Anda di halaman 1dari 28

MEKANISME PELAPORAN BANJIR

DAN TANAH LOGSOR


Kejadian Banjir dan Tanah Longsor
Lokasi dan Waktu

Subdit. Evaluasi Dit PEPDAS BPDASHL


- Register - Groundcheck
Pers/NGO
- Menyiapkan draft Laporan - Analisis dan laporan
Masyarakat
dan flyer - Data tambahan/
- Telaah laporan pendukung
- Nota Dinas - Upaya : Telah dan akan

Keterangan Pers
Direktur

Direktur Jenderal

MENTERI
Biro Humas
PERSIAPAN
Software dan Data Yang Diperlukan

A. Software : B. Data :
- Internet Browser - Raster SRTM Wilayah kerja
- Arcgis, - Peta adiministrasi
- Google earth, - Peta Batas DAS
- Globalmapper, - Peta Liputan/Penutupan Lahan
- tool DTA banjir, - Peta Lahan Kritis
- Form pelaporan (ms. excel) - Peta Kawasan
- Data RHL Vegetatif dan Sipil
Teknis
- Data pendukung lain (citra
drone dll)
TAHAPAN UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEJADIAN BANJIR
1 Identifikasi Area
Googlearth, RBI
Terdampak/lokasi banjir

2 Tools DTA
Deliniasi DAS SRTM, gambar 3D DAS banjir
Penyebab Banjir
Kapasitas Pengaliran Rumus Manning
3
Analisis Hidrologi
Debit Banjir Metode Rasional

4 a. Analisis Spasial Lahan Kritis + Liputan Lahan per Fungsi Kawasan


Analisis Lahan pada b. Analisis kondisi sungai, tutupan lahan, tren perubahan tutupan lahan
DAS Penyebab Banjir c. Kegiatan RHL yg telah dilaksanakan di DAS/DTA
d. Analisis aplikasi SSOP Bantal ➔ Tingkat kerawanan

5 Penyusunan matriks a. Faktor Alam dan Faktor manusia


faktor penyebab banjir b. Kesimpulan

a. Menentukan rekomendasi terkait pengelolaan DAS


6 Penyusunan Rekomendasi b. Menentukan kegiatan RHL/KTA dan perhitungan volume kegiatan
c. Menghitung kebutuhan anggaran

7 Penyusunan Resume Rangkuman hasil analisis


PENENTUAN DAERAH TANGKAPAN BANJIR
1. Apabila lokasi/daerah terdampak banjir berada di hilir, maka unit analisis adalah DAS
2. Apabila lokasi/daerah terdampak banjir pada daerah tengah atau hulu DAS maka, DTA
banjir diambil dari titik banjir sampai ke hulu
3. Prinsip penentuan daerah tangkapan banjir sesuai dengan konsep DAS, dimana puncak
bukit/ igir menjadi pembatasnya
4. Apabila DTA banjir lebih dari satu, maka pelaporan cupuk satu dengan hasil analisis
beberapa DTA dimaksud, dengan memperhatikan konsep DAS dimana lahan terbagi habis
tidak ada gap maupun overlap antar DTA
LANGKAH MEMBUAT BATAS DTA DAN PROFIL 3D
1. Buka Google Earth, masukkan nama lokasi hasil pencarian.
2. Buat penanda letak, klik kanan dan simpan sebagai .kmz file
3. Buka Windows explorer
- Copy file DTA Banjir.tbx ke
C:\Users\namauser\AppData\Roaming\ESRI\Desktop10.2\ArcToolbo
x\My Toolboxes\

Atau bisa juga dicopykan melalui arc catalog


4. Buka Arcmap
- Convert kml ke shapefile
5. Buka file :
- Hasil Convert file “kmz/kml” ke
“shapefile”
- Raster srtm
- Peta Batas DAS
6. Buka tool DTA banjir :
- Pilih Proses 1, masukkan raster.
Atur output coordinate dan
extent pada environment
menjadi same as display
- Edit posisi point shapefile tepat
pada pixel flow accumulation.
- Lanjut ke Proses 2. Akan
menghasilkan DTA banjir.
7. Gunakan polygon DTA Banjir
untuk melakukan clipping dan
analisa lanjutan pada data peta
yang lain (Liputan Lahan, Kawasan,
Lahan Kritis, RHL, dll.) di
Arcgis/pengolah data spasial lain.
Klik kanan

8. Buka Globalmapper
9. Tambahkan file DTA Klik kanan
Banjir
10. Pilih 3D path tool dan
buat garis melintang dari
titik banjir ke titik
tertinggi untuk
memperoleh profil
ketinggian
11. Pilih 3D view, dan
screenshot hasil tampilan
3D view untuk bahan
presentasi/laporan.
- *Buat animasi aliran
dengan menggunakan
line pada jalur2 sungai
RUMUS MANNING

Analisis Hidrologi DTA Banjir


(Membandingkan Kapasitas Pengaliran dengan Debit Puncak Banjir)
Debit puncak banjir → Rational Formula
Kapasitas Pengaliran → rumus Manning →
(Koefisien Run Off → Liputan Lahan Planologi)
dimensi sungai, gradient sungai → google earth
+Intensitas Hujan Harian

TMA Maksimum

Kapasitas pengaliran

Menentukan gradient
sungai/slope (%) dan
koefisien Manning “n”
• Luas penampang (A) = • V = 1/n R2/3 S1/2
kedalaman x lebar •Q=AxV
sungai • Menentukan slope
• Perimeter basah (P) = menggunakan analisis
2xkedalaman + lebar Citra SRTM atau google
earth → S = %
• Jari2 hidrolik R = A / P
• Koefisien Manning
menggunakan tabel
Menentukan Dimensi Menghitung Kecepatan
“n”
Sungai aliran dan debit aliran
Koefisien Manning
kekasaran saluran (roughness)
Menghitung Dimensi drainase (Kemiringan, Lebar dan Tinggi badan sungai) menggunakan Google Earth

Klik Kanan
} Beda Tinggi
Lebar Sungai
PERHITUNGAN DEBIT PUNCAK
Rumus umum dari Metode Rasional adalah : Keterangan :
Q = debit puncak limpasan permukaan
Q = 0,278 x C x I x A
(m3/det).
C = koefisien pengaliran (tanpa dimensi)
A = luas daerah pengaliran (Km2)
Contoh Penentuan nilai koefisien Run off “C” I = intensitas curah hujan (mm/jam).
FORMAT PERHITUNGAN KAPASITAS PENGALIRAN
DAN DEBIT PUNCAK

MENGHITUNG KAPASITAS

Input Kalkulasi

Lebar 15 m Cross-Sect. Area, A = 22,5 m2

Kedalaman 1,5 m Perimeter basah, P 31,5 m

Manning roughness, n = 0,025 Jari2 Hydraulic , R = 0,714285714 m

Gradien sungai 0,0500 Kecpatan Aliran, V = 7,15 m/det

Kapasitas pengaliran, Q =160,808 m3/detik

C rata mm/HARI mm/jam A (Ha) A (km2) Q m3/dtk


0,50 150,00 6,25 28.516 285,16 247,73
ANALISIS PENYEBAB BANJIR
(DIANALISIS DAN DISAJIKAN SECARA SPASIAL)

Analisis Spasial Lahan Kritis + CURAH HUJAN TINGGI/ Analisis kondisi sungai,
Liputan Lahan per Fungsi penggunaan lahan, tren liputan
Kawasan EKSTRIM lahan (kalau ada data)

BANJIR BANDANG BANJIR LIMPASAN BANJIR GENANGAN

• Adanya sumbat/ bendung • Kemiringan lereng • Lokasi pada floodplain,


alami maupun buatan • Debit dan kapasitas backswamp, cekungan
• Plot titik longsor, • Faktor-faktor lahan • Permukiman dan
• Beri tambahan deskripsi/ (lahan kritis, fungsi lahan terbangun
analisis kondisi fisik lahan kawasan, tutupan • Drainase
(lereng, geologi/ lahan) • Penyempitan saluran
geomorfologi, tanah) • Penyempitan saluran
ANALISIS KEJADIAN BANJIR
FAKTOR- FAKTOR KONDISI SAAT INI

A. FAKTOR ALAM

1. Kondisi Sungai
a. Kapasitas Pengaliran .......... M³/Detik
b. Debit Sungai Banjir .......... M³/Detik
c. C rata-rata (Koefiesien Aliran Permukaan) ...............
d. Jumlah Belokan Sungai Sedang
e. Sumbatan Sungai Banyak
f. Pendangkalan Sungai ada
g. Sodetan Sungai Tidak Ada,

2. Karakteristik DAS
a. Curah Hujan .......... mm/hari
b. Topografi Datar, Bergelombang, Berbukit,
c. Bentuk DAS/DTA Bulat, memanjang
d. Jenis Tanah -
e. Penurunan Muka Tanah Tidak Ada

3. Bencana Alam
a. Gempa Tidak Ada
b. Tanah Longsor Ada,
c. Jenis Banjir Limpasan, Bandang
B FAKTOR MANUSIA
1. Aktifitas Penggunaan Lahan
a. RPDAST Ada, belum disahkan
b. Pertambangan Tidak Ada

c. Perkebunan Tidak Ada


d. Tanaman Holtikultura Tidak Ada
e. HPH/HTI Tidak Ada
f. Penebangan Liar/Perambahan Hutan Ada indikasi (2.415 Ha berupa permukiman dan pertanian lahan kering)
g. Kegiatan RHL Yang telah dilaksanakan KBR Seluas 710,7 (2014 – 2016)

2. Land Use
a) Tata ruang Baik
b) Drainase Baik,
c) Vegetasi >30%
d) Konservasi tanah dan air Tidak diterapkan
e) Penggunaan lahan Terdapat ketidaksesuaian seluas 2.415 ha

KESIMPULAN
PENYEBAB BANJIR :
a) Curah Hujan ekstrem mencapai 114 mm/hr jauh di atas normal (75 mm/hr)
b) Banjir bandang berasosiasi dengan longsor, bendung alami akibat longsor tidak stabil dan pada saat hujan deras mudah jebol
menjadi banjir bandang

SOLUSI :
a. Mengembalikan kawasan hutan sesuai dengan fungsinya
b. Melakukan review tata ruang berdasarkan pertimbangan pengurangan resiko bencana dan mengembangkan skema adaptasi di
titik banjir
c. Internalisasi Program Rehabilitasi Lahan di hulu dan tengah DAS terutama kawasan hutan ke dalam indikasi program pada tata
ruang
d. Internalisasi program konservasi tanah dan air berupa Saluran Pembuangan Air (SPA) di lahan pertanian dan permukiman untuk
meningkatkan pengatusan, sehingga menurunkan potensi longsor dan akumulasi air pada waktu yang pendek
RINGKASAN ISI LAPORAN
HASIL DESK ANALISIS MELIPUTI :
1. RESUME
a. Tanggal kejadian, okasi administrasi, DAS, sub DAS, luas DAS/sub DAS/DTA
b. Penyebab banjir
c. Upaya yang telah dilakukan (RHL vegetatif/sipil teknis)
d. Rekomendasi

2. PETA AREA TERDAMPAK BESERTA DTA BANJIR


(Disertai Jaringan Sungai, toponimi)

3. PROFIL DAN PETA 3D

4. PETA- PETA : LAHAN KRITIS, TUTUPAN LAHAN/TREN PERUBAHAN, KAWASAN HUTAN, JENIS
TANAH, , LERENG, SSOP BANTAL
5. MATRIKS REKAPITULASI ANALISIS (FAKTOR ALAM-FAKTOR MANUSIA)
6. REKOMENDASI
7. DOKUMENTASI
TAHAPAN UMUM PENYUSUNAN LAPORAN KEJADIAN LONGSOR

a. Plot titik longsor Data lapangan.


1 Identifikasi Lokasi longsor b. Estimasi area longsor Googlearth, RBI,
c. Identifikasi area longsor SRTM, gambar 3D

a. Analisis meteorologi : hujan 3 hr terahir


b. Analisis Spasial : kelerengan, jenis tanah, penggunaan lahan
Analisis Lahan Penyebab
2 c. Analisis geologi/geomorfologi : kegempaan, struktur geologi,
longsor
bentuk lahan
d. Analisis aplikasi SSOP Bantal ➔ Tingkat kerawanan

3 Penyusunan matriks a. Faktor Alam dan Faktor manusia


faktor penyebab longsor b. Kesimpulan

4 Penyusunan Rekomendasi Memberikan rekomendasi pasca kejadian

5 Penyusunan Resume Rangkuman hasil analisis


IDENTIFIKASI LOKASI LONGSOR
NO FAKTOR - FAKTOR KONDISI SAAT INI KET.
A. FAKTOR ALAMI
1. Biofisik Lapangan

a Hujan harian kumulatif 3 hari : 383 mm


b Topografi : Berbukit
c Jenis Tanah : Litosol, Mediteran tipis, berpasir;lempung
d Lereng Lahan : 15 – 25 %
e Geologi (Batuan) : Perbukitan Kapur
f Kedalaman Tanah (Regolit) : < 25 cm
g Keberadaan sesar/gawir : ada

2. Bencana Alam
a Gempa : Tidak ada
b Tanah Longsor : Ada
c Jenis Banjir : Limpasan

B. FAKTOR MANAJEMEN
a Penggunaan Lahan : Pekarangan, Permukiman
b Infrastruktur : Memotong Lereng
c Kepadatan Pemukiman : <2000
d Penebangan Liar/Perambahan : Tidak ada
e Konservasi Tanah dan Air : Tidak diterapkan
Kegiatan RHL yg telah
g : -
dilaksanakan
KESIMPULAN
Penyebab Longsor :
a. Kemiringan lereng yang cukup curam yaitu 25-40 % berpotensi terjadi longsor
b. Lapisan tanah yang sangat dangkal < 25 cm di atas batuan kapur, banyak ditemukan
singkapan batuan. Jika terjadi hujan, menjadi bidang luncur untuk tanah di atasnya
c. Terdapat patahan/struktur geologi yang diindikasikan dengan adanya kelurusan sungai
d. Terdapat pemotongan lereng untuk jalan dan pemukiman tanpa teknik penguatan lereng
e. Banyak dijumpai tanaman semusim di atas zona longsor, sehingga memicu tingginya
akumulasi air dan menyebabkan tingkat kejenuhan tanah menjadi tinggi (melebihi
kemampuan tanah mengikat air)

Rekomendasi :

a. Vegetatif : Upaya penanaman yang didasarkan pada tipologi tanaman serta ketinggian
lokasi penanaman
b. Teknis : Upaya penutupan rekahan agar tidak menjadi media untuk infiltrasi air untuk
mengantisipasi longsor susulan
CATATAN
• Peta yang ditampilkan agar dibuat representatif (disertai informasi pendukung
setidaknya sungai beserta legenda)
• Peta disertai dengan rekapitulasi tabel data berikut luasan dan presentase
• Data hasil overlay ditampilkan beserta pivot data dan deskripsi singkat
• Koordinasi dengan Tim pusat untuk setiap kejadian bantal yang akan
dilaporkan

KONSEP DALAM PENYUSUNAN LAPORAN BANJIR DAN TANAH LONGSOR :


1. Konsep bantal : potensi dan pemicu
2. Konsep DAS : penentuan DTA banjir
3. Konsep tata air: Manning untuk kapasitas, Rasional untuk debit, plus sedimen
untuk penyempitan
4. Konsep lahan : lahan kritis, pl, kws, tanah, lereng
5. Konsep geomorf: bentuk lahan, struktur geologi,
6. Konsep perencanaan, pengelolaan DAS ➔rpdas, tata ruang, sosial
kelembagaan rhl untuk rekomendasi
TERIMA KASIH
RENCANA PRAKTEK
PENYUSUNAN LAPORAN BANTAL

1. Dibagi kelompok tema laporan berdasarkan region


2. Masing-masing kelompok menyusun laporan berdasarkan kriteria
berikut :
a. Laporan banjir limpasan : Sumatera, sulawesi, Maluku
b. Laporan banjir bandang : Papua, Bali nusra
c. Laporan banjir genangan : Kalimantan
d. Longsor : Jawa ➔ PJ, Citali, Cimata,
e. Bantal pada DAS besar beberapa titik ➔ Solo, SOP
3. Masing-masing BPDASHL mempresentasikan hasil penyusunan
laporan di wilayah kerja masing-masing

Anda mungkin juga menyukai