Anda di halaman 1dari 38

TEKNOLOGI BAHAN

LOGAM
PENGELOMPOKAN BAHAN
FERR yaitu merupakan logam yang
O mengandung unsur besi (Fe) dalam
susunan unsur dasarnya;
LOGA
M logam yang tidak mengandung unsur
NON-FERRO besi (Fe) dalam susunan unsur
dasarnya. Logam non-ferro
diantaranya adalah Alumunium (Al),
Magnesium (Mg), Tembaga (Cu), Seng
BAHAN TEKNIK (Zn), Nickel (Ni), dan Logam Mulia.

kayu, kertas, plastik, karet,


ORGANI
kulit, kapas
K

NON-LOGAM
batu, pasir, semen, keramik, gelas,
AN-ORGANIK grafit
BAHAN LOGAM FERRO:
BAJA DAN BESI COR

• KATAGORI BAJA DAN BESI TUANG:


• Campuran ferro (Fe) dengan carbon (C) terjadi pada rentangan (0,008 –
6,67) %C,
• Campuran C : minimal 0,08 %C disebut Ferrit maksimal 6,67 %C disebut
cementit Fe3C)
• Yang membedakan antara besi tuang dengan baja adalah kandungan
kadar karbon,
• Kandungan C pada baja (0,008 % – 2 %) dan pada besi tuang (2 % – 6,67
%) C
KLASIFIKASI BAJA (STEEL)
1) Baja Karbon rendah 0,008 %C s.d 0,30 %C (mudah ditempa, dirol,
dikerjakan mesin)
Contoh: Baja plat ( 0,04 -0,10) %C, Kerangka Mobil 0,05 %C,
Konstruksi ( 0,15 s.d 0,25) %C, baut / paku keling (0,2 – 0,30 ) %C.

2) Baja karbon sedang (0,30 – 0,60) %C (untuk bahan mesin)


Contoh baut, mur, poros engkol, stang torak ( 0,40 %C), roda gigi, nok,
martil, klem ( 0,4 %), pegas (0,55- 0,60) %C

3) Baja Karbon tinggi > 0,83 %C s.d < 2 %C


Contoh Pegas, paron, gergaji, perkakas pahat dll ( 0,95
%C),pisau/lager/ kikir/ gergaji (1-1,5) %C
SIFAT LOGAM FERRO
• BAJA
1) Dapat dituang dan ditempa
2) Ulet / Elastis
3) relatif tak mudah korosi
4) keras
5) mahal

• BESI TUANG
1) mudah dituang
2) sukar dibentuk
3) biaya proses murah
4) getas / rapuh
5) untuk peralatan atau bagian- bagian mesin
PENGARUH KANDUNGAN UNSUR KIMIA DALAM
BESI KASAR (PIG IRON)
(1)C = Unsur ini mempengaruhi keras dan lunaknya besi.

(2) Mn = Menghambat penguraian grafit dan mempermudah


pembentukan, warna besi cenderung putih dan
sifatnya lebih keras dan lebih kuat .

(3) P = Unsur ini menyebabkan besi mudah cair, bila dingin


memadat keras dan rapuh, mempengaruhi warna
putih, tidak dapat dibentuk cementit, grafit, dan
ferrit Besi mengandung P waktu padat rapuh dingin

(4) Si = Mempermudah membentuk grafit,rapuh panas,


warna kelabu.

(5) S = Cairan tebal, sukar dituang, rapuh,tahan gesekan.


UNSUR YANG MEMPENGARUHI SIFAT BAJA
(ALLOY STEEL)
(1) NIKEL  Liat, kuat tarikan  Tahan karat
(2) CHROMIUM  liat, keras, dan tahan aus  bila dicampur nikel akan
lebih baik dan tahan karat
(3) MANGAN  bersih / mengkilap  kuat dan tahan panas
(4) SILIKON  elastis (pegas)
(5) TUNGSTEN  tahan panas (tak cepat aus karena pengaruh panas/HSS)
(6) MOLYBDEENkekuatan tetap tinggi dan liat pada temperatur tinggi
ditambah chrom (rada gigi)
(7) VANADIUM  bitir-butir baja halus  bila dicampur chrom kuat dan
tahan aus ( roda gigi, batang penggerak)
(8) COBALT  keras meskipun dalm keadaan panas dan tahan aus.

TUJUAN : menaikkan sifat mekanik baja, menaikkan sifat mekanik pada


temperatur rendah, dan meningkatkan daya tahan terhadap
reaksi kimia (oksidasi & reduksi)
KLASIFIKASI BAJA PADUAN MENURUT
KADAR KARBON
1. Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
2. Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
3. High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
BAJA PADUAN DIBAGI MENURUT GOLONGAN

1) Special Alloy Steel mengandung satu atau lebih logam-logam seperti


nikel, chromium manganesium, molybdenum, tungsten dan vanadium
2) High Speed Steel
Kandungan karbon : 0,70 % - 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat
potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling
cutters. Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat
dengan material tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat
dibanding dengan carbon steel. Sedangkan harga dari HSS besarnya
dua sampai empat kali daripada carbon steel.
BAJA PADUAN DENGAN SIFAT KHUSUS

(1) Baja Tahan Karat (Stainless Steel)


Sifatnya antara lain:
• Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan
goresan/gesekan
• Tahan temperature rendah maupun tinggi
• Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
• Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
• Tahan terhadap oksidasi
• Kuat dan dapat ditempa
• Mudah dibersihkan
• Mengkilat dan tampak menarik
BAJA PADUAN DENGAN SIFAT KHUSUS

(2) High Strength Low Alloy Steel (HSLS)


Sifat: memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan terhadap
abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu
mesin yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability).
baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-unsur
seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va) dan Columbium

(3) Baja Perkakas (Tool Steel)


BAJA PADUAN DENGAN SIFAT
KHUSUS
(3) Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai,
tajam atau mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet.
Kelompok dari tool steel berdasarkan unsur paduan dan proses
pengerjaan panas yang diberikan antara lain:
• Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh
AISI), Shock resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan
terhadap beban kejut dan repeat loading. Banyak dipakai untuk
pahat, palu dan pisau.
• Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan
pendinginan yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan
mendinginkan pada minyak sedangkan tipe A dan D didinginkan di
udara.
• Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 –
500) ºC dan didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak
mengandung tungsten dan molybdenum sehingga sifatnya keras.
• High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja
dengan tungsten dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan
sifatnya yang tidak mudah tumpul dan tahan panas tetapi tidak
tahan kejut.
• Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi
tidak tahan aus dan tidak cocok untuk beban dinamis serta
untuk pemakaian pada temperatur tinggi
KLASIFIKASI BAJA LAINNYA

Menurut penggunaannya:
Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon
kurang dari 0,7 % C.
Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari
0,7 % C.
KLASIFIKASI BAJA LAINNYA
Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
 Baja tahan garam (acid-resisting steel)
 Baja tahan panas (heat resistant steel)
 Baja tanpa sisik (non scaling steel)
 Electric steel
 Magnetic steel
 Non magnetic steel
 Baja tahan pakai (wear resisting steel)
 Baja tahan karat/korosi
KLASIFIKASI BAJA LAINNYA
Kombinasi dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka diperoleh
lima kelompok baja yaitu:
• Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
• Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
• Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
• Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
• Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
• Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
• Baja kualitas biasa
• Baja kualitas baik
• Baja kualitas tinggi
PROSES PENGOLAHAN LOGAM
FERRO
Logam ferro dari bahan tambang, tahapan proses:
A. PROSES KONSENTRASI
Tujuan: (1) Diperoleh biji besi (konsentrat) yang berkualitas,
(2) Efisiensi dapur pengolahan , dan (3) mempunyai susunan
kimia dan ukuran tertentu.
B. PROSES REDUKSI
Tujuan utama mereduksi unsur Oksigen, tujuan lain
memisahkan kotoran atau unsur diluar ferro dari ikatannya
menjadi terak/slag.
C. PROSES BAJA
Pembenahan unsur utama carbon (c), dan unsur lainnya
seperti Mn, Si, Mg, S, P dll
PROSES KONSENTRASI
INPUT Bahan tambang secara fisik berupa: batu-
batuan, pasir, dan tanah liat

PROSES:
1) Besi tambang berupa batuan Pemecahan 
Pembersihan (pencucian)  Penyortiran
Pemanggangan Seleksi ukuran  Biji besi
(nodula)
2) Pasir besi Pembersihan (pencucian)  Penyortiran
Pemanggangan sintered
PROSES KONSENTRASI
OUT PUTBiji Besi
Jenis Biji Besi :
1. Magnetite ( Fe3O4 ), warna hitam, mengandung 40 – 70% Fe, dan
sifat magnet.
2. Hematit (Fe2 O3 ), warna merah, mengandung 45-65% Fe
3. Limonite (n Fe2 O3 .m H2 O ), warna cokelat mengandung 57% Fe
dan 25% air.
4. Siderite (Fe CO3 ) besi spaat, kandungan 48 % Fe.
Diluar unsur ikatan tesbt terdapat unsur lain yang jumlahnya
cukup banyak (Mn, Cr, Ni, Si, S, P, Ti dll)

Secara fisik :
Nodula, Pellet, Briquettes, dan Sinter
PROSES REDUKSI
INPUT :
1) Biji Besi
2) Bahan bakar (Antrasit/Cocas/Arang)
3) Fluks /Bahan pengikat (CaCO3)
4) Udara panas

KELENGKAPAN/ALAT :
DAPUR TINGGI ( Proses reduksi)
Dapur Cowper ( Produksi udara panas)

PROSES :
5) Proses Reduksi tak langsung
6) Reduksi langsung
PROSES REDUKSI
HASIL :
1. Besi Kasar
Kangandungan unsur C, Mn, Si, Mg, P dll belum terkendali, shg
belum dapat digunakan sebagai bahan teknik.
2. Terak/ Slag
Kotoran besi kasar yag terikat flux (CaO)
3. Gas panas
4. Gas panas CO, CO2, dsb berguna sebagai sumber energi dan
sumber pemanas dapur cowper
PROSES BAJA
Dapur pengolah baja :
1.Convertor
a. Convertor Bessemer
b. Convertor Thomas
2.Dapur Siemen Martin ( Open heart
3.Dapur Kowi (crucible)
4.Dapur Listrik
a. Daput Listrik Busur
b. Dapur Listrik Tahanan
CONVENTOR

Input  1. Besi Kasar Cair Si tinggi dan Oksigen (O2)


2. Besi Kasar Cair P tinggi dan Oksigen
Proses:
1. Bessemer  Asam ( lapisan dinding dapur asam ( kwarsa fluorit)
2. Thomas  Basa ( lapisan dinding dapur basa ( batu kapur
dolomit)

Hasil Baja Konstruksi putih atau kelabu


DAPUR SIEMEN MARTIN
Input  1. Besi kasar padat/ Baja rosok
2. Udara dan Udara panas

Proses:
Proses bisa asam atau basa tergantung kandungan bahan
baku)

Hasil Baja Konstruksi SM


DAPUR KOWI

INPUT Kowi berisi baja bekas/ Cu / Al / emas, Udara


hembus, Cocas.
PROSES  Proses hampir sama dengan Simen Martin,
tak terkontaminasi aliran udara panas.

OUTPUT Baja berkualitas baik


DAPUR LISTRIK

INPUT Baja bekas/ Baja, bahan paduan


Arus Listrik sbg sumber panas.
PROSES  Pencairan dengan efek panas listrik
busur atau listrik tahanan, dengan mencampur
unsur lain (metal elloy)

OUTPUT Baja berkualitas terbaik


DAPUR KUPOLA/ KUBAH

INPUT  1. Besi kasar kelabu padat, dan rongsokan besi tuang


kelabu.
2. Kokas dan kapur

PROSES Pencairan dan pengikat unsur lain.


Hasil  Besi tuang kelabu
KLASIFIKASI BAJA KARBON
Klasifikasi besi cor
BAHAN LOGAM NON-FERRO:
LOGAM NON- FERRO
Ada beberapa ciri-ciri sifat bukan logam (non-ferro),
diantaranya adalah

Tahan terhadap korosi (pengkaratan),

Mempunyai daya hantar listrik yang baik,

Mudah dibentuk
LOGAM NON- FERRO :
TEMBAGA
Tembaga adalah suatu unsur
kimiadalam tabel periodic
memiliki lambang Cu
(Cuprum) dan nomor
atom29.

unsur ini memiliki korosi


yang
lambat sekali.
LOGAM NON- FERRO :
TEMBAGA

Tembaga murni dibagi dalam tiga jenis yang didasarkan


kepada cara pemurniannya.
tembaga tangguh yang dibuat dengan
mencairkan kembali tembaga hasil
elektrolisa.
tembaga bebas oksigen yang dibuat
dengan mendeoksidasi tembaga hasil
elektrolisa

tembaga bebas oksigen hantaran tinggi yang


dibuat dengan mencairkan tembaga
LOGAM NON- FERRO :
TEMBAGA
Sebagai unsur paduan pada tembaga umumnya
digunakan adalah Zn, Si, Sn, Al, Ni dan lain-
lainya.
Paduan antara Cu-Zn disebut
brass atau kuningan

paduan antara Cu-Sn disebut brons atau perunggu.

paduan yang mengandung fosfor disebut brons

fosfor, Cu-Si disebut brons silikon


LOGAM NON- FERRO:
ALUMUNIUM
ALUMINIUM ADALAH UNSUR KIMIA YANG MEMPUNYAI
SIMBOL AL DAN NOMOR ATOM 13.

berdasarkan pembuatan dengan klasifikasi


paduan cor dan paduan tempa

Paduan aluminium berdasarkan perlakuan panas dengan


klasifikasi dapat atau tidak dapat diberlakupanaskan
berdasarkan unsur-unsur paduan
LOGAM NON- FERRO:
TIMBAL (Pb)
Timbal adalah suatu unsur kimiadalam tabel periodic yang memiliki lambang Pb
(Plumbum) dan nomor atom 82.

Timbal mempunyai warna biru kelabu. Sifatnya

dapat ditempa, sangat liat,


Tahan korosi, air, asam.
LOGAM NON- FERRO :
TIMAH (Sn)
Timah adalah sebuah unsur kimia dalam tabel periodic yang memiliki simbol Sn
(bahasa Latin: stannum) dan nomor atom 50.

Warna aluminium bening keperak-perakan,


sifatnya dapat ditempa, liat dan tahan korosi.

Timah digunakan sebagai pelapis lembaran baja


lunak (pelat timah) dan untuk pembuatan
peralatan di industri pengawetan dan pelapis/
bungkus makanan

Anda mungkin juga menyukai