Anda di halaman 1dari 22

Nama : Anisa Mubarokah

Kelas : 02TIDP002

Nim : 201010800198

Mata kuliah : Pengentahuan Bahan

LOGAM PADUAN

1. Pengertian Metal Alloy  ( Campuran Logam )

Logam paduan(bahasa Inggris: alloy) atau lakur adalah kombinasi, dalam


larutan atau senyawa, dua atau lebih elemen, dan paling tidak salah satunya adalah
logam, dan hasilnya memiliki sifat metalik. Logam paduan dengan dua komponen
disebut paduan biner (alloy binary); 3 komponen disebut paduan ternari; 4 komponen
disebut paduan quaternari. Hasilnya adalah zat metalik dengan sifat berbeda dari
komponennya.

Logam paduan biasanya didesain untuk memiliki sifat yang lebih


menguntungkan dibanding dengan komponennya. Misalnya, baja lebih kuat dari besi,
salah satu elemen utamanya; dan kuningan lebih tahan lama dari tembaga, tetapi lebih
menarik dari seng.

Paduan (Alloy) adalah campuran unsur yang mempunyai sifat-sifat logam,


terdiri dari dua atau lebih unsur, dan sekurang-kurangnya satu unsur utamanya adalah
logam. Sistem paduan adalah suatu sistem yang terdiri dari semua paduan yang dapat
terbentuk dari beberapa unsur dengan semua macam komposisi yang mungkin dapat
dibuat. Paduan dapat diklasifikasikan menurut strukturnya, dan sistem paduan
diklasifikasikan menurut diagram kesetimbangannya (diagram fasenya). Suatu
paduan dapat berupa susunan yang homogen apabila terdiri dari fase tunggal, atau
campuran (mixture) apabila terdiri dari beberapa unsur logam.
Alloy dapat terbentuk apabila dalam padatan yang diperoleh atom-atom yang
ada tidak saling bereaksi serta tidak sekedar bercampur satu dengan yang lain dan
masih menunjukkan sifat-sifat sebagai logam. Aloi disebut juga dengan lakur atau
paduan. Aloi dapat merupakan larutan zat padat (solid solution) dengan komposisi
yang bervariasi atau suatu senyawa antarlogam (intermetallic compound) dengan
komposisi dan struktur internal tertentu. Aloi yang merupakan larutan zat padat ada
dua macam, yaitu aloi selitan (interstitial alloy) dan aloi substitusi (substitution
alloy).
Fase (phase) adalah bagian dari material, yang homogen komposisi kimia dan
strukturnya, dapat dibedakan secara fisik, dapat dipisahkan secara mekanik dari
bagian lain material itu. Suatu fase dapat dibedakan dari fase lain dengan melihat
keadaan fisiknya, ada fase gas, cair dan padat.

Bagian material dengan komposisi kimia yang berbeda dikatakan dikatakan


sebagai fase yang berbeda. Struktur kisi (lattice) juga membedakan satu fase dengan
fase lainnya. Logam. yang memiliki sifat allotropi misalnya, setiap bentuk
allotropinya merupakan fase tersendiri, walaupun komposisi kimia dan keadaan
fisiknya sama.

Paduan dalam keadaan padat mempunyai 3 (tiga) kemungkinan macam fase,


yaitu :

1. Logam Murni

Pada kondisi seimbang (equilibrium), suatu logam murni akan mengalami


perubahan fase pada suatu temperatur tertentu, perubahan fase dari padat ke cair akan
terjadi pada temperatur tertentu, dinamakan titik cair, dan perubahan ini berlangsung
pada temeperatur tetap hingga seluruh perubahan selesai.

2. Senyawa (Compound)
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu
dan tetap. Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari
unsur unsur pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku yang
tetap, seperti pada logam murni.

3.Larutan Padat  (Solid Solution)

Suatu larutan terdiri dari dua bagian, yaitu solute (terlarut) dan solvent (pelarut).
Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah bagian yang
lebih banyak.

2. Jenis-Jenis Alloy

1.     Aloi Selitan


Aloi selitan ada dua macam yaitu aloi selitan acak (random) dan aloi selitan
teratur. Pada aloi selitan acak atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-
tempat selitan pada logam induk secara acak, sedangkan pada aloi selitan teratur
atom-atom dari unsur yang dipadukan mengisi tempat-tempat selitan pada logam
induk secara teratur dan berulang (periodik). Salah satu model susunan atom-atom
pada aloi selitan acak dan aloi selitan teratur diberikan pada gambar berikut:

Aloi selitan acak diperoleh apabila leburan aloi didinginkan secara cepat.
Untuk memperoleh aloi selitan teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya tempat
selitan yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan, sehingga sifat fisik
dari aloi selitan yang diperoleh adalah bervariasi. Secara umum sifat fisik dari aloi
selitan adalah sebagai berikut:
1.   Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam dalam
kristal murinya seperti ditunjukkan pada gambar diatas
2.   Dapat menghantarkan panas dan listrik.
3.   Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
4.   Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
5.   Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
6.   Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.

Kereaktifan logam dalam aloi selitan cenderung lebih rendah dibandingkan


kereaktifan logam murninya. Hal ini disebabkan karena tertutupnya sebagian
permukaan dari logam murni oleh atom-atom unsur yang dipadukan. Aloi borida,
karbida, dan nitrida cenderung bersifat lembab (inert). mempunyai titik lebur yang
sangat tinggi dan keras sekali.

2.    Aloi Substitusi


Pada aloi substitusi atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan
sebagian atom-atom dari logam murni. Aloi substitusi terjadi apabila ukuran dari
atom-atom unsur yang dipadukan lebih besar dari ukuran tempat selitan tetrahedral
dan tempat selitan oktahedral yang ada di dalam kristal logam murninya. Ada dua
macam aloi substitusi yaitu aloi substitusi acak (random substitutional alloy) dan aloi
substitusi teratur (ordered substitusi alloy) atau kisi super (superlattice). Pada aloi
substitusi acak atom-atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari
sebagian atom-atom logam murninya secara tidak teratur, sedangkan pada aloi
substitusi teratur atom- atom dari unsur yang dipadukan menggantikan posisi dari
sebagian atom- atom logam murninya secara teratur dan periodik. Salah satu model
susunan atom-atom pada aloi substitusi acak dan aloi substitusi teratur diberikan pada
gambar:

Seperti halnya pada pembuatan aloi selitan, aloi substitusi acak diperoleh
apabila leburan aloi didinginkan secara cepat. Untuk memperoleh aloi substitusi
teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Di samping aloi selitan dan aloi substitusi, ada juga aloi yang merupakan
gabungan dari aloi selitan dan aloi substitusi. Salah satu contohnya adalah baja tahan
karat (stainless Steel). Aloi ini terdiri atas besi, karbon, kromium (18-20%) dan nikel
(8-12%). Pada baja tahan karat atom karbon menempati sebagian tempat selitan
oktahedral yang ada, sedangkan atom kromium dan nikel menggantikan sebagian
posisi dari atom-atom besi. Salah satu model susunan atom-atom pada baja tahan
karat diberikan pada gambar berikut:
Baja tahan karat mungkin juga mengandung unsur lain selain kromium dan
nikel. Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta fungsinya diberikan
pada Tabel berikut:

Logam Persentase yang Pengaruh pada sifat baja yang diperoleh


ditambahakan
Tembaga 0,2-1,5 Meningkatkan ketahanan terhadapa korosi
Nikel 0,1-1 Memberikan permukaaan yang bagus
Niobium 0,02-0,12 Meningkatkan kekuatan regang
Nitrigen 0,03 Meningkatkan kekuatan
Mangan 0,2-1,6 Meningkatkan kekuatan
Vanadium Sampai 0,2 Meningkatkan kekuatan

Beerapa aloi yang penting secara komersial

Nama Umum Logam Induk Komposisi Sifat Contoh


(Persen massa) Kegunaan
Alnico Fe  Al(8), Ni(14),  Magnetik Magnet
Co(24), Cu(3),
dan fe(51)
Amalgam Hg  Hg(50), Mudah Pengisi
gigi Ag(35), dan Sn dibentuk  gigi
(15) berlubang
Baja Invar Fe Fe(64), Ni(36), Memiliki Meteran, pita
dan C(0,5) koefisien muai pengukur
yang kecil
Baja Karbon Fe Fe(98,4-99,8) Keras Kerangka
dan C(0,2-1,6) Bangunan
Baja Fe Fe(80-86), W Sifatnya tidak Alat
Kecepatan (14-20) dan berubah pada pemotong
Tinggi C(0,5) kecepatan dengan
tinggi kecepatan
tinggi
Baja Mangan Fe Fe(82-90), Mn Keras dan Rel kereta
(10-18) dan tahan bebam api,
C(0,5) kendaraan
tempur
Baja Nikel Fe Fe(96-98), Ni Keras, elastis, Kabel, roda
(2-4) dan dan tahan gigi
C(0,5) korosi
Baja Silikon Fe Fe(5-99), Si Keras, kuat, Magnet
(1-5) dan dan bersifat
C(0,5) magnetik
Duriron Fe Fe(84), Si Tahan korosi Pipa, ceret,
(145), C(1) dan tahan asam dan
dan Mn(1) kondensor
Emas 10 Au Au(42), Tahan lama Perhiasan
karat Ag(12-20), dan
Cu(38-46)
Emas 18 Au Au(75), Tahan lama Perhiasan
karat Ag(10-20), dan
Cu(5-15)
Gunmetal Cu Cu(88), Tahan Laras
Sn(10), dan benturan dan senapan,
Zn(2) tekanan bagian dari
mesin
Kuningan Cu Cu(67-90), dan Mudah Pipa
Zn (10-33) direnggangkan
Lead shot Pb Pb (99,8) dan Keras dan Selongsong
As (0,2) tahan korosi peluru
Magnalium Al Al (70-90), Massa jenisnya Badan
dan Mg(10-30) rendah pesawat
terbang
Monel Ni Ni(60-70), Tahan korosi Peralatan,
Cu(25-35), Fe bagian dari
dan Mn mesin
dengan
persentase
yang bervariasi
Nikrom Ni Ni (60), Memiliki daya Kabel listrik
Fe(25), dan tahan yang
Cr(15) tinggi
Pelat baterei Pb Pb (94) dan Cukup tahan Baterei
timbel Snb(6) korosi
Perak Jerman Cu Cu(60), Tahan korosi Teko, keran
(albata) Zn(25), dan
Ni(15)
Perak solder Ag Ag(63), Titik lebur Solder
Cu(30), dan yang tinggi dengan titik
Zn(7) lebur tinggi
Perak Streling Ag Ag(92,5) dan Berkilau Perhiasana
Cu (7,5)
Perunggu Cu Cu(70-95), Mudah Medali, bel
Zn(1-25), dan dibentuk
Sn (1-18)
Perunggu Cu Cu (90) dan Al Kers dan kuat Bak atau
alumunium (10) rumah mesin
dan batang
penghubung
Pewter Sn Sn ( 70-95), Tahan korosi Peralata
Sb(5-15), Pb makanan dan
(0-15) minum
Solder Pb Pb (67) dan Sn Titik lebur Sambungan
(33) rendah solder
3AL-2,5V Ti Ti(94,5), Kuat dan Frame sepeda
Al(3), dan ringan
V(2,5)
Wood’s metal Bi Bi (50), Titik lebur Sistem
Pb(25), rendah penyairam air
Sn(13), dan otomatis
Cd(12)

3. Sifat Metal Aloy


1. Titik leleh dan titik didih cenderung tinggi karena kekuatan ikatan logam.
2. Dapat menghantarkan listrik.
3. Konduktor panas yang baik.
4. Kekuatan dan kemampuan kerja :
a. Sifat Malleability (dapat ditempa) dan Ductility (dapat diregang)
maksudnya mampu dibentuk dengan suatu gaya, baik dalam keadaan dingin maupun
panas tanpa terjadi retak pada permukaannya misalnya dengan hammer (palu) dan
dapat ditarik dibentuk dengan tarikan sejumlah gaya tertentu tanpa menunjukan
gejala-gejala putus.
b. Toughness (sifat ulet) yaitu kemampuan dapat dibengkokkan beberapa kali
tanpa mengalami retak.
c. Hardness (kekerasan) ketahanan terhadap penetrasi atau penusukan indentor
yang berupa bola baja, intan piramida dll.
d. Strength (kekuatan) mampu menahan deformasi.
e. Weldability yaitu mampu untuk dapat dilas baik menggunakan las listrik
maupun dengan las karbit (gas).
f. Corrosion resistance (tahan korosi) atau karat akibat kelembaban udara, zat-
zat kimia dll.
g. Tahan impact yaitu dapat tahan terhadap beban kejut.
h. Machinibility mampu untuk dikerjakan dengan mesin misalnya dengan
mesin bubut.
i. Modulus elastis tinggi
4. Proses-proses Pembuatan Metal Alloy
Pada dasarnya proses pembuatan logam besi alloy sama dengan proses
pembuatan logam pada umumnya. Berikut adalah proses-proses pembuatannya:

Forming operation : adalah dimana bentuk potongan logam dirubah dengan proses
defomasi plastis.
Jika proses deformasi plastis dilakukan diatas temperatur reskristalisasi
makaproses disebut pengerjaan panas (hot working), sedangkan jika dilakukan
dibawahtemperatur reskristalisasi disebut pengerjaan dingin (cold working).
pengerjaan panas :
 dimungkinkan untuk terjadinya deformasi yang lebih besar
 energi untuk melakukan deformasi lebih kecil dari cold working
 permukaan logam mengalami oksidasi

pengerjaan dingin :
 kualitas permukaan logam yang lebih baik
 kontrol dimensi lebih mudah

Proses forging, rolling, exrusion dan drawing bisa dilihat pada gambar 2.3.

Forging :
Dilakukan dengan cara memukul potongan logam. Gaya diberikan pada cetak
yang membentuk produk logam. Contoh produk forging adalah pada roda kereta
api ,kunci kunci, crank shift mobil dll.
Forging sebagai salah satu bagian dari proses metal forming dibagi dalam tiga
kategori berdasarkan temperatur pengerjaannya yaitu proses cold, warm dan hot
forging dimana parameter dasarnya adalah temperatur rekristalisasi.
Gambar 2.4 Klasifikasi Cold, Warm dan hot working
Keuntungan atau efek yang ditimbulkan oleh pengerjaan dingin (cold working)
adalah adanya penurunan tingkat keuletan, namuan diiringi dengan naiknya kekuatan
dan kekerasan pada sifat materialnya. Hal ini disebabkan karena adanya efek strain
hardening. Disamping itu juga terjadi perubahan struktur mikro, dimana butir-
butirnya akan memanjang dan merapat searah dengan arah deformasi yang dominan
serta memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik. Namun proses pengerjaan dingin
memerlukan energi pembentukan yang lebih besar untuk proses deformasinya.
Sementara itu, proses pengerjaan panas (temperatur kerja diatas temperatur
rekristalisasi) juga memiliki keuntungan salah satunya adalah energi pembentukannya
relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan proses pengerjaan dingin pada material
yang sama. Hal ini di sebabkan karena terjadinya penurunan tegangan alir, sehingga
tegangan tool dan beban tempa berkurang. Selain itu dengan adanya panas tingkat
keuletan material akan lebih terjaga. Kelemahan proses ini diantaranya adalah biaya
produksi tinggi, ketelitian (accuracy) dan kondisi permukaan kurang baik serta umur
tool relatif pendek.
Pada proses tempa warm forming dimana temperatur pengerjaan di atas suhu
ruangan dan di bawah temperatur rekristalisasi (di atas 0,3 x temperatur 10
rekristalisasi hingga di bawah suhu rekristalisasi material), memiliki keunggulan
adalah beban tempa yang rendah , keuletan dan ketangguhan (toughness) lebih besar
dibanding proses dingin, ketelitian (accuracy) meningkat dibandingkan tempa panas.
Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan determinasi temperatur tempa yang
optimum serta pemilihan pelumas yang sulit.

Rolling :
Proses dilakukan degan melewatkan logam pada 2 buah logam yang akan
mengkompresi logam sehngga tebalnya berkurang. Produk yang di hasilkan bisa
berupa bulat, tiang 1 dan rel kereta api, plat dll.
Rolling dibagi menjadi 2 macam yaitu, hot rolling dan cold rolling
Hot rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
yang lebih tinggi daripada temperatur rekristalisasi. Pada proses hot rolling,
deformasi tidak menyebabkan terjadinya penguatan logam. Tegangan alir bahan akan
semakin kecil dengan semakin tingginya temperatur operasi. Energy deformasi yang
dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur yang lebih tinggi. Dengan
demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda yang berukuran relatif besar.
Sedangkan cold rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
kamar atau di bawah temperatur rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan
setelah proses rollliing panas. Rolling diingin menyebabkan terjadinya mekanisme
penguatan pada benda kerja yang di ikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja
menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih rapuh. Pada proses pencanaian dingin,
tegangan alir benda kerja menjadi semkain meningkat. Sebagian besar dari produk
hasil canai dingin melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakuan panas agar dapat
diaplikasikan sesuai ke spesifikasinya. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada
produk hasil canai dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.

Extrusion :
Batangan logam didorong melalui cetakan dan produk akan berbentuk sesuai yang
dikehandaiki dan penampang yang lebih kecil. Produk extrusion adalah batangan
logam/ kawat, tube, dll.

Drawing :
Dilakukan dengan cara menarik potongan logam pada sisi keluar cetakan.
Batangan logam,kawat, tube adalah produk produk yang bisa di hasilkan
dengan drawing.

Casting:
Pengocoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat
bagian mesin dengan bentuk yang kompleks. Pengecoran digunakan untuk
membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah
dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa
meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan
materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah
seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah
menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran
dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat
diperluas) mold casting.
Gambar 2.6 Proses Pengecoran logam

Pengecoran biasanya diawali dengan pembuatan cetakan dengan bahan


pasir. Cetakan pasir bisa dibuat secara manual maupun dengan mesin.
Pembuatan cetakan secara manual dilakukan bila jumlah komponen yang akan
dibuat jumlahnya terbatas, dan banyak variasinya. Pembuatan cetakan tangan
dengan dimensi yang besar dapat menggunakan campuran

Adalah proses pabrikasi di mana logam cair dituang.


Casting dilakukan jika :
1. Bentuk akhir besar atau complicated
2. Kualitas dan kekuata bukan merupakan pertimbangan utama.
Casting dibagi menjadi 3 macam menurut jenis cetakan nya yaitu:
1. Die Casting
Die casting adalah proses pencetakan yang menggunakan berulang-
ulang.Logam coran biasanya dipakai yang mempunyai tiik leleh rendah seperti: seng,
almunium, dan magnesium. Pada die casting, logam didorong masuk cetak pada
tekanan tertentu dan kecepatan tinggi dan kemudian logam membeku dengan
menjaga tekanan. Cetakannya biasanya dari baja

Gambar 2.7 die casting.

2. Sand Casting
Sand casting atau cetakan pasir adalah metoda yang paling umum. Pasir
digunakan sebagai bahan cetakan, potongan cetakan pasir di buat dengan
memadatkan pasir ke pola yang berbentuk dimensi yang diinginkan. Proses
pencetakan dilakukan dengan mengalirkan logam cair kedalam cetakan. Contoh
produk : silinder blok mobil, fire hydrant, fitting pipa yang besar-besar.
Gambar 2.8 Sand Casting

3. Invesment Casting
Invesment casting adalah Pola untuk membuat cetakan biasanya dipakai lilin
atau palstik. Disekililing poladituang lumpur cair biasanya dari bahan gips. Setelah
mengeras cetakandipanaskan sehingga lilin didalamnya menguap. Cetakan siap
digunakan .Teknik ini biasanya digunakan untuk cetakan dengan dengan kualitas
tinggi. Dan produk akhir yang tinggi. Contohnya : perhiasan, gigi palsu dll.
Gambar 2.9 Investment Casting

5. Contoh Metal Alloy

Paduan Tembaga

Menurut cara pengolahan dibedakan antara :

Paduan remas tembaga Cu-Zn, Cu-Sn, Cu-Ni-Zn, Cu-Ni, Cu-Al dan Paduan-paduan
tuang tembaga.

Paduan tembaga-seng (Kuningan)


Kuningan ialah adalah paduan tembaga-seng dengan lebih dari 50% tembaga
dan seng sebagai logam pemadu utama. Seng mempertinggi kekuatan, memperendah
titik lebur, dan mempertinggi kesudian tuang , seng menurunkan daya hantar untuk
arus listrik dan panas. Kuningan mudah dituang, disolder, dan dilas, serta tahan
terhadap karat (udara dan air).

Baja tahan karat

Baja tahan karat atau lebih dikenal dengan Stainless Steel adalah senyawa


besi yang mengandung setidaknya 10,5%  kromium untuk mencegah proses
korosi (pengkaratan logam). Kemampuan tahan karat diperoleh dari terbentuknya
lapisan film oksida Kromium, dimana lapisan oksida ini menghalangi proses oksidasi.
Paduan tembaga-timah (Perunggu)

Pada dasarnya perunggu adalah tembaga dipadu dengan timah putih


(maksimum 20%Sn) dimana kadar Sn sangat menentukan kekerasannya. Untuk
memperbaiki kemungkinan dapat dikerjakan dan dapat dituang, ditambahkan seng
(Zn) dan timbel (Pb), sehingga terjadi sejenis perunggu yang murah (Sn mahal, Zn &
Pb lebih murah). Kecuali itu perunggu lebih mudah dituang seperti perunggu
universal atau perunggu 5-5-5.

Perunggu banyak dipakai untuk bahan bantalan, pitting pipa, mur poros, dan
roda gigi cacing. Juga baling-baling kapal biasanya dibuat dari perunggu khusus.

Kebalikan dari tembaga murni, biasanya perunggu mudah sekali disayat dan
mudah sekali dituang. 

Perunggu adalah campuran tembaga dengan unsur kimia lain, biasanya


dengan timah, walaupun bisa juga dengan unsur-unsur lain
seperti fosfor, mangan, alumunium, atau silikon. Perunggu bersifat keras dan
digunakan secara luas dalam industri. Perunggu sangat penting pada masa lampau,
bahkan pernah suatu masa disebut sebagai Zaman Perunggu.
KESIMPULAN
Kesimpulan
Metal Alloy adalah campuran dari dua atau lebih logam, logam dan non-
logam yang membentuk material dengan sifat baru. Alloy ini telah ditemukan dan
dikembangkan sejak ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu dari berbagai kebudayaan.
Pada masa lalu penggunaan alloy hannya terbatas pada pembuatan senjata tajam dan
peralatan rumah tangga. Namun saat ini penggunaan alloy menjadi sangat luas dan
spesifik.
Alloy memiliki manfaat yang sangat penting dalam mengembangkan
teknologi dan ilmu pengetahuan. Dengan digunakannya bahan-bahan alloy pada
mesin pendorong jet, maka proses aviation dalam mesin jet berjalan dengan lancar
dan lebih aman. Contoh Metal Aloy adalah : Kuningan, perunggu, dll.
Metal Alloy sangat penting bagi kebutuhan sehari-hari manusia karena pada
percampuran logam tersebut akan menghasilkan bahan yang dapat menjadi bahan
baku perabotan rumah tangga sampai perhiasan pada wanita. Penulis mengaharpkan
dengan adanya makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca
dan penulis.
Saran
Dalam proses pembuatan Metal Alloy diperlukan ketelitian yang baik agar
mengasilkan produk yang berkualitas tanpa cacat sedikitpun dan bernilai harga tinggi.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari masih banyaknya
kekurangan. Maka dari itu penulis meminta kritik dan saran kepada pembaca demi
perbaikan dan peningkatan mutu makalah Metal Alloy ini.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_paduan
http://nenysherliani31.blogspot.co.id/2015/06/logam-paduan-aloi_0.html
https://www.mystupidtheory.com/2016/04/pengertian-alloy-atau-metal-alloy.html

Anda mungkin juga menyukai