Oleh :
Fauzi Widyawati
struktur mikro
Pembuatan Besi (sponge & pig iron)
Peleburan Baja dengan BOF & EAF
Pembekuan dan Pengerolan Panas Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Bentuk-Bentuk Produk Baja
Produk Baja Hasil Reduksi
*jelaskan selengkap mungkin dan sertakan referensi yang dipakai dari mana.
Pertemuan ke-3
Dalam membandingkan standar baja satu dengan standar lainnya tidak persis sama
(equivalent) namun comparable bila dilihat dari komposisi kimia dan mechanical
properties baja tersebut.
AISI-SAE
• Tipe standarisasi berdasarkan komposisi kimia.
• Definisi penomoran :
1. Angka pertama menunjukkan jenis baja
2. Angka kedua menunjukkan
a. Kadar unsur paduan sederhana,
b. Modifikasi jenis baja paduan untuk baja paduan kompleks.
3. Dua angka terakhir menunjukkan kadar karbon (%)
4. Apabila ada huruf didepan angka maka menunjukkan proses
pembuatan baja
AISI - SAE
10XX
Plain Carbon
AISI - SAE AISI - SAE AISI - SAE AISI - SAE
1045 2330 8627 51 B 60
• Contoh :
- JIS G4105 = baja karbon Cr Mo, hot rolled
- JIS G5101 = baja karbon cor
- JIS G3201 = baja karbon tempa
- JIS G3102 = baja karbon untuk konstruksi mesin
- JIS G3101 = baja karbon untuk konstruksi biasa
DEURSCHES INSTITUT FUR NORMUNG (DIN)
• Dikembangkan oleh DEURSCHES INSTITUT FUR NORMUNG di negara jerman
• ketentuan penamaan material baja standar DIN :
- Diawali dengan huruf ST dan diikuti bilangan yang menunjukkan kekuatan
tarik minimum
https://beyond-steel.blogspot.com/2014/12/sistem-penomoran-baja-standar-jis-dan-din.html
• DIN
19
• DIN
20
Klasifikasi Baja (Steel)
PENTING:
Terdapat perbedaan range komposisi untuk pengelompokan baja berdasarkan komposisi
karbonnya. Tidak ada pakem yang pasti mengenai ini, sehingga bisa saja menggunakan komposisi
yang mana saja asalkan cantumkan referensinya.
Eutectoid line
T = 727C
Hypo Hyper
eutectoid eutectoid
eutectoid
Klasifikasi Baja (Steel)
Baca lebih lanjut mengenai klasifikasi baja eutectoid pada buku callister 9.19
Microstructure of a UNS G10100 Microstructure of a normalized UNS
Microstructure of coarse-grain plain
steel sheet. The proper G10080 steel showing unresolved
carbon UNS G10400 steel showing a
microstructure of equiaxed ferrite pearlite (dark) islands in a ferritic
proeutectoid network of ferrite
grains. matrix. 4% picral etch. 1000x
outlining the prior-austenite grain
boundaries. The matrix is pearlite
(dark etching constituent).
4% picral etch. Original magnification
100×
Stainless Steel
Alloy Steel
Tool and Die Steels: High strength, impact toughness,
wear resistance
Alloy Steel
Tool and
Die Steels
Alloy Steel
Tool and Die Steels
Alloy Steels
0-0.05% sulfur:
if insufficient manganese, sulfur will react with iron at grain
boundaries, cracking during working
0-0.04% phosphorous:
forms brittle Fe3P compound
0-0.03% silicon:
forms silicate inclusions (SiO2) but has little effect on properties
Plain Carbon Steel
44
Klasifikasi Besi Cor
45
Pembekuan Kelabu
• Pembentukan Grafit dipengaruhi oleh:
• Laju Pendinginan
• Komposisi Kimia
• Pengintian
46
Kecepatan Pendinginan
• Kecepatan pendinginan
dipengaruhi ketebalan benda
• Bagian tipis lebih cepat
dingin daripada bagian tebal
• Semakin tipis akan
cenderung terjadi
pembekuan putih (chilled)
• Semakin tipis kekerasan
meningkat
47
Grafit
• Karbon yang berkumpul/berkoloni membentuk cluster grafit
48
BENTUK GRAFIT
LAMELAR KEPITING
VERMIKULAR MAWAR
MAWAR BULAT 49
TIPE GRAFIT
50
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)
51
Besi Cor Bergrafit Lamelar
52
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)
• Keunggulan : • Kekurangan :
• Murah dan mudah di proses • Mampu impak rendah
mesin
• Temperatur peleburan 1140o C - • Getas / rapuh
1300o C
• Tidak ada elongasi
• Dapat meredam getaran
• Tidak cocok untuk aplikasi
• Ketahanan gesek cukup
dengan beban tinggi, dinamis
• Kuat tarik 100 - 350 N/mm2 dan dan kejut (impak)
Kuat tekan tinggi 600 - 1000
N/mm2
• Cocok dipakai untuk aplikasi
yang membutuhkan rigiditas dan
ketahanan gesek
53
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)
54
Besi Cor Bergrafit Lamelar (FC)
Grafit
Perlit
Ferrit
55
Pengaruh Komposisi Kimia Pada FC
• Menurunkan titik cair s/d 1140 o C,
UNSUR UTAMA : pada kondisi eutektik (4,3 % C)
• Karbon
• Menghasilkan lebih banyak grafit
• Keberadaan grafit menurunkan
kekerasan dan kekuatan
• Menstabilkan pembentukan ferrit
• Besi cor nodular merupakan salah satu jenis besi dengan kandungan
karbon > 2,06 % masuk dalam kelas besi cor (cast iron)
• Penambahan kata nodular dikarenakan besi cor nodular memiliki
matriks struktur dasar ferrit – perlit dengan grafit berbentuk bulat
• Karakter besi cor bergrafit bulat
• Struktur mikro berupa grafit nodular dengan matriks perlit atau perlit-ferit
• Mampu tekan baik
• Mampu pemesinan baik
• Mampu las kurang baik
• Kuat tarik sampai 800 MPa
58
STRUKTUR MIKRO
59
STRUKTUR MIKRO
Kelas 60-40-18 (kuat tarik 414 MPa, elogasi 18 %) Kelas 65-45-12 (kuat tarik 448 MPa, elogasi 12 %)
Kelas 80-55-06 (kuat tarik 552 MPa, elogasi 6 %) Kelas 100-70-03 (kuat tarik 689 MPa, elogasi 3 %)
60
Besi Cor Bergrafit Bulat (FCD)
Ferrit
61
STRUKTUR MIKRO
62
Besi Cor Bergrafit Bulat (FCD)
63
PERTUMBUHAN GRAFIT BULAT
A B C D
A = Gas
B = Grafit kristal
tunggal
C = Cairan
D = Besi padat
• Pada temperatur mendekati pembekuan sebagian besar oksigen yang terkandung dalam
material akan membentuk presipitat sebagai inklusi SiO2 mikroskopik
• Sebagian dari inklusi tersebut bereaksi dengan karbon
SiO2 + 2 C → Si + CO Basal Plane
(0001)
• Grafit menginti pada permukaan gelembung gas CO
• Kristalisasi grafit tumbuh sepanjang arah bidang 0001
Prism Plane
A = Gas
( 1010)
B = Grafit kristal tunggal
C = Cairan
D = Besi padat
• Pertumbuhan berlanjut sampai gelembung gas terisi penuh oleh grafit
64
Penentuan Si
65
Penentuan P max
66
Penentuan S max
67
Penentuan Mg
Fungsi Mg adalah:
• Mengikat belerang sehingga cairan bersih
• Meningkatkan tegangan permukaan yang membuat
pembulatan grafit
• Kandungan Mg rest yang harus tersedia pada FCD adalah
berkisar 0,03 % s/d 0,06 %
• Bila Mg > 0,06 % maka dapat terjadi karbida dan bila Mg <
0,03 pembulatan grafit kurang sempurna
68
Inokulasi
69
Besi Cor Putih
70
Besi Cor Putih Ni-Cr (Ni Hard)
71
Penggunaan
74
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2
• Komposisi Kimia
Komposisi paduan (%)
Grade
C Si Mn S P Ni Cr Mo
Ni H 1 3,0-3,6 0,3-0,5 0,3-0,7 Max 0,15 Max 0,3 3,3-4,8 1,5-2,6 0-0,4
Ni H 2 Max 2,9 0,3-0,5 0,3-0,7 Max 0,15 Max 0,3 3,3-5,0 1,4-2,4 0-0,4
• Struktur mikro dari Ni Hard 1 dan Ni Hard 2 terdiri dari dendrit primer
dan karbida eutektik. Karbida yang terbentuk dari jenis plat karbida
M3C dengan matriks martensit , bainit atau rest austenit.
75
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2
76
Ni Hard 1 dan Ni Hard 2
• Perlakuan Panas
• Menaikan temperatur sampai 275 oC, penahanan 12 – 24 jam , pendinginan
udara. Rest austenit akan berubah menjadi martensit/bainit, sehingga
meningkatkan kekerasan.
77
Ni Hard 4
78
Ni Hard 4
• Perlakuan panas
• Menaikan temperatur sampai 450 oC, penahanan 4 jam ,
pendinginan udara atau dalam tungku. Tempering 275 o C
selama 4 – 16 jam pendinginan udara. Rest austenit akan
berubah menjadi martensit , sehingga meningkatkan
kekerasan.
79
Besi Cor Mampu Tempa (Malleable)
80
Pengaruh unsur paduan
82
Struktur mikro
As-cast
Feritik
83
Struktur mikro
Perlitik
84
Struktur mikro
Martensitik
85
86
Ketahanan korosi
87
Las
88
Modifikasi Besi Cor
89
Modifikasi Besi Cor
• Besi cor perlitik
Pemberian nikel sebanyak 0,5-2%, Cr sebanyak 0,8% dan Mo sampai 0,6%
digunakan untuk menghasilkan matriks perlitik. Besi cor dengan Ni-Cr-Mo
dapat digunakan untuk aplikasi penggunaan dengan kondisi thermal shock
seperti molding die-casting dan brake drum. Ni dan Cr berfungsi untuk
meperhalus butiran dan Mo meningkatkan kekuatan matriks. Besi cor
dengan Cr 0,6% dan Mo 0,6% memiliki sifat tahan aus dan dapat digunakan
untuk aplikasi lining ruang bakar mesin dan dies.
• Besi cor acicular
Dengan pemberian C 2,9-3,2%, Ni 1,5-2,0, Mo 0,3-0,6% dapat menghasilkan
besi cor dengan kekuatan tinggi tahan benturan. Penggunaan untuk
crankshaft, roda gigi dan kolom mesin. Dengan penggunaan jumlah Ni dan
Mo yang tepat dan laju pendinginan yang sesuai maka struktur acicular
dapat terbentuk.
• Besi cor martensitik
Pemberian Ni 5-7% dapat menghasilkan struktur martensit as-cast sehingga
menghasilkan kekerasan yang tinggi.
• Besi cor Austenitik
Penggunaan Nikel sebanyak 11-33% dapat menghasilkan matriks austenitik
pada besi cor. Sifat besi cor menjadi non magnetik, tahan panas dan korosi
90
TUGAS 3
Tugas untuk pertemuan 6 dan 7 (UTS)