Anda di halaman 1dari 90

BAJA

Oleh :
Fauzi Widyawati

Referensi : pengantar material teknik, Bondan T. Sofyan


callister book chapter 11
komposisi kimia (paduan)
Klasifikasi Baja

struktur mikro
Pembuatan Besi (sponge & pig iron)
Peleburan Baja dengan BOF & EAF
Pembekuan dan Pengerolan Panas Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Produk Baja Hasil Reduksi

Fe C ➢ Carbon dihasilkan dari hasil penambahan Coke


(max 2%) (kokas)
Si ➢ Si dihasilkan dari penambahan scrap dan
lining material tungku peleburan
Mn ➢ Mn ditambahkan sebanyak ± 8x Sulfur
S ➢ Sulfur dibatasi max ±0.035% dihasilkan dari
penambahan limestone/coke
P ➢ Phosfor dibatasi max ±0.035% dihasilkan dari
penambahan limestone
Unsur-unsur S dan P dibatasi jumlahnya dalam komposisi baja karena akan membentuk
inklusi.
Ukuran inklusi distandarisasi pada ASTM E 44/45
“Inklusi menentukan grade atau kualitas baja. Baja dengan sedikit
inklusi akan memiliki kualitas yang lebih baik”
Produk Baja Hasil Reduksi
Secara umum jenis-jenis inklusi :
•Sulfida : Besi sulfida(FeS), Mangan sulfida (MnS)
•Oksida : Besi Oksida, Mangan oksida, chromoksida, titan
oksida
•Silikat : Besi silikat, mangan silikat

FeS tidak diharapkan dalam baja karena:


1.Menurunkan titik cair baja menjadi ± 700°C
2.Memicu munculnya hot crack pada HAZ saat pengelasan
3.Memicu munculnya hot shortness pada proses hot working baja
Tugas 1

1. Jelaskan secara lengkap reaksi kimia yang terjadi di dalam blast


furnace.
2. Jelaskan perbedaan proses direct reduction dan indirect reduction
pada proses produksi baja.
3. Jelaskan proses produksi baja dengan jalur direct reduction yang
dilakukan di PT. KRAKATAU STEEL
4. Jelaskan yang fungsi unsur-unsur carbon, sulfur, phosfor, mangan,
silikon sebagai komposisi dari baja.

*jelaskan selengkap mungkin dan sertakan referensi yang dipakai dari mana.
Pertemuan ke-3

Dalam membandingkan standar baja satu dengan standar lainnya tidak persis sama
(equivalent) namun comparable bila dilihat dari komposisi kimia dan mechanical
properties baja tersebut.
AISI-SAE
• Tipe standarisasi berdasarkan komposisi kimia.
• Definisi penomoran :
1. Angka pertama menunjukkan jenis baja
2. Angka kedua menunjukkan
a. Kadar unsur paduan sederhana,
b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan kompleks.
3. Dua angka terakhir menunjukkan kadar karbon (%)
4. Apabila ada huruf didepan angka maka menunjukkan proses
pembuatan baja
AISI - SAE
10XX

Carbon content (%w)

Plain Carbon
AISI - SAE AISI - SAE AISI - SAE AISI - SAE
1045 2330 8627 51 B 60

0.45%C .........%C .........%C .........%C


Plain Carbon ................. ................. .................
JAPANESE INDUSTRIAL STANDARD (JIS)
• Dikembangkan oleh japanese industrial standards comitee
• Diawali dengan huruf SS atau G dan dikuti dengan bilangan yang
menunjukkan kekuatan tarik minimum dalam satuan kg/mm2
• Diawali dengan huruh S dan diikuti dengan bilangan yang menunjukkan
komposisi kimianya.
• Golongan stainless steel biasanya mengikuti grade dari ASTM dengan
menggunakan kode huruf SUS diikuti dengan kode angka sesuai dengan
AISI/SAE

• Contoh :
- JIS G4105 = baja karbon Cr Mo, hot rolled
- JIS G5101 = baja karbon cor
- JIS G3201 = baja karbon tempa
- JIS G3102 = baja karbon untuk konstruksi mesin
- JIS G3101 = baja karbon untuk konstruksi biasa
DEURSCHES INSTITUT FUR NORMUNG (DIN)
• Dikembangkan oleh DEURSCHES INSTITUT FUR NORMUNG di negara jerman
• ketentuan penamaan material baja standar DIN :
- Diawali dengan huruf ST dan diikuti bilangan yang menunjukkan kekuatan
tarik minimum

- Diawali dengan huruf ST dan diikuti bilangan yang menunjukkan komposisi


kimianya
- Baja paduan rendah, angka sebelum huruf menunjukkan kadar karbon,
huruf menunjukkan unsur paduan diikuti beberapa angka yang
menunjukkan :

https://beyond-steel.blogspot.com/2014/12/sistem-penomoran-baja-standar-jis-dan-din.html
• DIN

Code Material Type of Treatment Tensile Yield Elongation


Number Number deoxidation condition strength point (%)
2 2
(kg/mm ) (kg/mm ) [lo=5do]
St 33-1 1.0033 - - 18
33-50 19
St 33-2 1.0035 - - (14)
USt 34-1 1.0100 U U, N
RSt 34-1 1.0150 R U, N
34-42 21 28 (20)
USt 34-2 1.0102 U U, N
USt 34-2 1.0108 R U, N
USt 37-1 1.0110 U U, N
RSt 37-1 1.0111 R U, N
USt 37-2 1.0112 U U, N 37-45 24 25 (18)
USt 37-2 1.0114 R U, N
St 37-3 1.0116 RR U, N

19
• DIN

20
Klasifikasi Baja (Steel)

PENTING:
Terdapat perbedaan range komposisi untuk pengelompokan baja berdasarkan komposisi
karbonnya. Tidak ada pakem yang pasti mengenai ini, sehingga bisa saja menggunakan komposisi
yang mana saja asalkan cantumkan referensinya.

Referensi : ASM handbook vol 1 halaman 262


Klasifikasi Baja (Steel)

Low carbon steel


C<0.25%
Medium carbon
steel
0.25%<C<0.6%
High carbon steel
0.6%<C<1.4%

Referensi : callister 9th edition halaman 411


Eutectic line
T = 1147C

Eutectoid line
T = 727C

Hypo Hyper
eutectoid eutectoid

eutectoid
Klasifikasi Baja (Steel)

HYPOEUTECTOID EUTECTOID HYPEREUTECTOID


FERIT & PERLIT PERLIT SEMENTIT & PERLIT

Baca lebih lanjut mengenai klasifikasi baja eutectoid pada buku callister 9.19
Microstructure of a UNS G10100 Microstructure of a normalized UNS
Microstructure of coarse-grain plain
steel sheet. The proper G10080 steel showing unresolved
carbon UNS G10400 steel showing a
microstructure of equiaxed ferrite pearlite (dark) islands in a ferritic
proeutectoid network of ferrite
grains. matrix. 4% picral etch. 1000x
outlining the prior-austenite grain
boundaries. The matrix is pearlite
(dark etching constituent).
4% picral etch. Original magnification
100×

Microstructure of pearlite colonies in plain carbon UNS G10800 steel taken in


the SEM. 4% picral etch. Original magnification 2000× Referensi : ASM handbook vol 9
Alloy Steel
Stainless Steel
High Chromium content (>10%)
Corrosion resistant, hight strength and ductility
“Stainless” > chromium oxide resists corrosion
Alloy Steel
Stainless Steel
Alloy Steel

Stainless Steel
Alloy Steel
Tool and Die Steels: High strength, impact toughness,
wear resistance
Alloy Steel

Tool and
Die Steels
Alloy Steel
Tool and Die Steels
Alloy Steels

Approximate cost of raw materials for Various


Product Forms
Selesai
BAJA PERKAKAS
• Baja perkakas/tool steel/baja premium
• Merupakan salah satu jenis baja yang dirancang untuk digunakan sebagai
perkakas (tools) dan lazim digunakan untuk :
a. Memotong (cutting) ex: saw blade
b. Forming ex: hammer, anvil, mold (plastic mold / metal mold)

• Unsur-unsur paduan yang ditambahkan untuk baja perkakas seperti :


a. Karbon sebagai unsur pembentuk karbida (carbide former).
b. wolfram, krom, vanadium sebagai carbide former pada temperatur yang
berbeda-beda.
c. Molibdenum untuk mempertahankan keuletan pada baja yang
mengadung banyak karbida.
d. Mangan untuk memperbaiki respon terhadap ketahanan panas dan
untuk desulfurisasi.
Plain Carbon Steel
Effect of trace elements on carbon steel
0-1% manganese:
reacts with sulfur, to produce MnS soft inclusions increased yield
strength

0-0.05% sulfur:
if insufficient manganese, sulfur will react with iron at grain
boundaries, cracking during working

0-0.04% phosphorous:
forms brittle Fe3P compound

0-0.03% silicon:
forms silicate inclusions (SiO2) but has little effect on properties
Plain Carbon Steel

Limitation of Carbon Steel


Alloy Steel
General Effect of Alloying Elements in Steel
Alloy Steel
Effects of alloy elements in steel
Alloy Steel
Effect of alloy element in steel
Alloy Steel
Effect of alloy element in steel
Alloy Steel
Alloys favorably affecting properties

Hardenability Strength Toughness Machinability


Introductions to Cast Iron Materials
(PENGENALAN MATERIAL BESI COR)
Diagram Fe - C

Cast Iron : Besi dengan


Kandungan karbon diatas 2%
Karbon dapat berbentuk
karbida (Fe3C) dan atau
Grafit bebas

Steel Cast Iron

44
Klasifikasi Besi Cor

45
Pembekuan Kelabu
• Pembentukan Grafit dipengaruhi oleh:
• Laju Pendinginan
• Komposisi Kimia
• Pengintian

46
Kecepatan Pendinginan

• Kecepatan pendinginan
dipengaruhi ketebalan benda
• Bagian tipis lebih cepat
dingin daripada bagian tebal
• Semakin tipis akan
cenderung terjadi
pembekuan putih (chilled)
• Semakin tipis kekerasan
meningkat
47
Grafit
• Karbon yang berkumpul/berkoloni membentuk cluster grafit

48
BENTUK GRAFIT

LAMELAR KEPITING

VERMIKULAR MAWAR

MAWAR BULAT 49
TIPE GRAFIT

• Type A : Distribusi seragam


dengan orientasi yang random.
Type ini memiliki kekuatan yang
paling optimum dibanding type
lainnya.
• Type B : Rosette graphite
• Type C : Hypereutektik graphite
• Type D : Undercooled graphite
• Type E : Hypoeutektik graphite or
interdendritic graphite

50
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)

• Istilah lainnya : GG, FC, Besi tuang kelabu, Besi cor


bergrafit serpih.
• Besi cor ini memiliki kandungan karbon tinggi antara
3,2% s/d 3,7% .
• Sebagian karbon membentuk grafit berbentuk
lamelar (cacing) sisanya membentuk struktur ferit
perlit pada mikrostrukturnya.
• Apabila dipatahkan memiliki warna patahan kelabu.

51
Besi Cor Bergrafit Lamelar

• Sifat besi cor bergrafit lamelar adalah :


• Rapuh
• Mempunyai harga mampu tarik 10 s/d 30 N/mm2
• Dapat meredam getaran
• Konduktivitas termal lebih baik dibanding baja tuang
• Penggunaan :
• Peralatan otomotif : blok mesin, silinder kop, tromol rem,
blok motor dll
• Pipa ukuran besar
• Badan mesin bubut, frais dll

52
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)
• Keunggulan : • Kekurangan :
• Murah dan mudah di proses • Mampu impak rendah
mesin
• Temperatur peleburan 1140o C - • Getas / rapuh
1300o C
• Tidak ada elongasi
• Dapat meredam getaran
• Tidak cocok untuk aplikasi
• Ketahanan gesek cukup
dengan beban tinggi, dinamis
• Kuat tarik 100 - 350 N/mm2 dan dan kejut (impak)
Kuat tekan tinggi 600 - 1000
N/mm2
• Cocok dipakai untuk aplikasi
yang membutuhkan rigiditas dan
ketahanan gesek
53
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)

• Kurva Uji Tarik Besi Cor

54
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)

• Struktur Mikro Besi Cor Lamelar

Grafit
Perlit

Ferrit

55
Pengaruh Komposisi Kimia Pada FC
• Menurunkan titik cair s/d 1140 o C,
UNSUR UTAMA : pada kondisi eutektik (4,3 % C)
• Karbon
• Menghasilkan lebih banyak grafit
• Keberadaan grafit menurunkan
kekerasan dan kekuatan
• Menstabilkan pembentukan ferrit

• Silisium • Menurunkan kekerasan → meningkatkan


kecenderungan perubahan sementit
menjadi grafit dan ferrit
• Meningkatkan kegetasan → temperatur
transisi getas meningkat
56
Pengaruh Komposisi Kimia Pada FC
UNSUR UTAMA : •Mengikat kelebihan sulfur menjadi MnS
•Menstabilkan pembentukan perlit
• Mangan •Meningkatkan kekerasan
•Range komposisi 0,2 - 0,7 %

•Meningkatkan mampu cor


• Phosphor •Baik untuk benda tipis
•Pada benda tebal beresiko terjadi cacat shrinkage.
•Range komposisi 0,2 - 1,0 %
• Tidak diinginkan (max. 0,15 %)
• Membentuk FeS dan MnS
• Sulfur • FeS mendorong pembentukan sementit dan
membentuk lapisan di batas butir, sehingga
meningkatkan kekerasan dan kegetasan
• MnS berbentuk cair dan cenderung terapung diatas
57
DEFINISI Besi Cor Bergrafit Bulat (FCD)

• Besi cor nodular merupakan salah satu jenis besi dengan kandungan
karbon > 2,06 % masuk dalam kelas besi cor (cast iron)
• Penambahan kata nodular dikarenakan besi cor nodular memiliki
matriks struktur dasar ferrit – perlit dengan grafit berbentuk bulat
• Karakter besi cor bergrafit bulat
• Struktur mikro berupa grafit nodular dengan matriks perlit atau perlit-ferit
• Mampu tekan baik
• Mampu pemesinan baik
• Mampu las kurang baik
• Kuat tarik sampai 800 MPa

58
STRUKTUR MIKRO

• Struktur mikro dan pembulatan grafit besi cor nodular menentukan


kuat tarik dan elongasinya yang ditentukan oleh prosentase masing-
masing matriks dasar ferrit dan perlit, serta prosentase pembulatan
grafit yang terjadi
• Ferrit memiliki kuat tarik rendah dan elongasi tinggi dan perlit
memiliki kuat tarik tinggi dan elongasi rendah
• Semakin banyak struktur perlit maka kuat tarik akan semakin tinggi
namun elongasi menurun
• Semakin baik prosentase nodularisasi (pembulatan) grafit yang
terjadi semakin tinggi kuat tarik dan elongasinya

59
STRUKTUR MIKRO

Kelas 60-40-18 (kuat tarik 414 MPa, elogasi 18 %) Kelas 65-45-12 (kuat tarik 448 MPa, elogasi 12 %)

Kelas 80-55-06 (kuat tarik 552 MPa, elogasi 6 %) Kelas 100-70-03 (kuat tarik 689 MPa, elogasi 3 %)

60
Besi Cor Bergrafit Bulat (FCD)

• Struktur Mikro FCD


Grafit
Perlit

Ferrit

61
STRUKTUR MIKRO

62
Besi Cor Bergrafit Bulat (FCD)

• Kurva Uji Tarik FCD

63
PERTUMBUHAN GRAFIT BULAT
A B C D

A = Gas
B = Grafit kristal
tunggal
C = Cairan
D = Besi padat

• Pada temperatur mendekati pembekuan sebagian besar oksigen yang terkandung dalam
material akan membentuk presipitat sebagai inklusi SiO2 mikroskopik
• Sebagian dari inklusi tersebut bereaksi dengan karbon
SiO2 + 2 C → Si + CO Basal Plane
(0001)
• Grafit menginti pada permukaan gelembung gas CO
• Kristalisasi grafit tumbuh sepanjang arah bidang 0001
Prism Plane
A = Gas
( 1010)
B = Grafit kristal tunggal
C = Cairan
D = Besi padat
• Pertumbuhan berlanjut sampai gelembung gas terisi penuh oleh grafit
64
Penentuan Si

• Si berfungsi sebagai promote ferit dan mendorong


terbentuknya grafit
• Semakin tinggi nilai CE maka semakin tinggi Si yang
harus diberikan agar tidak terjadi pembekuan putih
• Penentuan Si tergantung dari kualitas BCN yang mau
dibuat
• Pemberian Si berkisar antara 1,9 s/d 2,8 %
• Semakin tinggi kualitas BCN semakin rendah Si yang
diberikan pada range tersebut

65
Penentuan P max

• Unsur P berfungsi untuk meningkatkan mampu cor dari cairan


• Namun bila terlalu tinggi akan membuat bahan rapuh
• Kandungan P untuk FCD adalah:
• 0,03 % untuk struktur feritis
• 0,05 % untuk perlitis

66
Penentuan S max

• Kandungan belerang (S) pada dasarnya tidak diinginkan


• Belerang membuat FCD rapuh dan mengganggu pembulatan grafit
• Namun keberadaannya tidak bisa dihindari karena pada base material yang
digunakan biasanya sudah mengandung belerang seperti besi bekas atau pig iron
• Untuk mendapatkan FCD yang baik maka kandungan belerang max adalah 0,02 %
• Untuk menghasilkan coran FCD yang berkualitas baik maka apabila kandungan
sulfur di cairan dasar sangat tinggi maka perlu diturunkan kandungan sulfur dengan
desulfurisasi
• Metoda desulfurisasi yang dapat dilakukan yaitu:
• Pemberian Sodium Oxide (Na2O)
• Pemberian Calcium Carbide (CaC2)
• Pemberian Calcium Oxide (CaO)

67
Penentuan Mg

Fungsi Mg adalah:
• Mengikat belerang sehingga cairan bersih
• Meningkatkan tegangan permukaan yang membuat
pembulatan grafit
• Kandungan Mg rest yang harus tersedia pada FCD adalah
berkisar 0,03 % s/d 0,06 %
• Bila Mg > 0,06 % maka dapat terjadi karbida dan bila Mg <
0,03 pembulatan grafit kurang sempurna

68
Inokulasi

• Inokulasi bertujuan untuk memberikan zat asing pada


cairan yang berfungsi sebagai tunas pembentukan butiran
• Dengan adanya inokulasi maka butiran akan lebih halus,
menghindari pembekuan putih (adanya ledeburit) dan
penyeragaman grafit
• Jumlah inokulan yang disarankan untuk FCD yaitu :
berkisar 0,3 % – 0,4 % dari berat total cairan

69
Besi Cor Putih

• Besi cor putih Ni-Cr, paduan Cr rendah dengan 3 – 5 % dan 1 – 4% Cr


• Besi cor putih Cr-Mo, paduan Cr 11 - 23% dengan Mo sampai 3%

70
Besi Cor Putih Ni-Cr (Ni Hard)

• Besi cor putih Ni-Cr dikenal dengan nama Ni-Hard


• Penggunaan untuk spare part dengan beban abrasi
tinggi seperti mesin penghancur atau grinding
• Paduan utama Nikel dan Chrom
• Keberadaan nikel sebagai paduan mendorong
pembentukan struktur martensit yang bersifat keras.
• Keberadaan Cr menghasilkan pembekuan putih yaitu
menghasilkan struktur karbida.

71
Penggunaan

• Komposisi optimum Ni-Cr bergantung dari kebutuhan


penggunaannya,
• Kelas NiHard yang umum dipakai ada 3 yaitu Ni Hard 1
Nihard 2 dan Ni Hard 4
• Ketahanan abrasi merupakan fungsi dari kekerasan makro
dan jumlah keberadaan karbida.
• Untuk penggunaan dengan beban abrasi tinggi maka
penggunaan Ni-hard 1 direkomendasikan.
• Apabila kondisi kerja memiliki beban impak maka jenis Ni-
hard 2 direkomendasikan, Ni-hard 2 memiliki jumlah karbida
yang lebih sedikit sehingga ketangguhannya lebih tinggi.
• Jenis Ni-hard 4 merupakan modifikasi besi cor Ni-Cr dengan
meningkatkan kadar Cr (7 - 11%) dan meningkatkan kadar Ni
(5 – 7%) ketahanan impak Ni Hard 4 lebih baik
72
Pengaruh Komposisi Kimia Ni Hard
• Nikel diberikan untuk menekan pembentukan perlit. Semakin
tebal benda yang dicor maka semakin banyak jumlah nikel yang
diberikan. Untuk ketebalan benda 38 – 50 mm diberikan nikel
sebanyak 3,4 – 4,2 %. Namun pemberian nikel yang terlampau
tinggi akan meningkatkan pembentukan austenit sisa akibatnya
kekerasan menjadi lebih rendah.
• Silisium diberikan dengan tujuan untuk meningkatkan mampu
cor cairan selain itu silisium dapat meningkatkan pembentukan
martensit sehingga kekerasan benda dapat menjadi lebih tinggi.
Namun pemberian silisium yang terlampau tinggi dapat
meningkatkan kecenderungan pembentukan perlit.
• Chrom diberikan untuk menurunkan kecenderungan
pembentukan grafit yang di dorong oleh adanya Si dan Ni.
Pemberian Cr meningkat dengan semakin tebalnya benda kerja.
Cr akan membentuk karbida eutektik M7C3 yang memiliki sifat
keras namun getas. 73
Pengaruh Komposisi Kimia Ni Hard
• Mangan diberikan untuk meningkatkan hardenability dan
menghindari pembentukan perlit. Mn juga berpotensi untuk
membentuk austenit. Pemberian mangan berlebih tidak
disarankan karena akan menghasilkan pembentukan
austenit yang banyak dan menurunkan kekerasan makro.
• Tembaga (Cu) diberikan untuk meningkatkan hardenability
dan pembentukan austenit. Cu dapat menggantikan
sebagian fungsi nikel sehingga dapat mengurangi
penggunaan nikel.
• Molibden berpotensi sebagai unsur yang meningkatkan
hardenability dan digunakan untuk benda kerja yang sangat
tebal.

74
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2

• Komposisi Kimia
Komposisi paduan (%)
Grade
C Si Mn S P Ni Cr Mo
Ni H 1 3,0-3,6 0,3-0,5 0,3-0,7 Max 0,15 Max 0,3 3,3-4,8 1,5-2,6 0-0,4
Ni H 2 Max 2,9 0,3-0,5 0,3-0,7 Max 0,15 Max 0,3 3,3-5,0 1,4-2,4 0-0,4

• Struktur mikro dari Ni Hard 1 dan Ni Hard 2 terdiri dari dendrit primer
dan karbida eutektik. Karbida yang terbentuk dari jenis plat karbida
M3C dengan matriks martensit , bainit atau rest austenit.

75
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2

• Struktur mikro NiHard As Cast

76
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2

• Perlakuan Panas
• Menaikan temperatur sampai 275 oC, penahanan 12 – 24 jam , pendinginan
udara. Rest austenit akan berubah menjadi martensit/bainit, sehingga
meningkatkan kekerasan.

77
Ni Hard 4

• Struktur mikro dari Ni Hard 4 terdiri dari karbida yang


terbentuk dari jenis plat karbida M7C3 yang jumlahnya lebih
sedikit dibanding Ni H1 dengan matriks rest austenit dan
sedikit martensit serta ada secondary karbida.

78
Ni Hard 4

• Perlakuan panas
• Menaikan temperatur sampai 450 oC, penahanan 4 jam ,
pendinginan udara atau dalam tungku. Tempering 275 o C
selama 4 – 16 jam pendinginan udara. Rest austenit akan
berubah menjadi martensit , sehingga meningkatkan
kekerasan.

79
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable)

• As-cast berupa besi cor putih → Pembentukan grafit dan


struktur ferrit didapat dengan proses perlakuan panas.
• Setelah perlakuan panas besi cor ini memiliki grafit → temper
carbon
• Jenis besi cor mampu tempa
• Blackheart
• Whiteheart
• Strukturmikro matriks
• Feritik
• Perlitik
• Martensitik

80
Pengaruh unsur paduan

• Toleransi paduan + 0.05 % sampai + 0,15 %


• Kandungan karbon yang mendekati nilai minimun sebaiknya dihindari
• Menurunkan mampu alir cairan
• Meningkatkan penyusutan cair
• Menurunkan annealability (kemampuan untuk di anil)
• Kandungan silisium jangan terlalu banyak
• Menghindari pembentukan grafit selama proses pembekuan
• Kandungan mangan dan sulfur dijaga seimbang
• Pemberian mangan ditujukan untuk mengikat sulfur
• Sisa mangan yang terlalu banyak akan membuat proses anil yang diperlukan
lebih lama
• Hindari adanya Chrom karena akan mempersulit terbentuknya grafit saat
proses anil
• Hindari terjadinya struktur mottled (campuran struktur putih dan kelabu) →
akan menurunkan kemampuan mekanik → kontrol kandungan karbon dan
silisium
81
Aplikasi Besi Cor Mampu Tempa
• Penggunaan bahan ini dikarenakan
• Mampu mesin baik
• Keuletan baik
• Mampu cor baik
• Ketangguhan baik

82
Struktur mikro

As-cast

Feritik

83
Struktur mikro

Perlitik
84
Struktur mikro

Martensitik
85
86
Ketahanan korosi

• Besi cor mampu tempa feritik dapat ditingkatkan ketahanan


korosinya dengan menambahkan unsur Cu (tembaga) sampai 1%
• Dapat pula diberikan galvanis

87
Las

• Proses pengelasan tidak disarankan dilakukan


• Proses pengelasan menghasilkan struktur getas
pada daerah las
• Selama proses pengelasan karbon akan terlarut kedalam
matriks struktur mikro → membeku cenderung
membentuk karbida yang getas
• Untuk menghilangkan struktur getas → proses anil
kembali

88
Modifikasi Besi Cor

• Modifikasi struktur matriks besi cor dapat menghasilkan peningkatan


kekuatan besi cor atau perbaikan sifatnya
• Metode yang digunakan adalah:
• Penambahan unsur paduan
• Perlakuan panas

89
Modifikasi Besi Cor
• Besi cor perlitik
Pemberian nikel sebanyak 0,5-2%, Cr sebanyak 0,8% dan Mo sampai 0,6%
digunakan untuk menghasilkan matriks perlitik. Besi cor dengan Ni-Cr-Mo
dapat digunakan untuk aplikasi penggunaan dengan kondisi thermal shock
seperti molding die-casting dan brake drum. Ni dan Cr berfungsi untuk
meperhalus butiran dan Mo meningkatkan kekuatan matriks. Besi cor
dengan Cr 0,6% dan Mo 0,6% memiliki sifat tahan aus dan dapat digunakan
untuk aplikasi lining ruang bakar mesin dan dies.
• Besi cor acicular
Dengan pemberian C 2,9-3,2%, Ni 1,5-2,0, Mo 0,3-0,6% dapat menghasilkan
besi cor dengan kekuatan tinggi tahan benturan. Penggunaan untuk
crankshaft, roda gigi dan kolom mesin. Dengan penggunaan jumlah Ni dan
Mo yang tepat dan laju pendinginan yang sesuai maka struktur acicular
dapat terbentuk.
• Besi cor martensitik
Pemberian Ni 5-7% dapat menghasilkan struktur martensit as-cast sehingga
menghasilkan kekerasan yang tinggi.
• Besi cor Austenitik
Penggunaan Nikel sebanyak 11-33% dapat menghasilkan matriks austenitik
pada besi cor. Sifat besi cor menjadi non magnetik, tahan panas dan korosi
90
TUGAS 3
Tugas untuk pertemuan 6 dan 7 (UTS)

• Silahkan masing” orang mencari 1 produk dari bahan/ material besi


cor (besi cor jenis apapun)
• Lalu, uraikan dan jelaskan mengapa produk tersebut menggunakan
material besi cor, (apa pertimbangannya), lalu jelaskan mekanisme
kerja benda tersebut sehingga pas dan benar apabila menggunakan
material besi cor. Jelaskan proses pembuatan material tersebut.
• TUGAS DIBERIKAN SECARA BERKELOMPOK.
• 1 KELOMPOK TERDIRI DARI 2 ORANG.
• USAHAKAN MASING” KELOMPOK BERBEDA PRODUK DARI BESI
CORNYA..
• TUGAS DIKUMPULKAN DALAM BENTUK PPT POWER POINT DAN
DIKUMPULKAN DALAM GRUP KELAS
• TUGAS DIBERIKAN TANGGAL 8 APRIL DAN DIKUMPULKAN TANGGAL
14 APRIL

Anda mungkin juga menyukai