Anda di halaman 1dari 15

BAHAN KONSTRUKSI

TEKNIK KIMIA

KEGUNAAN BAJA UNTUK


KEKUATAN DAN KEULETAN
KELOMPOK 12 :
1. RIZKA MILATI ULIA K (1500020001)
2. NAVIRI FIRDAUS (1500020033)
3. ANJU RORO NAISYA (1500020037)
4. ANGGRAINI M PERMATASARI (1500020054)
5. HANIF RAHMAN ADI (1500020063)
6. RUSLAN HADI PRASETYA (1500020076)
7. ERNI RAHMA M (1500020091)
BAJA SECARA UMUM DAPAT
DIKELOMPOKKAN ATAS 2 JENIS YAITU :

• Baja karbon (Carbon steel)


• Baja paduan (Alloy steel)
1. BAJA KARBON (CARBON STEEL)
karbon dapat terdiri atas :
1) Baja karbon rendah (low carbon steel)
Machine, machinery dan mild steel (0,05 % – 0,30% C ) Sifatnya mudah
ditempa dan mudah di mesin Penggunaannya:
a) 0,05 % – 0,20 % C : automobile bodies, buildings, pipes, chains, rivets, screws, nails.
b) 0,20 % – 0,30 % C : gears, shafts, bolts, forgings, bridges, buildings
2) Baja karbon menengah (medium carbon steel )
• Kekuatan lebih tinggi daripada baja karbon rendah.
• Sifatnya sulit untuk dibengkokkan, dilas, dipotong.
Penggunaan:
a) 0,30 % – 0,40 % C : connecting rods, crank pins, axles.
b) 0,40 % – 0,50 % C : car axles, crankshafts, rails, boilers, auger bits, screwdrivers.
c) 0,50 % – 0,60 % C : hammers dan sledges
LANJUTAN

3) Baja karbon tinggi (high carbon steel) tool steel


Sifatnya sulit dibengkokkan, dilas & dipotong. Kandungan 0,60 % – 1,50 % C
Penggunaan :
screw drivers, blacksmiths hummers, tables knives, screws, hammers, vise
jaws, knives, drills. tools for turning brass and wood, reamers, tools for turning
hard metals, saws for cutting steel, wire drawing dies, fine cutters
2. BAJA PADUAN (ALLOY STEEL)
Tujuan dilakukan penambahan unsur yaitu:
a) Untuk menaikkan sifat mekanik pada temperatur rendah
b) Untuk meningkatkan daya tahan terhadap reaksi kimia (oksidasi dan reduksi)
c) Untuk membuat sifat-sifat spesial
Baja paduan yang diklasifikasikan menurut kadar karbonnya dibagi menjadi:
d) Low alloy steel, jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
e) Medium alloy steel, jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
f) High alloy steel, jika elemen paduannya > 10 %
Baja paduan juga dibagi menjadi dua golongan yaitu baja campuran khusus
(special alloy steel) &high speed steel.
LANJUTAN
1) Baja Paduan Khusus (special alloy steel)
Baja jenis ini mengandung satu atau lebih logam-logam seperti nikel,
chromium, manganese, molybdenum, tungsten dan vanadium. Dengan
menambahkan logam tersebut ke dalam baja maka baja paduan tersebut
akan merubah sifat-sifat mekanik dan kimianya seperti menjadi lebih
keras, kuat dan ulet bila dibandingkan terhadap baja karbon (carbon
steel).
2) High Speed Steel (HSS) Self Hardening Steel
Kandungan karbon : 0,70 % – 1,50 %. Penggunaan membuat alat-alat
potong seperti drills, reamers, countersinks, lathe tool bits dan milling cutters.
Disebut High Speed Steel karena alat potong yang dibuat dengan material
tersebut dapat dioperasikan dua kali lebih cepat dibanding dengan carbon steel.
Sedangkan harga dari HSS besarnya dua sampai empat kali daripada carbon
steel
LANJUTAN
Jenis Lainnya :
a) Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus
b) Baja tahan garam (acid-resisting steel)
c) Baja tahan panas (heat resistant steel)
d) Baja tanpa sisik (non scaling steel)
e) Electric steel
f) Magnetic steel
g) Non magnetic steel
h) Baja tahan pakai (wear resisting steel)
i) Baja tahan karat/korosi
Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
a. Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
b. Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
c. Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
d. Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
e. Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
KLASIFIKASI BAJA PADUAN 

1. Berdasarkan persentase paduannya


a. Baja paduan rendah
Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut Degarmo. Sumber
lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%), misalnya : suatu baja terdiri atas 1,35%
C; 0,35% Si; 0,5% Mn; 0,03% P; 0,03% S; 0,75% Cr; 4,5% W [Dalam hal ini 6,06%<8%]>
b. Baja paduan tinggi
Bila jumlah unsur tambahan selain karban lebih dari atau sama dengan 8% (atau 4%
menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High Speed Steel) atau SKH 53 (JIS) atau
M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur : 1,25% C; 4,5% Cr; 6,2% Mo; 6,7% W; 3,3% V.

Sumber lain menyebutkan:


a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya > 10 %
LANJUTAN

2. Berdasarkan jumlah komponennya:


a. Baja tiga komponen
Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.
b. Baja empat komponen atau lebih
Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam penambahan Fe dan C.
Sebagai contoh baja paduan yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3% Ni dan 1%
Mo.
LANJUTAN

3. Berdasarkan strukturnya:
a. Baja pearlit (sorbit dan troostit)
Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja ini mampu dimesin, sifat
mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening &tempering)
b. Baja martensit
Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
c. Baja austenit
Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya : Baja
tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant steel).
d. Baja ferrit
Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
e. Karbid atau ledeburit
Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid (Cr, W, Mn, Ti, Zr).
LANJUTAN
4. Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya
a. Baja konstruksi (structural steel)
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur
pemadunya, yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan
menengah (2- 5 %), baja paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat
treatment baja jenis ini sifat- sifat mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon
b. Baja perkakas (tool steel)
Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung bahan dan tebal
benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja.
c. Baja dengan sifat fisik khusus
Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja tahan karat (mengandung
0,1-0,45% C dan 12-14% Cr), baja tahan panas (yang mengandung 12-14% Cr
tahan hingga suhu 750-800oC, sementara yang mengandung 15-17% Cr
tahan hingga suhu 850-1000oC), dan baja tahan pakai pada suhu tinggi (ada
yang terdiri dari 23-27% Cr, 18-21% Ni, 2-3% Si, ada yang terdiri dari 13-15% Cr,
13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 2-2,7% W, 0,25-0,4% Mo, 0,4-0,5% C).
LANJUTAN

d. Baja paduan istimewa


Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35% C,memiliki koefisien
muai yang rendah
e. Baja Paduan dengan Sifat Khusus
• Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
• High Strength Low Alloy Steel (HSLA)
• Baja Perkakas (Tool Steel)
LANJUTAN
5. Klasifikasi lain antara lain :
a. Menurut penggunaannya:
• Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
• Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C
b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
• Baja tahan garam (acid-resisting steel)
• Baja tahan panas (heat resistant steel)
• Baja tanpa sisik (non scaling steel)
• Electric steel
• Magnetic steel
• Non magnetic steel
• Baja tahan pakai (wear resisting steel)
• Baja tahan karat/korosi
LANJUTAN
c. Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan komposisi kimia maka
diperoleh lima kelompok baja yaitu:
• Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
• Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
• Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
• Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
• Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
d. Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
• Baja kualitas biasa
• Baja kualitas baik
• Baja kualitas tinggi
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai