Anda di halaman 1dari 55

KATA PENGENTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkatnyalah kami dapat
menyelesaikan Tugas Besar Struktur Baja II ini dengan tepat waktu. Laporan Tugas Besar ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Struktur Baja II Program
Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa.

Pembuatan Tugas Besar Struktur Baja II ini tentunya terdapat beberapa kendala, namun
dengan kerja keras dan kegigihan maka kami dapat melewati kendala tersebut. Tentunya dalam
penyelesaianTugas Besar Struktur Baja II ini kami memperoleh bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami berterima kasih khususnya kepada Bapak Basoka.

Kami menyadari kurang sempurnanya laporan Tugas Besar Struktur Baja II ini baik
dari segi isi maupun metode penulisan, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan Tugas Besar Struktur Baja II ini.

Akhir kata kami ucapkan trimkasih kepada pembaca dan semoga loparan Tugas Besar
Struktur Baja II ini dapat memberikan edukasi.

Denpasar, Januari 2018

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
KRITERIA PERENCANAAN
1.1 Data Perencanaan
Berikut adalah data perencanaan struktur parkir lantai 4:
1. Nama : Gedung Parkir Taman Rekreasi
2. Lokasi : Denpasar
3. Fungsi : Parkir
4. Struktur :
a. Struktur Rangka : Baja
b. Struktur Pelat : Beton
5. Zona Gempa :1
6. Panjang Bangunan : 60m
7. Lebar Bangunan : 30m
8. Luas Bangunan : 1800m2
9. Tinggi Bangunan : 10.6m

1.1.1 Data Perencanaan Bahan Kolom dan Balok


Struktur rangka dan atap menggunakan Baja BJ 55 dengan data-data sebagai berikut:

a. Tegangan leleh minimum (fy) = 410 MPa


b. Tegangan putus minimum (fu) = 550 MPa
c. Modulus Elastisitas (E) = 200000 MPa
d. Modulus Geser (G) = 80000 MPa
e. Berat Jenis Baja =7850 kg/m3
1.1.2 Data Perencanaan Plat
Struktur pelat menggunakan pelat bondek f’c 25 MPa dengan data-data sebagai berikut:
a. Modulus Elastisitas (E) = 23500MPa
b. Berat jenis Beton = 2400 kg/m3
1.1.3 Data Perencanaan Struktur Bangunan
Berikut adalah profil baja yang digunakan untuk kolom, balok dan rangka atap:
Tabel 1 1 Profil Baja Untuk Struktur Bangunan Parkir

No Frame Dimensi

1 Kolom Lt 1 IWF 700 x 350


2 Kolom Lt 2 IWF 700 x 350
3 Kolom Lt 3 IWF 700 x 350
4 Balok Induk Lt 2 arah X (7.5m) IWF 600 x 300
5 Balok Induk Lt 2 arah Y (10m) IWF 600 x 300
6 Balok Anak Lt 2 arah X (7.5m) IWF 300 x 300
7 Balok Anak Lt 2 arah Y (10m) IWF 300 x 300
8 Balok Induk Lt 3 arah X (7.5m) IWF 600 x 300
9 Balok Induk Lt 3 arah Y (10m) IWF 600 x 300
10 Balok Anak Lt 3 arah X (7.5m) IWF 300 x 300
11 Balok Anak Lt 3 arah Y (10m) IWF 300 x 300
12 Balok Induk Lt 4 arah X (7.5m) IWF 600 x 300
13 Balok Induk Lt 4 arah Y (10m) IWF 300 x 300
14 Balok Anak Lt 4 arah Y (10m) IWF 300 x 300
A. Data Profil Balok Parkir
1. Balok IWF 600 x 300

Profil :
tf ht = 600 mm
bf = 300 mm
tw tw = 12
h h2 ht mm
tf = 25 mm
r= 8.4 mm
r
h1 A= 21741 mm2
bf
Ix = 14174560 mm4
Iy = 1125900 mm4
rx = 255.3 mm
ry = 72 mm
Sx = 472490 mm3
2. Balok IWF 300 x 300
Sy = 75060 mm3
Berat W= 1673.7 N/m
Profil :
tf ht = 300 mm
bf = 300 mm
tw tw = 10
h h2 ht mm
tf = 15 mm
r= 18 mm
r
h1 A= 11980 mm2
bf
Ix = 204000000 mm4
Iy = 67500000 mm4
rx = 130.5 mm
ry = 75.1 mm
Sx = 1360000 mm3
Sy = 450000 mm3
Berat W= 92221.737 N/m

B. Data Profil Kolom Parkir


1. Kolom Lt 1,2 & 3 Profil : WF 700 x 350
ht = 700 mm
tf 350
bf = mm
tw = 12 mm
tw
h h2 ht tf = 25 mm
r= 8.4 mm
r A= 25441 mm2
h1 2283546000
bf Ix = mm4
Iy = 178750000 mm4
rx = 299.6 mm
ry = 83.8 mm
Sx = 6524400 mm3
Sy = 1021400 mm3

1.2 Pembebanan
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan- keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh- pengaruh dari aksi sebagai
akibat dari beban- beban. Sebelum mengatahui beban- beban, harus terlebih dahulu
mengatahui mutu baja yang akan digunakan dan sifat- sifat mekanis baja untuk
mempermudah perhitungan manual.
1.2.1 Sifat Mekanis
Sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi
persyaratan minimum yang diberikan pada Tabel 1.2

Tabel 1 2 Mutu Baja


1.2.2 Sifat Mekanis Baja Lainnya
Sifat-sifat mekanis lainnya baja struktur untuk maksud perencanaan ditetapkan sebagai
berikut:

a. Modulus elastisitas : E = 200.000 MPa


b. Modulus geser : G = 80.000 MPa
c. Nisbah poisson : μ = 0,3
d. Koefisien pemuaian : α = 12 x 10-16/°C
1.2.3 Beban-Beban dan Aksi Lainnya
A. Beban Mati
Beban mati adalah berat seluruh bahan konstruksi bangunan gedung yang
terpasang, termasuk dinding, lantai, atap, plapon, dinding partisi tetap, tangga,
finishing, klading gedung, dan komponen arsitektural dan struktural serta
peralantan layan tetap. Beban mati yang digunakan mengacu pada brosur produk.
B. Beban Hidup
Beban yang diakibatkan oleh pengguna dan penghuni bangunan gedung atau
struktur lain yang tidak termasuk beban konstruksi dan beban lingkungan, seperti
beban angin, beban hujan, beban gempa, beban banjir, atau beban mati. Beban
hidup yang digunakan mengacu pada SNI 1727- 2013: Beban Minimum Untuk
Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain.
C. Beban Hujan
D. Beban air hujan pada atap yang tidak melendut ( kN/m2 ). Apabila istilah atap yang
tidak melendut digunakan, lendutan dari beban (termasuk beban mati) tidak perlu
diperhitungkan ketika menentukan jumlah air hujan pada atap. Beban hujan yang
digunakan mengacu pada SNI 1727- 2013: Beban Minimum Untuk Perancangan
Bangunan Gedung dan Struktur Lain. Beban hunan dapat dititung dengan:
𝑅 = 0.0098 ( 𝑑𝑠 + 𝑑ℎ )
ds = kedalaman air pada atap yang tidak melendut meningkat
ke lubang masuk system drainase sekunder apabila sistem
drainase primer tertutup ( tinggi statis ), dalam (mm)
dh = tambahan kedalaman air pada atap yang tidak melendut di
atas lubang masuk sistem drainase sekunder pada aliran
air rencana (tinggi hidrolik), dalam (mm)
E. Beban Gempa
Beban gempa yang digunakan mengacu pada SNI 1726- 2012: Tata Cara
Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non
Gedung. Beban gempa didesain menggunakan respon spectrum dengan faktor
skala:
Faktor skala = g × I/R
Ket:
g = gravitasi bumi
I = faktor keutamaan gempa ( SNI 1726- 2012 hal. 15 Tabel.2)
R = koefisien modifikasi respon ( SNI 1726- 2012 hal. 36 Tabel.9 )
F. Kombinasi Pembebanan
Berdasarkan beban-beban di atas maka struktur baja harus mampu memikul semua
kombinasi pembebanan di bawah ini:
1. 1,2D + 1,6L + 0,5R
2. 1,2D + 1,6R
3. 1,2D + 1,0Ex + L
4. 1,2D +1,0Ey + L
5. 0,9D + 1,0Ex
6. 0,9D + 1,0Ey

Ket :

D = Mati
L = Hidup
R = Hujan
Ex = Gempa Arah X
Ey = Gempa Arah Y
Sumber: Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI
1727- 2013

1.3 Desain Kekuatan


Desain kekuatan berdasarkan desain fraktur beban dan ketahanan, desain harus dilakukan
sesuai dengan:
𝑅𝑢 ≤ ∅𝑅𝑛

Keterangan:
𝑅𝑢 adalah kekuatan perlu
𝑅𝑛 adalah kekuatan nominal
∅ adalah faktor ketahanan
∅𝑅𝑛 adalah kekuatan desain
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015

1.4 Komponen Struktur Tarik


1.4.1 Kekuatan Tarik
Kekuatan Tarik desain, ∅𝑡𝑃𝑛, dan kekuatan Tarik tersedia, Pn/Ω𝑡, dari komponen
struktur Tarik, harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas dari
leleh tarik pada penampang bruto dan keruntuhan Tarik pada penampang neto.
a) Untuk leleh Tarik pada penampang bruto:
𝑃𝑛 = 𝐹𝑦 𝐴𝑔
∅ = 0,90
b) Untuk keruntuhan Tarik pada penampang neto:
𝑃𝑛 = 𝐹𝑢 𝐴𝑒
∅ = 0,75
Keterangan:
Ag adalah luas bruto dari komponen struktur, mm2
Ae adalah luas neto efektif, mm2
Fy adalah tegangan leleh minimum yang diisyaratkan, MPa
Fu adalah kekuatan tarik minimum yang diisyaratkan, Mpa
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.4.2 Luas Netto Efektif


Luas neto efektif dari komponen struktur Tarik harus ditentukan sebagai berikut:

Ae = AnU
Keterangan:
Aeadalah luas neto efektif, mm2
An adalah luas neto, mm2
U adalah faktor shear lag
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.
1.5 Komponen Struktur Tekan
1.5.1 Kekuatan Tekan
Kuat tekan desain, ∅𝑐𝑃𝑛, dan kekuatan tekan tersedia, Pn/Ω𝑐, ditentukan sebagai
berikut:
Kekuatan tekan nominal, Pn, harus nilai terendah yang diperoleh berdasarkan pada
keadaan batas dari tekuk lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi lentur. ∅𝑐 = 0,90
1.5.2 Tekuk Lentur Dari Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing
Kekuatan tekan nominal, Pn harus ditentukan berdasarkan keadaan batas dari tekuk
lentur.
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝐴𝑔

Tegangan Kritis, Fcr, ditentukan sebagai berikut:

𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦 𝐹𝑦
Bila ≤ 4,17 √ ( atau ≤ 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = [0.685𝐹𝑒 ]
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒

𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
Bila > 4,17 √ ( atau > 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = 0.877𝐹𝑒
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒

Keterangan

Fe adalah tekuk kritis elastis, MPa

𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
(𝑟)

Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.5.3 Komponen Struktur Dengan Elemen Langsing


Kekuatan tekan nominal, Pn harus nilai terendah berdasarkan pada keadaan batas dari
tekuk lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi- lentur yang sesuai.
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝐴𝑔

Tegangan Kritis, Fcr, ditentukan sebagai berikut:

𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦 𝑄𝐹𝑦
Bila ≤ 4,17 √ ( atau ≤ 2,25) maka = 𝑄 [0.658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
𝑟 𝑄𝐹𝑦 𝐹𝑒
𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦
Bila > 4,17 √ ( atau > 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = 0.877𝐹𝑒
𝑟 𝑄𝐹𝑦 𝐹𝑒

Keterangan
Fe adalah tegangan tekuk elastis ( MPa )

Q adalah faktor reduksi neto


Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.6 Komponen Struktur Geser


- Kekuatan geser nominal Vn dari komponen struktur dengan badan tidak diperkaku
atau diperkaku menurut keadaan batas dari pelelehan geser dan tekuk geser adalah
𝑉𝑛 = 0.6𝐹𝑦 𝐴𝑤 𝐶𝑣
ℎ 𝐸
Untuk badan komponen struktur profil- I canai panas dengan 𝑡𝑤 ≤ 2.24√𝐹𝑦

∅𝑣 = 1.00 𝐶𝑣 = 1.0
Keterangan:
Aw = luas dari badan, tinggi keseluruhan dikalikan dengan ketebalan badan
Cv = Koefisien geser badan

- Kekuatan geser nominal Vn dari PSB bundar sesuai keadaan batas dari pelelehan
geser dan tekuk geser adalah
Fcr Ag
Vn =
2
Keterangan:
1.60𝐸 0.78 𝐸
Fcr harus lebih besar dari 𝐹𝑐𝑟 = dan 𝐹𝑐𝑟 =
5/4 𝐷 3/2
√𝐿𝑣(𝐷) ( )
𝑡
𝐷 𝑡

Tetapi tidak boleh melebihi 0.6 Fy


Ag = luas penampang bruto dari komponen struktur

D = diameter terluar
L = jarak dari lokasi gaya geser maksimum ke gaya geser nol
t = tebal dinding desain
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.
1.7 Komponen Struktur Lentur
Untuk komponen struktur simetris tunggal dalam lengkungan tunggal dan semua
komponen struktur simetris ganda:
12.5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
Keterangan:
Cb = faktor modifikasi tekuk torsi lateral
Mmaks = nilai mutlak momen maksimum
MA = nilai mutlak momen pada titik seperempat dari segmen
MB = nilai mutlak momen pada sumbu segmen
MC = nilai mutlak momen pada titik tiga- perempat dari segmen

Kekuatan nominal Mn harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas
leleh ( momen plastis ) dan tekuk torsi lateral
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝐹𝑦 𝑍𝑥
Keterangan:
Fy = tegangan leleh minimum baja
Zx = modulus penampang plastis di sumbu x

Untuk tekuk torsi lateral


- Bila 𝐿𝑏 ≤ 𝐿𝑝 , keadaan batas tekuk torsi lateral tidak boleh digunakan
- Bila 𝐿𝑏 < 𝐿𝑝 ≤ 𝐿𝑟
𝐿𝑏 − 𝐿𝑝
𝑀𝑛 = 𝐶𝑏 [𝑀𝑝 − (𝑀𝑝 − 0.7𝐹𝑦 𝑆𝑥 ) ( )] ≤ 𝑀𝑝
𝐿𝑟 − 𝐿𝑝
- Bila 𝐿𝑏 > 𝐿𝑟
𝑀𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝑆𝑥 ≤ 𝑀𝑝

Keterangan:

𝐶𝑏 𝜋 2 𝐸 𝐽𝑐 𝐿𝑏 2
𝐹𝑐𝑟 = 2
√1 + 0.0078 ( )
𝐿 𝑆𝑥 ℎ0 𝑟𝑡𝑠
(𝑟 𝑏 )
𝑡𝑠

E = modulus elastis baja


J = konstanta torsi
Sx = modulus penampang elastis di sumbu x
h0 = jarak antar titik berat sayap
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.8 Desain Sambungan


1.8.1 Sambungan Baut
Pada desain sambungan baut, untuk menghitung kekuatan geser dan Tarik desain
menggunakan rumus menurut pasal J3.6 SNI 1729-2015
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛 𝐴𝑏
∅ = 0.75
Keterangan:
Ab = luas tubuh baut tidak berulir mm2
Fn = tegangan Tarik nominal atau tegangan geser MPa

Pada desain sambungan baut untuk menghitung kombinasi tarik dan geser dalam
sambungan tipe tumpuan menurut pasal J3.7 SNI 1729-2015
𝑅𝑛 = 𝐹′𝑛𝑡 𝐴𝑏
∅ = 0.75

Keterangan:
F’nt = tegangan Tarik nominal yang dimodifikasi mencakup efek
tegangan geser MPa
𝐹𝑛𝑡
𝐹′𝑛𝑡 = 1.3 𝐹𝑛𝑡 − 𝑓 ≤ 𝐹𝑛𝑡
∅𝐹𝑛𝑣 𝑟𝑣
Fnt = tegangan Tarik nominal dari tabel J3.2 MPa
Fnv = tegangan geser dari tabel J3.2 MPa
frv = tegangan geser yang diperlukan menggunakan kombinasi beban MPa

Untuk jarak tepi minimum baut ditentukan diameter baut pada tabel J3.4M SNI 1729-
2015
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.8.2 Sambungan Las


Pada desain sambungan las tumpul, untuk menghitung kekuatan desain diperjelas pada
tabel J2.5 SNI 1729-2015
Pada desain sambungan las sudut, untuk menghitung kekuatan desain menurut pasal
J2.4
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛𝑤 𝐴𝑤𝑒
∅ = 0.75
Keterangan:
Fnw = 0.60 FEXX
FEXX = kekuatan klasifikasi logam pengisi MPa
𝑤
𝐴𝑤𝑒 =
√2
Ukuran minimum las sudut ditentukan dari tebal paling tipis yang tersambung.
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.

1.9 Desain Plat


BAB 2
PEMBEBANAN
2.1 Beban Mati
Rincian Pembebanan:

1. Berat Jenis Spesi = 2100kg/m3


2. Berat Jenis Beton = 2400kg/m2
3. Berat Tembok ½ Batu Bata = 250kg/m2
1. Berat bangunan itu sendiri : dihitung otomatis dengan SAP 2000
2. Beban dinding :
a. Beban dinding : Tinggi dinding x berat ½ batu bata

= 1mx 250kg/m = 250kg/m2

b. Beban dinding pada RAM : Tinggi dinding x berat ½ batu bata


= 1m x 250kg/m2 = 250kg/m2
3. Beban Mati Lantai 2,3 & 4 :
 Berat spesi = Tebel spesi x massa jenis spesi

= 0.03m x 2100kg/m2 = 63kg/m2

 Total berat beban lantai :


Berat spesi = 63kg/m2

2.2 Beban Hidup


Beban Hidup didapat dari SNI 2015 hal 25 Tabel 4-1
Parkir penumpang dan mobil: Merata : 172kg/m2

 Untuk garasi yang dibatasi untuk kendaraan penumpang yang mengakomodasi


tidak lebih dari sembilan penumpang 300 lb (13,35kN) bekerja pada daerah seluar
4,5in x 4,5in(114mm x 114mm)sebagai jejak dongkrak
 Untuk struktur parkir mekanik tanpa plat atau dek yang digunakan unutk
penyimpan mobil penumpang saja 2250lb(10kN)perroda
a. Beban Hidup Pada Plat :
Hidup merata : 172kg/m2
b. Pada RAM :
Beban Hidup Merata : 172kg/m2
2.3 Beban Gempa
Respon spektrum
Beban Gempa sesuai pada SNI Gempa 2012
1. Kategori Resiko Bangunan Gedung.
Karena bangunan adalah gedung parkir maka kategori resiko bangunan adalah
kategori resiko I.
2. Menentukan faktor keutamaan gempa.

koefesien
Sistem Penahan Faktor pembesaran Faktor kuat-lebih
modifikasi
Gaya seismik defleksi (Cd) sistem (Ω˳)
respons (R)
Rangka baja
pemikul momen 3.5 4 3
menengah
berdasarkan langkah 1, untuk gedung yang kategori resikonya adalah kategori I,
maka faktor keutamaan gempa (Ie) adalah 1,0
3. Klasifikasi tanah yaitu tanah sedang.
4. Menentukan kategori desain seismic

Menentukan kategori desain seismik untuk respon percepatan

SDs 1 Kategori Resiko A


Menentukan kategori desain seismik untuk respon percepatan 1 detik

SD1 0.4 Kategori Resiko A


5. Menentukan sistem penahan gempa
karena menggunakan beton bertulang sebagai struktur bangunan, maka untuk
mencari R, Cd, Ω menggunakan tabel 9

6. Perhitungan scale factor


𝐼
Scale Factor :𝑔 𝑥 (𝑅)

Ket : g = Grafitasi
I = Factor Keutamaan Gempa
R = Koefisien modifikasi respon

Jadi scale factor yan digunakan :


1
𝑆𝑐𝑎𝑙𝑒 𝐹𝑎𝑐𝑡𝑜𝑟 ∶ 9.81 𝑥 = 2.18
4.5
Ket :
g = 9.81
I=1
R = 4.5

2.4 Beban Hujan


Beban hujan kami letakkan pada lantai 4 karena perencanaan atap gedung yang
kami rencanakan berupa dak, dengan berat massa jenis air 0.392kN/m2.
2.5 Hasil Pembebanan Pada SAP2000v.15

Gambar 2 1 Beban Mati Pada Plat Parkir Manual

Gambar 2 2 Beban Mati Pada Plat Parkir Otomatis


Gambar 2 3 Beban Hujan Pada Plat Parkir Manual

Gambar 2 4 Beban Hujan Pada Plat Parkir Otomatis


Gambar 2 5 Beban Hidup Merata Pada Plat Parkir Manual
Gambar 2 6 Beban Hidup Merata Pada Plat Parkir Otomatis

Gambar 2 7 Beban Tembok Pada Balok Parkir Manual


Gambar 2 8 Beban Tembok Pada Balok Parkir Otomatis

Gambar 2 9 Beban Hidup Terpusat Pada Join Parkir Manual

Gambar 2 10 Beban Hidup Terpusat Pada Join Parkir Otomatis


BAB 3
ANALISA STRUKTUR
3.1 Output Gaya – Gaya Dalam
Analisis Struktur Dilakukan Dengan Bantuan SAP2000 Versi15, sehingga didapatkan
gaya gaya dalam sebagai berikut

Gambar 3. 1 Diagram Momen Parkir Manual

Gambar 3. 2 Diagram Momen Parkir Otomatis

Gambar 3. 3 Gaya Geser Parkir Manual


Gambar 3. 4 Gaya Geser Parkir Otomatis

Gambar 3. 5 Gaya Normal Parkir Manual


Gambar 3. 6 Gaya Normal Parkir Otomatis
Gambar 3. 7 Hasil Analisis Struktur Pada Portal yz Parkir Manual
Gambar 3. 8 Hasil Analisis Struktur Pada Portal yz Parkir Otomatis

Gambar 3. 9 Hasil Analisa Struktur Pada Portal xz Parkir Manual


Gambar 3. 10 Hasil Analisa Struktur Pada Portal xz Parkir Otomatis

Gambar 3. 11 Hasil Analisis Struktur M11 Pada Parkir Manual


Gambar 3. 12 Hasil Analisis Struktur M11 Pada Parkir Otomatis

Gambar 3. 13 Hasil Analisis Struktur M22 Pada Parkir Manual


Gambar 3. 14 Hasil Analisis Struktur M22 Pada Parkir Otomatis
3.2 Rekapan Gaya – Gaya Dalam
3.2.1 Nilai Maksimum Pada M3
GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI M3
LABEL KOMBINASI
N.mm
2 600x300 965 1.2D+1.0EX+L -354450961

1 500x200 BI1-63 1.2D+1.0Ey+Lrata -99360703


2 500x200 BI2-29 1.2D+1.0Ex+Lrata -79460914
2 500x200 BI2-59 1.2D+1.0Ey+Lrata -121449453
3 500x200 BI3-17 1.2D+1.0Ey+Lrata -93049829
3 500x200 BI3-51 1.4D 109824941.2
1 300x200 BA1-43 1.2D+1.0Ey+Lrata 14205859.5
2 300x200 BA2-44 1.2D+1.0Ey+Lrata -32317066
3 300x200 BA3-53 1.4D 11524426.44
1 500x200 b12lt1-1 1.2D+1.0Ey+Lpusat -118204024
2 500x200 b12lt2-6 1.2D+1.0Ey+Lrata -77487538
3 500x200 b12lt3-1 1.2D+1.0Ex+Lrata -70164665
1 400x400 KS1-3 1.2D+1.0Ey+Lrata 202096791.2
2 350x350 KS2-3 1.2D+1.0Ex+Lrata 94899536.46
3 350x350 KS3-16 1.4D -133381095
1 250x250 KP1-1 1.2D+1.6Lpusat+0.5R 16427120.18
2 250x250 KP2-7 1.2D+1.0Ey+Lpusat -28253050
3 250x250 KP3-7 0.9D+1.0Ey 55.184
3.2.2 Nilai Maksimum Pada V2
GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI V2
LABEL KOMBINASI
N
1 500x200 BI1-16 1.2D+1.0Ey+Lrata -794125
1 500x200 BI1-44 1.2D+1.6Lpusat+0.5R 62202.93
2 500x200 BI2-19 1.2D+1.0Ex+Lrata 53763.38
2 500x200 BI2-60 1.2D+1.0Ey+Lrata -75172.7
3 500x200 BI3-17 1.2D+1.0Ey+Lrata -80406.25
3 500x200 BI3-51 1.4D -52359.44
1 300x200 BA1-43 1.2D+1.0Ey+Lrata -14577.6
2 300x200 BA2-44 1.2D+1.0Ey+Lrata 12324.91
3 300x200 BA3-43 1.2D+1.0Ey+Lrata -11119.37
1 500x200 b12lt1-1 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -75879.08
2 500x200 b12lt2-3 1.2D+1.0Ex+Lrata -45455.6
3 500x200 b12lt3-1 1.2D+1.0Ex+Lrata -46392.4
1 400x400 KS1-39 1.2D+1.0Ey+Lrata -179186.23
2 350x350 KS2-25 1.2D+1.0Ey+Lrata 60049.89
3 350x350 KS3-43 1.2D+1.0Ex+Lrata 79308.24
1 250x250 KP1-1 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -8056.85
2 250x250 KP2-7 1.2D+1.0Ey+Lpusat 15170.38
3 250x250 KP3-7 1.2D+1.0Ey+Lrata -8674.29
3.2.3 Nilai Maksimum Pada P
GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI P
LABEL KOMBINASI
N
1 500x200 BI1-16 1.2D+1.0Ey+Lrata -253367.51
1 500x200 BI1-42 1.2D+1.0Ey+Lrata 80141.38
2 500x200 BI2-34 1.2D+1.0Ey+Lrata 244078.1
2 500x200 BI2-56 1.2D+1.0Ey+Lrata -94544.2
3 500x200 BI3-2 1.2D+1.0Ey+Lrata 203466.6
3 500x200 BI3-45 1.2D+1.0Ey+Lrata -75806.9
1 300x200 BA1-43 1.2D+1.0Ey+Lrata -19057
2 300x200 BA2-44 1.2D+1.0Ey+Lrata -24140.6
3 300x200 BA3-10 1.2D+1.0Ey+Lrata 13380.65
1 500x200 b12lt1-6 1.2D+1.0Ey+Lpusat 29799.5
2 500x200 b12lt2-5 1.2D+1.0Ex+Lrata -6035.48
3 500x200 b12lt3-1 1.2D+1.0Ex+Lpusat -10038.2
1 400x400 KS1-7 1.2D+1.0Ey+Lrata -3820853.9
2 350x350 KS2-38 1.4D -2335085.56
3 350x350 KS3-38 1.4D -1174434.3
1 250x250 KP1-7 1.2D+1.0Ey+Lpusat -1392502.74
2 250x250 KP2-7 1.2D+1.0Ey+Lrata -1284904.63
3 250x250 KP3-7 1.2D+1.0Ey+Lpusat 11054.51
3.3 Rekapan Gaya – Gaya Dalam Manual

BAB 4 Nilai Maksimum Pada M3


GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI M3
LABEL KOMBINASI
N.mm
1 600x200 BI1X-23 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -1193507191
1 600x200 BI1Y-24 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -768545329
2 600x200 BI2X-23 1.2D+1.6Lrata+0.5R -191682136
2 600x200 BI2Y-22 1.2D+1.6Lrata+0.5R -261604230
3 600x200 BI3X-24 1.2D+1.6Lrata+0.5R -321650395
3 600x200 BI3Y-25 1.2D+1.6Lrata+0.5R -372070766
1 150x150 BA1-14 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -24703710.6
2 150x150 BA2-44 1.2D+1.6Lrata+0.5R -16947552.1
3 150x150 BA3-47 1.2D+1.6Lrata+0.5R -11205681.5
1 600x200 B12M1-1 1.2D+1.6Lrata+0.5R -523244079
2 600x200 B12M2-2 1.2D+1.6Lrata+0.5R -501774482
3 600x200 B12M3-1 1.2D+1.6Lrata+0.5R -45775.74
1 700x300 KS1-36 1.2D+1.6Lpusat+0.5R 420606946
2 400x400 KS2-36 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -254217684
3 400x400 KS3-1 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -156401893

4.1.1 Nilai Maksimum Pada V2


GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI V2
LABEL KOMBINASI
N
1 600x200 BI1X-23 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -615135.19
1 600x200 BI1Y-24 1.2D+1.6Lpusat+0.5R 398844.12
2 600x200 BI2X-18 1.2D+1.6Lrata+0.5R 118028.93
2 600x200 BI2Y-2 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -235222.72
3 600x200 BI3X-16 1.2D+1.6Lrata+0.5R -153589.77
3 600x200 BI3Y-25 1.2D+1.6Lrata+0.5R 175862.47
1 150x150 BA1-13 1.2D+1.6Lpusat+0.5R 19310.71
2 150x150 BA2-44 1.2D+1.6Lrata+0.5R -37063.46
3 150x150 BA3-12 1.2D+1.6Lrata+0.5R 8692.79
1 600x200 B12M1-2 1.2D+1.6Lrata+0.5R 272277.37
2 600x200 B12M2-2 1.2D+1.6Lrata+0.5R 216764.6
3 600x200 B12M3-1 1.2D+1.6Lrata+0.5R 220488.9
1 700x300 KS1-36 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -191997.94
2 400x400 KS2-1 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -134398.02
3 400x400 KS3-36 1.2D+1.6Lrata+0.5R -87825.17
4.1.2 Nilai Maksimum Pada P
GAYA DALAM MAKSIMUM
LANTAI DIMENSI P
LABEL KOMBINASI
N
1 600x200 BI1X-44 1.2D+1.0Ex+Lrata -77346.5
1 600x200 BI1Y-8 1.2D+1.0Ey+Lpusat 118687.7
2 600x200 BI2X-39 1.2D+1.0Ex+Lrata 86609.69
2 600x200 BI2Y-21 1.2D+1.6Lrata+0.5R 83659.73
3 600x200 BI3X-37 1.2D+1.0Ex+Lrata 99070.73
3 600x200 BI3Y-8 1.2D+1.0Ey+Lrata -86456.4
1 150x150 BA1-14 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -24703710.6
2 150x150 BA2-44 1.2D+1.6Lrata+0.5R -45267.32
3 150x150 BA3-48 1.2D+1.6Lrata+0.5R -16002.6
1 600x200 B12M1-1 1.2D+1.0Ey+Lrata 75774.71
2 600x200 B12M2-2 1.2D+1.6Lrata+0.5R -17815.07
3 600x200 B12M3-1 1.2D+1.6Lrata+0.5R -45775.74
1 700x300 KS1-36 1.2D+1.6Lpusat+0.5R -2561974.31
2 400x400 KS2-50 1.2D+1.6Lrata+0.5R -1196244.16
3 400x400 KS3-40 1.2D+1.6Lrata+0.5R -714318.84
BAB 5
PERENCANAAN PLAT
5.1 Perhitungan Plat Lantai
5.1.1 Perhitungan Plat Lantai Parkir
Untuk perhitungan pelat lantai kami mengacu pada buku Struktur Beton yang ditulis
oleh Bapak Ir. Putra Wijaya, M.T. dan SNI Beton 2013

1. Untuk Perhitungan Pelat lantai 2


Pelat type 1 dengan ukuran pelat 5x3.25 m
Data perencanaan pelat lantai:
- b = 1000 m
- dx = 70 mm
- dy = 60 mm
- f’c = 25 Mpa
- fv = 250 Mpa
- Es = 200000 Mpa
- tp = 100 mm
- D = 10 mm
- ts = 25 mm
- jat = 100 mm
2. Menentukan syarat-syarat batas dan bentang perencanaan pelat lantai
Ly = 5000 mm
Lx = 3250 mm
𝐿𝑦 5000
β =𝐿 = = 1.53846
𝑥 3250

Untuk β ≥ 2, maka pelat dengan tulangan 2 arah


3. Menentukan Rasio Kekakuan Rata-rata

a. Sisi Balok Induk B1


h = 600 mm
b = 300 mm
L = 7500 mm
1
𝐼𝑏 = 𝑏 ℎ3 = 5400000000𝑚𝑚4
12
1
𝐼𝑝 = 𝑏 ℎ3 = 625000000𝑚𝑚4
12
𝐸 𝐼𝑏
𝛼𝐵1 = = 8.64
𝐸 𝐼𝑝

b. Sisi Balok Induk B2


h = 600 mm
b = 300 mm
L =10000 mm
1
𝐼𝑏 = 𝑏 ℎ3 = 5400000000𝑚𝑚4
12
1
𝐼𝑝 = 𝑏 ℎ3 = 833333333.3𝑚𝑚4
12

𝐸 𝐼𝑏
𝛼𝐵2 = = 6.48
𝐸 𝐼𝑝

c. Sisi Balok Induk B3


h = 300 mm
b = 300 mm
L =7500 mm
1
𝐼𝑏 = 𝑏 ℎ3 = 6750000000𝑚𝑚4
12
1
𝐼𝑝 = 𝑏 ℎ3 = 6750000000𝑚𝑚4
12
𝐸 𝐼𝑏
𝛼𝐵3 = = 1.08
𝐸 𝐼𝑝

d. Sisi Balok Anak B4


h = 300 mm
b = 300 mm
L =10000 mm
1
𝐼𝑏 = 𝑏 ℎ3 = 6750000000𝑚𝑚4
12
1
𝐼𝑝 = 𝑏 ℎ3 = 833333333.3𝑚𝑚4
12
𝐸 𝐼𝑏
𝛼𝐵3 = = 0.81
𝐸 𝐼𝑝

e. Rasio Kekakuan Rata-rata

𝛼𝐵1 + 𝛼𝐵2 + 𝛼𝐵3 + 𝛼𝐵4


𝛼𝑚 = = 4.2525
3

4. Menentukan Tebal Minimum Pelat Lantai


Tebal Pelat Lantai minimum yang di hubungkan tumpuan di balok pada semua
sisinnya tidak boleh kurang dari hmin, dimana tebal minimum pelat lantai dengan αm<
2 (SNI Beton 2013). b = 300
In = 4700 mm
𝑓𝑦
𝑙𝑛 (0,8 + 1400)
ℎ𝑚𝑖𝑛 = = 68,4691833 𝑚𝑚
36 + 5𝛽(𝛼𝑚 − 0,2)

Kontrol: ℎ𝑚𝑖𝑛 ≤ ℎ𝑟𝑒𝑛𝑐𝑎𝑛𝑎


OK
5. Perhitungan Luas Tulangan
𝑏 1 1000 1
𝐴𝑠 = × 𝜋 𝐷2 = × ∙ 3,14 ∙ 102 = 785,714 𝑚𝑚2
𝑗𝑎𝑡 4 100 4

6. Menentukan Nilai Momen Arah x (M11)


Nilai momen ditentukan berdasarkan hasil analisis SAP2000 v15.
Mux = 10542,8N.mm

7. Menghitung Besarnya Rasio Tulangan Minimum & Maksimum


𝐴𝑠
𝜌= = 0,01122
𝑏 ∙ 𝑑𝑥
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 0,0056
𝑓𝑦
Syarat: 𝜌 ≥ 𝜌𝑚𝑖𝑛
Memenuhi Syarat
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏 = 0,04005
Syarat: 𝜌 ≤ 𝜌𝑚𝑎𝑥
Memenuhi Syarat

8. Menghitung Kekuatan Nominal


𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 9,24369748 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓 ′ 𝑐 ∙ 𝑏
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦 (𝑑𝑥 − )
2
= 12842136,9 𝑁 𝑚𝑚
∅ = 0,8
Kontrol:
∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢𝑥
1E+07 N mm ≥ 10542.8 N mm
OK

9. Menentukan Nilai Momen Arah y (M22)


Nilai momen ditentukan berdasarkan hasil analisis SAP2000 v15.
Mux = 10344,2N.mm
10. Menghitung Besarnya Rasio Tulangan Minimum & Maksimum
𝐴𝑠
𝜌= = 0,0131
𝑏 ∙ 𝑑𝑥
1,4
𝜌𝑚𝑖𝑛 = = 0,0056
𝑓𝑦
Syarat: 𝜌 ≥ 𝜌𝑚𝑖𝑛
Memenuhi Syarat
𝜌𝑚𝑎𝑥 = 0,75 ∙ 𝜌𝑏 = 0,04005
Syarat: 𝜌 ≤ 𝜌𝑚𝑎𝑥
Memenuhi Syarat

11. Menghitung Kekuatan Nominal


𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦
𝑎= = 9,24369748 𝑚𝑚
0,85 ∙ 𝑓 ′ 𝑐 ∙ 𝑏
𝑎
𝑀𝑛 = 𝐴𝑠 ∙ 𝑓𝑦 (𝑑𝑦 − )
2
= 10877851,1 𝑁 𝑚𝑚
∅ = 0,8
Kontrol:
∅𝑀𝑛 ≥ 𝑀𝑢𝑥
8702281 N mm ≥ 10344,2 N mm
OK
BAB 6
PERENCANAAN BALOK
6.1 Perhitungan Balok Struktur 600x300
Data Material
7. E = 200000 MPa
8. Fy = 410 MPa
9. Fu = 550 MPa

Data Profil
1. A = 21741 mm2
2. IX = 1417456000 mm4
3. IY = 11259000 mm4
4. RX = 255.3 mm
5. RY = 72mm
6. SX = 4724900mm3
7. SY = 750600 mm3

Dimensi Penampang
1. tf = 25 mm
2. r = 8.4 mm
3. ht = 600 mm
4. h0 = 575 mm
5. bt = 300 mm
6. bf = 300 mm
7. tw = 12mm
6.1.1 Analisa Stabilitas Lentur Balok baja Terhadap Tekuk Lokal dan Lateral
1. Tekuk Lokal
Pada Bagian Sayap

6 ≤ 8,392796→Penampang kompak

Pada Bagian Badan

ℎ0 𝐸
≤ 3,76 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦

44,43333 ≤ 83,0445→Penampang kompak


Tinjauan terhadap stabilitas tekuk lokal, komponen struktur profil I kompak
simetris ganda
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝑓𝑦 . 𝑍𝑥

= 5220000
Zx = 5220000

Mn = 2140200000
Mu = 354450961N mm

2. Tekuk Lateral
Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari
panjang bentang antara dua pengekang lateral yang berdekatan (L). Batas-batas
bentang lateral untuk komponen struktur profil I simetris ganda diatur pada
pasal (F2-5, F2-6, SNI-1729-2015).
L = 7500 mm

𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 √
𝑓𝑦

= 2798,7766 mm

Jadi, L>Lp sehingga perlu dihitung Lr

𝐸 𝐽𝐶 𝐽𝐶 2 0,7 𝑓𝑦 2
𝐿𝑟 = 1,95 . 𝑟𝑡𝑠 √ + √( ) + 6,76( )
0,7 . 𝑓𝑦 𝑆𝑥 . ℎ0 𝑆𝑥 . ℎ0 𝐸

Untuk Profil I simetris ganda


2 𝐼𝑦 . ℎ0
- 𝑟𝑡𝑠 = = 685,09 𝑚𝑚2
2 . 𝑆𝑥

𝑟𝑡𝑠 = 26,174 𝑚𝑚
- C=1
1
- 𝐽 = 3 (𝑏𝑓 . 𝑡𝑓3 ) + (ℎ𝑡 − 2𝑡𝑓 ) . 𝑡𝑤
3
= 1879300 mm4

𝐿𝑟 = 2382,3188 mm
Karena L > Lr, maka untuk nilai Mn dihitung dengan rumus pada pasal (F2-3 SNI-
1729-2015)

𝑀𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 . 𝑆𝑥 ≤ 𝑀𝑝 = 228889062815,946
Untuk Fcr dihitung dengan rumus pada pasal (F2-4 SNI-1729-2015)

𝐶𝑏 𝜋 2 𝐸 𝐽𝐶 𝐿 2
𝐹𝑐𝑟 = 2
√1 + 0,078 ( )
𝐿 𝑆𝑥 ℎ0 𝑟𝑡𝑠
(𝑟 )
𝑡𝑠

12,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 = = 1,66667
2,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
𝐹𝑐𝑟 = 48443,2 N/mm2
Mn ≤ 𝑀𝑝

= 2140200000

Kontrol :

Øb = 0,9

ØMn= 1926180000N mm
Mu ≤ ØMn
354450961N mm ≤1926180000 N mm ...................OK

Rasio = 0,184018

6.1.2 Analisa Geser Pada Balok


Pada kasus ini dianggap bahwa balok merupakan tipe tanpa pengaku, untuk berlaku
syarat, untuk badan komponen struktur I (pasal G2-2, SNI-1729-2015).

ℎ2 𝐸
≤ 2,24 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦

44,43333333 ≤ 49,473324 →Memenuhi syarat balok tanpa pengaku

Kuat Geser Pelat Badan Tanpa Pengaku (Pasal G2-1, SNI-1729-2015)


𝐴𝑤 = 𝑡𝑤 . ℎ𝑡
= 7200 mm2
Cv = 1
𝑉𝑛 = 0,6 . 𝑓𝑦 . 𝐴𝑤 . 𝐶𝑣

= 1771200N
∅𝑏 = 0,9
Vu = 165092,94N (Pada Batang b12lt1-1)
Kontrol:
∅𝑏 𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢
Vu = 165092,94
1594080N ≥ 165092,9 N ....................................OK
6.1.3 Analisa Lendutan Pada Balok
Lendutan maksimum yang terjadi yaitu pada batang 965 x, f = 2,96901mm
1
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = .𝐿
240
= 31𝑚𝑚
Syarat : 𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 ≥ 𝑓

31 mm ≥ 2,96901mm........................OK

6.2 Rekap Perhitungan Balok


1. Rekap Parkir Balok Parkir Manual

Dimensi Panjang
Lantai Frame Mu (N.mm) Zx Mn 1 Lb
(mm) (mm)

B X4 (504) 600x300 4000 111348190,3 4020000 8.14315E+11 4000


B X7 (497) 600x300 7000 220230289,8 4020000 4,89201E+11 7000
1
B Y4 (303) 600x300 4000 59028051,42 4020000 8,74965E+11 4000
B Y7 (310) 600x300 7000 198916639,6 4020000 5,02525E+11 7000
B3 600x300 7500 367047438 5220000 2140200000 7500
B3 600x300 10000 506761548 5220000 2140200000 10000
3
BA3 300X300 7500 133799986 1464750 600547500 7500
BA3 300x300 10000 48289421 1464750 600547500 10000
B4 600X300 10000 500104838 5220000 2140200000 10000
4 BA4 300X300 7500 132512427 1464750 600547500 7500
Lantai Frame Mn 2 Cb øb øb . Mn Kontrol

B X4 (504) 1005000000 1,117 0.9 904500000 OK


B X7 (497) 1005000000 1,175 0.9 904500000 OK
1
B Y4 (303) 1005000000 1,2 0.9 904500000 OK
B Y7 (310) 1005000000 1,206 0.9 904500000 OK
B3 1832032203 1,6667 0.9 16488289803 OK
B3 26165791543 1,6667 0.9 23549212389 OK
3
BA3 3274155350 1,6667 0.9 2946739815 OK
BA3 27232493537 1,6667 0.9 24509244183 OK
B4 26165791543 1,6667 0.9 23549212389 OK
BA4 3274155350 1,6667 0.9 2946739815 OK
4
Lantai Frame Cv Aw (mm2) Vn (N)

BI1-16 38.9091 108.542 1 5566 801504


BI1-42 38.9091 108.542 1 5566 801504
1
BA1-43 26 108.542 1 2682 386208
b12lt1-6 38.9091 108.542 1 5566 801504
B3 44.433 49.473 1 7200 1771200
B3 44.433 49.473 1 7200 1771200
3
BA3 23.4 49.473 1 3000 738000
BA3 23.4 49.473 1 3000 738000
B4 44.433 49.473 1 7200 1771200
BA4 23.4 49.473 1 3000 738000
4

Lantai Frame øb øb . Vn (N) Vu (N) Kontrol F ijin (mm) f (mm) Kontrol

BI1X-23 0.9 1031097.6 615135.19 OK 25 5.83545 OK


BI1Y-24 0.9 1031097.6 398844.12 OK 25 5.14242 OK
1
BA1-14 0.9 136080 19310.71 OK 25 11.4533 OK
B12M1-1 0.9 1031097.6 272277.37 OK 50 18.1955 OK
B3 0.9 1594080 166160.53 OK 31 2.964517 OK
3 B3 0.9 1594080 211774.56 OK 42 9.16307 OK
BA3 0.9 664200 78748 OK 31 5.692565 OK
BA3 0.9 664200 81755.94 OK 42 18.6518 OK
B4 0.9 1594080 187129.4 OK 42 0.744989 OK
BA4 0.9 664200 89369.87 OK 31 15.24227 OK
4
2. Rekap Parkir Balok Parkir Manual

Dimensi Panjang
Lantai Frame Mu (N.mm) Zx Mn 1 Lb
(mm) (mm)

BI1X-23 600x200 6000 119350719 3750557 900133680 6000


BI1Y-24 600x200 6000 768545329 3750557 900133680 6000
1
BA1-14 150x150 6000 24703710.6 239575 57498000 6000
B12M1-1 600x200 12000 523244079 3750557 900133680 12000
BI2X-23 600x200 6000 191682136 3750557 900133680 6000
BI2Y-22 600x200 6000 261604230 3750557 900133680 6000
2
BA2-44 150x150 6000 16947552.1 239575 57498000 6000
B12M2-2 600x200 12000 501774482 3750557 900133680 12000
BI3X-24 600x200 6000 321650395 3750557 900133680 6000
BI3Y-25 600x200 6000 372070766 3750557 900133680 6000
3
BA3-47 150x150 6000 11205681.5 239575 57498000 6000
B12M3-1 600x200 12000 489109866 3750557 900133680 12000

Lanta J
Frame rts C Cw Lp Lr
i (mm3)
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI1X-23 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI1Y-24 8 4 1 8
1
1905.255 7071.3
42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA1-14 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M1-1 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI2X-23 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI2Y-22 8 4 1 8
1905.255 7071.3
2 42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA2-44 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M2-2 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI3X-24 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI3Y-25 8 4 1 8
3
1905.255 7071.3
42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA3-47 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M3-1 8 4 1 8
Lantai Frame Mn 2 Cb øb øb . Mn Kontrol

BI1X-23 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK


BI1Y-24 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
1
BA1-14 8.6E+07 2.08333 0.9 5.2E+07 OK
B12M1-1 2.5E+11 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
BI2X-23 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
BI2Y-22 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
2 8.6E+07 2.08333 0.9 5.2E+07 OK
BA2-44
B12M2-2 2.5E+11 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
BI3X-24 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
BI3Y-25 1.3E+09 2.08333 0.9 8.1E+08 OK
3
BA3-47 8.6E+07 2.08333 0.9 5.2E+07 OK
B12M3-1 2.5E+11 2.08333 0.9 8.1E+08 OK

Aw
Lantai Frame Cv Vn (N)
(mm2)

BI1X-23 40.1538 108.542 1 7956 1145664


BI1Y-24 40.1538 108.542 1 7956 1145664
1
BA1-14 15.4286 108.542 1 1050 151200
B12M1-1 40.1538 108.542 1 7956 1145664
BI2X-23 40.1538 108.542 1 7956 1145664
2 BI2Y-22 40.1538 108.542 1 7956 1145664
BA2-44 15.4286 108.542 1 1050 151200
B12M2-2 40.1538 108.542 1 7956 1145664
BI3X-24 40.1538 108.542 1 7956 1145664
BI3Y-25 40.1538 108.542 1 7956 1145664
3
BA3-47 15.4286 108.542 1 1050 151200
B12M3-1 40.1538 108.542 1 7956 1145664
BAB 7
PERENCAAN KOLOM
7.1 Perhitungan Kolom Struktur Manual
Data Material
1. E = 200000 MPa
2. Fy = 240 Mpa
3. Fu = 370 MPa

Data Profil
1. A = 4014 mm2 Profil : WF 700.300
4
2. IX = 16200000mm ht = 700 mm
4
3. IY = 5360000 mm bf = 300 mm
4. RX = 63,9 mm tw = 13 mm
5. RY = 37,5 mm tf = 24 mm
3
6. SX = 219000 mm r= 28 mm
3
7. SY = 722000 mm A= 7701 mm2
Ix = 298000000 mm4
Dimensi Penampang
1. tf = 10 mm Iy = 94400000 mm4
2. r = 11 mm rx = 197 mm
3. ht = 150 mm ry = 111 mm
4. h0 = 140 mm Sx = 12000000 mm3
5. h2 = 108 mm Sy = 4370000 mm3
6. bt = 150 mm
7. bf = 150 mm
8. tw = 7 mm

7.1.1 Tekuk Lokal-Rasio Kelangsingan Badan dan Sayap (Tabel b4.1a, SNI-1729-2015)
1. Pada Bagian Sayap

𝑏𝑓 𝑘𝑐 𝐸
≤ 0,64 √
2 𝑡𝑓 𝑓𝑦

4 4
𝑘𝑐 = = = 0,864
√ℎ𝑡 /𝑡𝑤 √150/7
7,5 < 17,174 Profil Tidak Langsing

2. Pada Bagian Badan


ℎ2 𝐸
≤ 1,49 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦

108 200000
< 1,49√
7 240

15,4286 < 43,013 Profil Tidak Langsing

7.1.2 Tegangan Tekuk Kritis Elastis


1. Terhadap sumbu x dihitung menggunakan persamaan (E4-7 SNI-1729-2015)
𝜋2 𝐸
𝐹𝑒𝑥 = 𝐾𝑥 𝐿
( 𝑟𝑥
)

Kx =1
L = 3600mm
3,142 200000
𝐹𝑒𝑥 = 1 . 3600
= 621,278045 𝑁
( )
63,9

2. Terhadap sumbu y dihitung menggunakan persamaan (E4-8 SNI-1729-2015)


𝜋2 𝐸
𝐹𝑒𝑦 =
𝐾𝑦 𝐿
( 𝑟𝑦
)

Kx =1
L = 3600mm
3,142 200000
𝐹𝑒𝑦 = 1 . 3600
= 213,967014 𝑁
( )
37,5

7.1.3 Tegangan Kritis Tanpa Elemen LangsingUntuk Sumbu x


𝐾 𝐿𝑥 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑥 𝑓𝑦

1 𝑥 3600 200000
≤ 4,71√
63,9 240

56,338 < 135,965988 (OK)

Berdasarkan persamaan E3-2 SNI-1729-2015 maka Fcr dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

𝑓𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑥 = [0,658𝑓𝑒𝑥 ] 𝑓𝑦
240
𝐹𝑐𝑟𝑥 = [0,658621,278045 ] 240 = 204,169948 Mpa

Untuk Sumbu Y

𝐾 𝐿𝑦 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑦 𝑓𝑦

1 𝑥 3600 200000
≤ 4,71√
37,5 240

96 < 135,965988 (OK)

Berdasarkan persamaan E3-2 SNI-1729-2015 maka Fcr dihitung dengan rumus sebagai
berikut:

𝑓𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑦 = [0,658𝑓𝑒𝑦 ] 𝑓𝑦
240
𝐹𝑐𝑟𝑦 = [0,658213,967014 ] 240 = 150,079372 Mpa

Kuat Tekan Nominal

𝑃𝑛 = F𝑐𝑟𝑥 𝐴𝑔

𝑃𝑛 = 204,169948 x 4014
𝑃𝑛 = 819538,173
𝑃𝑛 = F𝑐𝑟𝑦 𝐴𝑔

𝑃𝑛 = 150,079372 𝑥 4014
𝑃𝑛 = 602418,5982
Jadi, dipilih Pn yang terkecil yaitu 602418,5982N

∅𝑐 = 0,9
fPn = 542176,738 N
Pu = 67753,14N
Kontrol:

∅𝑐 𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢

0,9 . 542176,738 N ≥ 67753,14N


487595,064 N ≥ 1536108,8 N ..........................OK

Rasio = 1

7.2 Analisa Lendutan


Lendutan maksimum yang terjadi yaitu pada batang KS1-3
f = 0,137193 mm
Tinggi kolom (h) = 3600 mm`
1
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = .ℎ
500
1
= . 3600
500

= 7,2 mm
Syarat : 𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 ≥ 𝑓

7,2 mm ≥ 0,137193 mm ........................OK

7.3 Rekapan Perhitungan Pada Kolom


7.3.1 Rekapan Perhitungan Pada Kolom Parkir Manual
7.3.2 Rekapan Pada Kolom Parkir Otomatis
BAB 8
PERENCANAAN SAMBUNGAN
8.1 Perhitungan Sambungan Baut
8.1.1 Untuk Pehitungan Sambungan Antara Balok Induk Ke Kolom
1. Untuk Vu = 122331,59 N didapat berdasarkan hasil dari analisis menggunakan
SAP2000 v15.
2. Diameter baut (Db) diambil = 24 mm berdasarkan tabel J3.1M.
3. Untuk kekuatan nominal pengencang dan bagian yang berulir untuk tipe baut A490
mempunyai nilai Fnv = 372 Mpa dan Fnt = 620 Mpa berdasarkan tabel J3.2.
4. Mengitung kekuatan tarik dan geser dari baut dengan persamaan (J3-2 SNI-1729-
2015).
𝑅𝑛 = 𝐹 ′ 𝑛𝑡 . 𝐴𝑏
1 1
𝐴𝑏 = 𝜋 𝐷𝑏 2 = 3,14 ∙ 242 = 452,5714 𝑚𝑚2
4 4
Syarat:

Tegangan geser yang tersedia (Fnv) dari sarana penyambung sama dengan atau
melebihi tegangan geser yang diperlukan (Frv).

∅𝐹𝑛𝑣 ≥ 𝐹𝑟𝑣

𝑉𝑢 122331,59
𝐹𝑟𝑣 = = = 270,3034 𝑀𝑝𝑎
𝐴𝑏 452,5714

∅ = 0,75 (DFBK)

0,75 ∙ 372 𝑀𝑝𝑎 ≥ 270,3034 𝑀𝑝𝑎

279 Mpa ≥ 270,3034 Mpa ..................Memenuhi syarat

Untuk F’nt dihitung menggunakan persamaan (J3-3a SNI-1729-2015):

𝐹𝑛𝑡
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 𝐹𝑛𝑡 − 𝐹 ≤ 𝐹𝑛𝑡
∅𝐹𝑛𝑣 𝑟𝑣

620
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 ∙ 620 − ∙ 270,3034 ≤ 620
279

205,3258 𝑀𝑝𝑎 ≤ 620 𝑀𝑝𝑎 .......................Memenuhi Syarat


𝑅𝑛 = 205,3258 . 452,5714 = 92924,593 𝑁
∅𝑅𝑛 = 0,8 ∙ 92924,593 𝑁 = 69693,445 𝑁

Jumlah baut yang diperlukan:


𝑉𝑢 122331,59
𝑛= = = 1,755 ~ 2 𝑏𝑎𝑢𝑡
∅𝑅𝑛 69693,445
Kontrol:
∅𝑅𝑛 ∙ 𝑛 ≥ 𝑉𝑢
69693,445 𝑁 ∙ 2 ≥ 122331,59𝑁
139386,891 𝑁 ≥ 122331,59 𝑁................................OK

8.1.2 Untuk Pehitungan Sambungan Antara Kolom Lantai 1 ke Kolom Lantai 2


1. Untuk Vu = 140004.17 N didapat berdasarkan hasil dari analisis menggunakan
SAP2000 v15.
2. Diameter baut (Db) diambil = 30 mm berdasarkan tabel J3.1M.
3. Untuk kekuatan nominal pengencang dan bagian yang berulir untuk tipe baut A490
mempunyai nilai Fnv = 372 Mpa dan Fnt = 620 Mpa berdasarkan tabel J3.2.
4. Mengitung kekuatan tarik dan geser dari baut dengan persamaan (J3-2 SNI-1729-
2015).
𝑅𝑛 = 𝐹 ′ 𝑛𝑡 . 𝐴𝑏
1 1
𝐴𝑏 = 𝜋 𝐷𝑏 2 = 3,14 ∙ 302 = 707,143 𝑚𝑚2
4 4
Syarat:

Tegangan geser yang tersedia (Fnv) dari sarana penyambung sama dengan atau
melebihi tegangan geser yang diperlukan (Frv).

∅𝐹𝑛𝑣 ≥ 𝐹𝑟𝑣

𝑉𝑢 140004.17
𝐹𝑟𝑣 = = = 197,986 𝑀𝑝𝑎
𝐴𝑏 707,143

∅ = 0,75 (DFBK)

0,75 ∙ 372 𝑀𝑝𝑎 ≥ 197,986 𝑀𝑝𝑎

279 Mpa ≥ 197,986 Mpa ..................Memenuhi syarat

Untuk F’nt dihitung menggunakan persamaan (J3-3a SNI-1729-2015):


𝐹𝑛𝑡
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 𝐹𝑛𝑡 − 𝐹 ≤ 𝐹𝑛𝑡
∅𝐹𝑛𝑣 𝑟𝑣

620
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 ∙ 620 − ∙ 197,986 ≤ 620
279

366,0318 𝑀𝑝𝑎 ≤ 620 𝑀𝑝𝑎 .......................Memenuhi Syarat

𝑅𝑛 = 366,0318 𝑥 707,1429 = 258836,765 𝑁


∅𝑅𝑛 = 0,8 ∙ 258836,765 𝑁 = 194127,57 𝑁

Jumlah baut yang diperlukan:


𝑉𝑢 140004,17
𝑛= = = 0,72 ~ 2 𝑏𝑎𝑢𝑡
∅𝑅𝑛 194127,57
Kontrol:
∅𝑅𝑛 ∙ 𝑛 ≥ 𝑉𝑢
194127,57 𝑁 ∙ 2 ≥ 140004,17𝑁
388255,147𝑁 ≥ 179186.23𝑁................................OK
8.1.3 Rekapitulasi Perhitungan Antar Kolom Lantai 1 ke Lantai 2 Pada Parkir Manual

8.1.4 Rekapitulasi Perhitungan Antar Kolom Lantai 1 ke Lantai 2 Pada Parkir Manual
8.1.5 Perhitungan Sambungan Las
1. Untuk Pu = 1536108,8 N didapat berdasarkan hasil dari analisis menggunakan
SAP2000 v15.
2. Untuk menghitung kekuatan las digunakan persamaan (J2-3 SNI-1729-2015).
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛𝑤 𝐴𝑤𝑒
𝐹𝑛𝑤 = 0,60 𝐹𝐸𝑋𝑋
FEXX elektroda las diambil dari tabel yang didapat di brosur.
Untuk E70xx: FEXX = 260 Mpa
𝐹𝑛𝑤 = 0,60 . 260 = 15,6 𝑀𝑝𝑎
𝑤
𝐴𝑤𝑒 =
√2

Untuk tebal las (w) = 5 mm diambil dari tabel J2.4 SNI 1729-2015.
5
𝐴𝑤𝑒 = = 3,535𝑚𝑚2
√2
𝑅𝑛 = 15,6 .3,535 = 55,154 𝑁/𝑚𝑚
∅ = 0,75
∅𝑅𝑛 = 0,75 . 55,154 = 41,366 𝑁/𝑚𝑚
𝑃 1536108,8
Panjang las : 𝐿𝑟𝑒𝑞 = ∅𝑅𝑢 = = 37134,8 ≈ 37135 𝑚𝑚
𝑛 41,366

Kontrol:
∅𝑅𝑛 ∙ 𝐿𝑟𝑒𝑞 ≥ 𝑃𝑢
41,366 N/mm . 37135 mm ≥ 1536108,8 N
1597586,50 N ≥ 1536108,8 N................................OK

Anda mungkin juga menyukai