Anda di halaman 1dari 106

PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL & ENERGI

TKP 492114 – 2018/2019

K02 – PEMANFAATAN SUMBERDAYA MINERAL LOGAM


A. LOGAM FERRO DAN LOGAM NON FERRO
B. LOGAM MURNI DAN LOGAM PADUAN
KULIAH KE 02 C. PADUAN MINERAL LOGAM
D. MINERAL RADIOAKTIF
E. PROSES PENGOLAHAN & PEMURNIAN
A. LOGAM FERRO DAN LOGAM NON-FERRO

❑ Logam Ferro (Logam Besi),


Adalah, Suatu logam paduan yang terdiri dari campuran unsur besi dengan
karbon (4 %).
Catatan,
➢ Logam Ferro terdiri dari komposisi kimia yang sederhana antara besi dan
karbon, masuknya unsur karbon ke dalam besi dengan berbagai cara.
➢ Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang
berbeda dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam
lainnya.
➢ Logam merupakan suatu unsur kerak bumi (mineral) yang terbentuk secara
alami, dan Jumlah logam diperkirakan 4% dari kerak bumi.
➢ Contoh dari logam yang sudah memiliki sifat-sifat penggunaan teknis tertentu
dan dapat diperoleh dalam jumlah yang cukup adalah besi, tembaga, seng,
timah, timbel nikel, aluminium.
➢ Logam dalam bidang keteknisian adalah besi yang biasanya dipakai untuk,
yaitu,
✓ Konstruksi bangunan,
✓ Pipa-pipa,
✓ Alat-alat atau mesin, seperti,
▪ pekakas mesin,
▪ Badan ragum,
▪ Bagian-bagian mesin bubut,
▪ Blok silinder,
▪ Cincin perak,
▪ Meja datar.
✓ Logam-logam untuk penggunaan khusus dan paduan, seperti emas,
perak, platina, iridium, wolfram, molybdenum, titanium, khrom, vanadium,
beryllium, dan lain-lain.
➢ Besi (secara keteknisan) adalah besi teknis, bukan besi murni, karena besi
murni (Fe) tidak memenuhi pernyataan teknik,
➢ Persyaratan teknik yang diperlukan adalah,
✓ Kekuatan bahan,
✓ Keuletan, dan
✓ Ketertahanan terhadap pengaruh luar (korosi, aus, bahan kimia, suhu
tinggi dan sebagainya).
➢ Besi teknis selalu tercampur dengan unsur-unsur lain, yaitu,
✓ Karbon (C),
✓ Silicon (si),
✓ Mangan (mn),
✓ Fosfor (P), dan
✓ Belerang (S)
➢ Unsur-unsur tersebut harus dalam kadar tertentu, sesuai dengan sifat-sifat
yang dikehendaki,
Secara garis besar besi teknik terbagi menjadi,
✓ Besi tempa,Kadar C = 0 sd 0,5 %. Mudah ditempa tetapi tidak dapat
disepuh dan dikeraskan.
✓ Besi Baja, Kadar C = 0,5 sd 1,7 %, dapat ditempa dan dapat disepuh.
✓ Besi tuang, Kadar C = 2,5 sd 6,6 %, Mudah dituang (dicor) dan tidak
dapat ditempa.
✓ Besi kasar, Kadar C > dari 3,5%, tidak dapat ditempa.
Klassifikasi Logam Ferro (bagan alir)

Bahan Teknik,
❑ Bahan Logam,
❑ Bahan Non-logam,
Bahan Logam,
❑ Logam Ferro,
❑ Logam Non-ferro,
❑ Sifat-sifat Logam Ferro.
➢ Logam pada umumnya mudah ditempa,
➢ Mempunyai sifat mengkilap,
➢ Logam diekstrak dari bijihnya,
➢ Keras (tahan terhadap goresan, potongan atau keausan),
➢ Kenyal (tahan patah bila dibentang),
➢ Kuat (tahan terhadap benturan, pukulan martil),
➢ Liat (dapat ditarik), dan
➢ Penghantar listrik dan panas yang baik.
Logam Besi (Ferrous) juga terdiri menjadi dua yaitu,
1. Baja (Steel)
Adalah, Paduan logam Fe dengan berbagai elemen dalam jumlah total antara
1,0 % sd 50 % berat untuk meningkatkan sifat mekanik.
Jenis-jenis Baja,
❑ Baja paduan rendah (low alloy steel),
➢ Baja paduan rendah biasanya digunakan untuk mencapai hardenability
lebih baik, yang pada gilirannya akan meningkatkan sifat mekanis lainnya.
➢ Digunakan untuk meningkatkan ketahanan korosi dalam kondisi
lingkungan tertentu.
➢ Baja paduan rendah dikelompokan menjadi 3 yaitu,
✓ Baja Karbon Rendah (low carbon steel),
▪ Baja ini dengan komposisi karbon kurang dari 0,2 %.
▪ Baja ini tidak bisa dikeraskan dengan cara perlakuan panas
(martensit) hanya bisa dengan pengerjaan dingin.
▪ Sifat mekaniknya lunak, lemah dan memiliki keuletan dan
ketangguhan yang baik, serta mampu mesin (machinability) dan
mampu las nya (weldability) baik.
✓ Baja Karbon Sedang (medium carbon steel),
▪ Baja ini memiliki komposisi karbon antara 0,2 %-0,5 % (berat).
▪ Kandungan karbon yang relatif tinggi itu dapat meningkatkan
kekerasannya. Namun tidak cocok untuk di las, dengan kata lain
mampu las nya rendah.
▪ Dengan penambahan unsur lain seperti Cr, Ni, dan Mo lebih
meningkatkan mampu kerasnya.
▪ Baja ini lebih kuat dari baja karbon rendah dan cocok untuk
komponen mesin, roda kereta api, roda gigi (gear), poros engkol
(crankshaft) serta komponen struktur yang memerlukan kekuatan
tinggi, ketahanan aus, dan tangguh.
✓ Baja Karbon Tinggi (high carbon steel),
▪ Baja karbon tinggi memiliki komposisi antara 0,6 - 1,4% C (berat).
▪ Kekerasan dan kekuatannya sangat tinggi, namun keuletannya
kurang.
▪ baja ini cocok untuk baja perkakas, cetakan, pegas, kawat
kekuatan tinggi dan alat potong,
▪ Baja ini biasanya mengandung Cr, V, W, dan Mo.
❑ Baja paduan tinggi (high alloy steel),
➢ Baja paduan tinggi terdiri dari baja tahan karat atau disebut dengan
stainless steel dan baja tahan panas.
➢ Baja ini memiliki ketahanan korosi yang baik, terutama pada kondisi
atmosfer.
➢ Unsur utama yang meningkatkan ketahanan korosi adalah Cr dengan
komposisi paling sedikit 11 % (berat).
➢ Ketahanan korosi dapat juga ditingkatkan dengan penambahan unsur Ni
dan Mo.
2. Besi Cor (Cast Iron)
Adalah, Kelompok paduan besi memiliki kadar karbon diatas 1,7 % (berat).
Biasanya berkisar antara 3 - 4,43 % (berat).
❑ Dikarnakan elemen utamanya selain C dan Si juga ada elemen-elemen
pemadu lainnya seperti Mn, S, P, Mg dan lain-lain dalam jumlah yang sedikit.
❑ Sifatnya sangat getas namun mampu cornya baik dibanding baja. Titik
cairnya lebih rendah, ketahanan korosinya lebih baik, hal ini dikarenakan
adanya karbon yang tersebar didalam besi cor.
❑ Berdasarkan jenis materinya besi cor terdiri dari :
➢ Besi cor kelabu (gray cast iron),
➢ Besi cor putih,
➢ Besi cor noduler,
➢ Besi cor mampu bentuk (malleable).
❑ Beberapa Logam Ferro yang penting secara komersial,

Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Al (8), Ni (14), Co (24),
Alnico Fe Magnetik Magnet
Cu (3), dan Fe (51)
Fe (64), Ni (36), dan C Memiliki koef
Baja Invar Fe Meteran, pita pengukur
(0,5) muai yang kecil
Fe (98,4-99,8) dan C
Baja Karbon Fe Keras Kerangka Bangunan
(0,2-1,6)
Baja Sifatnya tidak
Fe (80-86), W (14-20) Alat pemotong dengan
Kecepatan Fe berubah pada
dan C (0,5) kecepatan tinggi
Tinggi kecepatan tinggi
Fe (82-90), Mn (10-18) Keras dan tahan Rel kereta api,
Baja Mangan Fe
dan C (0,5) bebam kendaraan tempur
Fe (96-98), Ni (2-4) dan Keras, elastis,
Baja Nikel Fe Kabel, roda gigi
C (0,5) dan tahan korosi
Fe (5-99), Si (1-5) dan Keras, kuat, dan
Baja Silikon Fe Magnet
C (0,5) bersifat magnetik
Fe (84), Si (145), C (1) Tahan korosi dan Pipa, ceret, dan
Duriron Fe
dan Mn (1) tahan asam kondensor
❑ Jenis Baja berdasarkoan kadar Karbon

NAMA KOMPOSISI SIFAT PENGGUNAAN


Campuran besi Kait keran, landasan
Dapat ditempa, liat,
Besi tempa murni (99%) sedikit kerja plat, rantai
tidak dapat diruang
besi rongsokan jangkar
Campuran besi dan Mur, baut, pipa,
Baja lunak Dapat ditempa, liat
karbon (0,1%-0,3%) sekrup
Baja karbon Campuran besi dan Poros, rel baja,
Lebih kenyal
sedang karbon (0,4%-0,6%) paron
Perlengkapan mesin
Dapat ditempa, dapat bubut, perlengkapan
Baja karbon Campuran besi dan
disepuh, mudah mesin frais, kikir,
tinggi karbon (0,7%-1,5%)
ditempa gergaji, pahat, tap,
stempel
Baja karbon tinggi di Rapuh, dapat
Baja cepat tinggi
tambah nikel atau disepuh, keras, dapat Mesin bubut, mesin
(HSS-High speed
kobalt,khrom atau dimudakan, tahan frals, mesin bor, dll
steel)
tungken suhu tinggi
❑ Logam Non-Ferro (Logam Non-Besi atau Non Ferrous Metal),
Adalah, Jenis logam yang secara kimiawi tidak memiliki unsur besi atau Ferro
(Fe),
Adalah, Semua unsur logam yang komposisi utamanya bukan besi.
Logam non besi juga sering digunakan walaupun pada umumnya
jarang sekali di industri. Itu karena Logam besi lebih banyak dipakai
semua industri.
Catatan,
➢ Dengan semakin berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama
dalam pengolahan bahan logam, menjadikan semua jenis logam dapat
digunakan secara luas, hal ini disebabkan,
✓ Mutu produk yang semakin ditingkatkan,
✓ Kebutuhan berbagai peralatan pendukung teknologi,
✓ Keterbatasan dari ketersediaan bahan-bahan yang secara umum
digunakan.
➢ Logam non Ferro ini terdapat dalam berbagai jenis dan masing-masing
memiliki sifat dan karakteristik yang berbeda secara spesifik antara logam
yang satu dengan logam yang lainnya.
➢ Keberagaman sifat dan karakteristik dari logam Non Ferro ini memungkinkan
pemakaian secara luas baik digunakan secara murni atau pun dipadukan
antara logam non ferro bahkan dengan logam Ferro untuk mendapatkan
suatu sifat yang baru yang berbeda dari sifat asalnya.
➢ Logam Non-ferro,
Contoh,
✓ Logam berat, nikel, seng, tembaga, timah putih dan timah hitam
✓ Logam mulia/murni, emas, perak, platina
✓ Logam ringan, alumunium, barium, kalsium
✓ Logam refraktori/tahan api, molibdenum, titanium, wolfram, zirkonium
✓ Logam radio aktif, radium dan uranium.
Sifat-sifat Logam Non-ferro,
➢ Pada sebuah suhu kamar ada yang berwujud padat, cair, dan gas,
➢ Pada umumnya tidak mengilat kecuali karbon dalam bentuk intan,
➢ Sifatnya penghantar listrik yang buruk kecuali karbon dalam bentuk grafit,
➢ Penghantar panas yang buruk,
➢ Tidak dapat ditempa atau digembleng,
➢ Tidak dapat direntang atau ditarik.
➢ Elastis (karet), cair (bahan pelumas, dan tidak dapat menghantarkan arus
listrik (bahan isolasi)).
➢ Peka terhadap api (bahan baker, tidak dapat terbakar (Asbes) dan mudah
pecah (keramik)).
2. Beberapa Logam Non-Ferro yang penting secara komersial,

Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Hg (50), Ag (35), dan Sn Pengisi gigi
Amalgam Hg Mudah dibentuk
(15) berlubang
Au (42), Ag (12-20), dan
Emas 10 karat Au Tahan lama Perhiasan
Cu (38-46)
Au (75), Ag (10-20), dan
Emas 18 karat Au Tahan lama Perhiasan
Cu (5-15)
Cu (88), Sn (10), dan Zn Tahan benturan Laras senapan,
Gunmetal Cu
(2) dan tekanan bagian dari mesin
Cu (67-90), dan Zn (10- Mudah
Kuningan Cu Pipa
33) direnggangkan
Keras dan tahan
Lead shot Pb Pb (99,8) dan As (0,2) Selongsong peluru
korosi
Massa jenisnya Badan pesawat
Magnalium Al Al (70-90), dan Mg (10-30)
rendah terbang
Ni (60-70), Cu (25-35), Fe,
Peralatan, bagian
Monel Ni Mn dan Si dengan Tahan korosi
dari mesin
persentase yang bervariasi
Ni (60), Fe (25), dan Cr Memiliki daya
Nikrom Ni Kabel listrik
(15) tahan yang tinggi
Logam Komposisi
Nama Umum Sifat Contoh Kegunaan
Induk (Persen massa)
Pelat baterei Cukup tahan
Pb Pb (94) dan Snb (6) Baterei
timbel korosi
Perak Jerman Cu (60), Zn (25), dan Ni
Cu Tahan korosi Teko, keran
(albata) (15)
Ag (63), Cu (30), dan Zn Titik lebur yang Solder dengan titik
Perak solder Ag
(7) tinggi lebur tinggi
Perak Streling Ag Ag (92,5) dan Cu (7,5) Berkilau Perhiasana
Cu (70-95), Zn (1-25), dan
Perunggu Cu Mudah dibentuk Medali, bel
Sn (1-18)
Bak atau rumah
Perunggu
Cu Cu (90) dan Al (10) Keras dan kuat mesin dan batang
alumunium
penghubung
Sn ( 70-95), Sb (5-15), Pb Peralatan makanan
Pewter Sn Tahan korosi
(0-15) dan minum
Solder Pb Pb (67) dan Sn (33) Titik lebur rendah Sambungan solder

Ti (94,5), Al (3), dan V


3AL-2,5V Ti Kuat dan ringan Frame sepeda
(2,5)
Bi (50), Pb (25), Sn (13), Sistem penyairam
Wood’s metal Bi Titik lebur rendah
dan Cd (12) air otomatis
B. LOGAM MURNI DAN LOGAM PADUAN

❑ Logam Murni,
Adalah, Suatu logam yang terdiri dari satu jenis atom, seperti Fe murni, Cu
murni.
Sifat-sifat Logam Murni,
➢ Logam murni umumnya memiliki kadar kemurnian 99,9%,
➢ Titik lebur tinggi,
➢ Penghantar listrik yang baik dan memiliki daya tahan terhadap karat.
➢ Logam murni kebanyakan tidak digunakan begitu saja tanpa dipadukan
dengan logam lain, karena biasanya sifat-sifatnya belum memenuhi syarat
yang diinginkan, kecuali logam non ferro murni,
➢ Contoh, Logam non-ferro adalah platina, emas dan perak tidak dipadukan
karena sudah memiliki sifat yang baik, misalnya ketahanan kimia dan daya
hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga dapat digunakan dalam
keadaan murni. Tetapi karena harganya mahal, ketiga jenis logam ini hanya
digunakan untuk keperluan khusus. Misalnya dalam teknik proses,
laboratorium, dan keperluan tertentu seperti perhiasan dan sejenisnya.
➢ Contoh-contoh logam murni adalah emas, timah, seng, dan aluminum.
➢ Biasanya kaleng menggunakan aluminium murni, sementara kabel listrik
menggunakan tembaga murni.
Contoh Logam Murni,
➢ Logam non-ferro seperti platina, emas dan perak tidak dipadukan karena
sudah memiliki sifat yang baik,
Misalnya,
Ketahanan kimia dan daya hantar listrik yang baik serta cukup kuat, sehingga
dapat digunakan dalam keadaan murni, tetapi karena harganya mahal, ketiga
jenis logam ini hanya digunakan untuk keperluan khusus, seperti dalam
teknik proses, laboratorium, dan keperluan tertentu seperti perhiasan dan
sejenisnya.
➢ Timah, seng, dan aluminum.
Biasanya kaleng menggunakan aluminium murni, sementara kabel listrik
menggunakan tembaga murni.
❑ Logam Paduan (alloy),
Adalah, Suatu logam yang terdiri dari dua atau lebih jenis atom yang
merupakan campuran dari dua macam logam atau lebih yang
dicampur satu sama lain dalam keadaan cair.
Sifat-sifat Logam Paduan
➢ Logam paduan (metal alloy) sering digunakan sebagai pengganti logam
murni karena pada logam paduan memiliki sifat yang dapat memberikan
keuntungan dan kemudahan sebagai material pabrikasi seperti,
✓ Kekerasan pada logam paduan dapat ditingkatkan dari kekerasan logam
asalnya,
✓ Kekuatan tarik dapat diperbesar,
✓ Daya pemuaian dapat dikurangi,
✓ Titik lebur dapat diturunkan atau dinaikkan dibanding logam-logam
asalnya.
➢ Sifat-sifat tersebut tidak dimiliki logam murni sehingga logam murni dapat
ditambahkan unsur logam lainnya untuk mendapatkan kelebihan-kelebihan
dari sifat-sifat tersebut.
❑ Paduan Besi,
➢ Logam Fe dan paduan besi adalah salah satu jenis bahan yang paling
banyak dan luas aplikasinya di bidang rekayasa.
➢ Logam Fe terdapat di alam sebagai bijih besi yang Logamnya sebagian besar
diperoleh melalui serangkaian proses peleburan dan pemurnian
➢ Melalui proses peleburan dan pemurnian diperoleh lelehan besi mentah atau
Pig Iron yang masih mengandung pengotor-pengotor, terutama, karbon,
silkon, mangan, sulfur, dan fosfor.
➢ Logam Fe hampir tidak pernah digunakan untuk aplikasi rekayasa dalam
keadaan murni karena keterbatasan sifat-sifat mekaniknya.
➢ Logam Paduan Fe (ferrous alloy) yang paling banyak digunakan untuk
aplikasi rekayasa adalah Paduan Besi-Karbon dengan kandungan karbon
tertentu beserta unsur-unsur paduan lainya.
➢ Keberadaan unsur karbon di dalam larutan padat Fe memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap peningkatan sifat-sifat mekanik logam besi.
➢ Penambahan karbon dan unsur-unsur paduan lain pada kadar yang lebih
tinggi sangat penting di dalam mendesain dan merekayasa sifat-sifat
mekaniknya.
Paduan Besi yang Komersial antara lain,
➢ Baja Carbon (carbon steel),
Adalah, salah satu jenis logam paduan besi karbon terpenting dengan
prosentase berat karbon hingga 2,11 %.
➢ Besi Tuang atau besi cor (cast iron),
Adalah, besi dengan kadar karbon lebih dari 2,11% hingga 4-6%.
Besi tuang dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur mikro dan
sifat-sifatnya yaitu,
✓ Besi tuang kelabu (grey cast iron),
✓ Besi tuang ulet atau nodular (ductile or nodular cast iron),
✓ Besi tuang putih (white cast iron),
✓ Besi tuang mampu tempa (malleable cast iron).
Untuk menghasilkan suatu logam paduan yang mempunyai 2 sifat yang berbeda
dengan besi dan karbon maka dicampur dengan bermacam logam lainnya
(seperti pada tabel berikut),
Table sifat-sifat baja dapat dipengaruhi oleh campuran logam yang lain
CAMPURAN PENGARUH TERHADAP SIFAT-SIFAT BAJA
LOGAM MENAMBAH MENGURANGI
Titik lebur, keuletan, regangan
Karbon (C) Kekokohan, kekerasan, sifat pengerasan
sifat mengelas dan menempa
Menambah elastisitas, kekokohan, kekerasan
Silisium (Si) Sifat mengelas
dan daya tahan karat
Rengangan dan daya kekuatan
Fosfor (P) Leburan encer
pukul
Sulfur (S) Lebaran kental, serpihan mudah patah Daya kekuatan pukul
Kekerasan, kekokohan, daya kekuatan pukul
Mangan (Mn) Sifat membuat serpih
dan daya keausan
Keuletan regangan, kekokohan, daya tahan
Nikel (Ni) Pegangan oleh suhu tinggi
karat, tahan listrik dan suhu tinggi
Kekerasan, kekokohan, daya tahan karat, suhu
Khrom (Cr) regangan
tinggi dan ketajaman
Varadium (V) Daya tahan lama, kekerasan dan keuletan Daya tahan suhu tinggi
Molibdenium
Kekerasan daya tahan lama Regangan dan sifat menempa
(Mo)
Keuletan mengurangi daya tahan
Kobalt (Co) Kekerasan, ketajaman
suhu tinggi
Kekerasan, kekokohan, daya tahan karat, suhu
Wolfram (W) regangan
tinggi dan ketajaman
Istilah-istilah Logam

❑ Logam alkali,
Yaitu, Logam dari kelompok IA pada system periodik seperti Litium, Natrium,
Kalium, Rubidium, Sesium dan Fransium yang merupakan pembentuk
hidroksida alkali yang kuat.
❑ Logam Beharga (Logam Mulia),
Yaitu, Kelompok logam atau paduannya yang tahan terhadap korosi dan
oksidasi, misalnya Au, Ag, dan Pt.
❑ Logam bukan Besi (Logam Non-besi),
Yaitu, Logam-logam kecuali Besi, misalnya Aluminium, Tembaga, Nikel, Kobal,
dan lain-lain.
❑ Logam Dasar,
Yaitu, Logam yang secara kimiawi lebih aktif dari pada Emas, Perak dan Platina,
kebalikan dari logam mulia.
❑ Logam Leleh,
Yaitu, Logam yang dipanaskan sampai berubah menjadi cair (fluida).
Pembentukan Alloy (Logam Paduan atau Lakur),
Proses, Suatu padatan (senyawa ionik) yang berasal dari campuran sederhana
hasil peleburan dua macam atau lebih logam yang dicampur atau hasil
peleburan suatu logam dicampur dengan unsur-unsur non-logam
kemudian campuran yang terjadi didinginkan.
Catatan,
❑ Hasil yang terjadi tergantung pada,
➢ Sifat kimia logam,
➢ Ukuran relatif dari atom-atom unsur-unsur yang dileburkan.
❑ Alloy dapat terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang
ada tidak saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain
tetapi masih menunjukkan sifat-sifat sebagai logam.
❑ Alloy dapat merupakan larutan zat padat (solid solution) dengan komposisi yang
bervariasi atau suatu senyawa antar-logam (intermetallic compound) dengan
komposisi dan struktur internal tertentu.
❑ Alloy yang merupakan larutan zat padat yang dapat dibedakan atas, yaitu,
➢ Alloy selitan (interstitial alloy),
➢ Alloy substitusi (substitution alloy).
Susunan atom-atom pada Alloy Selitan

❑ Tempat-tempat selitan diduduki oleh atom-atom logam atau oleh atom-atom


nonlogam yang ukurannya sama atau lebih kecil dianggap tidak merubah struktur
dari atom-atom kristal logam murninya.
❑ Alloy selitan ada dua macam yaitu,
➢ Alloy selitan acak (random),
Pada alloy selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi
tempat-tempat selitan pada logam induk secara acak,
➢ Alloy selitan teratur.
Pada alloy selitan teratur atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi
tempat-tempat selitan pada logam induk secara teratur dan berulang
(periodik).
Beberapa hal penting tentang Alloy Selitan,
➢ Alloy selitan acak diperoleh apabila leburan alloy didinginkan secara cepat,
sedangkan untuk memperoleh alloy selitan teratur perlu pendinginan leburan
alloy secara lambat.
➢ Komposisi dari alloy selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya
tempat selitan yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan,
sehingga sifat fisik dari alioy selitan yang diperoleh adalah bervariasi.
➢ Kereaktifan logam dalam alloy selitan cenderung lebih rendah dibandingkan
kereaktifan logam murninya. Hal ini disebabkan karena tertutupnya sebagian
permukaan dari logam murni oleh atom-atom unsur yang dipadukan.
➢ Secara umum sifat fisik dari alloy selitan adalah sebagai berikut,
✓ Struktur kristal dari logam induk pada alloy sama seperti struktur logam
dalam kristal murinya,
✓ Dapat menghantarkan panas dan listrik.
✓ Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
✓ Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
✓ Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
✓ Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.
➢ Massa jenis alloy selitan selalu lebih besar dibandingkan massa jenis logam
murninya karena beberapa tempat selitan yang semula kosong terisi oleh
atom dari unsur yang dipadukan. Massa jenis alloy selitan semakin besar
dengan bertambahnya persentase tempat selitan yang terisi oleh atom dari
unsur yang dipadukan.
Susunan atom-atom pada Alloy Substitusi
❑ Alloy substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan sebagian
atom-atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila ukuran dari atom-atom
unsur yang dipadukan lebih besar dari ukuran tempat selitan yang ada di dalam
kristal logam murninya.
❑ Alloy substitusi ada dua macam yaitu,
➢ Alloy substitusi acak (random substitutional alloy),
Pada alloy substitusi acak atom-atom dari unsur yang dipadukan
menggantikan posisi dari sebagian atom-atom logam murninya secara tidak
teratur,
➢ Alloy substitusi teratur (ordered substitusi alloy) atau kisi super
(superlattice).
Alloy substitusi teratur atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
posisi dari sebagian atom-atom logam murninya secara teratur dan periodik.
Beberapa hal penting tentang Alloy Selitan,
➢ Alloy substitusi acak diperoleh apabila leburan alloy didinginkan secara cepat.
Untuk memperoleh alloy substitusi teratur perlu pendinginan leburan alloy
secara lambat.
➢ Alloy substitusi dari dua macam logam atau lebih dapat terbentuk dengan
rentangan komposisi tertentu atau dengan segala komposisi. Alloy dengan
segala komposisi terbentuk apabila logam-logam yang dipadukan dapat
membentuk larutan zat padat (solid solution) dengan sembarang komposisi.
➢ Menurut Hume dan Rothery alloy substitusi dengan segala komposisi
dapat terjadi antara dua macam logam apabila tiga syarat di bawah terpenuhi
yaitu,
✓ Perbedaan jari-jari atom logam yang dipadukan tidak lebih dari 15%.
✓ Dua logam yang dipadukan memiliki struktur kristal yang sama.
✓ Dua logam yang dipadukan memiliki sifat kimia, khususnya elek-
tronvalensi yang sama.
❑ Di samping alloy selitan dan alloy substitusi, ada juga alloy yang merupakan
gabungan dari alloy selitan dan alloysubstitusi.
Salah satu contohnya adalah baja tahan karat (stainless Steel).
❑ Pada baja tahan karat atom karbon menempati sebagian tempat selitan
oktahedral yang ada, sedangkan atom kromium dan nikel menggantikan
sebagian posisi dari atom-atom besi.
Perubahan Struktur Logam

Sistem pengubahan Cara Hasil

Logam dipanaskan, kemudian dibiarkan Struktur logam berbentuk baru


Pemanasan
dingin dengan sendirinya dan logam jadi lebih lemah

Logam di panaskan, kemudian


Pendinginan kejut Menambah kekokohan
didinginkan cepat dalamn air atau oli
Logam dipanaskan, kemudian
Menambah kekerasan dan
Pengerasan didingikan sedenikian rupa sehingga
ketajaman
pengerasan merata
Logam yang telah diperkeras
Tempering Menambah elastisitas
dipanaskan pada suhu 180o - 300oC

Logam yang telah diperkeras


Tempering kejut Mempertinggi batas regang
dipanaskan pada suhu 450o - 700oC

Pengerasan dilakukan dalam oven Memperkeras permukaan logam


Pelapisan nitrogen
dengan semprotan nitrogen dan daya tahan karat
Pengerasan dilakukan dalam oven
Memperkeras tepi dan inti logam
Pelapisan karbon dengan pelapisan karbon sehingga
tetap lunak
mempengaruhi permukaan logam
Contoh Logam Paduan (Alloy)

1. Stainless Steel (baja tahan karat),


Adalah, Campuran dari beberapa logam terdiri atas besi, karbon, kromium (18-
20%) dan nikel (8-12%).
Catatan,
❑ Umumnya kandungan Kromium sebesar 10,5 % untuk mencegah proses
korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari
terbentuknya lapisan film oksida Kromium, lapisan oksida inilah menghalangi
proses oksidasi besi (Ferum).
❑ Stainless steel ini banyak digunakan sebagai bahan dalam pembuatan alat-
alat dapur seperti kompor, sendok, wajan, panci dan sebagai bahan dalam
pembuatan pagar.
❑ Baja tahan karat mungkin juga mengandung unsur lain selain kromium dan
nikel.
❑ Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta fungsinya
diberikan pada Tabel berikut,
PERSENTASE YANG PENGARUH PADA SIFAT BAJA
LOGAM
DITAMBAHAKAN YANG DIPEROLEH
Meningkatkan ketahanan terhadap
Tembaga 0,2-1,5
korosi
Memberikan permukaaan yang
Nikel 0,1-1
bagus
Niobium 0,02-0,12 Meningkatkan kekuatan regang
Nitrogen 0,03 Meningkatkan kekuatan
Mangan 0,2-1,6 Meningkatkan kekuatan
Vanadium Sampai 0,2 Meningkatkan kekuatan
2. Monel,
Adalah, Campuran antara logam Nikel (Ni = 67%) dengan logam Tembaga (Cu
= 28%) dan ditambah lagi dengan logam lain ferro, Mn, dan Si.
❑ Penggunaan logam Monel banyak untuk industri kimia, bahan makanan
dikarenakan sifat tahan korosinya yang sangat baik di samping sifat kekuatan
dan keuletannya dan tahan temperatur tinggi.
❑ Logam monel dapat bertahan sifat fisis dan mekanisnya sampai temperatur
kerja 750°C.
3. Emas Putih (white gold),
Adalah, Campuran antara logam emas dengan nikel atau emas dengan
paladium atau perak.
Catatan,
❑ Salah satu alloy yang banyak digunakan untuk perhiasan adalah emas putih
(white gold).
❑ Emas putih bukan platina tetapi memiloki kilap seperti platina,
❑ Emas putih kadang-kadang mengandung unsur logam yang lain seperti
perak, tembaga, atau zink dalam jumlah yang kecil.
❑ Sekarang nikel jarang digunakan untuk membuat emas putih karena nikel
dapat memberikan reaksi tertentu pada seseorang yang menggunakan
perhiasan dari emas putih.
❑ Emas putih yang banyak digunakan sebagai perhiasan, sekarang
kebanyakan merupakan alloy dari emas dengan perak dan paladiun.
❑ Perhiasan yang terbuat dari emas putih sering kali dilapisi dengan rodium
(Rh) untuk menghasilkan kilau putih yang lebih bagus.
❑ Seperti pada emas kuning (yellow gold), kandungan emas pada emas putih
juga dinyatakan dengan karat. Kandungan emas pada emas putih 18 karat
adalah sama dengan kandungan pada emas kuning 18 karat.
4. Amalgam,
Adalah, Campuran dari dua atau beberapa logam yang salah satunya adalah
Merkuri atau Air Raksa.
Catatan,
❑ Amalgam dapat berbentuk padat maupun cair tergantung jumlah air raksa
yang digunakan.
❑ Amalgam umumnya digunakan untuk menambal gigi yang berlubang dan
dapat juga digunakan sebagai pelapis cermin.
❑ Perak, timah putih, seng, dan emas merupakan jenis logam yang biasa
digunakan sebagai campuran di dalam amalgam.
❑ Amalgamasi adalah proses penyelaputan partikel emas oleh air raksa dan
membentuk amalgam (Au–Hg). Merkuri atau raksa digunakan sebagai bahan
utama karena kemampuannya untuk melarutkan logam lain dan membentuk
logam paduan (alloy) yang dikenal sebagai amalgam,
❑ Proses pengolahan amalgam dengan bahan baku merkuri dapat
menghasilkan limbah yang dapat mengganggu lingkungan.
5. Kuningan (Brass),
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan Seng dengan kandungan
tembaga antara 60-96%.
Catatan,
❑ Manfaatanya sangat banyak, yaitu untuk barang-barang hiasan, sekrup, alat-
alat musik, dan paku-paku kecil.
❑ Dalam perdagangan dikenal 3 jenis bentuk kuningan, yaitu,
✓ Kawat kuningan (brass wire) kadar tembaga antara 62-95%,
✓ Pipa kuningan (seamless brass tube) kadar tembaga antara 60-90%,
✓ Plat kuningan (brass sheet) kadar tembaga antara 60-90%.
❑ Ada 2 Jenis komposisi Kuningan, perbedaannya terletak pada struktur mikro
logam kuningan (kekuatan dan keuletan), yaitu,
✓ Alpha Brass atau Yellow Brass (unsur Seng tidak lebih dari 36%),
komposisi Cu dan Zn = 70 % : 30 %.
✓ Alpha-Betha Brass (unsur Seng lebih dari 36%).
❑ Alpha Brass, digunakan dalam teknik antara lain untuk tube (pipa) catriges
(selongsong/selubung) dan disebut juga Yellow Brass.
6. Perunggu (Bronze),
Adalah, Campuran antara Tembaga dengan unsur kimia/logam lainnya yang
biasanya dengan Timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain
seperti Mangan, Alumunium, atau Silikon.
Pada umumnya, dalam perunggu terkandung tembaga sebesar 88 %
sedangkan 12 % adalah timah.
Catatan,
❑ Sifat-sifat Perunggu antara lain,
✓ Keras, tahan korosi dan mudah dibentuk,
✓ Titik leburnya beragam, tergantung dengan perbandingan komponen
penyusunnya, umumnya titik lebur 950 C,
✓ Tidak dapat ditarik magnet tetapi jika dalam pembuatannya diberi unsur
besi atau nikel maka juga dapat ditarik magnet,
✓ Perunggu ini lebih kuat dari pada logam tembaga, dan
✓ Perunggu juga tahan terhadap korosi akibat air laut,
❑ Selain dengan timah logam lain yang dapat dicampurkan juga yaitu,
✓ Dengan Mangan (Mn) disebut Manganeze Bronze,
✓ Dengan Aluminium (Al) disebut Aluminium Bronze,
✓ Dengan silikon (Si) disebut Silikone Bronze,
✓ Dengan Timah (Sn) disebut Tin Bronze,
Pada umumnya, didalam perunggu terkandung logam Tembaga sebesar 88%
dan Timah atau logam lainnya sebesar 12%.
❑ Manfaat Perunggu antara lain,
✓ Untuk membuat uang logam yang bernilai rendah,
✓ Secara luas digunakan dalam industri,
✓ Banyak digunakan sebagai kincir kapal dan bagian lain dari kapal yang
berhubungan dengan air laut,
✓ Untuk pembuatan prasasti, alat musik gong dan alat gamelan, serta
digunakan untuk membuat medali.
❑ Perunggu digunakan secara luas dalam industri (peralatan, senjata dan
material bangunan) dan sangat penting pada masa lampau, bahkan pernah
suatu masa disebut sebagai Zaman Perunggu.
❑ Dengan Aluminium (Al) disebut Aluminium Bronze, komposisi Cu : Sn : Al =
80 % : 10 % : 10 %,
❑ Dengan silikon (Si) disebut Silikone Bronze, Komposisi Cu : Sn : Si = 80 % :
15 % : 5 %, banyak digunakan untuk membuat rol berbentuk batangan, fungsi
Si untuk membuat daya tahan terhadap asam
❑ Dengan Timah (Sn) disebut Tin Bronze, komposisi Cu : Sn = 80 % : 20 %,
banyak digunakan sebagai senjata, patung dan lonceng.
7. Solder (Patri),
Adalah, Campuran antara Timah dan Timbal yang memiliki titik lebur yang
rendah dan digunakan untuk menyambungkan kabel-kabel dalam
barang-barang elektronik.
Adalah, Merupakan alat bantu untuk merakit atau membongkar rangkaian
elektronika pada papan PCB.
❑ Solder mengubah energi listrik menjadi energi panas. Solder banyak jenis
dan beragam bentuknya,
❑ Solder pula digunakan untuk upaya alternatif jumper dengan menghubungkan
kabel kecil pada hubungan yang putus pada papan PCB agar yang retak atau
terputus agar dapat tersambung kembali.

8. Kupro-nikel,
Adalah, Campuran antara logam Tembaga dan nikel yang digunakan untuk
membuat uang logam berwarna perak.
9. Duralumin (Logam Dural),
Adalah, Campuran antara logam Aluminium (Al) dengan Logam Tembaga (4%)
ditambah sedikit Si, Fe dan magnesium (Mg).
❑ Logam Dural (Al-Cu), dimana jika komposisi Cu 4,5% dan Mg 1,5%, fungsi
logam Mg akan memperkuat paduan Al-Cu tetapi menyebabkan lebih sulit
dibentuk.
❑ Logam Dural digunakan untuk membuat paku keling, mur atau baut, bagian-
bagian dari pesawat terbang, velg roda mobil.
❑ Logam dural (Al-Cu) ditambah dengan 2% Nikel dipakai untuk komponen
yang bekerja pada temperatur tinggi, misalnya piston, cylinder head motor
bakar.

10. Baja Ringan (Galvanum),


Adalah, Merupakan logam baja tipis yang dilapisi oleh campuran logam yang
terdiri atas alumunium (Al) sebanyak 55%, seng (Zn) sebanyak 43%,
dan silicon (Si) sebanyak 1,6%.
❑ Digunakan sebagai atap rumah material galvanum lebih ramah lingkungan,
anti karat, dan memiliki ketahanan sangat tinggi.
11. Baja,
Adalah, Campuran antara Logam Besi sebagai unsur dasar dengan Karbon
yang memiliki sifat tahan karat dan banyak digunakan di bidang
industri dan kontruksi.
Catatan,
❑ Kandungan karbon (C) dalam baja sekitar 0,5 % hingga 1,7 % berat sesuai
dengan grade-nya
❑ Baja (Besi Hitam) biasanya digunakan sebagai komponen utama pada
mesin, rangka mobil, kapal, kereta, perkakas, senjata, dan sebagai rangka
bangunan.
❑ Selain Karbon, dalam baja juga terkandung Mangan (Mn), Fosfor (P), Sulfur
(S), Silicon (Si), dan sebagian kecil Oksigen (O), Nitrogen (N), serta
Alumunium (Al).
❑ Peningkatan kualitas baja biasanya dilakukan dengan penambahan Nikel
(Ni), Krom (Cr), Molybdenum (Mo), Boron (B), Titanium (Ti), Vanadium (V),
dan Niobium (Nb).
❑ Fungsi unsur karbon dalam baja adalah sebagai bahan pengeras dan
meningkatkan kekuatan tariknya sehingga dapat mencegah pergeseran
atom-atom dalam logam baja. Hal ini disebabkan karena karbon dapat
mengisi ruang kosong antar atom besi pada ikatan logam sehingga lebih
rapat dan keras.
12. Baja Putih (Babbit),
Adalah, Paduan logam berwarna putih dengan unsur utama timah putih atau
timbal (timah hitam) dan sejumlah kecil antimon, tembaga dan logam
lain,
❑ Babbit digunakan untuk bantalan poros atau untuk pelapisan pada sebuah
komponen mekanik pada sebuah mesin.
❑ Dengan sifatnya yang keras dan tahan akan keausan akibat gesekan
membuat logam ini banyak di gunakan pada permukaan bearring atau
permukaan yang membutuhkan tingkat rotasi atau gesekan pada
permukaannya (dalam dunia mekanik).
❑ Logam Babbit adalah logam paduan empat element logam (quarternary alloy
atau ternary alloys) dari element-element Timah putih (Tin, Sn), Timah hitam
(lead, Pb), Antimony (Stibium, Sb), dan Tembaga (Copper, Cu),
❑ Logam paduan ini ditemukan oleh ISAAC BABBIT di USA (pada tahun 1839).
Logam Babbit dipakai untuk bahan bearing (bearing metal). Bearing
(bantalan) adalah bagian mesin yang berfungsi meneruskan atau
memindahkan beban antara dua permukaan yang saling bergesekan.
Logam Berat

Logam Berat (heavy metal),


Adalah, Unsur logam yang mempunyai massa jenis lebih besar dari 5 g/cm3, atau
suatu unsur logam dengan berat molekul tinggi.
Contoh, Hg, Cd, Pb, Cr, As, Fe, Co dan Ni,
Catatan,
❑ Logam berat dianggap berbahaya bagi kesehatan bila terakumulasi secara
berlebihan di dalam tubuh, beberapa di antaranya bersifat membangkitkan
kanker, demikian pula dengan bahan pangan dengan kandungan logam berat
tinggi dianggap tidak layak konsumsi.
❑ Logam berat Cd, Hg, dan Pb dinamakan sebagai logam non esensial dan pada
tingkat tertentu menjadi logam beracun bagi makhluk hidup (Subowo dkk, 1999).
❑ Dalam kadar rendah logam berat pada umumnya sudah beracun bagi tumbuhan
dan hewan, termasuk manusia.
❑ Logam berat yang sering mencemari habitat ialah Hg, Cr, Cd, As, dan Pb.
❑ Tingginya kandungan logam berat di suatu perairan dapat menyebabkan
kontaminasi, akumulasi bahkan pencemaran terhadap lingkungan seperti biota,
sedimen, air dan sebagainya.
❑ Limbah yang mengandung logam berat ini akan terbawa oleh sungai dan
karenanya limbah industri merupakan sumber pencemar logam berat yang
potensial bagi pencemaran laut.
❑ Contoh Kasus di Indonesia pernah dilaporkan bahwa,
➢ Ikan-ikan di Teluk Jakarta juga memiliki kandungan raksa yang tinggi,
➢ Udang dari tambak Sidoarjo pernah ditolak importir dari Jepang karena dinilai
memiliki kandungan kadmium (Cd) dan timbal (Pb) yang melebihi ambang
batas. Diduga logam-logam ini merupakan dampak buangan limbah industri
di sekitarnya.
➢ Kakao dari Indonesia juga pernah ditolak pada lelang internasional karena
dinilai memiliki kandungan Cd di atas ambang batas yang diizinkan. Cd
diduga berasal dari pupuk TSP yang diberikan kepada tanaman di
perkebunan.
Penggunaan Logam Berat,
❑ Berdasarkan kegunaannya, logam berat dapat dibedakan atas dua golongan,
yaitu (Laws, 1981),
➢ Golongan yang dalam konsentrasi tertentu berfungsi sebagai mikro-nutrien
yang bermanfaat bagi kehidupan organisme perairan, seperti Zn, Fe, Cu, Co.
➢ Golongan yang sama sekali belum diketahui manfaatnya bagi organisme
perairan seperti Hg, Pb, dan Cd.
❑ Senyawa logam berat banyak digunakan untuk kegiatan industri sebagai bahan
baku, katalisator maupun sebagai additive.
❑ Dalam perairan, logam-logam ditemukan dalam bentuk,
➢ Terlarut, yaitu ion logam bebas air dan logam yang membentuk kompleks
dengan senyawa organik dan anorganik.
➢ Tidak terlarut, terdiri dari partikel yang berbentuk koloid dan senyawa
kompleks metal yang terabsorbsi pada zat tersuspensi.
❑ Logam berat diketahui dapat mengumpul di dalam tubuh organisme, dan tetap
tinggal dalam tubuh dalam jangka waktu lama sebagai racun yang terakumulasi
(Fardiaz,1992; Palar, 1994).
❑ Kondisi perairan yang terkontaminasi oleh berbagai macam logam akan
berpengaruh nyata terhadap ekosistem perairan baik perairan darat maupun
perairan laut.
❑ Logam Berat Hg (mercuri)
➢ Merkuri (Hg) berarti “perak cair” (liquid silver) adalah jenis logam sangat berat
yang berbentuk cair pada temperatur kamar,
➢ Sifat Fisik,
▪ Berwarna putih-keperakan,
▪ Memiliki sifat konduktor listrik yang cukup baik, tetapi sebaliknya memiliki
sifat konduktor panas yang kurang baik.
▪ Merkuri membeku pada temperatur – 38.9°C dan mendidih pada
temperatur 357°C.
▪ Merkuri adalah unsur kimia sangat beracun (toxic) dan dapat bercampur
dengan enzim didalam tubuh manusia menyebabkan hilangnya
kemampuan enzim untuk bertindak sebagai katalisator untuk fungsi tubuh
yang penting.
➢ Logam Hg ini dapat terserap kedalam tubuh melalui saluran pencernaan dan
kulit. Karena sifat beracun dan cukup volatil, maka uap merkuri sangat
berbahaya jika terhisap, meskipun dalam jumlah yang sangat kecil. Merkuri
bersifat racun yang komulatif, dalam arti sejumlah kecil merkuri yang terserap
dalam tubuh dalam jangka waktu lama akan menimbulkan bahaya.
➢ Bahaya penyakit yang ditimbulkan oleh senyawa merkuri diantaranya,
▪ Kerusakan rambut dan gigi,
▪ Hilang daya ingat dan terganggunya sistem syaraf.
➢ Lingkungan yang terkontaminasi oleh merkuri dapat membahayakan
kehidupan manusia karena adanya rantai makanan.
➢ Merkuri terakumulasi dalam mikro-organisme yang hidup di air (sungai,
danau, laut) melalui proses metabolisme.
➢ Bahan-bahan yang mengandung merkuri yang terbuang kedalam sungai atau
laut dimakan oleh mikro-organisme tersebut dan secara kimiawi berubah
menjadi senyawa methyl-merkuri.
➢ Mikro-organisme dimakan ikan sehingga methil-merkuri terakumulasi dalam
jaringan tubuh ikan. Ikan kecil menjadi rantai makanan ikan besar dan
akhirnya dikonsumsi oleh manusia,
➢ Usaha pengolahan emas dengan menggunakan merkuri seharusnya tidak
membuang limbah (tailing) kedalam aliran sungai sehingga tidak terjadi
kontaminasi merkuri pada lingkungan disekitarnya, dan tailing yang
mengandung merkuri harus di tempatkan secara khusus dan ditangani
secara hati-hati.
❑ Logam Berat Cd
➢ Kadmium (Cd) adalah logam berat yang dapat menyebabkan pencemaran
dan berbahaya bagi manusia.
➢ Salah satu kasus terkenal di Jepang yang disebabkan pencemaran logam Cd
adalah Itai-itai desease (Darmono, 1995).
➢ Sumber Kadmium yang penting adalah berasal dari tanah-tanah pertanian
yang tercemar, sampah pertambangan dan limbah industri.
➢ Kadmium dapat dapat terakumulasi pada jaringan tubuh kerang-kerangan,
sedangkan pada manusia terjadi di hati, tulang, ginjal, pankreas dan kelenjar
gondok (Palar, 1994).
➢ Kadmium diketahui merupakan logam yang tidak esensial untuk tumbuhan,
hewan dan manusia tetapi ada beberapa tulisan yang mengklaim bahwa
kadmium esensial untuk hewan.
➢ Pada dosis yang tinggi, kadmium dapat bersifat toksik pada pencernaan dan
pernapasan manusia (Stoeppler,1992).
❑ Logam Berat Pb
➢ Timbal merupakan unsur logam berwarna abu-abu kebiruan, dengan titik
lebur 600,65°K dan titik didih 2023°K. Larut dalam HNO3 pekat, sedikit larut
dalam HCl dan H2SO4 encer pada suhu kamar. Kelarutan timbal cukup
rendah sehingga kadar timbal di dalam air relatif sedikit.
➢ Sifat–sifat Fisik, antara lain,
▪ Memiliki titik cair rendah,
▪ Merupakan logam yang lunak sehingga mudah diubah menjadi berbagai
bentuk,
▪ Timbal dapat membentuk alloy dengan logam lainnya, dan alloy yang
terbentuk mempunyai sifat yang berbeda pula dengan timbal murni,
▪ Memiliki densitas yang tinggi dibanding logam lain, kecuali emas dan
merkuri, yaitu 11,34 g/cm3;
▪ Sifat kimia timbal menyebabkan logam ini dapat berfungsi sebagai
pelindung jika kontak dengan udara lembab.
➢ Pb yang masuk ke dalam perairan adalah sebagai dampak dari aktivitas
kehidupan manusia diantaranya adalah air buangan (limbah) dari industri
yang berkaitan dengan Pb, air buangan dari pertambangan bijih timah hitam,
buangan sisa industri baterai dan bahan bakar angkutan air. Buangan
buangan tersebut akan mengalir pada jalur-jalur perairan sehingga
menyebabkan pencemaran (Palar, 2004).
D. MINERAL RADIO AKTIF

❑ Uranium merupakan elemen paling berat yang ditemukan di alami, salah satu
mineral pembawa uranium adalah Uraninit (UO2), namun uraninit bukan
merupakan satu-satunya mineral yang mempunyai sifat radioaktif, beberapa
mineral lain seperti monazit, zirkon, apatit dan xenotim juga mengandung tingkat
radiasi tertentu.
❑ Keterdapatan Unsur Radioaktif di Alam
➢ Tellurium
➢ Vanadium
➢ Samarium
➢ Osmium
➢ Neodymium
➢ Indium
➢ Gadolinium
➢ Rubidium
➢ Rhenium
➢ Lutetium
➢ Thorium
➢ Uranium
❑ Mineral-mineral Uranium
➢ Uranium, tidak selangka yang diduga, bahkan lebih berlimpah daripada raksa,
antimon (Sb) , perak, atau kadmium dan sama berlimpahnya seperti molibden
atau arsen.
➢ Uranium terdapat dalam sejumlah mineral seperti pitchblende, uraninit, karnotit,
autunit, uranofan dan tobernit. Juga terdapat pada batuan fosfat, lignit, pasir
monazit, dan bisa diperoleh dari semua sumber komersial ini.
➢ Uranium memiliki tiga bentuk kristal yaitu,
▪ alfa (688°C),
▪ beta (776°C),
▪ gamma.
➢ Uranium termasuk logam berat, berwarna putih keperak-perakan, bersifat
piroforik (mudah meledak di udara dan hidrogen dapat menambah intensitas
nyala) dalam kondisi halus.
❑ Sifat-sifat Uranium
➢ Uranium termasuk logam berat,
➢ berwarna putih keperak-perakan,
➢ bersifat piroforik (mudah meledak di udara dan hidrogen dapat menambah
intensitas nyala) dalam kondisi halus.
➢ Uranium lebih lunak dariada baja, dan dalam kondisi yang sangat halus, uranium
mudah terlarut dalam air dingin. Mudah ditempa dan sedikit paramagnetik.
➢ Di udara, uranium terlapisi dengan oksidanya. Asam juga dapat melarutkan
logamnya, dan tidak terpengaruh sama sekali oleh basa.
❑ Bagaimana cara mengukur radiasi?
➢ Salah satunya dengan menggunakan alat yang bernama scintillometer. Alat ini
mengukur intensitas radiasi dengan mengukur fluktuasi dari indeks refraksi dari
udara akibat adanya variasi temperatur, kelembapan dan tekanan.
➢ Pada bagian dalam scintillometer, terdapat beberapa sensor (transmitter) yang
mengidentifikasi gelombang optik atau radio, yang berundulasi (scintillation).
❑ Sifat Khas Mineral Radioaktif,
➢ Pada pengamatan mineral dengan menggunakan mikroskop polarisasi
(petrografi-sayatan tipis), sering dijumpai mineral seperti biotit, amfibol dan apatit,
tampak adanya bercak berwarna hitam yang disebut sebagai phleochroic halo.
Hal ini akibat adanya efek radiasi dari inklusi dari mineral yang mengandung
unsur radioaktif, seperti zirkon, apatit, allanit, dan monazit.
➢ Sifat ini sangat bermanfaat untuk mengetahui mineral aksesoris dari pengamatan
mineral dan batuan di sayatan tipis karena umumnya ukuran inklusi sangat kecil
dibandingkan mineral pembentuk batuan.
❑ Manfaat Uranium dan Mineral Radio Aktif,
➢ Banyak orang menganggap uranium sangat berbahaya seperti efek dari bom
atom di Hiroshima dan Nagasaki, atau kasus ledakan reaktor di Jepang 3 tahun
lalu karena dampak gempa bumi.
Semua orang akhirnya menjadi paranoid dan menganggap bahwa uranium
sangat berbahaya karena radiasinya.
➢ Sebenarnya uranium mempunyai banyak manfaat seperti,
▪ Pembangkit listrik tenaga nuklir,
✓ Reaksi ini menggunakan prinsip reaksi "fisi" atau "fission", dimana U-238 di
tembak oleh neutron, sehingga akan memancarkan panas yang
dikonversi menjadi energi.
✓ Reaksi ini dikontrol sehingga benar-benar diketahui energi yang
dihasilkan dari proses fisi untuk mencegah reaksi berlebih yang
berbahaya di reaktor.
✓ Hal ini yang membuat pembangkit energi nuklir tidak menimbulkan polusi,
renewable di masa mendatang (walaupun beberapa negara ketakutan
kalau teknologi ini dikuasai negara berkembang seperti kasus Amerika
dan Iran)
▪ Geokronologi (mengetahui umur dari batuan hingga jutaan tahun yang lalu).
✓ Uranium-238 adalah unsur yang tidak stabil dan akan meluruh dari parent
isotope menjadi daughter isotope serta memancarkan energi dan panas,
hingga menjadi unsur-Pb yang stabil.
✓ Untuk melakukan geokronologi dengan metode U-Pb, diperlukan mineral
radioaktif (zirkon/monazit) dengan ukuran yang cukup besar (>50
mikrometer), kemudian zirkon tersebut di analisa dengan alat yang
bernama LA-ICP MS (laser ablation induced coupled plasma mass
spectroscopy).
✓ Metode ini berbeda dengan ICP MS, karena analisa nya berupa analisa
titik (spot analysis), bukan dengan melarutkan. Titik yang ditembak sinar
laser akan meleleh dan berbentuk menyerupai kawah, dan uap yang
dihasilkan dari tembakan laser tadi, akan dianalisa dalam chamber
dengan ketelitian mencapai 1ppb (cmiiw).
✓ Hasil analisa tentunya harus selalu dikalibrasi dengan sampel standar
untuk mendapatkan hasil yang valid.
▪ Mendeteksi arah sungai bawah tanah,
Yaitu, Dengan menggunakan beberapa elemen yang dilarutkan di hulu
(inlet), kemudian mendeteksi beberapa bagian dari sungai di hilir
(outlet=, untuk mengetahui arah dari sungai bawah tanah.
Apa pentingnya ?
✓ Jika dikaitkan dengan isu lingkungan,
✓ Misalnya di tambang batu gamping,
✓ Sering kita menjumpai adanya sungai yang masuk ke dalam gua, namun
kita tidak mengetahui dimana ujung dari sungai tersebut.
✓ Perusahaan sering kali disalahkan karena mengubah litologi dari alam,
mencemari sungai dan berakibat pada warga, padahal kita belum tahu
apakah sungai tersebut mengarah ke pemukiman warga atau tidak.
❑ Penambangan Uranium,
➢ Metode penambangan uranium antara lain dengan tambang bawah tanah (block
caving) atau in-situ leaching (novel mining),
➢ Contoh di Canada dan Australia sudah menerapkan kedua metode tersebut dan
mempunyai standar yang ketat, terutama berkaitan dengan kesehatan dan
keselamatan pekerjanya.

Tambang Uranium Bawah Tanah


In-situ Uranium Leaching
E. PENGERTIAN PENGOLAHAN & PEMURNIAN

❑ Pengolahan Bahan Galian (mineral beneficiation atau mineral processing/


mineral dressing)
Adalah, Suatu proses pemisahan mineral berharga dari mineral pengotornya
yang dilakukan secara mekanis tanpa merubah sifat-sifat kimianya,
hanya merubah sebagian dari sifat fisiknya seperti bentuk dan
ukurannya, yang menguntungkan secara ekonomis berdasarkan
teknologi yang ada sekarang.
Adalah, Suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahan galian untuk memperoleh produk bahan
galian yang bersangkutan.
Catatan,
Pada saat ini umumnya endapan bahan galian yang ditemukan di alam sudah
jarang yang mempunyai mutu atau kadar mineral berharga yang tinggi dan siap
untuk dilebur atau dimanfaatkan, oleh sebab itu bahan galian tersebut perlu
menjalani pengolahan agar mutu atau kadarnya dapat ditingkatkan sampai
memenuhi kriteria pemasaran atau peleburan.
❑ Metalurgi (metallurgy),
Adalah, Merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara untuk memperoleh
logam (metal) melalui proses fisika dan kimia serta mempelajari cara-
cara memperbaiki sifat-sifat fisik dan kimia logam murni maupun
paduannya (alloy).
Catatan,
➢ Metalurgi merupakan pengolahan bahan galian tetapi dalam prosesnya
mineral-mineral tersebut mengalami perubahan seluruhnya atau sebagian
dari sifat fisik dan kimianya,
➢ Definisi Metalurgi,
Adalah, Ilmu dan teknologi pengolahan untuk memperoleh logam yang
mencakup dari tahapan pengolahan bijih mineral, pemerolehan
(ekstraksi) logam, sampai ke pengolahannya untuk menyesuaikan
sifat-sifat dan perilakunya sesuai dengan yang dipersyaratkan
dalam pemakaian untuk pembuatan produk rekayasa tertentu.
❑ Perbedaan utama antara proses pengolahan bahan galian dengan proses
metalurgi adalah,
➢ Pengolahan Bahan Galian,
✓ Bijih atau mineral, Hasil pengolahan tetap bijih atau mineral,
✓ Kadar logam rendah, Hasil pengolahan menjadi kadar logam
tinggi
✓ Sifat-sifat fisik dan kimia, Hasil pengolahan tetap tidak berubah.
➢ Pada ekstraktif metalurgi,
✓ Bijih atau mineral, Hasil pengolahan logam atau metal,
✓ Kadar logam rendah, Hasil pengolahan menjadi logam murni
✓ Sifat-sifat fisik dan kimia, Hasil pengolahan berubah.
❑ Proses Metalurgi dapat dibedakan menjadi, yaitu,
➢ Metalurgi Ekstraktif (Extractive Metallurgy)
Menurut Kirk-Othmer metalurgi ekstraktif
Adalah, Ilmu yang mempelajari cara-cara pengambilan (ekstraksi) logam
dari bijih (ore = naturally occuring compounds),
Konsentrat, scrap, slag dan proses pemurniannya, sehingga
sesuai dengan syarat-syarat komersial dan bermanfaat bagi
manusia.
➢ Metalurgi Fisika dan Ilmu Bahan (physical metallurgy and material science).
Adalah, Upaya memadukan dua logam atau lebih agar hasil perpaduan ini
mempunyai sifat fisik sesuai dengan yang diinginkan,
➢ Metalurgi Mekanik,
Adalah, Pembentukan logam dengan struktur tertentu agar dapat
dimanfaatkan atau upaya pemrosesan logam lebih lanjut agar
dapat dimanfaatkan oleh manusia, misal untuk jembatan yang
mempunyai daya dukung tertentu.
Catatan,
➢ Metalurgi ekstraksi yang banyak melibatkan proses-proses kimia, baik yang
temperatur rendah dengan cara pelindian maupun pada temperatur tinggi
dengan cara proses peleburan untuk menghasilkan logam dengan kemurnian
tertentu, dinamakan juga Metalurgi Kimia.
➢ Metalurgi Kimia mempunyai pengertian yang luas, antara lain mencakup
✓ Pemaduan logam dengan logam lain atau logam dengan bahan bukan
logam.
✓ Aspek-aspek perusakan logam (korosi) dan cara penanggulangannya,
✓ Pelapisan logam secara elektrolit,dan lainnya.
❑ Proses Metalurgi ekstraktif sendiri dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) jenis,
yaitu,
➢ Piro Metalurgi (Pyro Metallurgy),
Proses ekstraksinya menggunakan energi panas yang tinggi (bisa sampai
2.000°C),
➢ Hidro Metalurgi (Hydro Metallurgy),
✓ Menggunakan larutan kimia atau reagen organik untuk “menangkap”
logamnya,
✓ Proses ekstraksinya dilakukan pada temperatur yang relatif rendah
dengan cara pelindian dengan media cairan,
➢ Elektro Metalurgi (Electro Metallurgy),
✓ Memanfaatkan teknik elektro-kimia (elektrolisa) untuk memperoleh
logamnya,
✓ Proses ekstraksinya dapat dilakukan pada temperatur rendah maupun
pada temperatur tinggi.
Bagan Alir Pengolahan Bahan Galian
Tujuan Pengolahan Bahan Galian

❑ Membebaskan mineral berharga dari mineral pengotornya (meliberasi), dengan


kata lain Memisahkan mineral berharga dari pengotornya,
❑ Mengontrol ukuran partikel agar sesuai dengan proses selanjutnya (reduksi
ukuran), dengan kata lain Mengontrol agar bijih mempunyai ukuran yang relatif
seragam,
❑ Mengontrol agar bijih mempunyai kadar yang relatif seragam, atau
Membebaskan mineral berharga,
Dengan kata lain Menurunkan kandungan pengotor (menaikkan kadar mineral
berharga).

Keuntungan Melakukan Pengolahan Bahan Galian,


❑ Mengurangi biaya pengangkutan,
❑ Mengurangi biaya peleburan,
❑ Mengurangi kehilangan mineral berharga pada saat peleburan.
Proses Pengolahan

❑ Sebelum melakukan proses pengolahan perlu diketahui karakteristik sifat fisik


dan kimia bijih, karena ini akan menjadi acuan dalam pemilihan alat pengolahan
yang akan digunakan.
➢ Karakteristik sifat fisik,
✓ Warna, Kilap, dan Kekerasan bahan galian,
✓ Berat Jenis, Sifat Kemagnetan, Sifat Kelistrikan, Sifat permukaan mineral
terhadap gelembung,
✓ Bentuk, Ukuran suatu mineral dan Derajat liberasinya.
➢ Karakteristik sifat kimia,
Golongan dan pH untuk menentukan penggunaan reagen atau bahan kimia
yang akan digunakan.

❑ Proses pengolahan bahan galian dapat dilakukan dengan tahapan, yaitu,


1. Preparasi,
2. Konsentrasi,
3. Dewatering,
4. Material Handling (Penanganan).
1. Preparasi (Comminution)

❑ Preparasi merupakan kegiatan mereduksi ukuran untuk menyiapakan hasil


tambang untuk proses selanjutnya, aktivitas nya antara lain,
➢ Sampling,
➢ Kominusi,
➢ Sizing.
❑ Kominusi merupakan proses mereduksi ukuran butiran meliputi proses
peremukan (Crushing) dan penggerusan (Grinding) atau proses meliberasi
bijih,
❑ Tujuan Proses Kominusi adalah,
➢ Menghasilkan partikel yang sesuai dengan kebutuhan proses (ukuran
maupun bentuk),
➢ Membebaskan mineral berharga dari pengotor,
➢ Memperbesar luas permukaan, sehingga kecepatan reaksi pelarutan dapat
berlangsung dengan lebih baik.
❑ Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses kominusi bahan galian
antara lain,
➢ Ukuran material atau bijih dari tambang,
➢ Biasanya ukuran material atau bijih dari tambang dalam bentuk bongkah →
pemilihan primary crusher dan proses screening,
➢ Keadaan bijih → pada material yang lengket akan mempengaruhi pemilihan
mill/crusher,
➢ Kesediaan air → penting khususnya untuk proses basah,
➢ Proses-proses berikutnya basah atau kering,
➢ Korosi pada lining (bahan pelapis pada dinding dalam mill),
➢ Reaksi antara material dengan air.

❑ Aktivitas Kominusi dapat dilakukan melalui dua macam tahapan pekerjaan,


yaitu,
➢ Crushing (Peremukan atau pemecahan),
➢ Grinding (Penggerusan atau penghalusan).
❑ Sazing (Sampling dan Analisa Ayakan),
Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
❑ Sieving atau Screening (Pengayakan atau penyaringan),
Adalah, Proses pemisahan secara mekanik berdasarkan perbedaan ukuran
partikel.
Catatan,
➢ Pengayakan (screening) dipakai dalam skala industri,
➢ Penyaringan (sieving) dipakai untuk skala laboratorium.
➢ Produk dari proses pengayakan atau penyaringan ada 2 (dua), yaitu,
✓ Ukuran lebih besar dari pada ukuran lubang-lubang ayakan (oversize).
✓ Ukuran yang lebih kecil dari pada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize).
❑ Tujuan Penyaringan atau pengayakan hasil peremukan atau penghancuran
adalah,
➢ Mencegah masuknya undersize ke peremuk sehingga dapat meningkatkan
kapasitas dan efisiensinya.
➢ Mencegah oversize masuk ke tahap berikutnya pada operasi sirkit tertutup
peremukan dan penggerusan
➢ Mempersiapkan umpan yang berselang ukuran kecil untuk proses
konsentrasi
➢ Menghasilkan produk dalam kelompok-kelompok ukuran tertentu, misalnya:
pada industri pasir dan batu.

❑ CLASSIFICATION (Klasifikasi atau Pemisahan)


Adalah, Proses pemisahan partikel berdasarkan kecepatan pengendapannya
dalam suatu media (udara atau air).
Catatan,
➢ Klasifikasi dilakukan dalam suatu alat yang disebut classifier.
➢ Produk dari proses klasifikasi ada 2 (dua), yaitu,
✓ Produk yang berukuran kecil/halus (slimes) mengalir di bagian atas
disebut overflow.
✓ Produk yang berukuran lebih besar/kasar (sand) mengendap di bagian
bawah (dasar) disebut underflow.
2. Concentration (Peningkatan Kadar Atau Konsentrasi)

❑ Agar bahan galian yang mutu atau kadarnya rendah (marginal) dapat diolah lebih
lanjut, yaitu diambil (di-ekstrak) logamnya, maka kadar bahan galian itu harus
ditingkatkan dengan proses konsentrasi.

❑ Sifat-sifat fisik mineral yang dapat dimanfaatkan dalam proses konsentrasi


adalah,
➢ Perbedaan ukuran untuk proses pemilahan (hand sorting)
➢ Perbedaan berat jenis atau kerapatan untuk proses Konsentrasi Gravitasi
dan media berat.
➢ Perbedaan sifat kelistrikan untuk proses Konsentrasi Elektrostatik.
➢ Perbedaan sifat kemagnetan untuk proses Konsentrasi Magnetik.
➢ Perbedaan sifat permukaan partikel untuk Proses Flotasi.

❑ Hand Sorting (Pemilahan),


Bila ukuran bongkahnya cukup besar, maka pemisahan dilakukan dengan tangan
(manual), artinya yang terlihat bukan mineral berharga dipisahkan untuk dibuang.
❑ Gravity Concentration (Pemisahan berdasarkan Berat Jenis)
Adalah, Proses pemisahan mineral berdasarkan perbedaan berat jenis dalam
suatu media fluida, jadi sebenarnya juga memanfaatkan perbedaan
kecepatan pengendapan mineral-mineral yang ada.
Catatan,
➢ Ada 3 (tiga) cara pemisahan secara gravitasi bila dilihat dari segi gerakan
fluidanya, yaitu,
✓ Fluida tenang,
Contoh dense medium separation (DMS) atau heavy medium separation
(HMS).
✓ Aliran fluida horisontal,
Contoh sluice box, shaking table dan spiral concentration.
✓ Aliran fluida vertikal,
Contoh jig.
➢ Produk dari proses konsentrasi gravitasi ada 3 (tiga), yaitu,
✓ Konsentrat (concentrate) yang terdiri dari kumpulan mineral berharga
dengan kadar tinggi.
✓ Amang (middling) yaitu konsentrat yang masih kotor.
✓ Ampas (tailing) yang terdiri dari mineral-mineral pengotor yang harus
dibuang.
❑ Konsentrasi Elektrostatik (Electrostatic Concentration)
Adalah, Proses konsentrasi dengan memanfaatkan perbedaan sifat konduktor
(mudah menghantarkan arus listrik) dan non-konduktor (nir konduktor)
dari mineral.
Catatan,
➢ Kendala proses konsentrasi ini adalah,
✓ Hanya sesuai untuk proses konsentrasi dengan jumlah umpan yang tidak
terlalu besar,
✓ Karena prosesnya harus kering, maka timbul masalah dengan debu yang
berterbangan.
➢ Mineral-mineral yang bersifat konduktor antara lain adalah,
✓ Magnetit (Fe3O4),
✓ Kasiterit (SnO2),
✓ Ilmenit (FeTiO3),
✓ Molibdenit (MoS2),
✓ Galena (PbS).
✓ Pirit (FeS2)
➢ Produk dari proses konsentrasi ini adalah,
✓ Mineral-mineral konduktor sebagai konsentrat,
✓ Mineral-mineral non-konduktor sebagai ampas (tailing).
❑ Konsentrasi Magnetik (Magnetic Concentration)
Adalah, Proses konsentrasi yang memanfaatkan perbedaan sifat kemagnetan
(magnetic susceptibility) yang dimiliki mineral.
Catatan,
➢ Sifat kemagnetan bahan galian ada 3 (tiga) macam, yaitu,
✓ Ferromagnetic, yaitu bahan galian (mineral) yang sangat kuat untuk ditarik
oleh medan magnet. Misalnya magnetit (Fe3 O4),
✓ Paramagnetic, yaitu bahan galian yang dapat tertarik oleh medan magnet.
Contohnya hematit (Fe2 O3), ilmenit (Se Ti O3) dan pyrhotit (Fe S),
✓ Diamagnetic, yaitu bahan galian yang tak tertarik oleh medan magnet.
Misalnya : kwarsa (Si O2) dan feldspar [(Na, K, Al) Si3 O8].
➢ Produk dari proses konsentrasi yang berlangsung basah ini adalah,
✓ Mineral-mineral magnetik sebagai konsentrat,
✓ Mineral-mineral non-magnetik sebagai ampas (tailing).
❑ Konsentrasi Secara Flotasi (Flotation Concentration)
Adalah, Proses konsentrasi berdasarkan sifat “senang terhadap udara” atau
“takut terhadap air” (hydrophobic).
Catatan,
➢ Pada umumnya mineral-mineral oksida dan sulfida akan tenggelam bila
dicelupkan ke dalam air, karena permukaan mineral-mineral itu bersifat “suka
akan air” (hydrophilic).
➢ Beberapa mineral sulfida, antara lain kalkopirit (CuFeS2), galena (PbS), dan
sfalerit (ZnS) mudah diubah sifat permukaannya dari suka air menjadi suka
udara dengan menambahkan reagen yang terdiri dari senyawa hidrokarbon.
➢ Reagen kimia yang sering digunakan dalam proses flotasi adalah,
✓ Pembuih (frother) yang berfungsi sebagai pen-stabil gelembung-
gelembung udara.
Contohnya, methyl isobuthyl carbinol (MIBC), minyak pinus, dan terpentin,
✓ Kolektor / pengumpul (collector) yang bisa mengubah sifat permukaan
mineral yang semula suka air menjadi suka udara.
Contohnya, xanthate, thiocarbonilid, asam oleik, dll,
✓ Penekan / pencegah (depresant) yang berguna untuk mencegah agar
mineral pengotor tidak ikut menempel pada udara dan ikut terapung.
Contohnya, Zn SO4 untuk menekan Zn S,
✓ Pengatur keasaman (pH regulator) yang berfungsi untuk mengatur
tingkat keasaman proses flotasi.
Contohlnya : HCl, HNO3, Ca (OH)3, NH4 OH, dll.
➢ Produk flotasi ada 3 (tiga) macam, yaitu,
✓ Konsentrat (concentrate) yang berupa mineral-mineral yang ikut terapung
(mineral-mineral apungan) dengan gelembung-gelembung udara,
✓ Amang (middling) yang merupakan mineral-mineral apungan yang masih
mengandung banyak mineral-mineral pengotor,
✓ Ampas (tailing) yang tenggelam terdiri dari mineral-mineral pengotor.
3. Dewatering (Pengurangan Kadar Air / Pengawa-Airan)

❑ Dewatering bertujuan untuk mengurangi kandungan air yang ada pada


konsentrat yang diperoleh dengan proses basah,
Misalnya proses konsentrasi gravitasi dan flotasi.
❑ Cara-cara ada 3 (tiga), yaitu,
➢ Thickening (cara pengentalan atau pemekatan),
Konsentrat yang berupa lumpur dimasukkan ke dalam bejana bulat. Bagian
yang pekat mengendap ke bawah disebut underflow, sedangkan bagian yang
encer atau airnya mengalir di bagian atas disebut overflow. Kedua produk itu
dikeluarkan secara terus menerus (continuous).
➢ Filtration (Cara Penapisan / Pengawa-airan),
Dengan cara pengentalan kadar airnya masih cukup tinggi, maka bagian
yang pekat dari pengentalan dimasukkan ke penapis yang disertai dengan
pengisapan, sehingga jumlah air yang terisap akan banyak. Dengan demikian
akan dapat dipisahkan padatan dari airnya.
➢ Drying (Pengeringan)
Yaitu proses untuk membuang seluruh kandung air dari padatan yang berasal
dari konsentrat dengan cara penguapan (evaporization/evaporation).
4. Penanganan Material (Material Handling)

❑ Bahan galian (mineral/bijih) yang mengalami PBG harus ditangani dengan cepat
dan seksama, baik yang berupa konsentrat basah dan kering maupun yang
berbentuk ampas (tailing).
❑ Penanganan Material Padat Kering (Dry Solid Handling)
Bila masih berupa bahan galian hasil penambangan (ROM), maka harus
ditumpuk di tempat yang sudah ditentukan yang di sekelilingnya telah dilengkapi
dengan saluran penyaliran (drainage system). Tetapi jika sudah berupa
konsentrat, maka harus disimpan di dalam gudang yang tertutup sebelum
sempat diproses lebih lanjut.
❑ Penanganan Lumpur (Slurry Handling)
Bila lumpur itu sudah mengandung mineral berharga yang kadarnya tinggi, maka
dapat segera dimasukkan ke pemekat (thickener) atau penapis (filter). Jika masih
agak kotor (middling), maka harus diproses dengan alat khusus yang sesuai.
❑ Penanganan / Pembuangan Ampas (Tailing Disposal)
➢ Kegiatan ini yang paling sulit penanganannya karena, jumlahnya (volumenya)
sangat banyak, antara 70% – 90% dari material yang ditambang dan kadang-
kadang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3).
➢ Sulit mencarikan lahan yang cocok untuk menimbun ampas bila metode
penambangan timbun-balik (back fill mining method) tak dapat segera
dilakukan, sehingga kadang-kadang harus dibuatkan kolam pengendap. Oleh
sebab itu pembuangan ampas ini seringkali menjadi komponen kegiatan
penambangan yang meminta pemikiran khusus sepanjang umur tambang.
Proses Pemurnian

❑ Tahapan proses untuk mendapatkan logam murni (ekstratif metalurgi) adalah,


➢ Separation (pemisahan),
Merupakan proses pembuangan unsur, campuran atau material yang tidak
diinginkan dari bijih (sumber metal = source of metal),
➢ Pembentukan campuran (compound foramtion),
Merupakan cara memproduksi material yang secara struktur dan sifat-sifat
kimianya berbeda dari bijihnya (sumbernya),
➢ Produksi metal atau logam (metal production),
Merupakan cara-cara untuk memperoleh metal yang belum murni,
➢ Pemurnian metal (metal purification),
Merupakan pembersihan metal yang belum murni (membuang unsur-unsur
pengotor dari metal yang belum murni), sehingga diperoleh metal murni atau
logam murni.
1. Pyrometallurgy

❑ Suatu proses ekstraksi metal dengan memakai energi panas.


Contoh,
➢ Proses Mond untuk pemurnian nikel, pada suhu 50°C – 250°C,
➢ Proses pembuatan paduan baja, pada mencapai suhu 2.000°C,
➢ Umumnya pada proses pyrometallurgy menggunakan suhu berkisar 500°C –
1.600°C, karena pada suhu tersebut kebanyakan metal atau paduan metal
sudah dalam fase cair bahkan kadang-kadang dalam fase gas.
❑ Umpan yang baik adalah konsentrat dengan kadar metal yang tinggi agar dapat
mengurangi pemakaian energi panas. Penghematan energi panas dapat juga
dilakukan dengan memilih dan memanfaatkan reaksi kimia eksotermik
(exothermic).
❑ Sumber energi panas dapat berasal dari, yaitu,
➢ Energi kimia (chemical energy = reaksi kimia eksotermik),
➢ Bahan bakar (hydrocarbon fuels), seperti kokas, gas dan minyak bumi,
➢ Energi listrik,
➢ Energi terselubung atau tersembunyi (conserved energy = sensible heat),
panas buangan dipakai untuk pemanasan awal (preheating process).
❑ Peralatan yang umumnya dipakai, antara lain,
➢ Tanur tiup (blast furnace),
➢ Reverberatory furnace.
❑ Jenis-jenis peralatan yang biasanya dipakai untuk proses pemurnian logam
antara lain,
➢ Pierce-Smith converter.
➢ Bessemer converter.
➢ Kaldo cenverter.
➢ Linz-Donawitz (L-D) converter.
➢ Open hearth furnace.
❑ Proses pirometalurgi terbagi atas 5 proses, yaitu,
1. Drying (Pengeringan),
➢ Drying merupakan proses pemindahan panas kelembapan cairan dari
material.
➢ Pengeringan biasanya sering terjadi oleh kontak padatan lembap dengan
pembakaran gas yang panas oleh pembakaran bahan bakar fosil.
➢ Pada beberapa kasus, panas pada pengeringan bisa dilakukan oleh
udara panas gas yang secara tidak langsung memanaskan.
➢ Umumnya, suhu pengeringan di atur pada nilai diatas titik didih air sekitar
120ºC.
➢ Pada kasus tertentu, seperti pengeringan air garam yang dapat larut,
suhu pengeringan yang lebih tinggi diperlukan.
2. Calcining (Kalsinasi),
➢ Kalsinasi adalah dekomposisi panas material.
➢ Contohnya dekomposisi hydrate seperti ferric Hidroksida menjadi ferric
oksida dan uap air atau dekomposisi kalsium karbonat menjadi kalsium
oksida dan karbon diosida dan atau besi karbonat menjadi besi oksida.
➢ Proses kalsinasi membawa dalam variasi tungku/furnace termasuk shaft
furnace, rotary kilns dan fluidized bed reactor.
3. Roasting (Pemanggangan),
Adalah, Pemanasan dengan kelebihan udara dimana udara dihembuskan
pada bijih yang dipanaskan disertai penambahan regen kimia dan
pemanasan ini tidak mencapai titik leleh (didih).
Catatan,
➢ Kegunaan Roasting adalah,
✓ Mengeluarkan sulfur, Arsen, Antimon dari persenyawaannya
✓ Merubah mineral sulfida menjadi oksida dan sulfur
✓ Membentuk material menjadi porous
✓ Menguapkan impurity yang foltair.
➢ Dapur yang digunakan pada proses roasting, yaitu,
✓ Hazard Vloer Oven,
✓ Suspensi roasting oven,
✓ Fluiized bed roasting.
Jenis-jenis roasting, yaitu,
a. Oksida Roasting,
Biasanya dilakukan terhadap mineral-mineral sulfida pada temperatur
tinggi (direduksi langsung).
Pada temperatur rendah,
✓ Sulfida logam dapat direduksi dengan Carbon membentuk CS dan
CS2.
✓ Tidak dapat direduksi langsung karena sulfida logam-logam lebih
stabil
b. Reduksi Roasting,
✓ Adalah suatu proses pemanggangan dimana suatu oksida mengalami
proses reduksi oleh suatu reduktor gas yang dimaksudkan untuk
menurunkan derajat oksidasi suatu logam.
✓ Peristiwa reduksi ini tidak dapat tercapai untuk suatu oksida yang
sangat stabil.
c. Chlor Roasting,
Dalam proses ini, bijih/konsentrat dipanggang bersama senyawa klorida
(CaCl2,NaCl) atau dengan gas Cl2.
Tujuan chlor roasting adalah,
✓ Menghasilkan senyawa klorida logam dalam air (di ekstraksi),
✓ Menghasilkan senyawa klorida logam-logam yang mudah menguap
agar dapat dipisahkan dari mineral-mineral pengganggu (Metalurgi
Halida).
d. Fluor Roasting,
Pemanggangan ini menggunakan reagent F2.
e. Yodium Roasting,
Pemanggangan ini menggunakan reagent I2.
4. Smelting
Adalah, Proses peleburan logam pada temperatur tinggi sehingga logam
leleh dan mecair setelah mencapai titik didihnya.
Catatan,
➢ Oven yang digunakan, yaitu,
✓ Schacht Oven
✓ Scraal Oven (revergeratory Furnace
✓ Electric Oven (Electric Furnace).
➢ Dalam pemakaian oven yang perlu diperhatikan, yaitu,
✓ Ketahanan mekanis dari feeding,
✓ Kemurnian dari bahan bakar.
➢ Smelting terbagi beberapa jenis, yaitu,
✓ Reduksi smelting
✓ Oksidasi smelting
✓ Netral smelting
✓ Sementasi smelting
✓ Sulfida smelting
✓ Presipitasi smelting
✓ Flash smelting (peleburan semprot)
✓ Ekstraksi timbal dan seng secara simultan.
5. Refining (Pemurnian)
Adalah, Pemindahan kotoran dari material dengan proses panas.
Contoh, Proses Ekstraksi Peleburan Besi Secara Pirometalurgi
➢ Proses pembuatan besi baja berlangsung didalam Convertor.
✓ Plat baja tebal sebelah dalam dilapisi refractory asam (silikat).
✓ Pipa-pipa udara di bagian bawah 200 buah dengan diameter 1-3 cm.
➢ O2 dimasukan melalui pipa-pipa udara yang ada di bagian bawah
convertor.
✓ Kemudia O2 yang dihembuskan tersebut pada metal bad akan
mengoksider logam-logam tertentu untuk membentuk slag.
✓ Slag dan logam yang didapat dalam keadaan cair akan terpisah oleh
berat jenis. Slag yang dihasilkan 10%.
Dampak Negatif dari Esktraksi Metalurgi Secara Pirometalurgi
Adalah, Pencemaran lingkungan yang terjadi berupa,
➢ Panas yang terasa oleh para pekerja yang berada di sekitar
peralatan lebur.
➢ Gas buangan yang mengandung racun (CO, NO2, SO2, dll).
➢ Debu dan padatan yang beterbangan di sekitar pabrik.
➢ Terak (slag) yang bisa mengotori atau merusak lahan, walaupun
dapat juga dimanfaatkan sebagai material pengisi (land fill),
pengeras jalan (road aggregate) dan campuran beton ringan (light
weight concrete aggregate).
2. Hyrometallurgy

❑ Hidrometalurgi,
Adalah, Suatu cara pengolahan logam dari batuan atau bijihnya dengan
menggunakan pelarut berair (aqueous solution).
Suatu proses atau suatu pekerjaan dalam metalurgy, dimana
dilakukan pemakaian suatu zat kimia cair untuk dapat melarutkan
suatu partikel tertentu.
Suatu proses ekstraksi metal dengan larutan reagen encer (< 1
gramol) dan pada suhu < 100°C.
❑ Reaksi kimia yang dipilih biasanya yang sangat selektif, artinya hanya metal
yang diinginkan saja yang akan bereaksi (larut) dan kemudian dipisahkan dari
material yang tak diinginkan.
❑ Peralatan yang umumnya digunakan dalam proses Hidrometalurgi antara lain,
➢ Electrolysis (electrolytic cell).
➢ Bejana pelindian (leaching box).
❑ Saat ini hidrometalurgi adalah teknik metalurgi yang paling banyak mendapat
perhatian peneliti.
Hal ini terlihat dari banyaknya publikasi ilmiah semisal jurnal kimia berskala
internasional yang membahas produksian logam secara hidrometalurgi.
Logam-logam yang banyak mendapat perhatian adalah nikel (Ni), magnesium
(Mg), besi (Fe) dan mangan (Mn).
❑ Hidrometalurgi memberikan beberapa keuntungan, yaitu,
➢ Bijih tidak harus dipekatkan, melainkan hanya harus dihancurkan menjadi
bagian-bagian yang lebih kecil.
➢ Pemakaian batubara dan kokas pada pemanggangan bijih dan sekaligus
sebagai reduktor dalam jumlah besar dapat dihilangkan.
➢ Polusi atmosfer oleh hasil samping pirometalurgi sebagai belerang dioksida,
arsenik oksida, dan debu tungku dapat dihindarkan.
➢ Untuk bijih-bijih peringkat rendah (low grade), metode ini lebih efektif.
➢ Suhu prosesnya relatif lebih rendah.
➢ Reagen yang digunakan relatif murah dan mudah didapatkan.
➢ Produk yang dihasilkan memilki struktur nanometer dengan kemurnian yang
tinggi.
❑ Kondisi-kondisi yang baik untuk proses Hidrometalurgi agar didapatkan
hasil yang baik adalah,
➢ Metal yang diinginkan harus mudah larut dalam reagen yang murah,
➢ Metal yang larut tersebut harus dapat “diambil” dari larutannya dengan
mudah dan murah,
➢ Unsur atau metal lain yang ikut larut harus mudah dipisahkan pada proses
berikutnya,
➢ Mineral-mineral pengganggu (gangue minerals) jangan terlalu banyak
menyerap (bereaksi) dengan zat pelarut yang dipakai,
➢ Zat pelarutnya harus dapat “diperoleh kembali” untuk didaur ulang,
➢ Zat yang diumpankan (yang dilarutkan) jangan banyak mengandung lempung
(clay minerals), karena akan sulit memisahkannya,
➢ Zat yang diumpankan harus porous atau punya permukaan kontak yang luas
agar mudah (cepat) bereaksi pada suhu rendah.
➢ Zat pelarutnya sebaiknya tidak korosif dan tidak beracun (non-corrosive and
non-toxic), jadi tidak membahayakan alat dan operator.
❑ Pada prinsipnya hidrometalurgi melewati beberapa proses yang dapat
disederhanakan tergantung pada logam yang ingin dimurnikan.
➢ Salah satu yang saat ini banyak mendapat perhatian adalah logam mangan
dikarenakan aplikasinya yang terus berkembang terutama sebagai material
sel katodik pada baterai isi ulang.
➢ Baterial ion litium konvensional telah lama dikenal dan diketahui memiliki
kapasitas penyimpanan energi yang cukup besar. Namum jika katodanya
dilapisi lagi dengan logam mangan oksida maka kapasitas penyimpanan
energi baterai tersebut menjadi jauh lebih besar.
❑ Tahapan proses hidrometalurgi terdiri dari tiga tahapan yaitu,
➢ Leaching (pengikisan logam) dari batuan dengan bantuan reduktan organik.
➢ Pemekatan larutan hasil leaching dan pemurniannya.
➢ Recovery yaitu pengambilan logam dari larutan hasil leaching.
❑ Leaching,
Adalah, Proses pelarutan selektif dimana hanya logam-logam tertentu yang
dapat larut.
Pemilihan metode pelindian tergantung pada kandungan logam
berharga dalam bijih dan karakteristik bijih khususnya mudah tidaknya
bijih dilindi oleh reagen kimia tertentu.
Catatan,
Secara hidrometalurgi terdapat beberapa jenis leaching, yaitu :
➢ Leaching in Place (In-situ Leaching)
➢ Heap Leaching
➢ Vat Leaching /Percolation Leaching
➢ Agitation Leaching
➢ Autoclaving
3. Electrometallurgy

Elektrometalurgi,
Adalah, Proses ekstraksi metalurgi yang menggunakan sumber listrik sebagai
sumber panas.
Tujuan dari proses ini adalah untuk mengendapkan logam dari suatu
larutan sebagai hasil pelindian.
Catatan,
❑ Elektrometalurgi merupakan suatu proses ekstraksi logam yang memakai teknik
elektro-kimia, yang menggunakan prinsip elektrolisa, dimana penggunaan tenaga
listrik untuk mengendapkan suatu metal atau logam pada salah satu
elektrodanya.
Misalnya,
Baterai dan elektrolisa (electrolysis = electrorefining), pada proses ini kecuali
diperlukan arus listrik sebagai sumber energi juga diperlukan elektroda
(electrodes) dan cairan elektrolit (electrolyte).
❑ Proses elektrometalurgi terdiri atas lima macam, yaitu :
a. Suatu elektrolisa di dalam larutan air, terbagi atas,
➢ Elektrowinning,
Merupakan tahap pemerolehan kembali suatu logam dari larutannya
dengan menggunakan arus listrik yang diberikan dari luar. Logam yang
dihasilkan murni, maka pengendapan dengan cara ini lebih disukai.
➢ Elektrorefining,
Untuk mengekstraksi logam-logam sehingga diperoleh logam dengan
tingkat kemurnian yang tinggi.
➢ Elektrodissolution.
b. Elektrolisa di dalam larutan garam.
Biasanya digunakan untuk mengekstraksi logam-logam yang sangat reaktif,
seperti Al dan Mg.
c. Elektrolisa di dalam larutan zat organik.
d. Elektroplating dan Anodisasi.
e. Korosi logam dan teknik penanggulangannya.
❑ Elektroda yang baik harus memiliki sifat-sifat yang dapat membantu proses
pemurnian, yaitu,
➢ Konduktor listrik yang baik.
➢ Potensial yang terbentuk di sekitar elektroda harus rendah.
➢ Tidak mudah bereaksi dengan metal yang lain dan tidak membentuk
campuran yang dapat mengganggu proses elektrolisa.
❑ Proses yang banyak digunakan pada elektrolisa metal adalah elektrolisa dalam
larutan air dan elektrolisa dalam larutan garam, sedangkan elektrolisa dalam
larutan zat organik sedikit sekali digunakan.
❑ Pekerjaan elektrolisa ini terdiri atas 2 tingkatan, yaitu elektro Winning dan elektro
Refinary.
➢ Hasil dari elektro Winning selanjutnya dimurnikan melalui elektro Refinery.
➢ Pekerjaan di dalam elektrolisa dilakukan dengan arah arus DC, dimana
daerah elektrolisa positif disebut anoda, sedangkan daerah elektrolisa
negative disebut katoda.
➢ Banyaknya penempelan logam pada plat katoda adalah berbanding lurus
dengan elektrisitet pada larutan. Kekuatan elektrisitet = joule coulomb.
❑ Bila elektroda dalam bentuk padat, harus memiliki syarat tambahan agar proses
elektrolisa berlangsung memuaskan, yaitu,
➢ Mudah diperoleh atau disiapkan dengan murah.
➢ Tahan korosi dalam zat larut.
➢ Stabil, kuat dan tidak mudah terkikis (resistance to abrasion).
➢ Harus murah harganya.
❑ Elektrolitnya harus memiliki sifat-sifat,
➢ Memiliki daya hantar ion yang tinggi.
➢ Tidak mudah terurai atau bereaksi (high chemical stability).
➢ Memiliki daya larut yang tinggi bagi metal yang diinginkan.
❑ Peralatan yang biasa dipakai electric arc furnace.
Contoh Proses Pemurnian

❑ Secara umum, dapat dikatakan bahwa Proses pengolahan logam dari bijinya
dapat dulakukan dengan tahapan, yaitu,
➢ Tahap pengolahan awal atau mineral dressing,
➢ Reduksi logam, dan
➢ Pemurnian (refining) logam.
Pekerjaan Rumah 1

1. ...

Anda mungkin juga menyukai