(Steel Reinforcement)
Problem baja tulangan yang perlu dibahas:
Baja tulangan (steel reinforcement), grade mutu tulangan, pengujian tarik baja
tulangan, karat dan proteksi karat, kasus dalam praktek
A. Baja Tulangan
wiremesh/kawat jaring
Ketentuan properti baja tulangan menurut SNI 2847-2019
TASK 2:
Baja tulangan yang digunakan harus baja tulangan ulir, kecuali untuk
tulangan spiral atau baja prategang diperbolehkan memakai tulangan polos.
Untuk memastikan mutu tulangan baja maka perlu dilakukan pengujian tarik dan lentur (tension and bending
testing) sesuai ASTM A706 dan A615, SNI 2847-2019 pasal 20.2.2.5
- Ukur geometri tulangan (diameter, panjang batang dan berat tulangan sesuai toleransi menurut SNI
2052-2017) alat sigmat untuk ukur dia.
- Uji tarik baja tulangan dengan ketentuan SNI 2847-19 pasal 20.2.2.5
- Pengukuran elongasi
- Uji lengkung (bending test) >> uji lengkung 180 derajat (uji lengkung dapat dikatakan berhasil bila
hasilnya pada bagian kulit luar benda uji yang dilengkungkan tidak terjadi retak-retak) untuk ukuran
diameter lengkung sesuai tabel 3 ASTM A706
- Evaluasi dan laporan hasil pengujian baja tulangan
D. Karat dan Proteksi Karat pada Baja Tulangan
1. Karat pada baja tulangan
2. Proteksi karat pada baja tulangan
>> Bangunan yang dekat atau berada pada lingkungan yang
sangat korosif, maka baja tulangan dianjurkan untuk
dicoating dengan seng (zinc, hot-dip galvanized) atau
epoxy, sesuai dengan SNI 2847-2019 pasal 20.6.2.
Gedung Thamrin Nine Poin penting dalam pemakaian baja tulangan BjTS
Dibangun (2014-2021). Memakai baja tulangan BjTS 550 MPa adalah untuk memastikan bahwa produksi
500 hanya untuk tiang bor sampai pondasi rakit
BjTS 550 MPa ini sesuai dengan ketentuan ASTM
sedangkan upper struktur memakai baja tulangan
A706 sebagai tulangan alloy rendah.
BjTS 400
Ketentuan Umum
Tulangan
nilai mutu beton fc’ (tabel 19.2.1.1) dan kelas
mutu baja tulangan (pasal 20.2).
Spacer
dari pengaruh cuaca luar dan juga sebagai fire
protection, dan perlindungan terhadap lingkungan
yang korosif.