Keterangan Pers
Direktur
Direktur Jenderal
MENTERI
Biro Humas
PERSIAPAN
Software dan Data Yang Diperlukan
A. Software : B. Data :
- Internet Browser - Raster SRTM Wilayah kerja
- Arcgis, - Peta adiministrasi
- Google earth, - Peta Batas DAS
- Globalmapper, - Peta Liputan/Penutupan Lahan
- tool DTA banjir, - Peta Lahan Kritis
- Form pelaporan (ms. excel) - Peta Kawasan
- Data RHL Vegetatif dan Sipil
Teknis
- Data pendukung lain (citra
drone dll)
TAHAPAN UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEJADIAN BANJIR
1 Identifikasi Area
Googlearth, RBI
Terdampak/lokasi banjir
2 Tools DTA
Deliniasi DAS SRTM, gambar 3D DAS banjir
Penyebab Banjir
Kapasitas Pengaliran Rumus Manning
3
Analisis Hidrologi
Debit Banjir Metode Rasional
8. Buka Globalmapper
9. Tambahkan file DTA Klik kanan
Banjir
10. Pilih 3D path tool dan
buat garis melintang dari
titik banjir ke titik
tertinggi untuk
memperoleh profil
ketinggian
11. Pilih 3D view, dan
screenshot hasil tampilan
3D view untuk bahan
presentasi/laporan.
- *Buat animasi aliran
dengan menggunakan
line pada jalur2 sungai
RUMUS MANNING
TMA Maksimum
Kapasitas pengaliran
Menentukan gradient
sungai/slope (%) dan
koefisien Manning “n”
• Luas penampang (A) = • V = 1/n R2/3 S1/2
kedalaman x lebar •Q=AxV
sungai • Menentukan slope
• Perimeter basah (P) = menggunakan analisis
2xkedalaman + lebar Citra SRTM atau google
earth → S = %
• Jari2 hidrolik R = A / P
• Koefisien Manning
menggunakan tabel
Menentukan Dimensi Menghitung Kecepatan
“n”
Sungai aliran dan debit aliran
Koefisien Manning
kekasaran saluran (roughness)
Menghitung Dimensi drainase (Kemiringan, Lebar dan Tinggi badan sungai) menggunakan Google Earth
Klik Kanan
} Beda Tinggi
Lebar Sungai
PERHITUNGAN DEBIT PUNCAK
Rumus umum dari Metode Rasional adalah : Keterangan :
Q = debit puncak limpasan permukaan
Q = 0,278 x C x I x A
(m3/det).
C = koefisien pengaliran (tanpa dimensi)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
Contoh Penentuan nilai koefisien Run off “C” I = intensitas curah hujan (mm/jam).
FORMAT PERHITUNGAN KAPASITAS PENGALIRAN
DAN DEBIT PUNCAK
MENGHITUNG KAPASITAS
Input Kalkulasi
Analisis Spasial Lahan Kritis + CURAH HUJAN TINGGI/ Analisis kondisi sungai,
Liputan Lahan per Fungsi penggunaan lahan, tren liputan
Kawasan EKSTRIM lahan (kalau ada data)
A. FAKTOR ALAM
1. Kondisi Sungai
a. Kapasitas Pengaliran .......... M³/Detik
b. Debit Sungai Banjir .......... M³/Detik
c. C rata-rata (Koefiesien Aliran Permukaan) ...............
d. Jumlah Belokan Sungai Sedang
e. Sumbatan Sungai Banyak
f. Pendangkalan Sungai ada
g. Sodetan Sungai Tidak Ada,
2. Karakteristik DAS
a. Curah Hujan .......... mm/hari
b. Topografi Datar, Bergelombang, Berbukit,
c. Bentuk DAS/DTA Bulat, memanjang
d. Jenis Tanah -
e. Penurunan Muka Tanah Tidak Ada
3. Bencana Alam
a. Gempa Tidak Ada
b. Tanah Longsor Ada,
c. Jenis Banjir Limpasan, Bandang
B FAKTOR MANUSIA
1. Aktifitas Penggunaan Lahan
a. RPDAST Ada, belum disahkan
b. Pertambangan Tidak Ada
2. Land Use
a) Tata ruang Baik
b) Drainase Baik,
c) Vegetasi >30%
d) Konservasi tanah dan air Tidak diterapkan
e) Penggunaan lahan Terdapat ketidaksesuaian seluas 2.415 ha
KESIMPULAN
PENYEBAB BANJIR :
a) Curah Hujan ekstrem mencapai 114 mm/hr jauh di atas normal (75 mm/hr)
b) Banjir bandang berasosiasi dengan longsor, bendung alami akibat longsor tidak stabil dan pada saat hujan deras mudah jebol
menjadi banjir bandang
SOLUSI :
a. Mengembalikan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya
b. Melakukan review tata ruang berdasarkan pertimbangan pengurangan resiko bencana dan mengembangkan skema adaptasi di
titik banjir
c. Internalisasi Program Rehabilitasi Lahan di hulu dan tengah DAS terutama kawasan hutan ke dalam indikasi program pada tata
ruang
d. Internalisasi program konservasi tanah dan air berupa Saluran Pembuangan Air (SPA) di lahan pertanian dan permukiman untuk
meningkatkan pengatusan, sehingga menurunkan potensi longsor dan akumulasi air pada waktu yang pendek
RINGKASAN ISI LAPORAN
HASIL DESK ANALISIS MELIPUTI :
1. RESUME
a. Tanggal kejadian, okasi administrasi, DAS, sub DAS, luas DAS/sub DAS/DTA
b. Penyebab banjir
c. Upaya yang telah dilakukan (RHL vegetatif/sipil teknis)
d. Rekomendasi
4. PETA- PETA : LAHAN KRITIS, TUTUPAN LAHAN/TREN PERUBAHAN, KAWASAN HUTAN, JENIS
TANAH, , LERENG, SSOP BANTAL
5. MATRIKS REKAPITULASI ANALISIS (FAKTOR ALAM-FAKTOR MANUSIA)
6. REKOMENDASI
7. DOKUMENTASI
TAHAPAN UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEJADIAN LONGSOR
2. Bencana Alam
a Gempa : Tidak ada
b Tanah Longsor : Ada
c Jenis Banjir : Limpasan
B. FAKTOR MANAJEMEN
a Penggunaan Lahan : Pekarangan, Permukiman
b Infrastruktur : Memotong Lereng
c Kepadatan Pemukiman : <2000
d Penebangan Liar/Perambahan : Tidak ada
e Konservasi Tanah dan Air : Tidak diterapkan
Kegiatan RHL yg telah
g : -
dilaksanakan
KESIMPULAN
Penyebab Longsor :
a. Kemiringan lereng yang cukup curam yaitu 25-40 % berpotensi terjadi longsor
b. Lapisan tanah yang sangat dangkal < 25 cm di atas batuan kapur, banyak ditemukan
singkapan batuan. Jika terjadi hujan, menjadi bidang luncur untuk tanah di atasnya
c. Terdapat patahan/struktur geologi yang diindikasikan dengan adanya kelurusan sungai
d. Terdapat pemotongan lereng untuk jalan dan pemukiman tanpa teknik penguatan lereng
e. Banyak dijumpai tanaman semusim di atas zona longsor, sehingga memicu tingginya
akumulasi air dan menyebabkan tingkat kejenuhan tanah menjadi tinggi (melebihi
kemampuan tanah mengikat air)
Rekomendasi :
a. Vegetatif : Upaya penanaman yang didasarkan pada tipologi tanaman serta ketinggian
lokasi penanaman
b. Teknis : Upaya penutupan rekahan agar tidak menjadi media untuk infiltrasi air untuk
mengantisipasi longsor susulan
CATATAN
• Peta yang ditampilkan agar dibuat representatif (disertai informasi pendukung
setidaknya sungai beserta legenda)
• Peta disertai dengan rekapitulasi tabel data berikut luasan dan presentase
• Data hasil overlay ditampilkan beserta pivot data dan deskripsi singkat
• Koordinasi dengan Tim pusat untuk setiap kejadian bantal yang akan
dilaporkan