Anda di halaman 1dari 37

Klasifikasi Baja

Baja karbon rendah


(low carbon steel)

BAJA KARBON Baja karbon medium


(Carbon Steel) (medium carbon steel)

Baja karbon tinggi


BAJA
(Steel) (high carbon steel)

Baja paduan rendah


BAJA PADUAN
(low alloy steel)
(Alloy Steel)
Baja paduan tinggi
(high alloy steel)
BAJA PADUAN

Baja yang selain terdiri Fe dan C juga


mengandung unsur-unsur paduan lainnya

+ Unsur paduan  mendapatkan sifat sesuai


keinginan
Unsur paduan  Mn, Cr, Mo, Ni, dll

 Baja paduan rendah (low alloy steel)


 Baja paduan tinggi (high alloy steel)
Baja paduan rendah

 jumlah unsur paduan < 10%

 memiliki kadar karbon sama seperti baja


karbon, tetapi ada sedikit unsur paduan

 dengan penambahan unsur paduan, kekuatan


dapat dinaikkan tanpa mengurangi
keuletannya, kekuatan fatik, dan daya tahan
terhadap korosi, aus, dan panas lebih baik

Aplikasi :
 kapal, jembatan, ketel uap, tangki gas
Baja paduan tinggi

 Jumlah unsur paduannya lebih besar 10%

 Baja tahan karat (stainless steel)

 Baja Perkakas (tool steel)

 Baja Mangan (manganese steel/hadfield


steel)
Baja tahan karat
Stainless steels are iron base alloys that contain a
minimum of approximately 12% Cr, the amount
needed to prevent the formation of rust in unpolluted
atmosphere.

 Baja tahan karat feritik (ferritic stainless steel)

 Baja tahan karat austenitik (austenitic stainless steel)

 Baja tahan karat martensitik (martensitic stainless


steel)

 Baja tahan karat duplex (duplex stainless steel)


Baja tahan karat feritik
 unsur paduan utama; Fe, Cr
 struktur mikro terdiri fasa ferit (α) dengan struktur
kristal bcc
 non heat treatable (tidak mampu diperlakukan panas)
 dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working
 Higher resistance to Stress Corrosion Cracking (SCC)
than austenitic stainless
 Tend to be notch sensitive and are susceptible to
embrittlement during welding
 Not recommended for service above 300°C because
they will loss their room temperature ductility.
 bersifat magnetik

Aplikasi  cetakan gelas, valve pada suhu tinggi,


garpu, ruang pembakaran

Contoh  AISI 409 dan AISI 446, AISI 430, AISI 400
Pengerjaan logam berdasar temperatur

1. Pengerjaan Dingin (Cold Working)


 Proses pengerjaan logam pada
temperatur dibawah temperatur
rekristalisasi
wire drawing, tube drawing, deep
drawing, cold rolling

2. Pengerjaan Panas (Hot Working)


 Proses pengerjaan logam di atas
temperatur rekristalisasi
Hot rolling, forging, extrusion

T rekristalisasi = 0,5 Tm (Kelvin)

Tm = melting point (suhu cair/leleh)


Cold Working

Wire drawing

Tube drawing
Cold Working

Deep drawing
Cold Working

Stretch forming

Spinning
Hot Working

Proses pengerjaan pada logam dimana temperatur


pengerjaannya di atas temperatur rekristalisasi

Rolling

Forging
Extrusion
Produk Hot Rolling

150 mm

150 mm

250 mm

40 mm
BAJA TAHAN KARAT FERITIK
Baja tahan karat austenitik

 unsur paduan utama; Fe, Cr, Ni ( Cr>16%, Ni >


3,5%, ada Mn)
 struktur mikro terdiri fasa austenit
 non heat treatable (tidak mampu diperlakukan
panas)
 dapat diperkeras dan diperkuat dengan cold working
 Susceptible to SCC
 Good toughness and formability
 Easily to be welded
 tidak bersifat magnetik
 ketahanan korosinya paling baik
 paling banyak diproduksi

Aplikasi  bejana cryogenic, peralatan proses


industri makanan dan kimia

Contoh  AISI 304 dan AISI 316L


BAJA TAHAN KARAT AUSTENITIK
Baja tahan karat martensitik

 unsur paduan utama; Fe, Cr (10.5-18%), C (0.2-


1.0%)
 struktur mikro terdiri fasa martensit
 dapat diperkeras dan diperkuat dengan perlakuan
panas
 higher hardenability
 Moderate corrosion resistance
 Poor formingability
 thermal expansion and other thermal properties are
similar to conventional steels.
 bersifat magnetik

Aplikasi  bearing, surgical tools

Contoh  AISI 410 dan AISI 440A


BAJA TAHAN KARAT MARTENSITIK
Baja tahan karat martensitik

Bearing / bantalan / laher


Baja tahan karat duplex
 Unsur paduan utama; Fe, Cr (18-26%), Ni, Al, Mn,
Mo (0-4%)
 struktur mikro terdiri fasa campuran (ferit +
austenit)
 Kombinasi ketahanan korosi baja tahan karat
austenit dan kekuatan lebih tinggi dari austenitic
stainless steel
 loss impact strength if held for extended periods at
high temperatures above 3000C.
 Weldable and good formingability
 Bersifat magnet

Aplikasi  baja pegas, bejana tekan


VALVE

BAJA TAHAN KARAT DUPLEKS


Struktur mikro baja tahan karat

Ferritic SS Martensitic SS

Duplex SS Austenitic SS
Baja perkakas (tool steel)
A. Tool steel tipe W  baja perkakas yang dikeraskan dengan
pencelupan dalam air
B. Tool steel tipe O  baja perkakas yang dikeraskan dengan
pencelupan dalam oli
C. Tool steel tipe A  baja perkakas yang dikeraskan dalam
pendinginan udara bebas
D. Tool steel tipe S  baja perkakas yang dikeraskan dalam
pendinginan minyak
E. Tool steel tipe D  baja perkakas dengan kandungan Cr
tinggi (12%) dan Carbon tinggi (1.5-2.25%), sangat tahan
tahan aus
F. Tool steel tipe H  baja perkakas dengan kandungan Cr
tinggi (12%) dan Carbon tinggi (1.5-2.25%), sangat tahan
tahan aus
G. Tool steel tipe T  Tungsten high speed steel  12-18 W, 4.0
Cr, 1-5 V, 0.7-1.5 C. Original high speed (HS) cutting steel
with excellent HT wear resistance.
H. Tool steel tipe M >> Molybdenum high speed steel  3.5-8.0
Mo, 1.5-6.0 W, 4.0 Cr, 1-5 V, 5 Co, 0.8-1.5 C Used for 85% of
US cutting steels before the advent of ceramic cutting tools.
Baja perkakas (tool steel)

Aplikasi  cutting tools, dies

Contoh  High Speed Steel


Baja Mangan

 ≥ 13% Mn; ≥ 1% C

 pada suhu kamar struktur mikronya


austenit (γ)

 sangat keras, jika dideformasi semakin


bertambah keras (austenit  martensit)

Aplikasi:
 mangkuk pengeruk
(bucket) pada alat berat
 teralis penjara
 frog rel kereta api
Standard penamaan baja

 Standar Jerman (DIN)

 Standar Jepang (JIS)

 Standar Amerika (AISI; SAE)

 Standar Jerman (DIN)


St-37: baja dengan kekuatan
tarik 37 kg/mm2

C45: baja dengan 0,45%C


Standard penamaan baja

 Standar Jepang (JIS)


S45C: baja dengan 0,45%C

 Standar Amerika
SAE : Society of Automotive Engineers
AISI : American Iron and Steel Institute

SAE  XX XX %C

AISI

jenis baja unsur paduan

ASTM: American Society for Testing and Materials


Standard penamaan baja
AISI/SAE Tipe
1XXX Carbon steels
2XXX Nickel steels
3XXX Nickel-chromium steels
4XXX Molybdenum steels
5XXX Chromium steels
6XXX Chromium-vanadium steels
10XX 0 menunjukan plain carbon
7XXX Tungsten steels
8XXX Nickel-chromium-vanadium steels 11XX 1 menunjukan resulfurized
9XXX Silicon-manganese steels (ditambahkan sulfur)
12XX 2 menunjukan resulfurized
dan rephosporized (ditambahkan
sulfur dan phosphor)
Standard penamaan baja

UNS Designation System


Bila pada AISI/SAE system penomoran terdiri dari 4 digit,
UNS mengunakan 6 digit untuk menggambarkan logam baik
dari komposisi kimia, proses manufaktur, dan perlakuan
panas. Digit pertama terdiri dari huruf menunjukan jenis
logam, yaitu:
AXXXXX A untuk aluminum
CXXXXX C untuk copper dan copper alloy
FXXXXX F untuk cast iron (besi cor)
GXXXXX G untuk baja karbon
NXXXXX N untuk nickel dan nickel alloy
SXXXXX S untuk stainless steel
UNS: Unified Numbering System
Standard penamaan baja

UNS G10300
G menunjukan baja karbon
1030 plain carbon steel dengan kandungan karbon 0.30 %
0 digit terakhir informasi tambahan mengenai heat
treatment dan proses manufaktur.

Anda mungkin juga menyukai