Anda di halaman 1dari 29

Hidrograf banjir rencana pada berbagai periode ulang

Kelompok 7

Moch. Very Ardiansyah (211910301103)


Deasy Safitri Arisandiani (211910301106)
Jihan Quanthias Wahyu Widodo (211910301110)
Satryo Pambudi (211910301119)
Sulistiyawati (211910301124)
Aliran banjir yang berfluktuasi bisa
DEBIT BANJIR
RANCANGAN digambarkan sebagai hydrograph bajir dan
• Debit banjir rancangan adalah debit banjir terbesar tahunan dengan dipisahkan antara aliran dasar dengan
suatu kemungkinan terjadi yang tertentu, atau debit dengan suatu aliran dampak langsung dari hujan atau
kemungkinan periode ulang tertentu. sering disebut Direct Run Off (DRH)

Debit banjir rencana adalah debit maksimum yang mungkin terjadi pada
suatu daerah dengan peluang kejadian tertentu. Untuk menaksir banjir
rencana digunakan cara hidrograf satuan yang didasarkan oleh
parameter dan karakteristik daerah pengalirannya.

Metode analisa debit banjir rancangan pemilihannya sangat bergantung


pada kesesuaian parameter statistik dari data yang bersangkutan, atau
dipilih berdasarkan pertimbangan-pertimbangan teknis lainnya.
Periode ulang

Dalam seri waktu data peristiwa hidrologi akan dijumpai besaran (harga) suatu peristiwa yang mempunyai harga sama atau lebih besar beberapa
kejadian dalam seri waktu tersebut. Misal:
Dalam waktu pengamatan 100 tahun terjadi rata – rata 4 kali peristiwa hidrologi yang mempunyai harga sama atau lebih besar, maka Masa
Ulang (T) dari peristiwa hidrologi tersebut adalah 25 tahun
Jadi peristiwa tersebut akan terjadi rata – rata satu kali dalam 25 tahun.
Artinya untuk 100 tahun, peristiwa hidrologi 25 tahunan terjadi 4 kali dan tidak harus berurutan 25 tahun sekali.
Interval waktu rata – rata dari suatu peristiwa akan disamai atau dilampaui satu kali disebut masa ulang (return period)
Periode ulang juga bisa disebut Probabilitas dapat dinyatakan dengan
P=1/T
Periode Ulang/ Probability
Probabilitas bahwa suatu kejadian atau peristiwa akan terjadi
dalam satu tahun mempunyai bentuk P(Q≥QT)=1/T

Contoh :
Debit banjir dengan periode ulang T=25 tahun adalah Q25 = m³/dt.
maka :
• Peluang kejadian dari debit Q25 setiap tahun adalah
1/T = 1/25 = 0,04 = 4%
• Peluang tidak terjadi debit Q25 setiap tahun adalah
1-1/T = 1-0,04 = 0,96 = 96%
• Peluang debit Q25 akan terjadi paling tidak satu kali dalam 2 tahun yang berurutan
P(Q≥QT) = 1-P(Q) = 1-(1-1/25)² = 1-0,92 = 0,08 = 8%
• Analisis Frekuensi 2. Metode Empiris

Distribusi Peluang
• Distribusi Gumbel • Rasional
• Distribusi Pearson • Hasper
Tipe III • Weduwen
• Distribusi Log • Melchior
Pearson Tipe III DEBIT BANJIR • Dll
• Distribusi Normal
• Distribusi Log RENCANA
Normal

• HSS Synder
3. Unit Hidrograf (UH) • HSS Nakayasu
Uji Kecocokan :
• Chi-Kuadrat • HSS ITS 2
• Smirnov • HSS Gamma
Kolmogorov • HSS ITS
• Dll
ANALISIS FREKUENSI

Semua data hidrologi dari suatu catchment


Proses terjadinya banjir sangat ditentukan oleh kejadian alam seperti banjir maksimum tahunan, tinggi hujan
maksimum tahunan, temperatur maksimum
yang kompleks. Banyak sekali parameter yang mempengaruhi
tahunan, yang bisa dikumpulkan secara
sehingga sangat sulit dimodelkan secara analitis. Contohnya
kontinu selama beberapa tahun merupakan
banjir dari suatu daerah tergantung oleh karakteristik basin, data seri atau data series.
kondisi hujan serta tingkat kejenuhan catchment dan faktor lain
yang spesifik dari daerah tersebut.

Salah satu cara untuk memperkirakan banjir adalah dengan


metode statistik yaitu Frequency Analysis.

Tujuan: Mencari hubungan

antara besarnya kejadian ekstrim terhadap frekuensi kejadian dengan


menggunakan distribusi peluang/probabilitasa
METODE EMPIRIS

1.Analisis Debit Banjir Rencana Metode Rasional


Metode yang paling sering digunakan untuk mengestimasi debit di suatu daerah aliran sungai dimana tidak ada data
pengamatan debitnya. Dalam hal ini besarnya debit tersebut merupakan fungsi dari luas DAS, intensitas hujan,
keadaan pemukaan tanah yang dinyatakan dalam koefisien limpasan dan kemiringan sungai.

Debit banjir dirumuskan secara generik sebagai berikut:


Q = C. I . A
Untuk kepentingan kepraktisan dalam penentuan satuan, maka :
Qp = 0.278 . C . I . A
Dimana :
Qp = debit puncak (m3/det)
C = koefisien limpasan
I = Intensitas hujan dengan durasi sama dengan waktu konsentrasi banjir (mm/jam)
A = luas daerah aliran sungai (km2)
2. Analisis Debit Banjir Rencana Metode Der Weduwen
Untuk menghitung debit rancangan dengan metode Der Weduwen didasarkan
pada rumus disamping :

Dimana :
Qn = debit rancangan (m3/dt) dengan kala ulang n tahun
Rn = curah hujan rancangan (mm/hari) periode ulang n tahun
D = koefisien limpasan air hujan
E = koefisien pengurangan luas untuk curah hujan di daerah aliran sungai
qn = luasan curah hujan (m3/dt.km2)
A = luas DAS
t = lamanya hujan, jam
L = panjang sungai, km
I = kemiringan sungai
3. Analisis Debit Banjir Rencana Metode Haspers
Metode yang digunakan untuk mengestimasi debit rancangan. Persamaan umum yang digunakan adalah :
αβ
Qi = α x β x A x qt
Dengan :
Dimana :
α = Koefisien pengaliran
β = Koefisien reduksi
t = Waktu konsentrasi (jam)
A = Luas DAS (km2)
L = Panjang sungai (km)
i = kemiringan sungai rerata
R24 = Curah hujan rancangan (mm)
Rt = Intensitas hujan
Qt = Hujan maksimum (m3/km3/det)
METODE UNIT HIDROGRAF

1.Metode Hidrograf Satuan Sintetik Snyder


Dalam permulaan tahun 1938, F.F. Snyder dari Amerika Serikat telah mendapatkan dan mengembangkan hidrograf satuan DAS
di Amerika Serikat yang berukuran 30 Sampai 30.000 Km2 dengan menghubungkan unsur-unsur hidrograf satuan dengan
karakteristik DAS akibat hujan 1 cm.
Unsur-unsur hidrograf tersebut dihubungkan dengan:
a. Debit puncak ( , m3/dt)
b. Waktu dasar ( , jam )
c. Durasi hujan ( , jam)
Karakteristik DAS yang dimaksud adalah :
a. Luas DAS ( A, Km2 )
b. Panjang aliran utama ( L, Km)
c. Jarak antara titik berat DAS dengan outlet yang diukur disepanjang aliran utama
( Km)
Rumus-rumus dalam hidrograf satuan sintetik snyder adalah sebagai berikut :
• Tp = C t (L Lc )^0,3
• Qp = Cp A/ tp
• T = 3 + (tp/8)
• Td = tp/5,5
Apabila durasi hujan efektif tr tidak sama dengan durasi standar td, maka:
TpR = tp + 0,25 (tr-td)
QpR = Qp tp/tpR
Dimana :
Dengan menggunakan rumus-rumus tersebut di atas dapat digambarkan hidrograf satuan. Untuk memudahkan penggambaran,
berikut ini diberikan beberapa rumus:

Dengan W50 dan W75 adalah lebar unit hidrograf pada debit 50% dan 75% dari debit puncak, yang dinyatakan dalam jam.
Sebagai acuan, lebar W50 dan W75 dibuat dengan perbandingan 1:2; dengan sisi pendek di sebelah kiri dari hidrograf satuan
METODE UNIT HIDROGRAF
2. Metode Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu
Penggunaan metode ini memerlukan beberapa karakteristik parameter daerah alirannya sebagai berikut:
• Tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak hidrograf (time of peak)
• Tenggang waktu dari titik berat hujan sampai titik berat hidrograf (time lag)
• Tenggang waktu hidrograf (time base of hydrograph)
• Luas daerah tangkapan air
• Panjang alur sungai utama terpanjang (length of the longest channel)
• Koefisien pengaliran.
Keterangan :
Rumus Debit Puncak :
Rumus-rumus dari HSS Nakayasu
Diketahui data sebagai berikut!
Carilah debit puncak banjir dengan metode nakayasu!
Daftar Pustaka
Sutapa, I. Wayan. "Kajian Hidrograf Satuan Sintetik Nakayasu Untuk perhitungan Debit Banjir Rancangan
di Daerah Aliran Sungai Kodina." MEKTEK 7.1 (2005).

Sihotang, Rico, Miftah Hazmi, and Debby Rahmawati. "Analisis banjir rancangan dengan metode hss
nakayasu pada bendungan gintung." Proceeding PESAT (Psikologi, Ekonomi, Sastra, Arsitektur &Sipil) 4
(2011).

Damayanti, Alvine Cinta, Lily Montarcih Limantara, and Riyanto Haribowo. "Analisis Debit Banjir
Rancangan dengan Metode HSS Nakayasu, HSS ITB-1, dan HSS Limantara pada DAS Manikin di
Kabupaten Kupang." Jurnal Teknologi dan Rekayasa Sumber Daya Air 2.2 (2022): 313.

Nasional, Badan Standardisasi. "Tata cara perhitungan debit banjir rencana." SNI 2415 (2016): 2016.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai