Anda di halaman 1dari 9

PAVING BLOCK DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK

SEBAGAI UPAYA PENANGANAN SAMPAH


ANORGANIK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
KECAMATAN NGANTANG

Disusun oleh :
Aditya Rizky Fahmiarta
Jessica Natasya
Egista Finalisa

SMA NEGERI 1 NGANTANG


2022
Aditya Rizky Fahmiarta
Jessica Natasya
Egista Finalisa

PAVING BLOCK DARI BAHAN LIMBAH PLASTIK SEBAGAI UPAYA


PENANGANAN SAMPAH ANORGANIK DI LINGKUNGAN MASYARAKAT
KECAMATAN NGANTANG
SMA NEGERI 1 NGANTANG
2022

Pendahuluan

Ngantang merupakan wilayah kecamatan yang termasuk ke dalam Kabupaten


Malang bagian barat. Secara geografis, wilayah inin berbatasan dengan kabupaten
Kediri dan Kecamatan Kasembon, kabupaten Mojokerto di sebelah utara, Kabupaten
Blitar di sebelah selatan, dan di sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Pujon.

Kondisi lingkungan di daerah Ngantang memiliki karakterisitik pegunungan,


baik aktif maupun bukit yang menimbulkan banyak sekali lahan yang subur serta kaya
akan biodiversitas. Hal inilah yang berpengaruh pada mayoritas mata pencaharian
masyarakat Ngantang. Diantaranya ialah di sector pertanian, peternakan, dan
perdagangan.

Setiap kegiatan manusia menghasilkan sampah. Secara garus besar, sampah


dibedakan menjadi dua, yakni sampah anorganik dan sampah organic. Sampah organic
ialah sampah yang mudah terurai / mudah terdegradasi. Contohnya ialah sayuran, daun
– daunan, makanan bekas, dll. Sedangkan sampah anorganik ialah sampah yang sulit
terdegradasi sehingga sulit terurai. Seperti plastik kaca logam dan lain-lain (Wanti,
2011).

[Berdasarkan data per tahun 2018 di kecamatan Ngantang menunjukkan bahwa jumlah
kepala keluarga sebanyak 2 ribu 20020 kk (Badan Pusat Statistik Daerah Kabupaten
Malang, 2020).
Kami memperhitungkan jumlah sampah yang dihasilkan oleh setiap keluarga
minimal 1 kg sampah per hari. Jika dikalikan antara jumlah keluarga dengan minimal
sampah yang dihasilkan maka banyaknya sampah yang dihasilkan oleh masyarakat
dengan tahun sebanyak 20,02 ton per hari. Dan dalam jangka waktu 1 bulan masyarakat
dengan menghasilkan 600,6 ton sampah. Jika sampah tersebut dimuat dalam truk
dengan kapasitas 2,2 ton maka membutuhkan 273 buah truk untuk mengangkut sampah
tersebut. Sampai ini masih belum termasuk kedalam sampah pertanian perdagangan
ataupun peternakan.

Mayoritas sampah yang sulit ditangani atau susah diuraikan salah satunya ialah
sampah plastik Pampers dan pembalut. Oleh karena itu untuk mengatasi permasalahan
tersebut salah satunya dengan dibuat nya suatu produk paving block yang berbahan
limbah plastik. Pemberdayaan masyarakat untuk mengolah sampah plastik menjadi
sesuatu yang berguna dalam jangka waktu yang lama akan menimbulkan manfaat serta
sesuatu yang berguna. Serta diharap mampu mengurangi dampak negatif terhadap
lingkungan khususnya alam juga meningkatkan ekonomi masyarakat serta tersedianya
berbagai bahan bangunan dari paving block.

Isi

Paving block saat ini mulai dikenal sebagai bahan bangunan yang digandrungi
oleh masyarakat untuk membuat dataran di pekarangan dengan masih memberikan
celah untuk air hujan dapat meresap kembali ke tanah.. Pada umumnya, paving block
terbuat dari beton, yang terdiri dari kurang lebih 15% semen, 8% air, 3% udara,
selebihnya pasir dan kerikil (Wuryanti dan Candra, 2001). Karena dirasa bahwa masih
terdapat kelemahan yang dimiliki oleh paving block beton, maka muncullah inovasi
untuk membuat produk paving block dari bahan anorganik seperti palstik dan pampers.
Paving block berasal dari plastik HDPE atau sejenisnya yang nantinya akan dicetak
sesuai dengan ukuran cetakan. Hasil dari paving yang dihasilkan memiliki tingkat
kekerasan yang baik serta sifatnya yang ramah lingkungan (Sari & Nusa, 2019). Selain
itu, pembuatan paving block dari bahan palstik ini juga sebagai bentuk pengurangan
dampak sampah plastik terhadap lingkungan, khususnya lingkungan di kecamatan
Ngantang.

Metode Implementasi

Secara garis besar, pembuatan paving block dari sampah palstik ini
menggunakan tehnik cor, dengan memanaskan serta melelehkan bahan terlebih dahulu,
lalu dilakukan pencetakan sesuai cetakan paving yang sudah disiapkan. Untuk
pembuatan paving block sendiri terdapat dua cara. Yang pertama adalah teknik panas
cor dan yang kedua adalah teknik press. Perbedaan kedua teknik ini terdapat pada
perubahan sifat dari plastik. Untuk tenik pemanasan, yang terjadi adalah reaksi kimia,
sedangkan teknik press termasuk ke dalam reaksi fisika, sebab plastik tidak mengalami
perubahan sifatnya, hanya terjadi perubahan pada bentuk / ukuran. Namun, pada
kesempatan kali ini, kami mengambil metode pemanasan dan pengecoran sebagai
metode pembuatan paving block dari sampah plastik.

Alur metode pembuatan paving block ini akan dijelaskan pada diagram berikut :
Pengumpulan sampah

Pemilahan Sampah

Menyiapkan bahan pasir


kasar

Memanaskan pasir dan


mencampurkan plastik
yang telah dipilah ke
penggorengan

Mencetak adonan ke
cetakan paving

Pendinginan selama 24 jam

Uji kualitas paving

Diagram Alir Pembuatan Paving Block Plastik


1. Pengambilan sampah

Mayoritas sampah plastik dihasilkan oleh rumah tangga. Maka sumber terbesar sampah
plastik diambil dari masing-masing rumah warga baik secara swadaya atau melalui
badan penangan tertentu seperti Bank Sampah (di Ngantang terletak di desa Waturejo).
Dari masyarakat diharapkan sampah plastik telah dipilah dari sampah organik (dengan
cara memisahkan tempat sampah) lalu akan dimobilisasi ke tempat pengolahan
sampah.

2. Sesampainya di tempat pengolahan,

sampah plastik akan dipilah kembali sesuai dengan jenisnya. Disini kami memastikan
sampah tidak bersifat degradable (Widodo, dkk. 2018). Lalu mengusahakan untuk
memilih plastik berjenis HDPE sebagai bahan pembuatan karena memiliki kualitas
yang cukup baik jika dilelehkan (Kartika & Nusa, 2019). Setelah di pilah maka, sampah
– sampah tersebut haruslah dikeringkan terlebih dahulu agar memudahkan proses
pemanasan.

3. Mengayak Pasir

Pengayakan pasir dilakukan untuk menghasilkan pasir yang kasar sebagai campuran
paving block. Pasir yang kasar diperlukan agar ketahanan serta kekerasan yang dimiliki
oleh paving block tersebut nantinya akan menjadi lebih baik. Pasir yang halus nantinya
dapat digunakan sebagai bahan bangunan campuran adonan perekat. Kami
mengusahakan untuk tidak membuang atau menyia-nyiakan barang yang masih
bermanfaat.

4. Memanaskan Pasir

Setelah pasir tersedia, selanjutnya ialah menyiapkan pemanas/kompor serta wajan atau
penggorengan untuk memanaskan pasir. Pasir akan disangrai hingga suhunya
mencapai 300 derajat celcius. Setelah panas, masukkan plastik yang telah kering ke
dalam penggorengan sedikit demi sedikit (Widodo, dkk. 2018). Perbandingan yang
dipakai antara pasir dengan plastik ialah 1:2. 1 kilogram pasir bercampur dengan 2
kilogram plastik. Aduk kedua bahan tersebut hingga melelh dengan sempurna. Aduk
hingga kedua bahan tersebut tercampur dengan merata.

5. Mencetak adonan

Setelah adonan benar – benar tercampur, maka tuang ke dalam cetakan paving yang
telah disediakan. Lalu ditekan agar permukaan paving menjadi rata dan paving menjadi
padat.

6. Pendinginan dan uji paving

Setelah kurang lebih 1 jam, adonan dapat dilepas dari cetakan. Namun untuk
meghasilkan kekerasan yang lebih maksimal, paving harius didiamkan melewati 24
jam.

Setelah paving benar-benar keras, maka dilaksanakan uji kekerasa dengan


perbandingan paving konvensional terhadap beban tertentu untuk menentukan
ketahanan serta kekerasan dari 2 paving tersebut. Sedangkan untuk pengujiannya,
dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut :

a) Menyiapkan seperangkat CTM.


b) Meletakan benda uji di landasan CTM.
c) Memeriksa manometer dengan memutar jarum merah hingga berhimpit pada
jarum hitam pada skala nol.
d) Memutar handel yang disetel pada posisi menekan.
e) Mengamati pergerakan jarum manometer.
f) Mencatat nilai maksimum beban yang dapat ditahan oleh benda uji.
g) Menghitung kuat tekan beton.

Dari hal ini nantinya akan diketemukan manakah bahan yang memiliki kekuatan lebih
terhadap tekanan tertentu.
Analisis SWOT

Strength Weakness
1. Bahan baku yang mudah dicari 1. Sifat plastik yang mudah lengket
serta kepastian adanya bahan serta menmbulkan baubyang
cukup tinggi. kurang sedap ketika pengolahan.
2. Proses pengolahan yang terbilang 2. Terdapat resiko kesehatan jika
mudah. dalam pengolahan tidak dilakukan
secara baik dan benar.

Opportunity Threat
1. Merupakan terobosan terbaru yang 1. Minat masyarakat masih kurang
belum pernah ada di kecamatan terhadap produk sehingga produk
Ngantang sehingga peluang untuk kalah saing dengan produk paving
memenangkan pasar cukup besar. konvensional.
2. Memiliki nilai jual lebih ramah
dibanding dengan harga paving
konvensional.

Kesimpulan

Melihat permasalahan sampah khususnya di kecamatan Ngantang membuat


kita tercambuk untuk mengurangi ancaman dari dampak hal tersebut. Pembuatan
paving block dari sampah plastik ini diharapkan menjadi solusi yang memberikan
dampak yang lebih signifikan baik kepada masyarakat maupun terhadap lingkungan.
Ekonomi masyarakat akan semakin berkembang, karena melihat bahwa peluang
penjualan dari paving block plastik ini begitu besar. Maka kemampuan masyarakat
Ngantang untuk memenuhi kebutuhan manjadi tercukupi. Khususnya pemberdayaan
masyarakat melalui pendidikan. Selain itu, dengan pengurangan limbah plastik ini,
lingkungan akan semakin terjaga. Ancaman banjir karena selokan tersumbat,
pendangkalan sungai, dan timbulnya wabah penyakit dapat diminimalisir dengan
program ini. Dengan menjaga lingkungan, maka dengan sendirinya lingkungan akan
memberikan kenyamanan, dan keamanan bagi kita semua.

Anda mungkin juga menyukai