Anda di halaman 1dari 7

Nama : Muhammad Syahriwan

Npm : 10.301010.014

PENGERTIAN dan KLASIFIKASI BAJA

1. PENGERTIAN BAJA

Baja adalah bahan dasar vital untuk industri. Semua segmen kehidupan, mulai dari peralatan
dapur, transportasi, generator pembangkit listrik, sampai kerangka gedung dan jembatan
menggunakan baja. Eksploitasi besi baja menduduki peringkat pertama di antara barang tambang
logam dan produknya melingkupi hampir 95 persen dari produk barang berbahan logam.

Belakangan dunia perindustrian digemparkan oleh kabar peningkatan performan (kekuatan dan
umur) baja menjadi dua kali lipat. Untuk mendapatkan baja dengan kekuatan sama dengan yang
konvensional, hanya perlu setengah dari bahan sebelumnya dengan ketebalan dan berat juga
setengahnya.

Baja super ini diperoleh dengan menghaluskan struktur mikronya menjadi seperlima dari baja
sebelumnya atau bahkan lebih kecil lagi (di bawah 1 mikrometer). Nakayama Steel, sebuah
perusahaan di Jepang, telah berhasil memproduksi lembaran baja super dengan kekuatan tarik
600 MPa atau sekitar 1,5 kali kekuatan tarik baja biasa. Kenaikan performan baja diharapkan
dapat mengurangi berat bahan sehingga meningkatkan efisiensi dan menghemat sumber daya
alam

Baja adalah paduan logam yang tersusun dari besi sebagai unsur utama dan karbon sebagai unsur
penguat. Unsur karbon inilah yang banyak berperan dalam peningkatan performan. Perlakuan
panas dapat mengubah sifat baja dari lunak seperti kawat menjadi keras seperti pisau.
Penyebabnya adalah perlakuan panas mengubah struktur mikro besi yang berubah-ubah dari
susunan kristal berbentuk kubik berpusat ruang menjadi kubik berpusat sisi atau heksagonal.
Dengan perubahan struktur kristal, besi adakalanya memiliki sifat magnetik dan adakalanya
tidak. Besi memang bahan bersifat unik.

Bijih besi bertebaran hampir di seluruh permukaan Bumi dalam bentuk oksida besi. Meskipun
inti Bumi tersusun dari logam besi dan nikel, oksida besi yang ada di permukaan Bumi tidak
berasal darinya, melainkan dari meteor yang jatuh ke Bumi

Di Australia, Brasil, dan Kanada, ditemukan bongkahan bijih besi berketebalan beberapa puluh
meter dan mengandung 65 persen besi. Besi adalah unsur yang sangat stabil dan merupakan
unsur terbanyak ke delapan di Jagat Raya setelah silikon. Pada lapisan kulit Bumi, besi
merupakan unsur logam terbanyak ketiga setelah silikon dan aluminium. Hampir lebih dari 70
abad lalu-5.000 tahun sebelum Masehi-dari peninggalan di Mesopotania, Iran, dan Mesir
diketahui bahwa manusia telah menguasai teknologi pembuatan peralatan dari besi baja untuk
berburu. Suku Hatti dan Hittite- 2.500-1.500 tahun sebelum Masehi-di daerah Anatria dan
Armenia telah berhasil membuat pedang besi berukuran besar dan baju besi dengan proses semi-
lebur.
2. KLASIFIKASI BAJA

BERDASARKAN PERSENTASE PADUANNYA

A. Baja paduan rendah

Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih kecil dari 8% (menurut Degarmo.
Sumber lain, misalnya Smith dan Hashemi menyebutkan 4%), misalnya : suatu baja
terdiri atas 1,35%C; 0,35%Si; 0,5%Mn; 0,03%P; 0,03%S; 0,75%Cr; 4,5%W [Dalam hal
ini 6,06%<8%]> .

B. Baja paduan tinggi

Bila jumlah unsur tambahan selain karbon lebih dari atau sama dengan 8% (atau 4%
menurut Smith dan Hashemi), misalnya : baja HSS (High Speed Steel) atau SKH 53
(JIS) atau M3-1 (AISI) mempunyai kandungan unsur : 1,25%C; 4,5%Cr; 6,2%Mo;
6,7%W; 3,3%V.
Sumber lain menyebutkan:

a. Low alloy steel (baja paduan rendah), jika elemen paduannya ≤ 2,5 %
b. Medium alloy steel (baja paduan sedang), jika elemen paduannya 2,5 – 10 %
c. High alloy steel (baja paduan tinggi), jika elemen paduannya > 10 %

2. Berdasarkan jumlah komponennya:

a. Baja tiga komponen: Terdiri satu unsur pemadu dalam penambahan Fe dan C.
b. Baja empat komponen atau lebih: Terdiri dua unsur atau lebih pemadu dalam
penambahan Fe dan C. Sebagai contoh baja paduan yang terdiri: 0,35% C, 1% Cr,3%
Ni dan 1% Mo.

3. Berdasarkan strukturnya:

a. Baja pearlit (sorbit dan troostit) Unsur-unsur paduan relatif kecil maximum 5% Baja
ini mampu dimesin, sifat mekaniknya meningkat oleh heat treatment (hardening
&tempering)
b. Baja martensit Unsur pemadunya lebih dari 5 %, sangat keras dan sukar dimesin
c. Baja austenit Terdiri dari 10 – 30% unsur pemadu tertentu (Ni, Mn atau CO) Misalnya
: Baja tahan karat (Stainless steel), nonmagnetic dan baja tahan panas (heat resistant
steel).
d. Baja ferrit Terdiri dari sejumlah besar unsur pemadu (Cr, W atau Si) tetapi karbonnya
rendah. Tidak dapat dikeraskan.
e. Karbid atau ledeburit Terdiri sejumlah karbon dan unsur-unsur pembentuk karbid
(Cr,W,Mn,Ti,Zr).
4. Berdasarkan penggunaan dan sifat-sifatnya

a. Baja konstruksi (structural steel)


b. Dibedakan lagi menjadi tiga golongan tergantung persentase unsur pemadunya,
yaitu baja paduan rendah (maksimum 2 %), baja paduan menengah (2- 5 %), baja
paduan tinggi (lebih dari 5 %). Sesudah di-heat treatment baja jenis ini sifat-sifat
mekaniknya lebih baik dari pada baja karbon biasa.
c. Baja perkakas (tool steel) Dipakai untuk alat-alat potong, komposisinya tergantung
bahan dan tebal benda yang dipotong/disayat,kecepatan potong, suhu kerja. Baja
paduan jenis ini dibedakan lagi menjadi dua golongan, yaitu baja perkakas paduan
rendah (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 250 °C) dan baja perkakas
paduan tinggi (kekerasannya tak berubah hingga pada suhu 600°C). Biasanya
terdiri dari 0,8% C, 18% W, 4% Cr, dan 1% V, atau terdiri dari 0,9% C, 9 W, 4%
Cr dan 2-2,5% V.
d. Baja dengan sifat fisik khusus Dibedakan lagi menjadi tiga golongan, yaitu baja
tahan karat (mengandung 0,1-0,45% C dan 12-14% Cr), baja tahan panas (yang
mengandung 12-14% Cr tahan hingga suhu 750-800oC, sementara yang
mengandung 15-17% Cr tahan hingga suhu 850-1000oC), dan baja tahan pakai
pada suhu tinggi (ada yang terdiri dari 23-27% Cr, 18-21% Ni, 2-3% Si, ada yang
terdiri dari 13-15% Cr, 13-15% Ni, yang lainnya terdiri dari 2-2,7% W, 0,25-0,4%
Mo, 0,4-0,5% C).
e. Baja paduan istimewa Baja paduan istimewa lainnya terdiri 35-44% Ni dan 0,35%
C,memiliki koefisien muai yang rendah yaitu :
• Invar : memiliki koefisien muai sama dengan nol pada suhu 0 – 100 °C,
digunakan untuk alat ukur presisi.
• Platinite : memiliki koefisien muai seperti glass, sebagai pengganti platina.
• Elinvar : memiliki modulus elastisitet tak berubah pada suhu 50°C sampai 100°C.
Digunakan untuk pegas arloji dan berbagai alat ukur fisika.
f. Baja Paduan dengan Sifat Khusus
• Baja Tahan Karat (Stainless Steel)
Sifatnya antara lain:
– Memiliki daya tahan yang baik terhadap panas, karat dan goresan/gesekan
– Tahan temperature rendah maupun tinggi
– Memiliki kekuatan besar dengan massa yang kecil
– Keras, liat, densitasnya besar dan permukaannya tahan aus
– Tahan terhadap oksidasi
– Kuat dan dapat ditempa
– Mudah dibersihkan
– Mengkilat dan tampak menarik
• High Strength Low Alloy Steel (HSLA)
Sifat dari HSLA adalah memiliki tensile strength yang tinggi, anti bocor, tahan
terhadap abrasi, mudah dibentuk, tahan terhadap korosi, ulet, sifat mampu mesin
yang baik dan sifat mampu las yang tinggi (weldability). Untuk mendapatkan sifat-
sifat di atas maka baja ini diproses secara khusus dengan menambahkan unsur-
unsur seperti: tembaga (Cu), nikel (Ni), Chromium (Cr), Molybdenum (Mo),
Vanadium (Va) dan Columbium.
• Baja Perkakas (Tool Steel)
Sifat-sifat yang harus dimiliki oleh baja perkakas adalah tahan pakai, tajam atau
mudah diasah, tahan panas, kuat dan ulet. Kelompok dari tool steel berdasarkan
unsur paduan dan proses pengerjaan panas yang diberikan antara lain:
– Later hardening atau carbon tool steel (ditandai dengan tipe W oleh AISI), Shock
resisting (Tipe S), memiliki sifat kuat dan ulet dan tahan terhadap beban kejut dan
repeat loading. Banyak dipakai untuk pahat, palu dan pisau.
– Cool work tool steel, diperoleh dengan proses hardening dengan pendinginan
yang berbeda-beda. Tipe O dijelaskan dengan mendinginkan pada minyak
sedangkan tipe A dan D didinginkan di udara.
– Hot Work Steel (tipe H), mula-mula dipanaskan hingga (300 – 500) ºC dan
didinginkan perlahan-lahan, karena baja ini banyak mengandung tungsten dan
molybdenum sehingga sifatnya keras.
– High speed steel (tipe T dan M), merupakan hasil paduan baja dengan tungsten
dan molybdenum tanpa dilunakkan. Dengan sifatnya yang tidak mudah tumpul dan
tahan panas tetapi tidak tahan kejut.
– Campuran carbon-tungsten (tipe F), sifatnya adalah keras tapi tidak tahan aus dan
tidak cocok untuk beban dinamis serta untuk pemakaian pada temperatur tinggi.

5. Klasifikasi lain antara lain :


a. Menurut penggunaannya:
• Baja konstruksi (structural steel), mengandung karbon kurang dari 0,7 % C.
• Baja perkakas (tool steel), mengandung karbon lebih dari 0,7 % C.
b. Baja dengan sifat fisik dan kimia khusus:
• Baja tahan garam (acid-resisting steel)
• Baja tahan panas (heat resistant steel)
• Baja tanpa sisik (non scaling steel)
• Electric steel
• Magnetic steel
• Non magnetic steel
• Baja tahan pakai (wear resisting steel)
• Baja tahan karat/korosi
c. Dengan mengkombinasikan dua klasifikasi baja menurut kegunaan dan
komposisi kimia maka diperoleh lima kelompok baja yaitu:
• Baja karbon konstruksi (carbon structural steel)
• Baja karbon perkakas (carbon tool steel)
• Baja paduan konstruksi (Alloyed structural steel)
• Baja paduan perkakas (Alloyed tool steel)
• Baja konstruksi paduan tinggi (Highly alloy structural steel)
d. Selain itu baja juga diklasifisikan menurut kualitas:
• Baja kualitas biasa
• Baja kualitas baik
• Baja kualitas tinggi

SIFAT-SIFAT TEKNIS BAHAN

a) Sifat Mekanis Baja Paduan


Baja paduan merupakan campuran dari baja dan beberapa jenis logam lainnya
dengan tujuan untuk memperbaiki sifat baja karon yang relatif mudah berkarat dan
getas bila kadar karbonnya tinggi. Selain itu, penambahan unsur paduan juga
bertujuan untuk memperbaiki sifat mekanik diantaranya:

• Kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan suatu bahan untuk menahan perubahan bentuk di
bawah tekanan. Penambahan logam (Ni, Cr, Molibdenum) dengan komposisi
sesuai akan menambah kekuatan baja, sebab Ni dan Cr yang ditambahkan akan
masuk ke susunan atom dan menggantikan berapa atom C. Penambahan tersebut
dapat meningkatkan kekuatan sampai lima kali lipat.
• Elasisitas
Elastisitas adalah kemampuan suatu bahan unuk kembali ke bentuk semula setelah
pembebanan ditiadakan atau dilepas. Modulus elastisitas merupakan indikator dari
sifat elastis. Adanya penambahan logam pada baja akan meningkatkan kemampuan
elastisitasnya dengan nilai modulus elastisitas yang lebih besar dari sebelumnya.
Berikut beberapa logam dan nilai modulus elastisitasnya jika ditambahkan pada
baja:
• Batas mulur (Plastisitas)
Plastisitas adalah kemampuan suatu bahan untukberubah bentuk secara permanen
setelah diberi beban. Logam yang ditambahkan berupa nikel, vanadium, titanium,
tungsten, chrome dsb akan meningkatkan nilai batas mulur. Hal tersebut
disebabkan dengan penambahan logam yang memiliki batas mulur tinggi akan
menghasilkan baja paduan yang batas mulurnya tinggi pula.
• Kekuatan Tarik
Kekuatan tarik adalah kemampuan suatu material untuk menahan tarikan dua gaya
yang saling berlawanan arah dan segaris. Logam Ni dan Cr merupakan bahan yang
biasa ditambahankan untuk meningkatkan kemampuan menahan tariakan, selain
sebagai penambah kekutan tekan.

• Keuletan
Keuletan adalah kemampuan suatu material untuk diregang atau ditekuk secara
permanent tanpa mengakibatkan pecah atau patah. Baja dengan kandungan karbon
rendah memiliki keuletan yang tinggi, sehingga dengan paduan logam lain kadar
karbonnya akan turun. Selain itu, kandungan fosfor pada baja paduan yang rendah
akan meningkatkan keuletannya.
• Tahan aus
Tahan aus merupakan. Paduan logam yang digunakan untuk meningkatkan
kemampuan tahan aus diantaranya nikel, chrom, dan vanadium.

Efek utama elemen paduan utama untuk baja [8]

Elemen Persentase Fungsi utama


Aluminium
0.95–1. Paduan unsur dalam nitriding baja

Bismut
- -- Meningkatkan mesin
Boron
0.001–0.003 Powerfull agen kemampukerasan
Kromium
0.5–2 Naik kemampukerasan
4–18 Tahan Korosi
Tembaga
0.1–0.4 Tahan Korosi

Molybdenum
0.2–5 Stabil karbida; menghambat pertumbuhan butir
Nikel
2–5 Toughener Toughener
12–20 Tahan terhadap Korosi
Silicon
0.2–0.7 Meningkatkan kekuatan
2 Spring Baja
Persentase tinggi Memperbaiki sifat-sifat magnetik
Belerang
0.08–0.15 mesin bebas properti
Titanium
- Perbaikan karbon dalam partikel inert; mengurangi kekerasan di krom martensit
baja
Tungsten
- Kekerasan pada temperatur tinggi
Vanadium
0.15 Stabil karbida; meningkatkan kekuatan sementara tetap mempertahankan
keuletan; mempromosikan struktur butir halus
Gambar Kurva Tegangan dan Regangan (baja paduan AISI 4.140)

b) Sifat Pengaruh Lingkungan


Korosi merupakan proses elektrokimia yang terjadi pada logam dan tidak dapat
dihindari karena merupakan suatu proses alamiah. Berbagai faktor yang dapat
menyebabkan terjadinya korosi, yaitu: sifat logam, yang meliputi perbedaan
potensial, ketidakmurnian, unsur paduan, perlakuan panas yang dialami, dan
tegangan, serta faktor lingkungan yang meliputi udara, temperatur,
mikroorganisme. Baja paduan akan memiliki ketahanan terhadap korosi jika
dicampur dengan Tembaga yang berkisar 0,5-1,5% tembaga pada 99,95-99,85 %
Fe, dengan Chromium, atau dicampur dengan Nikel.

Baja Paduan tahan terhadap perubahan suhu, ini berarti sifat fisisnya tidak banyak
berubah.
• Penambahan Molibdenum akan memperbaiki baja menjadi tahan terhadap suhu
tinggi,liat dan kuat
• Penambahan Wolfram dan penambahan Kobalt juga memberikan pengaruh yang
sama seperti pada penambahan Molibdenum yaitu membuat baja paduan tahan
terhadap suhu tinggi

Sumber : http://azwaruddin.blogspot.com/2008/02/pengertian-baja.html
Diakses pada tanggal : 09 maret 2012
Jam : 21:51 WITA
Oleh : Muhammad Syahriwan
NPM : 10.301010.014.

Sumber : http://egiskren.blogspot.com/2010/07/klasifikasi-baja.html
Diakses pada tanggal : 09 maret 2012
Jam : 21:25 WITA
Oleh : Muhammad Syahriwan
NPM : 10.301010.014.

Anda mungkin juga menyukai