Anda di halaman 1dari 10

LOMBA ESSAY PGT ENGINEERING COMPETITION 2022

UTILIZATION OF ENVIRONMENTAL WASTE INTO


APPROPRIATE GOODS

Disusun oleh:

ASY SYIFA SALMA SAWONDARI (2101007)

ALVIN ACHMAD SAPUTRO (2102002)

MUHAMMAD NASIR BAIHAQI (2103017)

POLITEKNIK GAJAH TUNGGAL

TANGERANG

2022
PERNYATAAN ORISINALITAS

LOMBA ESSAY PGT ENGINEERING COMPETITION

Yang bertandatangan di bawah ini mewakili tim dalam Lomba Essay PGT
Engineering Competition dengan judul “UTILIZATION OF ENVIRONMENTAL
WASTE INTO APPROPRIATE GOODS”.

Nama Lengkap : Asy Syifa Salma Sawondari

Tempat, Tanggal Lahir : Bantul, 27 April 2003

Alamat : Perum Permata Sepatan Blok D5 No 1

Email : asysyifasalma2017@gmail.com

No. HP : 0895370270225

Dengan ini menyatakan bahwa tulisan dan desain yang diajukan dalam
Lomba Essay PGT Engineering Competition merupakan hasil karya saya
sendiri dan bukan plagiat karya orang lain. Apabila di kemudian hari ternyata
karya saya tidak sesuai dengan pernyataan ini maka saya siap menerima
konsekuensi yaitu karya ini dinyatakan gugur.

Demikian surat pernyataan ini dibuat dan dapat digunakan sebagai


mestinya.

Tangerang, 31 Desember 2022

Asy Syifa Salma Sawondari

2101007
i
PENDAHULUAN

Pada dasarnya limbah merupakan sesuatu yang sudah tidak digunakan lagi
dari suatu proses karena memiliki fungsi yang sudah berubah dari aslinya. Hal ini
sesuai dengan definisi limbah pada Keputusan Menperindag RI No.
231/MPP/Kep/7/1977 Pasal 1 tentang prosedur impor limbah. Limbah dapat
memberikan dampak buruk pada beberapa aspek jika tidak diolah, lebih lanjut
pada bidang industri yang merupakan penghasil limbah terbesar. Kita dapat
menemukan dengan mudah keberadaan dari limbah industri, sebagai contoh setiap
hari kita selalu berinteraksi dengan limbah industri tersebut baik dirumah, di
kantor ataupun di jalan. Limbah industri itu adalah plastik.

Setiap hari kita pasti akan menemukan sampah plastik di lingkungan


sekitar kita, terutama pada saat kita mengkonsumsi makanan yang dibungkus oleh
plastik, bungkus plastik tersebut biasa nya hanya untuk sekali pakai saja, lalu
dibuang. Tanpa kita sadari bahwa hal ini yang akan berakibat buruk di masa yang
akan datang.

Kita tidak sadar sudah berapa banyak sampah plastik yang kita hasilkan
setiap harinya, bahkan sampah plastik sudah kita anggap wajar saja jika
berserakan di mana-mana dan kita tidak tau akibat dari sampah plastik yang kita
buang bagi kesehatan dan lingkungan hidup.

Menurut survei dari organisasi OECD, pada tahun 2021 hingga bulan
Februari 2022 terdapat 460 juta ton sampah plastik telah di produksi di seluruh
dunia. Diperkirakan 9% telah di daur ulang, 19% dibakar, dan 50 % dibuang
ditempat pembuangan sampah serta 22% lainnya dibuang pada pembuangan
sampah tidak terkontrol. Dan hampir di setiap pusat perbelanjaan kita
mendapatkan plastik dan terkadang kita mendapatkan itu dengan percuma hingga
hal tersebut yang membuat kita secara mudah membuang nya. Berdasarkan hasil
survei tersebut dapat dipastikan bahwa 90% sampah plastik dapat menimbulkan
potensi berbahaya bagi kelangsungan hidup dari makhluk hidup di bumi.

1
Plastik adalah senyawa polimer alkena dengan bentuk molekul sangat
besar. Istilah plastik, menurut pengertian ilmu kimia mencakup produk
polimerisasi sintetik atau semi sintetik. Molekul plastik terbentuk dari kondensasi
organik atau penambahan polimer dan bisa juga terdiri dari zat lain untuk
meningkatkan performa atau nilai ekonominya.

Secara alamiah, terdapat beberapa polimer (pengulangan tidak terhingga


dari monomer-monomer) yang digolongkan kedalam kategori plastik. Secara fisik,
plastik bisa dibentuk atau dicetak menjadi lembar fil atau serat sintetik, yang
disebabkan karena plastik juga bersifat “mallaeable” yaitu memiliki sifat yang
bisa dibentuk atau ditempa.

Dalam proses industri dan pabrikasi, plastik dibuat dalam jenis yang
sangat banyak. Sifat-sifat dari plastik bisa menerima tekanan, panas, keras juga
luntur, dan bisa digabung dengan partikel lain semisal karet, metal, dan keramik.
Sehingga wajar jika plastik bisa digunakan secara massal untuk banyak keperluan.
Bahkan keranjang belanja yang dibawa ibu-ibu ke pasar juga kini di ganti plastik
kresek yang berubah menjadi sampah begitu sampai di rumah.

Limbah plastik memang sudah menjadi permasalahan lama yang dihadapi


oleh kota-kota besar di negara berkembang khusus nya Indonesia. Limbah plastik
juga memerlukan ratusan tahun untuk mengurai, juga beberapa jenis plastik yang
belum menjadi sampah atau limbah pun telah dinyatakan berbahaya oleh Badan
Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

Karna sifat plastik yang sulit diuraikan menjadikan plastik tersebut


menjadi polutan tanah yang paling sering dijumpai dan berbahaya. Memang tidak
bisa di pungkiri penggunaan plastik memang terus mengalami peningkatan dari
tahun ke tahun. Menurut data KLH tahun 2013 sistem informasi sampah nasional
bahwa sampah plastik berada pada urutan kedua setelah sampah organik terkait
komponen sampah.

Pengelolaan sampah adalah pengumpulan, pengangkutan, proses, pendaur


ulang, atau pembuangan dari material sampah. Pengelolan material sampah

2
mengacu kepada kegiatan manusia, pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat,
cair, gas atau radioaktif dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing-masing
jenis zat.

Berbagai upaya menekan pengunaan kantong plastik dilakukan oleh


beberapa Negara, salah satunya dengan melakukan upaya kampanye untuk
menghambat terjadinya pemanasan global. Sampah kantong plastik telah menjadi
musuh serius bagi kelestarian lingkungan hidup. Jika sampah bekas kantong
plasik itu dibiarkan di tanah, maka akan menjadi polutan yang signifikan. Jika
dibakar, sampah-sampah tersebut secara signifikan menambah kadar gas rumah
kaca di atmosfer.

ISI

Berbagai pihak memiliki upaya untuk mengendalikan & mengurangi penggunaan


sampah plastik, mengelola limbah sampah plastik, dan mendaur ulang plastik menjadi
barang yang memiliki nilai ekonomis. Plastik digolongkan menjadi beberapa jenis dengan
kode tertentu sesuai dengan jenis dan kandungan yang ada di dalamnya. Pengkodean
plastik didesain oleh Society of the Plastic Industry (SPI) dengan kode 1 sampai 7 yang
terletak di tengah segitiga panah. Kode yang dicantumkan pada plastik menandakan
derajat kesukaran pendaur ulangan plastik tersebut. Semakin tinggi angka yang tercantum,
semakin sukar plastik tersebut untuk didaur ulang. Pengkodean jenis plastik dapat dilihat
sebagai berikut.

1. Polythylene Terephthalate (PET, PETE) : Adalah jenis plastik yang


digunakan untuk produksi botol kemasan dengan tingkat ketahanan yang
rendah dan dapat didaur ulang menjadi benang polyester.

2. High Density Polythylene (HDPE) : Adalah jenis plastik yang digunakan


untuk produksi kemasan deterjen dikarenakan tidak memiliki pigmen yang
bersifat tembus cahaya dan dapat didaur ulang menjadi kemasan non-pangan.

3. Polyvinyl Chloride (PVC) : Adalah jenis plastik yang memiliki sifat sulit
untuk didaur ulang karena di fungsikan untuk bahan pembuatan pipa.

3
4. Low Density Polyethylene (LDPE) : Adalah jenis plastik yang bersifat
fleksibel dan digunakan untuk produk pangan.

5. Polypropylene (PP) : Adalah jenis plastik yang memiliki daya tahan kuat &
titik leleh yang tinggi dan dapat didaur ulang menjadi casing baterai.

6. Polystyrene (PS) : Adalah jenis plastik yang memiliki sifat tidak kokoh dan
berbahaya jika digunakan untuk kemasan produk pangan.

7. Other : Adalah jenis plastik yang terbuat dari bahan campuran berbagai jenis-
jenis plastik.

Upaya untuk memecahkan permasalahan-permasalahan terkait dengan


limbah sampah plastik selalu berkembang. Semakin banyak cara kita dalam
menyiasati pengurangan jumlah limbah terutama limbah plastik maka akan
memberikan efek baik bagi lingkungan sekitar.

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi jumlah limbah


plastik yaitu dengan mengubahnya ke bentuk lain yang dapat dimanfaatkan
kembali. Kami sebagai mahasiswa memiliki gagasan atau ide yang berkaitan
dengan hal ini terutama yang terjadi pada lingkungan sekitar kami yaitu
Politeknik Gajah Tunggal. Kami mencoba untuk mengemukakan gagasan ini yang
kami tujukan untuk lingkungan kampus kami dengan tujuan untuk :

1. Menciptakan lingkungan yang bebas dari limbah plastik.

2. Menciptakan inovasi yang bermanfaat untuk lingkungan kami.

3. Melatih kemampuan mahasiswa dalam rangka mengelola dan mengendalikan


limbah plastik yang ada di lingkungan kampus.

4. Mengurangi biaya dan anggaran dalam rangka mengelola limbah plastik.

5. Pengolahan sampah plastik menjadi barang tepat guna.

Ide/gagasan ini yaitu mengubah limbah plastik menjadi barang tepat guna
dan memiliki nilai ekonomis. Kami memberikan dua alternatif pengolahan limbah

4
plastik yaitu mendaur ulang plastik menjadi paving block dan papan komposit
yang mana limbah plastik menjadi bahan utama dalam pembuatan ini.
Penggunaan limbah plastik pada gagasan ini dikarenakan plastik memiliki
karakteristik yang tahan korosi, isolator panas, dingin, dan suara, ekonomis,
ringan, dan memiliki masa pakai yang lama (Jassim, 2017). Tujuan utama dari
pembuatan paving block plastik ini yaitu untuk mengurangi timbunan limbah
plastik yang ada di lingkup Politeknik Gajah Tunggal dari hasil kegiatan setiap
harinya yang dapat mengurangi pencemaran lingkungan.

Paving block adalah sebuah bahan atau material yang termasuk kedalam
jenis beton non struktural yang digunakan untuk keperluan konstruksi ataupun
bangunan yang biasanya terbuat dari bahan portland tipe 1 dan campuran agregat
serta air sebagai bahan tambahannya. Dalam hal ini, penggunaan limbah plastik
jenis Polypropylene (PP) pada pembuatan paving block adalah sebagai bahan
perekat karena sifatnya mirip dengan mortar atau bahan perekat dalam material
bangunan.

Paving block yang terbuat dari plastik ini memiliki desain yang sama
dengan yang aslinya dengan memiliki sifat dan ketentuan sebagai berikut:

1. Ukuran paving block harus sesuai dengan ukuran standar yang ada yaitu
dengan ketebalan 60 mm dengan angka toleransi +5%.

2. Paving block harus memiliki permukaan yang rata, tidak retak ataupun cacat.

3. Memiliki ketahanan terhadap zat kimia yaitu natrium sulfat.

4. Lolos uji ketahanan kuat tekan.

Jenis paving block menggunakan jenis plastik Polypropylene (PP) atau


jenis plastik dengan kode 5. Plastik ini merupakan jenis plastik polimer termo-
plastik dikarenakan memiliki daya tahan yang kuat terhadap pelarut kimia, dan
memiliki titik leleh 160OC - 165OC sehingga hasil yang didapat memiliki kualitas
yang terbaik. (Erdin Khalid Zulfi, 2021)

5
Pembuatan paving block dapat dilakukan dengan cara memilih dan
memilah limbah plastik jenis Polypropylene (PP), kemudian dipotong-potong
menjadi bagian kecil yang selanjutnya dilelehkan dan dicampur dengan pasir
kemudian dicetak pada cetakan membentuk paving block.

Sebelum paving block digunakan, perlu adanya uji ketahanan pada paving
block untuk mengetahui kualitas dari produk tersebut. Pada tahap tes uji
ketahanan, uji coba dilakukan di lab yang menyediakan alat untuk menguji produk
yang telah dibuat. Dengan mempertimbangkan beberapa aspek maka dapat
disimpulkan untuk mengetahui suatu tingkat ketahanan produk diperlukan
perhitungan secara matematis terhadap aspek-aspek yang terkait dengan uji
ketahanan produk. Pengujian yang dilakukan menggunakan perhitungan uji tekan
pada produk dengan aspek yang diperhatikan adalah rasio komposisi campuran
limbah plastik, berat benda yang diuji, luas penampang benda, serta beban yang
diberikan pada benda uji.

Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan (Erdin, dkk, 2021), rasio


perbandingan spesimen yang paling optimal adalah 30% plastik Polypropylene
dan 70% pasir dengan rata-rata kuat tekan 16,11 MPa. Oleh karena itu, pendaur
ulangan limbah plastik dengan cara ini bisa menjadi salah satu solusi yang dapat
dipilih sebagai alternatif dalam mendaur ulang plastik yang ada di lingkungan
Politeknik Gajah Tunggal.

Selain didaur ulang menjadi paving block, alternatif lain dari pendaur ulangan
limbah plastik adalah dengan mendaur ulang menjadi papan komposit. Limbah
plastik digunakan sebagai perekat dalam pembuatan papan komposit (composite board).
Sehingga limbah plastik dapat digunakan sebagai salah satu bahan baku pada pembuatan
papan komposit. Pembuatan papan komposit dengan menggunakan daun kering dan
sampah plastik merupakan suatu cara inovatif untuk mengurangi masalah lingkungan
dengan unsur yang bernilai ekonomis.

Papan komposit adalah salah satu jenis produk komposit/panel kayu yang terbuat dari
partikel-partikel atau bahan-bahan yang berlignoselulosa lainnya, yang diikat dengan
perekat atau bahan pengikat lain kemudian dikempa. Komposit dibentuk dari dua jenis
material berbeda, yaitu: (1) Penguat (reinforcement), yang mempunyai sifat kurang

6
ductile tetapi rigid serta kuat. (2) Matriks, umumnya lebih ductile tetapi mempunyai
kekuatan dari rigiditas yang lebih rendah.

Komposit polimer adalah komposit yang terbuat dari limbah plastik sebagai matriks
dan serbuk daun sebagai pengisi (filler), yang mempunyai sifat gabungan keduanya.
Dengan memanfaatkan limbah plastik sebagai bahan perekat, maka dapat mengurangi
limbah plastik serta menambah nilai jual terhadap limbah plastik tersebut. Sedangkan
sebagai pengisi atau fillernya adalah limbah dari daun kering. Hal ini dikarenakan
kebutuhan masyarakat akan kayu semakin meningkat, tetapi peningkatan permintaan ini
tidak dapat sepenuhnya dipenuhi oleh produksi kayu dari hutan yang semakin menurun
kuantitas dan kualitasnya. Oleh karena itu, dibutuhkan alternatif lain pengganti kayu yang
dapat menjamin terpenuhinya kebutuhan masyarakat.

Jenis plastik dalam pembuatan papan komposit adalah plastik campuran


dengan pengisi filler daun kering yang dimana bahan komposit terkenal ringan,
kuat dan tidak terpengaruh korosi sehingga mampu bersaing dengan bahan logam.

Bahan komposit yang diperkuat dengan serat merupakan bahan teknik yang
banyak digunakan karena kekuatan dan kekakuan spesifik yang jauh di atas bahan
teknik pada umumnya. Sifat yang diinginkan dari komposit tidak didapat dari
material lain apabila berdiri sendiri. Sifat material yang diinginkan diperoleh
dengan membuatnya menjadi komposit, sehingga sifatnya dapat didesain sesuai
kebutuhan (Jones, 1975).

Sintesis material komposit plastik dengan serbuk daun dilakukan dengan cara
pencampuran sampah plastik yang telah murni dengan serbuk daun. Proses pencampuran
ini dilakukan melalui pemanasan pada suhu 180⁰ C selama 15 menit. Penggunaan suhu
ini disebabkan karena agar plastik meleleh dengan sempurna karena titik leleh polietena
adalah 120-135⁰ C (Stevens, 2001). Dengan sempurnanya lelehan plastik ini maka proses
pencampuran dengan serbuk daun menjadi lebih homogen.

Polietilena adalah termoplastik yang digunakan secara luas oleh konsumen produk
sebagai kantong plastik. Sekitar 80 juta metrik ton plastik ini diproduksi setiap tahunnya.
Polietilena adalah polimer yang terdiri dari rantai panjang monomer etilena.

Plastik merupakan polimer yang tersusun atas banyak monomer, seperti polietilena,
polipropilena, poli(vinil klorida) dan lain-lain. Plastik secara umum dibedakan menjadi

7
dua jenis, yaitu termoplastik dan termoset. Termoplastik umumnya merupakan turunan
etilena yang memiliki sifat fisik lunak jika dipanaskan dan keras jika didinginkan.
Sedangkan plastik termoseting akan mengalami perubahan kimia jika dipanaskan, secara
fisik plastik jenis ini akan lunak pada awal pemanasan, kemudian mengeras secara
permanen (Stevens 2001) seperti gambar 1.

Gambar 1

Polimerisasi Poli(etilena tereftalat) dari asam tereftalat.

PENUTUP

Daur ulang plastik menjadi barang yang memiliki nilai guna menjadi salah satu
alternatif pengendalian limbah plastik yang semakin banyak. Solusi yang ditawarkan
adalah dengan mendaur ulangnya menjadi paving block dan papan komposit. Plastik
didaur ulang menjadi bahan perekat pada kedua produk tersebut. Pada pembuatan paving
block jenis limbah plastik yang digunakan adalah jenis polypropropylene (PP) sedangkan
pada papan komposit digunakan campuran dari beberapa jenis plastik. Kedua solusi ini
diharapkan menjadi solusi yang optimal yang benar-benar dapat mengurangi jumlah
limbah plastik yang ada di Politeknik Gajah Tunggal.

DAFTAR PUSTAKA

Erdin Khalid Zulfi, Z. F. (2021). Kualitas Paving Block dengan menggunakan limbah
plastik polypropylene terhadap kuat tekan. Jurnal Teknik, 186.
Jassim, A.K., 2017, Recycling of Polyethylene Waste to Produce Plastic Cement,
Procedia Manufacturing, Stellenbosch.
https://dspace.uii.ac.id/bitstream/handle/123456789/10458/05.%203%20bab%203.pdf?seque
nce=7&isAllowed=y
Migristine, R. (2020). Pengolahan Sampah Plastik. Bandung: CV Titian Ilmu.

Anda mungkin juga menyukai