Anda di halaman 1dari 13

MONITORING TINGGI MUKA AIR (TMA), DEBIT ALIRAN, dan

KOEFISIEN ALIRAN
oleh : Ugro Hari Murtiono
Peneliti Madya pada Kelti Hidrologi BPPTP DAS-Solo

1. Pengukuran Tinggi Muka air secara manual.


Pengukuran tinggi Muka air secara manual dilakukan dengan membaca
ketinggian permukaan air yang tertera pada alat pengukur air biasa (peilskal) yaitu alat
dengan muka air yang tidak dapat bekerja secara otomatis dalam mencatat fluktuasi
muka air berdasarkan fungsi waktu. Pengukurannya di lakukan oleh seorang pengamat
secara te atur setiap harinya, minimal dilakukan 3 (tiga) setiap harinya yaitu jam 07.00
pagi, 12.00 siang, dan 17.00.
Nilai tinggi muka air rata-rata harian diperoleh dengan cara maiterata-ratakan.
hasil pembacaan tadi yaitu :

h 07.00 + h 1 2 .00 + h 1 7.00


H rata-rata =
3

Dimana : H = Tinggi m uka air rata-rata harian


h 07.00 = Tinggi muka air pembacaan jam 07.00
h 1 2 .00 Tinggi muka air pembacaan jam 12.00
h 1 7 . 00 Ti nggi muka air pembacaan jam 17.00
2. Pengukuran Tinggi Muka Air (TM A) seca ra otomatis.
Pengukuran tinggi rn uka air sccara otomatis cli laksanakan dengan menggunakan
alat pcngu kur otomatis. Keu ntu ngan pen ggu naan al at pengukur TMA otomatis d ibandi ng
clengan alat pcngu k ur TMA biasa antara l ain :
1. . Pencatatan fl u ktuasi m uka air secara konti nyu akan menghasilkan data ti
nggi m uka air yang l cbi h akurnt.
2. Tinggi m uka ai r maksi m um cla n m i n i m um tercatat sccara otomatis tepat pacla
waktu kejad i an
3. Pencatatan f1uktuasi n1uka air dapat cl i laksanakan sccara oton1atis.
4. Dapat meng u rangi kcsalaha n pengu kura n karena faktor manusia.

1
_J

Perhitungan tinggi muka air rata rata harian dapat dilaksanakan dengan cara :

1). Perhitungan Tinggi Muka Air Cara Aritmatik.


Yaitu tinggi muka air langsung di baca dari grafik setiap skala 1 jam dan dihitung
dengan rumus :

h 1 + h2 + h 3+ h4 +...............+ h 24
H rata-rata
24
Dimana : H Tinggi muka air rata-rata harian (m)
h 1 = Tinggi muka air pembacaan jam pada jam ke-1 (m)
h 2 = Tinggi muka air pembacaan jam pada jam ke-2 (m)
h 3 = Tinggi muka air pembacaan jam pada jam ke-3 (m)

h 24= Tinggi muka air pembacaan jam pada jam ke -24 (m)

2). Perhitungan Tinggi Muka Air Secara Grafis


Tinggi muka air dihitung secara Grafis dengan membuat segmen segmen tinggi muka
air dan waktu per hari per kejadian per kejadian banjir. Dari segmen-segmen tersebut dapat
dihitung rata-rata debit tiap segmen dengan memasukkan persamaan "Stage Discharge
Rating Curve "

3. Pcngukuran Pcnampang dan Kcccpatan Aliran


3. 1 . Pengukuran Luas Penampang Basa h
Luas penampang basah meru pakan perkalian antara leba r al iran dengan
keclalaman aliran. Pengukuran lebar al iran dilaksanakan denga n alat ukur lebar. Jarak
setiap seksi pada penarn pang basah harus diukur dari titi k tetap pacla tebing sungai.
Pengukuran kedalaman aLi ran d llaksanakan clengan menggunakan alat ukur
k edalaman d i setiap seksi ver ti kal. Jarak setiap seksi verti kal cli usahakan serapat
mungk i n, supaya debit setiap sub bagia n penam pang tid ak lebih dari I /5 bagia n clari
debi t seluruh penampam pang bas<ih.

2
3
3
4
5
5
Gambar 1. Sketsa Penguk:uran Luas Penampang Basah.

3.2. Pengukuran Kecepatan Aliran


Kecepatan aliran adalah waktu yang diperlukan untuk menempuh jarak dari satu
titik ke titik yang lain. Biasanya dalam satuan jarak (m) per waktu (detik) atau (m/detik).
Untuk debit perlu mengukur kecepatan aliran rata-rata pada suatu penampang melintang
sungai yang bersangkutan. Kecepatan aliran rata-rata dapat diperoleh dengan cara
mengukur kecepatan aliran pada titik dari beberapa seksi ve11ikal pada suatu penampan g
melintang dengan menggunakan alat ukur arus.
Kecepatan aliran dihitung dengan rumus

V=aN+b

dimana :

V = Kecepatan dalam m/dt


N = putaran baling-baling current meter
a dan b = koefisien alat pada current meter.

Kecepatan aliran akan berbeda-beda pada setiap pernbahan kedalaman. Untuk


mendapatkan hasil pengukuran yang akurat, maka pengukuran kecepatan aliran
sebaiknya dilakukan pada beberapa kedalaman. Untuk sungai sungai dengan kedalaman
kurang dari 0,60 m pengukuran kecepatan dapat dilak ukan dengan satu titik. Makin
dalam sungai maka titik titi k pengukuran maki n banyak. Perincia.n selanjutnya sebagai
berik ut : \

6
Metode Satu Titik
Dalarn cara ini pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik 0,6 dari
kedalarnan aliran dari pennukaan air. Metode ini dilakukan apabila kedalaman air 0 -
0,60 m (60 cm).

V Vo.Gd

dirnana :

V Kecepatan aliran rata rata dalarn (rn/dt)

V o.6c1 = Kecepatan aliran pada kedalarnan sungai pada


titik 0,6 kedalaman aliran

Metode Dua Titik


Dalarn cara ini pengukuran kecepatan aliran dilakukan pada titik 0,2 dan 0,8
dari kedalaman aliran dari permukaan air. Metode ini dilakukan apabila kedalaman air
0,60 - 3 m .

V = Vo.2d + Vo.s11

dimana V = Kecepatan aliran rata rata dalam m/dt

V0 _ 2c1 = Kecepatan aliran pada kedalarnan sungai pada


titik 0,2 dari kedalaman aliran (m)

Vo.sd = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada titik 0,8 dari
kedalaman al iran (m)

Metode Tiga Titik

Dalam cara i ni penguk uran kecepatan aliran dilakukan pada titik 02, 0,6 clan
0,8 dari keclalam an al i ra n clar i pcrrn u kaan ai r. Metocle ini cli lak ukan apabi l a ked alarnan
air 3 - 6 rn.

V = Vo.211 + Vo.(,d + Vo.s11

climana : V = Kece patan a l i ran rata rata (m/clt)

Yo. 2 d = Keccpata n a l iran pacla keclalaman sungai pacla


t i ti k 0,2 clari kedal aman al i ran (111)

V 1.1 6 c1= Kece patan a l i ra n pacla keclalama n sungai pacla


t iti k 0,6 keclalaman al iran (m )

Yo.sd ""' Kece pata n al iran pacla keclalarnan sunga1 pacla ti ti k 0,8 dari
keclal aman ali ran (m)
7
Metode empat dan lima Titik

a. Metode Empat Titik


V = 1/5 (Vo.2c1 + Vo.4c1+ Vo.6 c1 + Vo.sc1+ 1/2 Vo.2c1+ 1/2 Vo.sc1)
Metode ini dilakukan apabila kedalaman air lebih dari 6 m.
dimana :

V = Kecepatan aliran rata rata (ml dt)

V 02 d = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada


titik 0,2 dari kedalaman aliran (m)

Vo.4d = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada


titik 0,4 dari kedalaman aliran (m)

V o.6d = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada


titik 0,6 kedalaman aliran (m)

Vo.sd = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada titik 0,8 dari
kedalaman aliran (m)

b. Metode LimaTitik
V = 1/10 (Vs +3 Vo.2c1+ 2Vo.6 c1 +3 Vo.sc1+ Vb)
Metode ini dilakukan apabila kedalaman air lebih dari 6 m.
dimana :

V = Kecepatan aliran rata rata dalam m/dt

Vo.2c1 = Kecepatan aliran pada kedalaman sungai pada


titik 0,2 dari kedalaman aliran (m)

Vo.4d = Kecepatan aliran pacla kedalaman sungai pada


titik 0,4 clari kedalaman al iran (rn )

Vo.rid = Kecepata n al i ran pada kcdaltiman sungai pada


titik 0,6 kedal aman al i ran (m)

Vo.8d = Kecepatan aliran pacla kedalaman sun gai pacla titi k 0,8 clari
kecla l aman al ira n (m)

Vs = cl i uku r pacla 0,3m cli bawah pennukaan air

Vs = d i uk ur pacla 0,3111 c\ iatas dasar al.i ran sungai

8
4. Penghitungan Debit Aliran

Debit aliran adalah besarnya/jumlah air yang mengalir melalui suatu


penampang sungai dinyatakan dalam satuan volume (m3) per waktu (dt) sehingga
satuannya adalah (1113/dt). Setelah kecepatan aliran (V) dan luas penampang basah
diketahui, debit untu k setiap ketinggian muka air dihitung dengan ru mus :

Q=AxV

Q = debit aliran (m3/dt).


A = luas penampang basah (m2).
V = kecepatan aliran (m/dt)

5. Koefisien Aliran

Besarnya hujan untuk luas daerah aliran sungai disebut tinggi ti nggi hujan,
maka perbandingan antara tebal aliran dengan tinggi hujan untuk jangka waktu
tertentu disebut koefisien aliran yang dirumuskan sebagai berikut :

Tebal aliran (mm)


C=
Tinggi hujan (mm)

Sehingga koefisien aliran ini mencermi nkan efek daerah alir:rn sungai terhadap
kehilangan air h ujanmenjadi aliran perrn ukaan, dimana angka koefisien aliran sendiri
tergantung pada kondisi alam perm ukaan tanah rnel i puti kemiringan lereng,
kelem baban tanah, infi ltrasi clan intensi tas h ujan. A ngka koefisien aliran pada daerah
tropis berdasa rkan beberapa kond isi perrn u kaan tanah, tan pa mem perti mbangkan
kondisi intensi tas hujan, u nt uk percncanaan cl ra i nase d isaj i kan pacla Tahel I .

9
Tabel 1. Angka Koefisien Aliran Untuk Perencanaan Drainase (C)

Type Daerah Aliran Sungai Angka (C)

A. Daerah Urban

Rerumputan tanah pasir datar, 2% 0,5 - 0,10


tanah pasir rata-rata , 2 - 7% 0,10 - 0,15
tanah pasir curam, > 7% 0,15 - 0,20

Perumahan daerah single famili 0,30 - 0,50


daerah multi unit 0,60 - 0,75
daerah rumah apartemen 0,50 - 0,70

Indusrti daerah industri ringan 0,70 - 0,95


daerah industri berat 0,60 - 0,90

Bisnis daerah kota 0,75 - 0,95


daerah pinggiran 0,50 - 0,70

Jalan beraspal 0,70 - 0,95


beton 0,80 - 0,95
makadam 0,70 - 0,75

Pertamanan, kuburan 0,10 - 0,25

Tempat bermain 0,60 - 0,90

B. Daerah Pertanian

Datar lempung padat, ditanami 0,50


lempung padat, hutan 0,40
loam berpasir, ditanarn i 0,20
hutan 0,1 0

Ber bu ki t lempu ng padat, clitanami 0,70


lempung paclat, h utan 0,60
l oam berpasi r, d itanam i 0,40
loam bcrpasi r, h utan 0,30

Persa wahan cliai ri 0,70 - 0,80

10
Penetapan angka koefisien aliran yang biasanya dipertimbangkan untuk
perhitungan banjir pada daerah aliran sungai di sajikan pada Tabel 2.

Tabel 2.Angka koefisien Aliran Untuk Daerah Aliran Sungai (C)

No. Kondisi Daerah Aliran Sungai Angka (C)


1. Pegunungan curarn 0,75 - 0,90
2. Pegunungan tersier 0,70 - 0,80
3. Tanah bergelombang dan hutan 0,50 - 0,75
4. Dataran Pertanian 0,45 - 0,60
5. Persawahan yang diairi 0,70 - 0,80
6. Sungai di Pegu nungan 0,75 - 0,85
7. Sungai di dataran 0,45 - 0,75
8. Sungai besar yang sebagian alirannya di dataran rendah 0,50 - 0,75

11
2. Alat Penakar hujan dengan alat ukur hujan otomatis (Automatic Rainfall
Recorder/ARR).

Alat ukur hujan otomatis (ARR) banyak tipenya, tetapi pada prinsipnya adalah sama
yaitu mencatat hubungan jumlah hujan dengan waktu secara otomatis kertas grafik yang
disebut dengan kertas pias.
a. Kertas pias tersebut ada yang diganti setiap hari (kertas pias hujan harian, setiap
minggu (kertas pias hujan mingguan), setiap bulan (kertas pias hujan bulanan)
tergantung type alat ukur hujan otomatis yang terpasang.
b. Prinsip pencatatannya dari kertas pias jumlah hujan persatuan waktu terjadinya hujan
dapat dibaca sebagai intensitas hujan.
c. Garis datar pada kertas pias merupakan petunjuk waktu tidak terjadi hujam, sedangkan
garis miring/tegak menandakan terjadi hujan.
d. Pada garis tegak lurus yang tergambar pada kertas pias akan naik hingga mencapai
angka 10 (sepuluh) mm, setelah mencapai angka itu jarum otomatis turun hingga angka
0 mm, kalau masih terus hujan jarum akan naik lagi sambil mencatat tingginya hujan.
e. Kontrol terhadap alat harus dilakukan setiap hari dan diberi tanda catatan pada saat
pemeriksaan.
f. Pada saat pemasangan kertas pias harus dicatat : (1). Lokasi; (2). Tanggal; (3). Jam; dan
(4). Nama pengamat.
g. Pada saat pengambilan kertas pias perlu dicatat : ( 1). Tanggal; (2).Jam; dan (3). nama
pengamat.
h Pengolahan data dengan cara memotong garis garis yang relatif lurus seperti tanda tanda
pada Gambar 2., kemudian potongan potongan garis tersebut dianalisis seperti pada
Tabel 2.

3. Syarat-syarat pemasangan alat ukur hujan supaya berfungsi dengan baik sebagai
berikut :

a. Letak stasiun hujan harus independen tidak overlap dengan stasiun hujan yang lain.
b. Tinggi corong 110 cm dari pe1mukaan tanah.
c. Diletakkan minimum 4 x tinggi rintangan bangunan atau pohon yang terdekat.
d. Terlindung dmi gangguan luar (binatang, orang).
e. Dekat dengan tempat tinggal pengamat.

12
Tanggal

No.Current meter

V = 0,1329 N + 0,018

Pengukuran dari tepi kiri/kanan

Mulai Pengukuran : Jam : ......TMA .... ..

Akhir Pengukuran ·: Jam : .:...TMA .......


'"'--:------·-- -·---·-·

Pengukuran · Perhitun an
Titik Ke- Penguku Jml.Ptran Waktu Kecepatan L'ebar Area · Debit
Awai dala ran keda (dt) (m/dt) . (b) (a}.' .(Q)
(m) man Iaman (d) (m) (m2) " . (m3/dt)
(m) (m)
Titik Rata2
0 0 - - - - - - - -
3,0 0,80 0,2=0,16 17 60 0.05 . 0,045 4 . 0,114
. ' 3,20
5,0 0,70
0,8=0 64
0,2=0,14
IO
7
60
60
. 0,04
0.03 0,035 2 .
1,40 0,049
0,8=0,56 11 60 0,04
7,0 0,58 0,6 = 0,35 21 60 0,064 0.064 2 l,i6 0.075

9,0 0,60 - 0,6 = 0,36 18 60 0.058 0.058 2 1,20 0.069

11,0 _ 0,75 0,2=0,15 28 60 0.080 0,076 2 1,50 0,0115


0,8=0,60 25 60 0.073
13,00 0,45 0,6=0,27 28 60 0.080 0.080 2 0,90 0.072

15,00 0,35 0,6 = 0,21 25 60 0.073 0.073 2 0,70 0.051

17,00 0,40 0,6 = 0,24 21 60 0.064 0.064 2 0,80 0.054

0 0 - - - - - - - -
Jumlah debit (m3/dt = 0.626

13

Anda mungkin juga menyukai