Anda di halaman 1dari 8

Analisis Karakteristik DAS Menggunakan Perangkat Lunak

Sistem Informasi Geografis


Disusun untuk memenuhi tugas Pemrosesan Data

Oleh :
Syakira Trisnafiah 270110140043
Nur Hasanah

270110140085

KELAS A

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJAJARAN
JATINANGOR
2016

Pendahuluan
DAS (Daerah Aliran Sungai) merupakan satu kesatuan ekosistem yang unsurunsur utamanya
terdiri atas sumber daya alam tanah, dan air. Hampir semua wilayah Indonesia terbagi habis
dalam DAS. Oleh karena itu, perlu lah dilakukan suatu upaya pengelolaan DAS DAS yang
terdapat di Indonesia. Untuk melakukan pengelolaan DAS berdasarkan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai perlu
dilakukan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi (monev), serta
pembinaan dan pengawasan. Tahapan pertama yang dilakukan dalam pengelolaan DAS adalah
tahap perencanaan. Pada tahapan ini pelaksanaan pernacanaan dapat dilakukan dengan
menggunakan perangkat lunak GIS (Geographic Information System) Geographic Information
System.
(GIS) merupakan teknik berbasis computer untuk memasukan, mengolah, dan menganalisis data
objek permukaan bumi dalam bentuk grafis, koordinat, dan data base, dimana hasilnya bias
menggambarkan sebuah fenomena spasial. Sesuai dengan fungsinya GIS dapat menggambarkan
bentuk DAS sesuai dengan data yang di Input. Salah satu DAS terbesar di Indonesia adalah
Bengawan Solo dengan luas 1.594.716,22 Ha. DAS ini termasuk ke dalam SWP DAS Bengawan
Solo dengan 102 sub DAS. Salah satu sub DAS terbesar yang masih memiliki 20 sub sub DAS
adalah sub DAS Kali Madiun. Pada praktikum ini, akan dibahas mengenai tahapan awal
pengelolaan DAS yaitu tahap perencanaan pada sub DAS Kali Madiun. Salah satu kegiatan awal
dari perencanaan pengelolaan DAS adalah penyiapan batas. Penyiapan batas dapat dilakukan
dengan menggunakan perangkat lunak GIS. Penggunakan Aplikasi GIS ini bertujuan untuk
mengenali karakteristik DASdengan menampilkan penampang DAS, membatasi DAS, dan
menghitung luas DAS secara lebih cepat dan praktis. Mengingat pentingnya pemahaman
mengenai pengaplikasian perangkat lunak GIS bagi mahasiswa kehutanan untuk melakukan
analisa guna pengelolaan DAS, perlu adanya praktikum untuk mengetahui bagaimana cara
membatasi DAS, menghitung luas DAS, dan karakteristik lainnya dari DAS.

Isi
Isi dari tulisan ini adalah cara penggunaan GIS dalam aplikasi pengelolaan DAS dan
karakteristik biofisik DAS, yaitu jaringan alur sungai, batas, dan luas DAS.
Alat yang digunakan adalah software ArcGIS-ArcMap, Laptop dan alat tulis. Sedangkan bahan
yang digunakan adalah data dasar Digital Elevation Model (DEM) yang dituangkan dalam
Shuttle Radar Topography Modelling (SRTM), batas Sub-DAS Kali Madiun, DAS Solo, dan
BPDAS Solo.

Analisis
Sub DAS KaliMadiun termasuk ke dalam DAS Bengawan Solo. DAS ini terbagi ke dalam dua
povinsi yaitu provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur. Aliran air mengalir dari Sub DAS
Bengawan Solo Hulu dan dari Sub DAS Kali Madiun yang kemudian keduanya bertemu di
Ngawi dan mengalir ke hilir hingga Lamongan. Strategi pengembangan Sub-DAS Kali Madiun
yang merupakan bagian wilayah Sungai Bengawan Solo diatur dalam beberapa peraturan
daerah, diantaranya dalam Peraturan Daerah Kabupaten Madiun Nomor 9 Tahun 2011 Tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Madiun Tahun 2009-2029dan Peraturan Daerah
Kabupaten Ponorogo Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Ponorogo Tahun 2012-2032. Dalam rangka mewujudkan pelaksanaan DAS terpadu antara kota
kota yang dilalui oleh sub DAS kali madiun perlu dilakukan upaya untuk mengkoordinasikan,
mengintegrasikan, mensinkronisasikan, dan mensinergikan Pengelolaan DAS dalam rangka
meningkatkan Daya Dukung DAS sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 37 Tahun 2012 Tentang Pengelolaan Daerah Aliran
Sungai.Pengelolaan DAS sendiri adalah upaya manusia dalam mengatur hubungan timbal balik
antara sumberdaya alam dengan manusia di dalam DAS dan segala aktivitasnya, agar terwujud
kelestarian dan keserasian ekosistem serta meningkatnya kemanfaatan sumberdaya alam bagi
manusia secara berkelanjutan. Dalam perencanaannya pengelolaan DAS dilakukan dalam satu
unit kelola DAS. Salah satu dari upaya pengelolaan DAS terpadu adalah dengan menetapkan
batas dari DAS tersebut.Pentapan batas ini dapat dilakukan dengan menggunakan aplikasi GIS.

Dengan membatasi DAS dapat dianalisa jaringan alur sungai secara kuantitatif, misalnya luas,
panjang dan lebar, kemiringan, orde & tingkat percabangan sungai, dan kerapatan sungai.
Untuk luas dan keliling dari sungai dapat dihitung dengan menggunakan tools yang terdapat
pada perangkat lunak Arc Map. Untuk dapat mengetahui luas dan keliling dari DAS maka data
sub DAS kali madiun yang masih berbentuk data raster dirubah ke data feature. Setelah itu, data
feature yang masih menggunakan koordinat derajat dirubah pula ke dalam data UTM. Data ini
dirubah melalui tools projection and transformation, sehingga koordinat dinyatakan dalam meter
dengan zona 49 S WGS 1984.
Hasil analisa data mengenai panjang sungai (Length) ditampilkan dalam tabel 1dengan panjang
sebesar 3.753.927,86 m(tabel 2). Panjang ordo terpanjang adalah ordo 1 sebesar 1.854.268,83 m.
Ordo terbanyak juga masih dimiliki oleh ordo 1 dengan jumlah ordo 1.075. Luas sub DAS Kali
Madiun berdasarkan hasil perangkat lunak GIS adalah 369.919,36Ha. Sementara itu,
berdasarkan Instruksi Menhut No : INS.3/Menhut-II/2009 dengan Lampiran Surat Edaran No :
SE.02/V-SET/2009, Tentang Penetapan Wilayah Kerja BPDASluas sub DAS kali madiun adalah
371.591,58 Ha. Luasan ini berbeda dengan hasil yang telah didapatkan berdasarkan hasil
perhitungan perangkat lunak Arc GIS. Perbedaan ini mungkin diakibatkan perbedaan waktu
ataupun pengolahan data yang dilakukan. Pengukuran luas secara manual dapat dilakukan
dengan menggunakan metode dot grid ataupun pengukuran di lapangan.
Selanjutnya karakteristik yang diamati adalah keliling/ perimeter dari sub DAS kali madiun.
Berdasarkan perhitungan perangkat lunak Arc GIS didapatkan hasil 14.494.303,57 m(tabel 2).
Hasil perhitungan secara manual dapat dilakukan dengan menetukan batas DAS atau sub DAS
pada peta kemudian mengukurnya dengan menggunakan curvimeter. Terdapat karakteristik lain
yang dapat diamati dari data yang telah didapatkan berdasarkan pengolahan data oleh perangkat
lunak Arc GIS, misalnya tingkat percabangan sungai (Rb), kerapatan sungai (D), dan bentuk
DAS (Rc).
Tingkat percabangan sungai atau bifurcation ratio berdasarkan hukum horton adalah rasion
geometri antara jumlah aliran dalam suatu ordo ke ordo berikutnya. Percabangan sungai
dianalisa menggunakan metode Strahler. Berdasarkan teori nya dengan tingkat percabangan
seperti ini maka air sungai sulit meluapdan jarang terjadi banjir, karena air terkumpul secara
pelan-pelan.Nilai Rb yang tinggi mengindikasikan bahwa daerah tersebut memiliki pelapisan
batuan dengan lereng yang terjal dan jarak antara lembah yang sempit dibatasi oleh dinding yang
terjal pula. Di lain pihak, nilai Rb yang kecil mengindikasikan bahwa control geologi yang tidak
dominan. Selain itu, pada Rb<3, maka alur sungai mempunyai kenaikan muka air banjir dengan
cepat dan penurunannya lambat. Dari data yang di dapat pada tabel1, dapat dilihat bahwa nilai
tingkat percabangan sungai sangat rendah dan berada dibawah satu. Hal ini menunjukkan bahwa
pada subDAS kali madiun pengaruh control geologi termasuk kecil.

Kerapatan sungai adalah suatu angka indeks yang menunjukkan banyaknya anak sungai di
dalam suatu DAS.Dari hasil perhitungan di dapatkan bahwa nilai dari kerapatan sub DAS kali
madiun adalah 1,01 km/km2. Artinya adalah pada setiap luasan 1 km2 terdapat sungai dengan
panjang sungai 1,01 km. Kerapatan sungai ini dipengaruhi oleh formasi geologi dan mencirikan
karakteristik sungai,yang meliputi profil, pola aliran, dan genetis sungainya.
Bentuk DAS atau basin circularity mempengaruhi waktu konsentrasi air hujan yang mengalir
menuju outlet. Semakin bulat bentuk DAS berarti semakin singkat waktu konsentrasi yang
diperlukan, sehingga semakin tinggi fluktuasi banjir yang terjadi. Sebaliknya semakin lonjong
bentuk DAS, waktu konsentrasi yang diperlukan semakin lama sehingga fluktuasi banjir semakin
rendah.Bentukbentuk dari DAS pada umumnnya adalah bulu burung, radial, dan paralel.
Semakin mendekati satu maka bentuk DAS akan semakin menyerupai lingkaran. Salah satu cara
untuk menentukan bentuk DAS dapat diketahui dngan terlebih dahulu menentukan nilai Rc nya.
Pada sub DAS kali madiun nilai dari bentuk DAS adalah 0,00022. Hal ini menunjukkan bahwa
nilai bentuk DAS yang dimiliki oleh kali madiun mendekati nilai satu, sehingga dapat
disimpulkan bahwa bentuk dari kali madiun adalah memanjang. Bentuk memanjang ini
menyebabkan air dari sungai atau hulu butuh waktu yang lama untuk sampai ke hilir, sehingga
potensi banjir menjadi lebih rendah.

Kesimpulan
Pengelolaan DAS dapat dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak GIS. Penggunaan
perangkat lunak GIS, yaitu Arc map dapat mempermudah dalam melakukan analisis DAS guna
mendukung pengelolaan DAS terpadu seperti yang dimaksudkan ke dalam PP No 37 tahun 2012
tentang Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Salah satu data yang dapat dianalisa melalui
perangkat lunak GIS adalah data karakteristik biofisik DAS. Karakteristik biofisik DAS ini
meliputi yaitu jaringan alur sungai, batas, dan luas DAS. Dari aplikasi ini dapat diketahui luas
dan keliling sub DAS kali madiun, yaitu 369.919,36Ha dan 14.494.303,57 m. Selain itu, di
dapatpula informasi mengenai Rb dimana nilai Rb berada di bawah 3 sehingga sub DAS kali
madiun memiliki karakteristik mempunyai kenaikan muka air banjir dengan cepat dengan
penurunan yang lambat. Berdasarkan GIS ini pula dapat diketahui nilai kerapatan sungai sebesar
1,01 dan bentuk sungai (Rc) yang memanjang.

Daftar Pustaka
Caesari, A. 2006. Survai Tutupan Lahan di DAS Deli Kabupaten Karo dan Deli Serdang, Kota
Medan, Propinsi Sumatera Utara. EnvironmentalServices Program USAID [terhubung berkala].

http://www.esp.or.id/category/pengelolaan-das/r-0189.pdf. (28 Februari 2013).


iptek.its.ac.id/index.php/geoid/article/view/583
https://html2-f.scribdassets.com/61sirtns8w36gy8m/images/8-a035898cde.jpg
http://geo.ugm.ac.id/wp-content/uploads/2013/05/Ekstraksi-Morfometri-Daerah-AliranSungai.pdf
https://www.academia.edu/5262797/

Anda mungkin juga menyukai