Anda di halaman 1dari 10

Hidrograf

Hidrograf adalah kurva yang member hubungan antara parameter aliran dan waktu.Parameter
tersebut bias berupa kedalaman aliran (elevasi) atau debit aliran.

Terdapat 2 macam hidrograf yaitu : hidrograf muka air dan hidrograf debit. Hidrograf muka
air dapat ditransformasikan menjadi hidrograf debit dengan menggunakan ratingcurve.

Komponen Hidrograf

1. Aliran permukaan

2. Aliran antara

3. Aliran air tanah

Hujan Efektif dan Aliran langsung

Hujan Efektif (effective rainfall) atau hujan lebihan (excess rainfall) adalah bagian darihujan
yang menjadi aliran langsung di sungai. Hujan efektif adalah sama dengan hujantotal yang
jatuh di permukaan tanah dikurangi dengan kehilangan air.

Kehilangan air (abstraction) meliputi :

 Air yang hilang karena infiltrasi

 tertahan di cekunagn-cekungan di permukaan tanah

 Penguapan

Hujan yang jatuh dipermukaan tanah merpakan fungsi waktu yang biasanya dinyatakandalam
bentuk Histogram. Histogram hujan efektif diperoleh dengan mengurangkankehilangan air
terhadap histogram hujan total.

Metode SCS untuk menghitung hujan efektif

Pe = (P –0,2 S)^2/P+ 0,8 S

Dengan :

Pe : kedalaman hujan efektif (mm)

P : kedalaman hujan (mm)

S : retensi potensial maksimum air oleh tanah,yang sebaian besar adlah karena infiltrasi(mm)

Retensi potensial maksimum dirumuskan :


S = (25400/CN) –254

Dimana CN = Curve Number yang merupakan fungsi dari karakteristik DAS


Hidrograf Satuan merupakan merupakan salah satu metode hidrologi yang paling umum
digunakan untuk menaksir besarnya banjir di suatu aliran sungai yang diakibatkan oleh hujan
di Daerah Aliran Sungai (DAS). Sedangkan pengertian dari Hidrograf sendiri adalah kurva
hubungan antara parameter-parameter suatu aliran dan waktu.

Hidrograf Satuan ini membutuhkan data hujan dan debit aliran dalam proses pembuatannya,
namun jika tidak tersedinya data-data tersebut maka dapat digunakan secara sintetis yang
dikenal sebagai Hidrograf Satuan Sintetis (HSS).

Metode hidrograf sintetis ini dibuat untuk membuat hidrograf limpasan langsung yang
berdasarkan parameter-parameter dari Daerah Aliran Sungai yang telah dikembangkan.
Metode HSS ini sudah sering digunakan untuk menaksir banjir rancangan dan hasil dari
metode ini pun cukup teliti. Di Indonesia, metode perhitungan hidrograf satuan sintetis yang
umum digunakan adalah:
 Metode Snyder

 Metode SCS
 Metode Nakayasu
 Metode Gama-1
 Metode ITB

Di bawah ini akan diringkas dengan padat mengenai metode-metode tersebut.

1. HSS Snyder

Metode ini dikembangkan oleh pakar dari Amerika Serikat yang bernama Franklin F. Snyder
pada tahun 1938. Pada mulanya, metode ini dikembangkan berdasarkan karakteristik DAS di
daerah pegunungan Appalachian di Amerika Serikat.
Pada dasarnya, metode Snyder merupakan metode yang didasarkan pada rumus empiris dan
koefisien empiris yang menghubungkan antara unsur-unsur hidrograf (seperti waktu puncak,
debit puncak, waktu kelambatan dan waktu rencana) satuan dengan karaktersitik dari DAS
(seperti luas DAS, bentuk DAS, topografi, kemiringan saluran, kerapatan sungai dan daya
tampung saluran).

Dari unsur-unsur hidrograf tersebut dihubungkan dengan:

1. A= luas DAS (km2)


2. L= panjang aliran sungai utama (km)
3. Lc= panjang sungai utama (km)
Model hidrograf satuan sintetis menurut Snyder:

1. tp=0,75⋅Ct⋅(L⋅Lc)0,3
2. tr=tp/5,5
3. Qp=0,75⋅Cp.A/tp
4. T=72+3⋅tp atau T=5,56/QpR
Dimana,

 tp= waktu kelambatan (jam)


 Qp= debit puncak (m3/detik)
 T= waktu dasar (jam)
 QpR = debit per satuan luas (m3/detik/km2)
 Ct dan Cp= Koefisien-koefisien yang tergantung dari karakteristik DAS
(besarnya Ct mulai dari 0,75 sampai 3,00 sedangkan Cp di antara 0,90 sampai 1,40)
2. HSS SCS (Soil Conservation Service)

Metode yang pertama kali dikembangkan oleh Victor Mockus pada tahun 1972 di Amerika
Serikat, Soil Conservation Service merupakan nama dari sebuah lembaga yang membawahi
Departemen Pertanian Amerika Serikat.

Hidrograf satuan SCS yang dikembangkan Victor Mockus ini didasarkan dari hasil
pengamatannya terhadap karakteristik hidrograf satuan dari berbagai DAS di Amerika Serikat
entah itu yang berukuran kecil ataupun yang berukuran besar.

HSS SCS ini adalah metode yang menggunakan fungsi hidrograf tanpa dimensi untuk
menyediakan bentuk standar hidrograf satuan. Selain itu, koordinat hidrograf metode ini
sudah ditabelkan, sehingga dapat memudahkan saat proses perhitungan hidrograf.

Dengan begitu, rumus-rumus yang digunakan pada HSS SCS adalah sebagai berikut:

1. tp=0,6⋅Tc
2. Tp=tr/2+tp
3. qp=C⋅A/Tp
Dimana,

 tp= waktu kelambatan/lag time (jam)


 Tc= waktu kosentrasi (jam)
 Tp= waktu naik (jam)
 tr= durasi hujan efektif (jam)
 qp= debit puncak (jam)
 A= luas DAS (km2)
 C= konstanta = 2,08

3. HSS Nakayasu

Metode HSS Nakayasu dikembangkan oleh Dr. Nakayasu pada tahun 1940 di Jepang.
Hidrograf satuan Nakayasu dikembangkan berdasarkan sungai-sungai yang berada di Jepang
yang hingga saat ini masih banyak digunakan di Indonesia.

Penggunaan metode HSS Nakayasu memerlukan beberapa karakteristik parameter dari suatu
DAS seperti debit puncak, luas DAS, hujan efektif, waktu dari permulaan menuju puncak,
waktu konsentrasi, waktu satuan dari curah hujan dan panjang sungai utama.

Dalam hidrograf satuan sintetis dengan pendekatan Nakayasu dapat ditentukan dengan
persamaan dan rumus-rumus sebagai berikut

1. tg=0,21⋅L^0,7 (L<15)
2. tg=L0,058+0,4⋅L (L≥15)
3. tr=0,75⋅tg
4. Tp=tg+0,8⋅tr
5. T0,3=α⋅tg
6. Qp=C⋅A⋅R/3,6(0,3⋅Tp+T0,3)
Dengan kondisi kurva

1. Qa=Qp⋅(1/Tp)^24 untuk (0≤t≤Tp)


2. Qd1=Qp⋅0,3⋅(1−Tp/T0,3) untuk (Tp≤t≤Tp+T0,3)
3. Qd2=Qp⋅0,3⋅(1−Tp+0,5/1,5⋅T0,3) untuk (Tp+T0,3≤t≤Tp+1,5⋅T0,3)
4. Qd3=Qp⋅0,3⋅(1−Tp+1,5⋅T0,3/2⋅T0,3) untuk (t≥Tp+1,5⋅T0,3)
Dimana,

 Qp= debit puncak (m3/dt)


 R= hujan satuan (mm)
 Tp= tenggang waktu dari permulaan hujan sampai puncak banjir (jam)
 T0,3= waktu yang diperlukan oleh penurunan debit, dari puncak sampai 30% dari
debit puncak (jam)
 A= luas daerah pengaliran sampai outlet (km2)

4. HSS Gama-1

Metode ini dikembangkan berdasarkan riset dari Dr. Sri Harto terhadap perilaku hidrologi
pada 30 DAS yang terletak di Pulau Jawa pada dekade 1980-an yang menggabungkan antara
Metode Strahler dan pendekatan Kraijenhorr van der Leur.

Pada HSS Gama 1 ini, variabel yang digunakan dalam perhitungannya merupakan variabel
fisik DAS yaitu morfometri DAS. Hal tersebut membuat metode ini menjadi salah satu upaya
dalam mengatasi kesulitan pada analisis hidrologi terhadap sungai-sungai yang memiliki data
yang terbatas.

Komponen utama yang diperlukan dalam penggunaan metode GAMA-1 ada 3 komponen
dasar yaitu waktu naik, waktu dasar, debit puncak. Berikut uraiannya:

1. TR=0,43⋅(L/100⋅F)^3+1,0665⋅SIM+1,2775
1. TR= waktu naik (jam)
L= panjang sungai (km)
2.
SF= faktor sumber
3.
SIM= faktor simetri
4.
2. Qp=0,1836⋅A^0,5886⋅JN^0,2381⋅TR^−0,4008
1. Qp= debit puncak (m3/detik)
2. JN= jumlah pertemuan sungai
3. TB=27,4132⋅TR^0,1457⋅S^−0,0956⋅SN^0,7344⋅RU.A^0,2574
1. TB= waktu dasar (jam)
2. S= kemiringan sungai rata-rata
3. SN= frekuensi sumber
4. RUA= luas DAS sebelah hulu

Hujan efektif didapat dengan menggunakan metode ∅ indeks yang dipengaruhi fungsi luas
DAS dan frekuensi sumber SN, dirumuskan sebagai berikut :
 ∅=10,4903–3,859⋅10^−6⋅A2+1,6985⋅10^−13⋅(A/SN)^4
o ∅= indeks ∅ (mm/jam)
o A= luas DAS (km2)
o SN= frekuensi sumber

Aliran dasar dapat didekati sebagai fungsi luas DAS dan kerapatan jaringan sungai dengan
persamaan sebagai berikut:

 QB=0,4751⋅A^0,6444⋅A⋅D^0,9430
o QB= aliran dasar (mm/jam)
o A= luas DAS (km2)
o D= kerapatan jaringan luas

Besarnya hidrograf satuan dihitung dengan persamaan eksponensial sebagai berikut

 Qt=Qp⋅e^(−t/K)

5. HSS LIMANTARA
HSS yang telah dikembangkan oleh para pakar antara lain:
HSS Snyder, HSS Nakayasu, HSS SCS, HSS Gama I, HSS
Limantara
HSS Limantara:
- Asal: Indonesia
- Penemu: Lily Montarcih Limantara, tahun 2006.
- Lokasi penelitian di sebagian Indonesia:
1. Jawa (6 DAS, 67 Sub DAS)
2. Bali (2 DAS, 13 Sub DAS)
3. Lombok (1 DAS, 5 Sub DAS)
4. Kalimantan Timur (1 DAS, 9 Sub DAS).
Hidrologi Terapan

PARAMETER FISIK DAS


1. Luas DAS (A)
2. Panjang sungai utama (L)
3. Panjang sungai diukur sampai titik terdekat
dengan titik berat DAS (Lc)
4. Kemiringan sungai (S)
5. Koefisien kekasaran (n)

PERSAMAAN DEBIT PUNCAK


Qp = 0,042.A0,451.L0,497.Lc0,356.S-0,131.n0,168
Dengan :
Qp = debit puncak banjir hidrograf satuan
(m3/dt/mm)
A = luas DAS (km2)
L = panjang sungai utama (km)
Lc = panjang sungai dari outlet sampai titik terdekat dengan titik berat DAS (km)
S = kemiringan sungai utama
n = koefisien kekasaran DAS
0,042 = koefisien untuk konversi satuan (m0,25/dt)

PERSAMAAN KURVA NAIK


Qn= Qp. [(t/Tp)]1,107
Dengan:
Qn = debit pada persamaan kurva naik (m3/dt/mm)
Qp = debit puncak hidrograf satuan (m3/dt/mm)
t = waktu hidrograf (jam)
Tp = waktu naik hidrograf atau waktu mencapai
puncak hidrograf (jam)
Hidrologi Terapan

PERSAMAAN KURVA TURUN


Qt= Qp.100,175(Tp – t)
Dengan:
Qt = debit pada pers kurva turun (m3/dt/mm)
Qp = debit puncak hidrograf satuan (m3/dt/mm)
Tp = waktu naik hidrograf atau waktu mencapai puncak hidrograf (jam)
t = waktu hidrograf (jam)
0,175 = koefisien untuk konversi satuan (dt-1)

PERKIRAAN WAKTU PUNCAK (Tp)


Rumus Nakayasu sbb:
Tp = tg + 0,8 tr
dengan:
Tp = tenggang waktu (time lag) dari permulaan hujan sampai puncak banjir → jam
tg = waktu konsentrasi hujan → jam

Cara menentukan tg:


Jika L ≥ 15 km, maka tg = 0,40 + 0,058 L
L < 15 km, maka tg = 0,21 L0,7
dengan:
α = parameter hidrograf
tr = 0,5 tg sampai tg

Anda mungkin juga menyukai