Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karna berkatnyalah kami dapat
menyelesaikan Tugas Besar Struktur Baja II ini dengan tepat waktu. Laporan Tugas Besar ini
dibuat untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan dalam mata kuliah Struktur Baja II Program
Study Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Warmadewa.
Pembuatan Tugas Besar Struktur Baja II ini tentunya terdapat beberapa kendala, namun
dengan kerja keras dan kegigihan maka kami dapat melewati kendala tersebut. Tentunya dalam
penyelesaianTugas Besar Struktur Baja II ini kami memperoleh bimbingan dan pengarahan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami berterima kasih khususnya kepada Bapak Basoka.
Kami menyadari kurang sempurnanya laporan Tugas Besar Struktur Baja II ini baik
dari segi isi maupun metode penulisan, maka dari itu kritik dan saran sangat diperlukan demi
kesempurnaan laporan Tugas Besar Struktur Baja II ini.
Akhir kata kami ucapkan trimkasih kepada pembaca dan semoga loparan Tugas Besar
Struktur Baja II ini dapat memberikan edukasi.
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB 1
KRITERIA PERENCANAAN
1.1 Data Perencanaan
Berikut adalah data perencanaan struktur parkir lantai 4:
1. Nama : Gedung Parkir Taman Rekreasi
2. Lokasi : Denpasar
3. Fungsi : Parkir
4. Struktur :
a. Struktur Rangka : Baja
b. Struktur Pelat : Beton
5. Zona Gempa :1
6. Panjang Bangunan : 60m
7. Lebar Bangunan : 30m
8. Luas Bangunan : 1800m2
9. Tinggi Bangunan : 10.6m
No Frame Dimensi
Profil :
tf ht = 600 mm
bf = 300 mm
tw tw = 12
h h2 ht mm
tf = 25 mm
r= 8.4 mm
r
h1 A= 21741 mm2
bf
Ix = 14174560 mm4
Iy = 1125900 mm4
rx = 255.3 mm
ry = 72 mm
Sx = 472490 mm3
2. Balok IWF 300 x 300
Sy = 75060 mm3
Berat W= 1673.7 N/m
Profil :
tf ht = 300 mm
bf = 300 mm
tw tw = 10
h h2 ht mm
tf = 15 mm
r= 18 mm
r
h1 A= 11980 mm2
bf
Ix = 204000000 mm4
Iy = 67500000 mm4
rx = 130.5 mm
ry = 75.1 mm
Sx = 1360000 mm3
Sy = 450000 mm3
Berat W= 92221.737 N/m
1.2 Pembebanan
Perencanaan suatu struktur untuk keadaan- keadaan stabil batas, kekuatan batas, dan
kemampuan-layan batas harus memperhitungkan pengaruh- pengaruh dari aksi sebagai
akibat dari beban- beban. Sebelum mengatahui beban- beban, harus terlebih dahulu
mengatahui mutu baja yang akan digunakan dan sifat- sifat mekanis baja untuk
mempermudah perhitungan manual.
1.2.1 Sifat Mekanis
Sifat mekanis baja struktural yang digunakan dalam perencanaan harus memenuhi
persyaratan minimum yang diberikan pada Tabel 1.2
Ket :
D = Mati
L = Hidup
R = Hujan
Ex = Gempa Arah X
Ey = Gempa Arah Y
Sumber: Beban Minimum Untuk Perancangan Bangunan Gedung dan Struktur Lain, SNI
1727- 2013
Keterangan:
𝑅𝑢 adalah kekuatan perlu
𝑅𝑛 adalah kekuatan nominal
∅ adalah faktor ketahanan
∅𝑅𝑛 adalah kekuatan desain
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015
Ae = AnU
Keterangan:
Aeadalah luas neto efektif, mm2
An adalah luas neto, mm2
U adalah faktor shear lag
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.
1.5 Komponen Struktur Tekan
1.5.1 Kekuatan Tekan
Kuat tekan desain, ∅𝑐𝑃𝑛, dan kekuatan tekan tersedia, Pn/Ω𝑐, ditentukan sebagai
berikut:
Kekuatan tekan nominal, Pn, harus nilai terendah yang diperoleh berdasarkan pada
keadaan batas dari tekuk lentur, tekuk torsi, dan tekuk torsi lentur. ∅𝑐 = 0,90
1.5.2 Tekuk Lentur Dari Komponen Struktur Tanpa Elemen Langsing
Kekuatan tekan nominal, Pn harus ditentukan berdasarkan keadaan batas dari tekuk
lentur.
𝑃𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 𝐴𝑔
𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦 𝐹𝑦
Bila ≤ 4,17 √ ( atau ≤ 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = [0.685𝐹𝑒 ]
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒
𝐾𝐿 𝐸 𝐹𝑦
Bila > 4,17 √ ( atau > 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = 0.877𝐹𝑒
𝑟 𝐹𝑦 𝐹𝑒
Keterangan
𝜋2𝐸
𝐹𝑒 =
𝐾𝐿 2
(𝑟)
𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦 𝑄𝐹𝑦
Bila ≤ 4,17 √ ( atau ≤ 2,25) maka = 𝑄 [0.658 𝐹𝑒 ] 𝐹𝑦
𝑟 𝑄𝐹𝑦 𝐹𝑒
𝐾𝐿 𝐸 𝑄𝐹𝑦
Bila > 4,17 √ ( atau > 2,25) maka 𝐹𝑐𝑟 = 0.877𝐹𝑒
𝑟 𝑄𝐹𝑦 𝐹𝑒
Keterangan
Fe adalah tegangan tekuk elastis ( MPa )
∅𝑣 = 1.00 𝐶𝑣 = 1.0
Keterangan:
Aw = luas dari badan, tinggi keseluruhan dikalikan dengan ketebalan badan
Cv = Koefisien geser badan
- Kekuatan geser nominal Vn dari PSB bundar sesuai keadaan batas dari pelelehan
geser dan tekuk geser adalah
Fcr Ag
Vn =
2
Keterangan:
1.60𝐸 0.78 𝐸
Fcr harus lebih besar dari 𝐹𝑐𝑟 = dan 𝐹𝑐𝑟 =
5/4 𝐷 3/2
√𝐿𝑣(𝐷) ( )
𝑡
𝐷 𝑡
D = diameter terluar
L = jarak dari lokasi gaya geser maksimum ke gaya geser nol
t = tebal dinding desain
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.
1.7 Komponen Struktur Lentur
Untuk komponen struktur simetris tunggal dalam lengkungan tunggal dan semua
komponen struktur simetris ganda:
12.5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 =
2.5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
Keterangan:
Cb = faktor modifikasi tekuk torsi lateral
Mmaks = nilai mutlak momen maksimum
MA = nilai mutlak momen pada titik seperempat dari segmen
MB = nilai mutlak momen pada sumbu segmen
MC = nilai mutlak momen pada titik tiga- perempat dari segmen
Kekuatan nominal Mn harus nilai terendah yang diperoleh sesuai dengan keadaan batas
leleh ( momen plastis ) dan tekuk torsi lateral
𝑀𝑛 = 𝑀𝑝 = 𝐹𝑦 𝑍𝑥
Keterangan:
Fy = tegangan leleh minimum baja
Zx = modulus penampang plastis di sumbu x
Keterangan:
𝐶𝑏 𝜋 2 𝐸 𝐽𝑐 𝐿𝑏 2
𝐹𝑐𝑟 = 2
√1 + 0.0078 ( )
𝐿 𝑆𝑥 ℎ0 𝑟𝑡𝑠
(𝑟 𝑏 )
𝑡𝑠
Pada desain sambungan baut untuk menghitung kombinasi tarik dan geser dalam
sambungan tipe tumpuan menurut pasal J3.7 SNI 1729-2015
𝑅𝑛 = 𝐹′𝑛𝑡 𝐴𝑏
∅ = 0.75
Keterangan:
F’nt = tegangan Tarik nominal yang dimodifikasi mencakup efek
tegangan geser MPa
𝐹𝑛𝑡
𝐹′𝑛𝑡 = 1.3 𝐹𝑛𝑡 − 𝑓 ≤ 𝐹𝑛𝑡
∅𝐹𝑛𝑣 𝑟𝑣
Fnt = tegangan Tarik nominal dari tabel J3.2 MPa
Fnv = tegangan geser dari tabel J3.2 MPa
frv = tegangan geser yang diperlukan menggunakan kombinasi beban MPa
Untuk jarak tepi minimum baut ditentukan diameter baut pada tabel J3.4M SNI 1729-
2015
Sumber: Spesifikasi Untuk Bangunan Gedung Baja Struktural, SNI 1792-2015.
koefesien
Sistem Penahan Faktor pembesaran Faktor kuat-lebih
modifikasi
Gaya seismik defleksi (Cd) sistem (Ω˳)
respons (R)
Rangka baja
pemikul momen 3.5 4 3
menengah
berdasarkan langkah 1, untuk gedung yang kategori resikonya adalah kategori I,
maka faktor keutamaan gempa (Ie) adalah 1,0
3. Klasifikasi tanah yaitu tanah sedang.
4. Menentukan kategori desain seismic
Ket : g = Grafitasi
I = Factor Keutamaan Gempa
R = Koefisien modifikasi respon
𝐸 𝐼𝑏
𝛼𝐵2 = = 6.48
𝐸 𝐼𝑝
Data Profil
1. A = 21741 mm2
2. IX = 1417456000 mm4
3. IY = 11259000 mm4
4. RX = 255.3 mm
5. RY = 72mm
6. SX = 4724900mm3
7. SY = 750600 mm3
Dimensi Penampang
1. tf = 25 mm
2. r = 8.4 mm
3. ht = 600 mm
4. h0 = 575 mm
5. bt = 300 mm
6. bf = 300 mm
7. tw = 12mm
6.1.1 Analisa Stabilitas Lentur Balok baja Terhadap Tekuk Lokal dan Lateral
1. Tekuk Lokal
Pada Bagian Sayap
6 ≤ 8,392796→Penampang kompak
ℎ0 𝐸
≤ 3,76 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦
= 5220000
Zx = 5220000
Mn = 2140200000
Mu = 354450961N mm
2. Tekuk Lateral
Kuat komponen struktur dalam memikul momen lentur tergantung dari
panjang bentang antara dua pengekang lateral yang berdekatan (L). Batas-batas
bentang lateral untuk komponen struktur profil I simetris ganda diatur pada
pasal (F2-5, F2-6, SNI-1729-2015).
L = 7500 mm
𝐸
𝐿𝑝 = 1,76 𝑟𝑦 √
𝑓𝑦
= 2798,7766 mm
𝐸 𝐽𝐶 𝐽𝐶 2 0,7 𝑓𝑦 2
𝐿𝑟 = 1,95 . 𝑟𝑡𝑠 √ + √( ) + 6,76( )
0,7 . 𝑓𝑦 𝑆𝑥 . ℎ0 𝑆𝑥 . ℎ0 𝐸
𝑟𝑡𝑠 = 26,174 𝑚𝑚
- C=1
1
- 𝐽 = 3 (𝑏𝑓 . 𝑡𝑓3 ) + (ℎ𝑡 − 2𝑡𝑓 ) . 𝑡𝑤
3
= 1879300 mm4
𝐿𝑟 = 2382,3188 mm
Karena L > Lr, maka untuk nilai Mn dihitung dengan rumus pada pasal (F2-3 SNI-
1729-2015)
𝑀𝑛 = 𝐹𝑐𝑟 . 𝑆𝑥 ≤ 𝑀𝑝 = 228889062815,946
Untuk Fcr dihitung dengan rumus pada pasal (F2-4 SNI-1729-2015)
𝐶𝑏 𝜋 2 𝐸 𝐽𝐶 𝐿 2
𝐹𝑐𝑟 = 2
√1 + 0,078 ( )
𝐿 𝑆𝑥 ℎ0 𝑟𝑡𝑠
(𝑟 )
𝑡𝑠
12,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠
𝐶𝑏 = = 1,66667
2,5 𝑀𝑚𝑎𝑘𝑠 + 3𝑀𝐴 + 4𝑀𝐵 + 3𝑀𝐶
𝐹𝑐𝑟 = 48443,2 N/mm2
Mn ≤ 𝑀𝑝
= 2140200000
Kontrol :
Øb = 0,9
ØMn= 1926180000N mm
Mu ≤ ØMn
354450961N mm ≤1926180000 N mm ...................OK
Rasio = 0,184018
ℎ2 𝐸
≤ 2,24 √
𝑡𝑤 𝑓𝑦
= 1771200N
∅𝑏 = 0,9
Vu = 165092,94N (Pada Batang b12lt1-1)
Kontrol:
∅𝑏 𝑉𝑛 ≥ 𝑉𝑢
Vu = 165092,94
1594080N ≥ 165092,9 N ....................................OK
6.1.3 Analisa Lendutan Pada Balok
Lendutan maksimum yang terjadi yaitu pada batang 965 x, f = 2,96901mm
1
𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 = .𝐿
240
= 31𝑚𝑚
Syarat : 𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 ≥ 𝑓
31 mm ≥ 2,96901mm........................OK
Dimensi Panjang
Lantai Frame Mu (N.mm) Zx Mn 1 Lb
(mm) (mm)
Dimensi Panjang
Lantai Frame Mu (N.mm) Zx Mn 1 Lb
(mm) (mm)
Lanta J
Frame rts C Cw Lp Lr
i (mm3)
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI1X-23 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI1Y-24 8 4 1 8
1
1905.255 7071.3
42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA1-14 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M1-1 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI2X-23 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI2Y-22 8 4 1 8
1905.255 7071.3
2 42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA2-44 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M2-2 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI3X-24 8 4 1 8
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
BI3Y-25 8 4 1 8
3
1905.255 7071.3
42.421 1 2.758E+12 64863.3
BA3-47 9 4
52.637 122563 2189.774 6563.0
1 2.758E+12
B12M3-1 8 4 1 8
Lantai Frame Mn 2 Cb øb øb . Mn Kontrol
Aw
Lantai Frame Cv Vn (N)
(mm2)
Data Profil
1. A = 4014 mm2 Profil : WF 700.300
4
2. IX = 16200000mm ht = 700 mm
4
3. IY = 5360000 mm bf = 300 mm
4. RX = 63,9 mm tw = 13 mm
5. RY = 37,5 mm tf = 24 mm
3
6. SX = 219000 mm r= 28 mm
3
7. SY = 722000 mm A= 7701 mm2
Ix = 298000000 mm4
Dimensi Penampang
1. tf = 10 mm Iy = 94400000 mm4
2. r = 11 mm rx = 197 mm
3. ht = 150 mm ry = 111 mm
4. h0 = 140 mm Sx = 12000000 mm3
5. h2 = 108 mm Sy = 4370000 mm3
6. bt = 150 mm
7. bf = 150 mm
8. tw = 7 mm
7.1.1 Tekuk Lokal-Rasio Kelangsingan Badan dan Sayap (Tabel b4.1a, SNI-1729-2015)
1. Pada Bagian Sayap
𝑏𝑓 𝑘𝑐 𝐸
≤ 0,64 √
2 𝑡𝑓 𝑓𝑦
4 4
𝑘𝑐 = = = 0,864
√ℎ𝑡 /𝑡𝑤 √150/7
7,5 < 17,174 Profil Tidak Langsing
108 200000
< 1,49√
7 240
Kx =1
L = 3600mm
3,142 200000
𝐹𝑒𝑥 = 1 . 3600
= 621,278045 𝑁
( )
63,9
Kx =1
L = 3600mm
3,142 200000
𝐹𝑒𝑦 = 1 . 3600
= 213,967014 𝑁
( )
37,5
1 𝑥 3600 200000
≤ 4,71√
63,9 240
Berdasarkan persamaan E3-2 SNI-1729-2015 maka Fcr dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
𝑓𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑥 = [0,658𝑓𝑒𝑥 ] 𝑓𝑦
240
𝐹𝑐𝑟𝑥 = [0,658621,278045 ] 240 = 204,169948 Mpa
Untuk Sumbu Y
𝐾 𝐿𝑦 𝐸
≤ 4,71√
𝑟𝑦 𝑓𝑦
1 𝑥 3600 200000
≤ 4,71√
37,5 240
Berdasarkan persamaan E3-2 SNI-1729-2015 maka Fcr dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
𝑓𝑦
𝐹𝑐𝑟𝑦 = [0,658𝑓𝑒𝑦 ] 𝑓𝑦
240
𝐹𝑐𝑟𝑦 = [0,658213,967014 ] 240 = 150,079372 Mpa
𝑃𝑛 = F𝑐𝑟𝑥 𝐴𝑔
𝑃𝑛 = 204,169948 x 4014
𝑃𝑛 = 819538,173
𝑃𝑛 = F𝑐𝑟𝑦 𝐴𝑔
𝑃𝑛 = 150,079372 𝑥 4014
𝑃𝑛 = 602418,5982
Jadi, dipilih Pn yang terkecil yaitu 602418,5982N
∅𝑐 = 0,9
fPn = 542176,738 N
Pu = 67753,14N
Kontrol:
∅𝑐 𝑃𝑛 ≥ 𝑃𝑢
Rasio = 1
= 7,2 mm
Syarat : 𝑓𝑖𝑗𝑖𝑛 ≥ 𝑓
Tegangan geser yang tersedia (Fnv) dari sarana penyambung sama dengan atau
melebihi tegangan geser yang diperlukan (Frv).
∅𝐹𝑛𝑣 ≥ 𝐹𝑟𝑣
𝑉𝑢 122331,59
𝐹𝑟𝑣 = = = 270,3034 𝑀𝑝𝑎
𝐴𝑏 452,5714
∅ = 0,75 (DFBK)
𝐹𝑛𝑡
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 𝐹𝑛𝑡 − 𝐹 ≤ 𝐹𝑛𝑡
∅𝐹𝑛𝑣 𝑟𝑣
620
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 ∙ 620 − ∙ 270,3034 ≤ 620
279
Tegangan geser yang tersedia (Fnv) dari sarana penyambung sama dengan atau
melebihi tegangan geser yang diperlukan (Frv).
∅𝐹𝑛𝑣 ≥ 𝐹𝑟𝑣
𝑉𝑢 140004.17
𝐹𝑟𝑣 = = = 197,986 𝑀𝑝𝑎
𝐴𝑏 707,143
∅ = 0,75 (DFBK)
620
𝐹 ′ 𝑛𝑡 = 1,3 ∙ 620 − ∙ 197,986 ≤ 620
279
8.1.4 Rekapitulasi Perhitungan Antar Kolom Lantai 1 ke Lantai 2 Pada Parkir Manual
8.1.5 Perhitungan Sambungan Las
1. Untuk Pu = 1536108,8 N didapat berdasarkan hasil dari analisis menggunakan
SAP2000 v15.
2. Untuk menghitung kekuatan las digunakan persamaan (J2-3 SNI-1729-2015).
𝑅𝑛 = 𝐹𝑛𝑤 𝐴𝑤𝑒
𝐹𝑛𝑤 = 0,60 𝐹𝐸𝑋𝑋
FEXX elektroda las diambil dari tabel yang didapat di brosur.
Untuk E70xx: FEXX = 260 Mpa
𝐹𝑛𝑤 = 0,60 . 260 = 15,6 𝑀𝑝𝑎
𝑤
𝐴𝑤𝑒 =
√2
Untuk tebal las (w) = 5 mm diambil dari tabel J2.4 SNI 1729-2015.
5
𝐴𝑤𝑒 = = 3,535𝑚𝑚2
√2
𝑅𝑛 = 15,6 .3,535 = 55,154 𝑁/𝑚𝑚
∅ = 0,75
∅𝑅𝑛 = 0,75 . 55,154 = 41,366 𝑁/𝑚𝑚
𝑃 1536108,8
Panjang las : 𝐿𝑟𝑒𝑞 = ∅𝑅𝑢 = = 37134,8 ≈ 37135 𝑚𝑚
𝑛 41,366
Kontrol:
∅𝑅𝑛 ∙ 𝐿𝑟𝑒𝑞 ≥ 𝑃𝑢
41,366 N/mm . 37135 mm ≥ 1536108,8 N
1597586,50 N ≥ 1536108,8 N................................OK