struktur Baja Tahan Gempa
SNI 1726-2012 Tata cara Perencanaan Ketahanan Gempa
untuk Struktur Bangunan Gedung
ASCE/SEI 7-10 Minimum Design Loads and Associate Criteria for Buildings
and other Structures

SNI 1729:2015 Spesifikasi untuk Bangunan Gedung Baja Struktural


AISC 360-10 Specification for Structural Steel Buildings

SNI 7860:2015 Ketentuan Seismik untuk Struktur Baja Bangunan Gedung


AISC 341-10 Seismic Provisions for Structural Steel Buildings

SNI 7972:2013 Prequalified Connections for Special and Intermediate


AISC 358:10 Steel Moment Frames for Seismic Applications
Peraturan yang terkait Struktur Baja Tahan Gempa saat ini
masih terbatas untuk Sistem Struktur Pemikul Beban Gempa
yang memanfaatkan kelelehan elemen baja pendisipasi energi
(steel damper).
Sistem pendisipasi energi lainnya (termasuk base isolation) akan
dibahas pada Peraturan bangunan yang terbaru mengenai
Ketahanan Terhadap Gempa (SNI 1726-20XX).
PENELITIAN STRUKTUR BAJA TAHAN GEMPA
(di Indonesia)

• Sebelum tahun 2000:


Sangat jarang ditemukan laporan studi tentang struktur baja tahan gempa
yang komprehensif.

• Setelah tahun 2000:


Seiring dengan terbitnya SNI 1729-2002 yang dilengkapi dengan ketentuan
tentang struktur baja tahan gempa untuk bangunan gedung,
mulai dilakukan sejumlah penelitian mengenai struktur rangka baja
berpengaku eksentrik (Eccentrically Braced Frames-EBF),
yang umumnya berfokus pada upaya meningkatkan kinerja link.
Saat ini (2019)
Telah banyak berkembang kegiatan penelitian/studi tentang
struktur baja tahan gempa, yang umumnya dilakukan di
perguruan tinggi, dan berfokus pada:

1. Material baja
2. Pendisipasi energi gempa
3. Kinerja struktur
1. Kajian Material Baja

→ Pemeriksaan kinerja material baja yang terdapat di Indonesia,


dan kesesuaiannya dengan ketentuan desain struktur tahan gempa

Antara lain:
Kuat Lebih Baja Indonesia Untuk Struktur Baja Tahan Gempa
M.Moestopo dan V.Simandjuntak (2012)

Kinerja Baut Mutu Tinggi Akibat Beban Siklik


Wirjanto Dewobroto
SNI 03-
Baja Indonesia 1729-2002
AISC 341-10

Ry Rt Ry (BJ-41) Ry Rt
Plate
ASTM A36 ? ?
BJ 41 ? ? 1,3 1,2
ASTMA572 Gr50 ? ? 1,1
BJ 41 ? ? 1,1 1,2
H-Beam
JIS G3101 SS400 ? ?
BJ 41 ? ? 1,5 1,5 1,2
Wide Flange
JIS G3101 SS400 ? ?
BJ41 ? ? 1,5 1,5 1,2
Data Uji Tarik
 2940 Hasil Uji Tarik
 Dari 4 (empat) pabrik baja di Indonesia
Plates : 1584 data (2005-2011)
Wide Flange : 301 data (2010-2011)
H-beam : 59 data (2009-2011)
 Profil memenuhi persyaratan seismik
Plate ASTM/A36
700
Fy Aktual ASTM A36 Produsen B
600
Actual Strength (MPa)
Fy Aktual ASTM A36 Produsen C
500
Fy Aktual ASTM A36 Produsen D
400
Fu Aktual ASTM A36 Produsen A
300
Fu Aktual ASTM A36 Produsen B
200
Fu Aktual ASTM A36 Produsen C
100
Fu Aktual ASTM A36 Produsen D
0
0 100 200 300 400 Batas fy min = 250 MPa

Data No. Batas fu min = 400 MPa

Nilai Aktual Fy and Fu


Baja Indonesia SNI 03- Baja Amerika
(Hasil Uji Tarik) 1729-2002 AISC 341-10

Ry Rt Ry (BJ-41) Ry Rt
Pelat
ASTM A36 1,27 1,16
1,3 1,2
BJ 41 1,27 1,14
1,1
ASTMA572 Gr50 1,24 1,22
1,1 1,2
BJ 41 1,71 1,33
Profil H-Beam
JIS G3101 SS400 1,37 1,15
1,5 1,5 1,2
BJ 41 1,35 1,13
Profil Wide Flange
JIS G3101 SS400 1,39 1,16
1,5 1,5 1,2
BJ41 1,36 1,13
2. Pengembangan elemen pendisipasi energi

Sejumlah penelitian dilakukan untuk mengusulkan peningkatan


kinerja jenis elemen pendisipasi energi berbasis kelelehan baja,
berupa:

a. peningkatan kinerja elemen yang sudah ada


b. usulan jenis elemen pendisipasi energi yang baru
Peningkatan Kinerja Link
Moestopo et.all (2012)

Link Hibrida

Perbesaran Pelat Sayap


• Link geser hibrida dan link geser dengan perbesaran pelat sayap
memberikan peningkatan kekuatan, daktilitas dan disipasi energi
• Pelat sayap dengan mutu tinggi pada link geser mencegah kegagalan
akibat momen lentur pada ujung link.
• Perbesaran pelat sayap mengurangi besarnya tegangan aksial akibat
momen lentur pada ujung link.
Peningkatan Kinerja Link

Link Dengan Pengaku Diagonal


Yurisman, et all (2010)
Kekakuan vs Perpindahan

Beban vs Perpindahan
Pengaku diagonal pada link meningkatkan kinerja link dalam hal:
Kekuatan – Kekakuan – Daktilitas Perpindahan – Energi disipasi siklik
Peningkatan Kinerja Link

Penambahan Pelat Badan


Musbar (2018) e

Mp

V V

V <Vp V

M = Mp
M

M = Mp

1. Kontrol zona inelastik dengan Mp


2. Mengurangi penambahan besarnya Vp (pelat badan berlubang)
3. Mencegah tekuk dan kegagalan pada sayap ujung link
Zona kritis Zona kritis

Link Standar

Perkuatan Perkuatan

Link Modifikasi
Equivalent Plastic Strain
Link
200.100.5,5.8
Gaya vs Rotasi Inelastis

Link Standar Link dengan Pelat


Badan Tambahan
20 150000
Standar
(kN/mm)

Disipasi Energi (kN-mm)


MPVT02 125000
16
MPVT03
MPVL03 100000
Kekakuan

12
75000
8
50000
Standard
4 MPVT 02
25000
MPVT 03
MPVL 03
0
0
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
0 0,01 0,02 0,03 0,04 0,05 0,06 0,07 0,08
Rotasi link (rad) Rotasi link (rad)

Penurunan Kekakuan Disipasi Energi Kumulatif


Pengaruh Tegangan Sisa Pada Kinerja Link
Kurdi, et all, (2017)

Teknik Difraksi
Neutron
Tegangan sisa
sedikit lebih tinggi
pada k-area yang lebih kecil
Uji Pembebanan Siklik
Variasi k-area

Variasi jumlah las pelat pengaku


Peningkatan Kinerja Link Geser
(i.e. peningkatan kapasitas rotasi inelastik)

Terkait dengan pengaruh tegangan sisa :


- meningkatkan luasan k-area di daerah pengelasan
pelat pengaku atau pelat tambahan pada elemen link

- menyeimbangkan pengaruh tegangan sisa dengan


pengelasan pelat pengaku pada kedua sisi link.
Usulan Elemen Pendisipasi Energi

Steel Damper:
1. Uniaxial Seismic Energy Dissipater (USED)
2. X-Steel Damper
3. Steel Pipe Damper
4. Link-Coupling Beam in Core Frames
1. Uniaxial Seismic Energy Dissipater
Mangkoesoebroto and Moestopo (2013)
2. X- Damper
Teruna, et all (2015)
3. Steel Pipe Seismic Damper
Utomo,J et.all (2017)

Vertical Damper Horizontal Damper


Plain pipe :
Support Reaction vs Lateral Displacement
Uji Pembebanan Siklik
Vertical Damper
Horizontal Damper
3. Kajian kinerja berbagai sistem struktur baja pemikul beban gempa
(terbanyak)

→ sebagian besar berupa kajian numerik,


berupa aplikasi ketentuan SNI dalam desain berbagai sistem struktur
baja tahan gempa
→ parameter kajian:
denah/model struktur, jumlah lantai bangunan, ukuran bentang,
jenis penampang, jenis elemen pendisipasi energi, jenis sambungan, dsb.
Sistem struktur baja tahan gempa
a. Moment-resisting Frames
b. Concentrically Braced Frames (CBF)
c. Buckling-Restrained Braces (BRB)
d. Eccentrically Braced Frames (EBF)
e. Steel Plate Shear Walls (SPSW)
Kajian Eksperimental:

1. Kinerja EBF dengan Bresing-X


M.Moestopo and Khairullah (2003)
2. Buckling-Restrained Truss-Girders
Sugihardjo et all (2006)
3. Core Steel Frames with Link–Coupling Beam
Moestopo, et.all (2017)

FTSL ITB - AUN/SEED-Net - Tokyo Institute of Technology


- Nippon Steel
Uji Pembebanan Siklik
Regangan :
Kolom :

Rotasi Link geser:

Balok perangkai :
Link Geser

Link geser leleh sebagai sekering untuk mendisipasi energi seismik


Tidak terjadi leleh atau deformasi berlebihan pada balok perangkai,
kolom, bresing, dan balok.
Keuntungan lain:
- Area core lebih luas
- Link yang rusak mudah diganti setelah gempa terjadi.
4. Kinerja Sambungan Momen pada Dinding Geser Pelat Baja
(Steel Plate Shear Wall)
Purba dan Moestopo (2018-sekarang)

Merupakan lanjutan dari rangkaian penelitian oleh Purba dan Bruneau


(2009,2014, 2015), yang diantaranya telah diadopsi pada ASIC 341-2016.
Kegagalan pada sistem struktur SPSW diamati pada sambungan momen
diantara Elemen Batas Horisontal (balok) dan Elemen Batas Vertikal
(kolom).
Kajian kinerja dilakukan terhadap 3 jenis sambungan.
Tantangan dan Peluang Pengembangan

Kolaborasi diantara stake-holders industri konstruksi baja


(produsen baja, fabrikator, kontraktor, konsultan, perguruan tinggi,
Lembaga riset, dan Pemerintah) dalam hal :

a. Pengembangan struktur baja tahan gempa yang handal dan ekonomis


yang diperlukan para pengguna.

b. Pengembangan industri konstruksi baja yang terintegrasi.


Terimakasih
Atas perhatiannya

Anda mungkin juga menyukai