GEOHIDROLOGI
Daerah Aliran Sungai (DAS) sebagai Ruang
Oleh :
1. Rahma Dinda : 17.1000.5531.010
2. Yulianita : 17.1000.5531.011
3. Reberto : 17.1000.5531.003
4. Gilang Perdana : 17.1000.5531.026
Dosen :
Rahmi Novia Putri, M.Sc
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji dan syukur senantiasa saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah sehingga kami dapat menyelesaikan tugas
untuk membuat makalah GeoHirologi yang berjudul “Daerah Aliran Sungai
(DAS) Sebagai Ruang”. Tujuan Makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dari
mata kuliah Geohidrologi.
1 Rahmi Novia Putri, S.Pd, M,Sc selaku dosen mata kuliah GEohidrologi.
2 Teman-teman kami yang telah membantu penyususan makalah ini. Kami
mohon maaf jika terdapat kekurang sempurnaan dalam penyusunan makalah
ini, hal ini karena keterbatasan kami. Semoga makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca semua.
Amin.
Wassalamua’alaikum Wr Wb.
Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah suatu wilayah daratan yang secara
topografi dibatasi oleh punggung-punggung bukit yang berfungsi menerima,
menampung, menyimpan dan mengalirkan air hujan untuk kemudian
menyalurkannya ke waduk, danau, dan laut sebagai muara akhir melalui sungai
utama (Asdak, 2004). Pada Pengelolaan DAS kemudian dikenal istilah Sub DAS
yang merupakan order pertama dari DAS, dengan kata lain Sub DAS adalah
catchment area yang terdiri dari kumpulan sungaisungai cabang yang membentuk
sungai utama.
Penilaian terhadap kerusakan DAS dan Sub DAS. Karena lahan kritis
merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan, kehilangan atau berkurangnya
fungsi sehingga tidak mampu lagi berperan sebagai unsur produksi pertanian, baik
untuk pengatur tata air maupun perlindungan lingkungan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui penyebab dan faktor yang berkontribusi terhadap kekritisan Sub
DAS Biyonga yang merupakan hulu catchment area Danau Limboto. Diharapkan
hasil ini menjadi bahan pertimbangan dalam penyusunan rancangan rehabilitasi
lahan kritis kepada BPDAS Bone Bolango, Dinas Kehutanan setempat dan stake
holders terkait
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penulisan makalah ini
yaitu :
1. Untuk mengetahui teknik Deliniasi DAS ?
2. Untuk mengetahui faktor penyebab kekritisan DAS ?
3. Untuk mengetahui parameter/indicator kekritisan DAS ?
4. Untuk mengetahui analisis kekritisan DAS ?
BAB II
Pembahasan
2.1 Teknik Deliniasi DAS
Delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu batas
yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu,
suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah
ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area).
Lahan Kritis, Secara visual di lapangan lahan kritis nampak gundul, gersang,
permukaan lahan nampak dominasi pasir, terkadang muncul batuan dipermukaan
tanah akibat adanya erosi, kondisi ini umumnya terdapat pada lahan berbukit dan
berlereng curam. Pada catchment area Sub DAS Biyonga banyak dijumpai lahan
berupa alang-alang dan semak. Pohon pada lahan tersebut tidak dapat lagi tumbuh
dengan baik, hal itu merupakan indikator bahwa lahan telah mengalami kekritisan.
Keadaan tersebut disebabkan karena lapisan subur tanah relatif dangkal, sehingga
jenis tanaman yang memiliki perakaran dangkal dapat cepat mengkonsumsi unsur
hara. Berbeda ketika jenis tanaman perakaran dalam yang tumbuh pada daerah
tersebut, tanaman terlihat kerdil karena ketika akar tanaman telah tumbuh semakin
ke dalam maka akan sulit untuk mendapatkan unsur hara. Kondisi ini diperburuk
oleh kandungan batuan sehingga akar mulai staknan untuk terus tumbuh ke bawah
1. Solum tanah.
Adapun solum tanah adalah bagian dari profil tanah yang terbentuk sebagai
akibat proses pembentukan tanah, Solum menggambarkan suatu kedalaman
di bawah permukaan walaupun tidak begitu pasti. Semakin rendah solum
tanah pada AS dapat menyebabkan tingginya anka kekritisan DAS.
2. Lereng
Lereng merupakan kemiringah lahan yang ada di sekitas DAS, semakin
tinggi lereng sebuah lahan maka akan sejalan dengan tingginya angka
kekritisan DAS
3. Geologi (batuan sikapan)
4. Morfoerosi
Morfoerosi ada Kekritisan DAS mengacu pada erosi jurang dan tebing
sungai, jika semakin tinggi erosi pada jurang dan tebing sungai menunjukan
tingginya angka kekritisan DAS yang wilayah tersebut.
5. Jenis tanah terhadap kepekaan erosi
Semakin tinggi jenis tanah pada DAS tersebut terhadap kepekaan erosi
maka semakin tinggi pula angka kekritisan DAS tersebut.
a. Penutupan Lahan
b. Kemiringan Lereng
d. Manajemen Lahan
Keterangan:
TLK : Tingkat Lahan Kritis
KHL : Kawasan Hutan Lindung
KBP : Kawasan Budidaya Pertanian
PL : Penutupan Lahan
KL : Kemiringan Lereng
TBE : Tingkat Bahaya Erosi
MLH : Manajeman Lahan
BAB III
Penutup
3.1 Kesimpulan
Delineasi adalah suatu bagian lanskap yang ditunjukkan oleh suatu
batas yang tertutup pada suatu peta tanah yang menentukan suatu areal tertentu,
suatu bentuk tertentu, dan suatu lokasi tertentu dari satu atau lebih komponen tanah
ditambah inklusi, dan atau areal sisa (miscellaneous land area).
3.2 Saran
Daftar Pustaka