Anda di halaman 1dari 9

Nama : Eva Tri Indah Sari

NIM : 03021181722025
Kelas : A

Ventilasi Tambang Bawah Tanah

Ventilasi tambang bawah tanah berfungsi mengalirkan udara untuk pekerja tambang bawah
tanah yang cukup, untuk mencairkan dan menghilangkan debu dan gas-gas berbahaya (biasanya
NOx, SO2, Metana, CO2, dan CO), serta mengatur suhu dan kelembapan. Sumber-sumber gas
berbahaya ini berasala dari mesin diesel, peledakan, dan dari bijih/material yang ditambang itu
sendiri. Komponen terbesar dari biaya operasi untuk ventilasi tambang adalah listrik yang
digunakan untuk memberi daya pada kipas ventilasi yang mungkin merupakan sepertiga dari
seluruh biaya daya listrik tambang bawah tanah.

Flow-through ventilation adalah jalur utama dari aliran udara di tambang. Udara
masuk dari shaft atau adit. Lalu udara tersebut didistribusikan ke tempat-tempat penambangan dan
aliran dikendalikan oleh regulator dan kipas ventilasi yang dipasang secara permanen. Untuk
mendisrtibusikan udara tersebut digunakan kipas. Sistem ventilasi bantu mengambil udara dari
sistem flow-through dan mendistribusikannya ke pekerjaan tambang melalui kipas ventilasi yang
dipasang sementara, venturi dan kain sekali pakai atau saluran baja. Kipas bantu dan sistem saluran
dapat berupa sistem pemaksaan, di mana udara segar didorong ke pos tambang, atau sistem
melelahkan yang mengeluarkan udara yang terkontaminasi.

Volume udara adalah variable utama dari ventilasi tambang bawah tanah. Udara yang baik
kadar oksigennya tidak boleh kurang dari 19% dan kadar kabon dioksida tadak boleh lebih dari
0.5%. Kadar dari gas beracun dan karbon dioksida dapat mempengaruhi kesehatan para pekerja.
Persentase dari gas yang mudah terbakar tidak boleh lebih dari 0,75%.

Volume (dinyatakan dalam kaki kubik per menit atau meter kubik per detik) udara yang
dibutuhkan untuk ventilasi tambang bawah tanah ditentukan oleh insinyur pertambangan
berdasarkan berbagai parameter. Di sebagian besar negara persyaratan minimum diuraikan oleh
hukum, peraturan, atau standar. Namun, di beberapa negara berkembang persyaratan ventilasi
yang diamanatkan mungkin tidak mencukupi, dan perusahaan pertambangan mungkin harus
meningkatkan aliran ventilasi, khususnya di mana ventilasi mungkin diperlukan untuk
mendinginkan suhu sekitar di tambang panas yang dalam, namun kompresi otomatis juga harus
dipertimbangkan.

Pada iklim sedang, ventilasi udara mungkin perlu dipanaskan selama bulan-bulan musim
dingin. Ini akan membuat lingkungan kerja lebih ramah bagi para penambang, dan mencegah
pembekuan kerja, khususnya pipa air. Di tambang Arktik di mana horison penambangan di atas
permafrost pemanasan mungkin tidak terjadi untuk mencegah pencairan permafrost. "Tambang
dingin" seperti Tambang Raglan dan Tambang Nanisivik dirancang untuk beroperasi di bawah 0
° C. Suhu bola basah di tempat kerja mana pun tidak melebihi 33,5 ° C dan jika suhu bola basah
melebihi 30,5 ° C pengaturan dibuat untuk ventilasi yang sama dengan arus udara yang bergerak
pada kecepatan tidak kurang dari satu meter per detik

Ventilasi tambang adalah proses dari mengantarkan suatu cakupan udara segar sepanjang
lintasan jalan, tempat kerja, dan kantor dibawah tanah. Tujuan utama dari menyediakan oksigen
untuk pekerja tambang :

1. Untuk mencairkan konsentrasi dari ledakan dan gas beracun, asap dan radium untuk
lingkungan yang aman.
2. Untuk mencairkan konsentrasi dari debu udara untuk psiologis yang diperbolehkan dan
dipindahkan dari tambang.
3. Untuk menyediakan suhu yang diperbolehkan yang mana manusia bisa bekerja tanpa
kegelisahan dari beberapa bahaya.

Pada umumnya kandungan dari udara adalah :


1. Nitrogen (78,09%)
2. Oxigen (20,95%)
3. Karbon Dioksida (0,03%)
4. Gas-gas lainnya (0,93%)

Di atmosfer udara mengandung komposisi seperti di atas dan memiliki kelembapan antara 1%
sampai dengan 6%, namun saat dibawah tanah terdapat beberapa gas lainnya, seperti metana,
karbon monoksida, nitrogen oksida, hidrokarbon dan beberapa gas hidroksida yang teroksidasi,
ammonia, dll. Dari beberapa gas yang terdapat dibawah tanah tersebut ada yang bersifat
membahayakan bagi manusia, berikut gas-gas yang berbahaya

Gas-gas berbahaya terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :


1. Toxic hazard
a. Asphyxiant gasses
Merupakan gas yang dapat menyebabkan sesak dada saat menghirupnya.

b. Irritant gasses
Merupakan gas yang dapat menyebabkan iritasi di bagian dalam tubuh manusia apabila
terhirup.

c. Poisonous gasses
Merupakan gas yang menyebabkan keracunan apabila dihirup

2. Explosion hazard
Beberapa gas adalah gas yang bersifat meledak. Sebagai contoh, sebuah metana
dimana udara bercampur akan meledak ketika konsentrasi metana dalam udara antara 5,3
dan 14%. Dibawah atau diatas angka itu, metana akan terbakar jika dinyalakan. Gas yang
dapat meledak lainnya yang ditemukan didalam tambang adalah :
Carbon Monoksida 12.5 sampai 74%
Hydrogen sulfida 4 sampai 44%

Penyebab dari gas-gas tersebut adalah :

1. Peledakan
2. Menggunakan mesin diesel
3. Penambangan Batubara
4. Ledakan dan kebakaran dibawah tanah
5. Oksidasi dari timber, kehilangan batubara, pyrite, dll
6. Pengeboran kedalam air yang tergenang.
Teknik untuk menjaga gas dalam tingkat yang dapat diterima tergantung pada sumber gas
dan sifat kejadiannya. teknik umum yang digunakan dalam pencegahan pajanan orang terhadap
gas tambang adalah sebagai berikut :
1. Pencegahan pembentukan gas
2. Pencegahan pemaparan orang
3. pengenceran gas
4. penghapusan gas

Perlunya mempertahankan udara segar yang memadai, tidak terkontaminasi oleh zat asing
dan terdiri dari jumlah oksigen normal, perlu dikenali sejak awal. Alasan terpenting untuk
memasok udara bersih dengan kandungan oksigen yang memadai adalah keberlangsungan hidup
manusia. Laju dan volume udara yang yandibutuhkan manusia sangat dipengaruhi oleh kegiatan
yang dilakukan manusia seperti table berikut ini.

Hirupan
Nilai Inhalasi Konsumsi
udara per Hasil Bagi
Aktifitas Respirasi, per Udara Oksigen
napas Pernapasan
menit Cu. m/sekon cfm
Cu. M
3,93 x 10-4 – 8,19 x 10-5 –
Istirahat 12-18 4,72 x 10-6 0,75
7,05 x 10-4 2,18 x 10-4
1,47 x 10-3 – 7,65 x 10-4 –
Kerja Sedang 30 -3 -4
3,30 x 10-5 0,9
1,97 x 10 9,83 x 10
Kerja Keras 40 2,46 x 10-3 1,64 x 10-3 4,72 x 10-5 1

Kuantitas udara yang dibutuhkan. Dari informasi diatas, dimungkinkan untuk menghitung
jumlah minimum udara yang diperlukan untuk proses pernapasan. Salah satu dari dua kondisi
dapat mengatur : 1. Kandungan oksigen akan diencerkan dibawah batas aman yang
direkomendasikan atau 2. Kadar karbon dioksida akan naik diatas ambang batasnya.
Pertimbangkan setiap kasus secara terpisah.
1. Kandungan oksigen minimum. Biro pertambangan AS dan lembaga keselamatan dan
kesehatan yang diakui lainnya merekomendasikan 19,5% karna kandungan oksigen
minimum yang diizinkan.
2. Kandungan karbon dioksida maksimum. Rekomendasi konsentrasi maksimum karbon
dioksida yang diijinkan yakni 0,5%.

Kontrol kualitas gas tambang tidak hanya menyangkut menjaga kotoran dalam batas yang
diinginkan tetapi juga dengan masalah terkait penipisan oksigen. Ini mungkin disebabkan oleh (1)
pengenalan gas pengencer (2) penghilangan oksigen atau (3) kombinasi proses. Penipisan oksigen
dari pada kontaminasi gas dapat menjadi perhatian utama dalam pengendalian kualitas. Mungkin
ada beberapa proses yang bekerja dibawah tanah yang menyebabkan penipisan oksigen.
Penghapusan oksigen terjadi karna penyerapan, absorpsi dan oksidasi. Air tanah yang habis
oksigen nya sendiri akan merampas atmosfir oksigen tambang, dengan cara diserap. Batu bara
dapat mengeluarkan oksigen pada lapisannya.

Pengenceran, penyebab terburuk penipisan oksigen, terjadi ketika gas asing di lepaskan di
atsmosfer tambang. Ini mengurangi konsentrasi oksigen yang ada di daerah efektif dan , selain itu,
dapat menimbulkan bahaya sendiri . pengotor ini biasanya adalah strata gas, yang berasal dari
lapisan atau deposit yang di tambang atau dalam formasi di dekatnya . penyebab penipisan oksigen
yang agak penting adalah proses gabungan yang kedua mengonsumsi oksigen dan menghasilkan
pengotor. proses oksidasi , seperti mesin pembakaran internal, pembakaran api terbuka, atau
pembakaran kayu, atau batubara secara lambat, menghilangkan oksigen dan membebaskan karbon
dioksia dan gas lainnya. Seperti disebutkan sebelumnya. Pernapasan manusia juga mengonsumsi
oksigen dan melepaskan karbondioksia. Tidak satu pun dari proses ini menjadi perhatian, tetapi
beberapa atau semua yang bertindak bersamaan dapat merupakan bahaya seriusmetode yang di
pelajari untuk kedua masalah adalah kontaminasi dan penipisan oksigen.

Gas-gas yang dihasilkan di tambang bawah tanah banyak merupakan akibat dari peledakan
yang digunakan untuk menghancurkan material. Gas yang dihasilkan dari peledakan pada
dasarnya adalah karbon dioksida , nitrogen dan uap. Namun, gas beracun, termasuk
karbonmonoksida dan nitrogen oksida, juga dihasilkan dalam peledakan. Gas beracun juga di sebut
asap di industry bahan peledak. Meskipun asap tidak beracun paparan asap yang berlebihan,
terutama yang dihasilkan oleh dinamkit dapat mengakibatkan sakit kepala parah dan harus
dihindari. Factor-faktor yang meningkatkan asap adalah formulasi bahan peledak yang buruk,
priming yang tidk memadai, resistensi air yang tidak memadai, kurangnya kurungan, beban yang
tidak memadai, reaktifitas bahan peledak dengan batu, dan peledakan tidak lengkap. 100 kg bahan
peledak dapat menghasilkan kira-kira jumlah gas :
Karbon dioksida 10 – 27 m3
Karbon monoksida 1.2 – 4 m3
Nitrogen Oksida 0.6 – 4.4 m3
Amoniak 0.03 – 0.3 m3

Untuk mengatasi gas-gas tersebut adalah dengan ventilasi, hal ini dikarenakan sudah diteliti oleh
Nicholas dan Wall (1971). Oleh karena itu volume udara yang dibutuhkan dapat dihitung dengan
rumus :

20 𝐴𝑁
Q= 𝑡

Dimana : Q = laju aliran volume udara segar yang dibutuhkan, m3/s


A = Area penampang terowongan, m2
N = berapa kali pertukaran udara, sekitar lima; dan
t = waktu di mana uap harus diencerkan, s

Di mana Q Penting juga untuk melihat bahwa kecepatan udara dalam terowongan berada dalam
kisaran 0,7 hingga 1,0 m / s untuk difusi cepat.

Asap nitrat dari peledakan dapat dikurangi secara signifikan dengan semprotan dari
semburan air, yang melarutkan semuanya dengan mudah kecuali NO. Beberapa asap bisa
terperangkap di bawah batu pecah dan mungkin dibebaskan ketika batu dimuat. Pengairan yang
benar akan menghilangkan sebagian besar gas-gas ini.

Selain disebabkan oleh peledakan, gas-gas berbahaya ini juga disebabkan oleh emisi dari
mesin diesel. Bahan bakar diesel terdiri dari 85-86% karbon, hidrogen 13-14%, dan sulfur 0,05-
0,7%, semuanya berdasarkan massa. Untuk setiap kg bahan bakar diesel, 15 kg udara diperlukan
untuk pembakaran sempurna, memberikan sekitar 6,4 m3 produk gas buang, Di bawah campuran
udara-bahan bakar yang ideal dan oksidasi, gas buang akan terdiri dari sekitar 73% nitrogen, 13%
karbon dioksida dan 13% volume air. Sisa 1% emisi gas buang yang dihasilkan di bawah kondisi
mesin yang tidak sempurna atau aktual terdiri dari hidrokarbon yang tidak terbakar, "hidrokarbon
teroksidasi sebagian (termasuk aldehida yang bertanggung jawab atas bau), karbon monoksida,
asap (partikel). Oksida nitrogen dan sulfur dioksida.

Tabel Karakteristik dari Gas Tambang

Konsentrasi yang
Berat Jenis Sifat Fisik Efek Bahaya
Nama Simbol Sumber Pendeteksi diizinkan
(udara=1) yang Lain Berbahaya (%)
maksimal (%)
Napas,
keselamat
an lampu
Tidak
api, pipa
berbau,
pendeteksi
tidak Tidak Udara
Oksigen O 1.1056 , 19.0 (minimal) 6
berwarna, berbahaya normal
pendeteksi
tidak
elektrokim
berasa
ia, metode
paramagn
etik
Tidak
berbau, Kesalamat
Udara
tidak Sesak an lampu
Nitrogen N 0.9673 normal, 80 -
berwarna, Nafas pemadam
lapisan
tidak api
berasa
Pernafas
an, Napas,
Lapisan, lampu
Tidak Api, keselamat
berbau, Ledakan an api,
Karbon tidak Sesak , pipa TLV-TWA-0.5
CO2 1.5291 18
dioksida berwarna, Nafas Peledak pendeteksi TLV-STEL-1.5
sedikit an, ,
rasa asam Mesin penganalis
Diesel, a infa
Pembak merah
aran
Lampu
Lapisan,
keselamat
Tidak Peledak
an api,
berbau, Sesak an, (5.3-
pipa
tidak Nafas, Mesin 15)
Metana CH4 0.5545 pendetksi, 1.0 atau 1.25
berwarna, mudah diesel, meleda
pendeteksi
tidak meledak pembus k
penglihata
berasa ukan
n,
organic
pendeteksi
mengguna
kan
konduktivi
tas suhu,
pendeteksi
katalis
pembakar
an,
pendeteksi
penyerapa
n
inframera
h
Burung
kenari,
Peledak pipa
an, pendeteksi
mesin ,
Tidak
diesel, pendeteksi
berbau, Sesak
Karbon api, katalis
tidak Nafas, TLV-TWA-0.005
monoksid CO 0.9672 ledakan, pemabaka 0.03
berwarna, mudah TLW-STEL-0.04
a pembak r,
tidak meledak
aran pendeteksi
berasa
tidak elektrokim
sempurn ia,
a penganalis
inframera
h
Peledak
Berbau,
Bau an,
berwarna,
samar, mesin
pipa
tidak diesel,
pendeteksi
NO2 1.5895 berwarna, Iritasi pembak TLV-C-0.005 0.005
,
relative aran
pendeteksi
tidk larut tidak
elektrokim
dalam air sempurn
Nitrogen ia
a
oksida
Berbau
berbeda,
berwarna
TLV-TWA-
coklat Iritasi,
NO 1.04 0.0025
kemerahan beracun
TLV-C-0.0035
, sangat
larut
dalam air
Berbau Berbau,
seperti Lapisan berwarna,
Iritasi,
telur air, pipa
juga TLV-TWA-0.001
Hydroge busuk, lapisan pendeteksi
H2S 1.912 beracun, TLV-STEL- 0.1
n sulfida tidak gas, ,
mudah 0.0015
berwarna, peledaka pendeteksi
meledak
berasa n elektrokim
asam ia
Mesin
diesel,
peledaka
Berbau
n dari
menyengat
bijih Berbau,
Sulfur , tidak Iritasi,
SO2 2.2636 sulfide, pendeteksi TLV-C-0.0005 0.1
dioksida berwarna, beracun
pembak pipa
berasa
aran
asam
bijih
sulfida,
api

Anda mungkin juga menyukai