Kelas : 02TIDP002
Nim : 201010800198
LOGAM PADUAN
1. Logam Murni
2. Senyawa (Compound)
Senyawa adalah gabungan dari beberapa unsur dengan perbandingan tertentu
dan tetap. Senyawa mempunyai sifat dan struktur yang sama sekali berbeda dari
unsur unsur pembentuknya. Senyawa juga mempunyai titik lebur dan titik beku yang
tetap, seperti pada logam murni.
Suatu larutan terdiri dari dua bagian, yaitu solute (terlarut) dan solvent (pelarut).
Solute merupakan bagian yang lebih sedikit, sedangkan solvent adalah bagian yang
lebih banyak.
2. Jenis-Jenis Alloy
Aloi selitan acak diperoleh apabila leburan aloi didinginkan secara cepat.
Untuk memperoleh aloi selitan teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Komposisi dari aloi selitan yang diperoleh tergantung pada banyaknya tempat
selitan yang ditempati oleh atom-atom dari unsur yang dipadukan, sehingga sifat fisik
dari aloi selitan yang diperoleh adalah bervariasi. Secara umum sifat fisik dari aloi
selitan adalah sebagai berikut:
1. Struktur kristal dari logam induk pada aloi sama seperti struktur logam dalam
kristal murinya seperti ditunjukkan pada gambar diatas
2. Dapat menghantarkan panas dan listrik.
3. Lebih keras tetapi lebih rapuh dibandingkan logam murniya.
4. Lebih sulit ditempa atau diregangkan dibandingkan logam murniya.
5. Massa jenisnya lebih tinggi dibandingkan massa jenis logam murniya.
6. Titik leburnya relatif lebih tinggi dibandingkan titik lebur logam murninya.
Seperti halnya pada pembuatan aloi selitan, aloi substitusi acak diperoleh
apabila leburan aloi didinginkan secara cepat. Untuk memperoleh aloi substitusi
teratur perlu pendinginan leburan aloi secara lambat.
Di samping aloi selitan dan aloi substitusi, ada juga aloi yang merupakan
gabungan dari aloi selitan dan aloi substitusi. Salah satu contohnya adalah baja tahan
karat (stainless Steel). Aloi ini terdiri atas besi, karbon, kromium (18-20%) dan nikel
(8-12%). Pada baja tahan karat atom karbon menempati sebagian tempat selitan
oktahedral yang ada, sedangkan atom kromium dan nikel menggantikan sebagian
posisi dari atom-atom besi. Salah satu model susunan atom-atom pada baja tahan
karat diberikan pada gambar berikut:
Baja tahan karat mungkin juga mengandung unsur lain selain kromium dan
nikel. Beberapa unsur yang terdapat pada baja tahan karat beserta fungsinya diberikan
pada Tabel berikut:
Forming operation : adalah dimana bentuk potongan logam dirubah dengan proses
defomasi plastis.
Jika proses deformasi plastis dilakukan diatas temperatur reskristalisasi
makaproses disebut pengerjaan panas (hot working), sedangkan jika dilakukan
dibawahtemperatur reskristalisasi disebut pengerjaan dingin (cold working).
pengerjaan panas :
dimungkinkan untuk terjadinya deformasi yang lebih besar
energi untuk melakukan deformasi lebih kecil dari cold working
permukaan logam mengalami oksidasi
pengerjaan dingin :
kualitas permukaan logam yang lebih baik
kontrol dimensi lebih mudah
Proses forging, rolling, exrusion dan drawing bisa dilihat pada gambar 2.3.
Forging :
Dilakukan dengan cara memukul potongan logam. Gaya diberikan pada cetak
yang membentuk produk logam. Contoh produk forging adalah pada roda kereta
api ,kunci kunci, crank shift mobil dll.
Forging sebagai salah satu bagian dari proses metal forming dibagi dalam tiga
kategori berdasarkan temperatur pengerjaannya yaitu proses cold, warm dan hot
forging dimana parameter dasarnya adalah temperatur rekristalisasi.
Gambar 2.4 Klasifikasi Cold, Warm dan hot working
Keuntungan atau efek yang ditimbulkan oleh pengerjaan dingin (cold working)
adalah adanya penurunan tingkat keuletan, namuan diiringi dengan naiknya kekuatan
dan kekerasan pada sifat materialnya. Hal ini disebabkan karena adanya efek strain
hardening. Disamping itu juga terjadi perubahan struktur mikro, dimana butir-
butirnya akan memanjang dan merapat searah dengan arah deformasi yang dominan
serta memiliki tingkat ketelitian yang lebih baik. Namun proses pengerjaan dingin
memerlukan energi pembentukan yang lebih besar untuk proses deformasinya.
Sementara itu, proses pengerjaan panas (temperatur kerja diatas temperatur
rekristalisasi) juga memiliki keuntungan salah satunya adalah energi pembentukannya
relatif lebih kecil bila dibandingkan dengan proses pengerjaan dingin pada material
yang sama. Hal ini di sebabkan karena terjadinya penurunan tegangan alir, sehingga
tegangan tool dan beban tempa berkurang. Selain itu dengan adanya panas tingkat
keuletan material akan lebih terjaga. Kelemahan proses ini diantaranya adalah biaya
produksi tinggi, ketelitian (accuracy) dan kondisi permukaan kurang baik serta umur
tool relatif pendek.
Pada proses tempa warm forming dimana temperatur pengerjaan di atas suhu
ruangan dan di bawah temperatur rekristalisasi (di atas 0,3 x temperatur 10
rekristalisasi hingga di bawah suhu rekristalisasi material), memiliki keunggulan
adalah beban tempa yang rendah , keuletan dan ketangguhan (toughness) lebih besar
dibanding proses dingin, ketelitian (accuracy) meningkat dibandingkan tempa panas.
Sedangkan kelemahannya adalah memerlukan determinasi temperatur tempa yang
optimum serta pemilihan pelumas yang sulit.
Rolling :
Proses dilakukan degan melewatkan logam pada 2 buah logam yang akan
mengkompresi logam sehngga tebalnya berkurang. Produk yang di hasilkan bisa
berupa bulat, tiang 1 dan rel kereta api, plat dll.
Rolling dibagi menjadi 2 macam yaitu, hot rolling dan cold rolling
Hot rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
yang lebih tinggi daripada temperatur rekristalisasi. Pada proses hot rolling,
deformasi tidak menyebabkan terjadinya penguatan logam. Tegangan alir bahan akan
semakin kecil dengan semakin tingginya temperatur operasi. Energy deformasi yang
dibutuhkan menjadi lebih kecil daripada temperatur yang lebih tinggi. Dengan
demikian, deformasi dapat dilakukan pada benda yang berukuran relatif besar.
Sedangkan cold rolling adalah operasi pencanaian yang dilakukan pada temperatur
kamar atau di bawah temperatur rekristalisasi. Cold rolling umumnya dilakukan
setelah proses rollliing panas. Rolling diingin menyebabkan terjadinya mekanisme
penguatan pada benda kerja yang di ikuti dengan turunnya keuletan. Benda kerja
menjadi lebih kuat, lebih keras dan lebih rapuh. Pada proses pencanaian dingin,
tegangan alir benda kerja menjadi semkain meningkat. Sebagian besar dari produk
hasil canai dingin melibatkan proses lanjutan yaitu proses perlakuan panas agar dapat
diaplikasikan sesuai ke spesifikasinya. Proses perlakuan panas yang diterapkan pada
produk hasil canai dingin adalah proses anil. Proses dilakukan dengan tujuan untuk
mendapatkan sifat-sifat produk yang lebih sesuai dengan aplikasinya.
Extrusion :
Batangan logam didorong melalui cetakan dan produk akan berbentuk sesuai yang
dikehandaiki dan penampang yang lebih kecil. Produk extrusion adalah batangan
logam/ kawat, tube, dll.
Drawing :
Dilakukan dengan cara menarik potongan logam pada sisi keluar cetakan.
Batangan logam,kawat, tube adalah produk produk yang bisa di hasilkan
dengan drawing.
Casting:
Pengocoran (Casting) adalah suatu proses penuangan materi cair seperti
logam atau plastik yang dimasukkan ke dalam cetakan, kemudian dibiarkan
membeku di dalam cetakan tersebut, dan kemudian dikeluarkan atau di pecah-
pecah untuk dijadikan komponen mesin. Pengecoran digunakan untuk membuat
bagian mesin dengan bentuk yang kompleks. Pengecoran digunakan untuk
membentuk logam dalam kondisi panas sesuai dengan bentuk cetakan yang telah
dibuat. Pengecoran dapat berupa material logam cair atau plastik yang bisa
meleleh (termoplastik), juga material yang terlarut air misalnya beton atau gips, dan
materi lain yang dapat menjadi cair atau pasta ketika dalam kondisi basah
seperti tanah liat, dan lain-lain yang jika dalam kondisi kering akan berubah
menjadi keras dalam cetakan, dan terbakar dalam perapian. Proses pengecoran
dibagi menjadi dua: expandable (dapat diperluas) dan non expandable (tidak dapat
diperluas) mold casting.
Gambar 2.6 Proses Pengecoran logam
2. Sand Casting
Sand casting atau cetakan pasir adalah metoda yang paling umum. Pasir
digunakan sebagai bahan cetakan, potongan cetakan pasir di buat dengan
memadatkan pasir ke pola yang berbentuk dimensi yang diinginkan. Proses
pencetakan dilakukan dengan mengalirkan logam cair kedalam cetakan. Contoh
produk : silinder blok mobil, fire hydrant, fitting pipa yang besar-besar.
Gambar 2.8 Sand Casting
3. Invesment Casting
Invesment casting adalah Pola untuk membuat cetakan biasanya dipakai lilin
atau palstik. Disekililing poladituang lumpur cair biasanya dari bahan gips. Setelah
mengeras cetakandipanaskan sehingga lilin didalamnya menguap. Cetakan siap
digunakan .Teknik ini biasanya digunakan untuk cetakan dengan dengan kualitas
tinggi. Dan produk akhir yang tinggi. Contohnya : perhiasan, gigi palsu dll.
Gambar 2.9 Investment Casting
Paduan Tembaga
Paduan remas tembaga Cu-Zn, Cu-Sn, Cu-Ni-Zn, Cu-Ni, Cu-Al dan Paduan-paduan
tuang tembaga.
Perunggu banyak dipakai untuk bahan bantalan, pitting pipa, mur poros, dan
roda gigi cacing. Juga baling-baling kapal biasanya dibuat dari perunggu khusus.
Kebalikan dari tembaga murni, biasanya perunggu mudah sekali disayat dan
mudah sekali dituang.
https://id.wikipedia.org/wiki/Logam_paduan
http://nenysherliani31.blogspot.co.id/2015/06/logam-paduan-aloi_0.html
https://www.mystupidtheory.com/2016/04/pengertian-alloy-atau-metal-alloy.html