Anda di halaman 1dari 2

MAHASISWA UTS MENGAJAR SMAN 2 SUMBAWA INOVASIKAN “ECOBRICK

MIX CORNCOB AS PAVING BLOCK”

Oleh : Nursahri, Cahya Arya Fasa, Dini Sakinah Mawaddah, Muhammad Idha Pratama, Moh.
Ashariansyah, Restu Mulyawan, Hendra Gunawan, Maryan Arfa Yhuda.

Indonesia merupakan salah satu negara penyumbang sampah plastik terbesar di dunia.
Berdasarkan data Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTB tahun 2020 ada sekitar 385,16 ton
sampah plastik. Pemerintah NTB sudah melakukan berbagai macam cara untuk mengurangi
sampah plastik yang ada, baik itu dengan menerapkan Zero Waste, Bank sampah dan
Ecobrick, tetapi belum dapat memicu perubahan statistik data sampah plastik secara
signifikan, sehingga perlu adanya inovasi baru yang berdampak terhadap Zero limbah.
Sampah plastik yang banyak ditemui dalam masyarakat seperti limbah botol plastik, kantong
plastik, plastik makanan, Stayrofoam, dll.
Tak hanya sampah plastik, di Sumbawa juga terkenal dengan penghasilan tanaman
jagung yang banyak setiap tahunnya. Biasanya masyarakat hanya memanfaatkan buahnya
saja untuk memenuhi kebutuhan industri, pakan ternak, dan pemenuhan kebutuhan hidup
sehari-hari. Hal ini mengakibatkan banyaknya sampah bonggol jagung di berbagai kawasan
pertanian Sumbawa. Dengan adanya pemanfaatan limbah plastik dan efisiensi penggunaan
limbah bonggol jagung ini dapat menjadi solusi dalam penanganan limbah di Sumbawa. Oleh
karena itu, tim UTS Mengajar melakukan inovasi pembuatan paving block dari limbah botol
plastik dan bonggol jagung “corncob” sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan sampah
di Sumbawa bersama siswa-siswi SMAN 2 Sumbawa Besar.
Botol plastik yang memiliki elastisitas yang tinggi ketika dicampurkan dengan bonggol
jagung yang dibakar hingga terbentuk arang aktif banyak mengandung karbon dapat
menghasilkan sifat material baru yang keras, kuat dan getas. Kekuatan material paving block
sudah di uji dan layak digunakan sebagai paving block seperti biasanya. Paving block
berwarna hitam karena dipengaruhi oleh warna arang aktif dari bonggol jagung. Arang
bonggol jagung dihaluskan hingga berbentuk partikel kecil agar permukaan material lebih
luas dan material yang dihasilkan lebih kuat. Untuk pembuatan paving block diawali dengan
pencacahan limbah botol plastik menggunakan mesin cacah plastik di UTS. Selanjutnya
plastik yang telah dicacah dicairkan hingga titik leleh dan dicampurkan dengan arang
bonggol jagung “corncob”. Setelah lelehan plastik dan corncob tercampur, kemudian dicetak
menggunakan cetakan paving block pada umumnya. Material yang terbentuk dibiarkan
mengeras dengan sendirinya.
“Ecobrick mix corncob as paving block” ini merupakan inovasi dari mahasiswa Tim UTS
Mengajar di SMAN 2 Sumbawa yang beranggotakan 8 orang dan diketuai oleh Nursahri dari
program studi Teknik Metalurgi Fakultas Teknologi Lingkungan dan Mineral Universitas
Teknologi Sumbawa. Kegiatan ini didampingi langsung oleh Dosen Pembimbing Lapangan
UTS Mengajar yaitu ibu Suvina, S.Sn., M.Sn. Mahasiswa UTS juga melibatkan 20 siswa dari
Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) SMAN 2 Sumbawa Besar dalam proses pelaksanaan
pembuatan paving block yang dilaksanakan di SMAN 2 Sumbawa. Sampah plastik yang
dikumpulkan berasal dari sampah botol minuman siswa-siswi selama di sekolah. Proses
pembuatan paving block sangat mudah sehingga dapat diterapkan secara berkelanjutan oleh
siswa-siswi SMAN 2 Sumbawa untuk projeck masa depan.

Anda mungkin juga menyukai