Anda di halaman 1dari 30

MODUL PRAKTIKUM

GEOFISIKA EKSPLORASI (PTP|PTG-163)


Semester VI T.A 2016/2017

OLEH
TIM ASISTEN

DOSEN PENGAMPU
SONI SATIAWAN, S.T., M.Sc

PROGRAM STUDI TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK KEBUMIAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS JAMBI
2017
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyusun Modul Pratikum Geofisika
Eksplorasi.
Modul Pratikum geofisika eksplorasi ini dibuat untuk memenuhi buku-buku pegangan
dasar untuk Jurusan Teknik Kebumian. Buku ini digunakan agar rekan-rekan dapat mengenal
cakupan kegiatan eksplorasi geofisika, prinsip-prinsip kerja, latar belakang teori, serta
penerapannya dalam ilmu Teknik Kebumian.
Mudah-mudahan buku ini dapat digunakan sebagaimana mestinya. Kritik dan saran
akan diterima untuk perbaikan.

Jambi, 27 Januari 2017

Tim Penyusun
MODUL PRAKTIKUM GEOFISIKA EKSPLORASI
Modul 1 : Metode Gravitasi
Modul 2 : Metode Gaya Berat
Modul 3 : Metode Magnetik
Modul 4 : Metode Seismik Refraksi I
Modul 5 : Metode Seismik Refraksi II
Modul 6 : Metode Seismik Refleksi
Modul 7 : Metode Resistivity

Format laporan.
Judul Pratikum

Nama(NIM) 1

Abstract
Menggambarkan isi laporan dalam Bahasa Inggris.

Keywords: Kata-kata penting ( Dalam Bahasa Inggris).

Sari
Menggambarkan isi laporan dalam Bahasa Indonesia.

Kata kunci: Kata-kata Penting.


1)
Program Studi, Universitas Jambi. Email:

I. PENDAHULUAN Hasil dari pengolahan data yang


Latar Belakang dilakukannya pratikum. dipratikumkan.

II. TEORI DASAR IV. ANALISIS


Landasan Teori yang berkaitan dengan Analisis dari hasi pratikum yang di dapat.
pratikum.

V. KESIMPULAN
II. METODOLOGI
Kesimpulan dari hasil yang dipratikumkan.
Tahapan pratikum dalam bentuk diagram
alir. DAFTAR PUSTAKAK

IV. HASIL DAN PENGOLAHAN DATA


Modul 1
Metoda Gravitasi
Teknik Pengambilan Data Dan Pembacaan Alat Gayaberat

SASARAN
1. Dapat mengakusisi dan mengambil data gayaberat baik yang diukur pada base maupun
lapangan*
2. Dapat mengkonversi skala dari data alat gayaberat
3. Dapat mengkonversi koordinat latitude dan longitude degree ke UTM atau sebaliknya

ALAT dan BAHAN


1. Laptop
2. Aplikasi Ms. Excel
3. Software Golden Surfer (Windows 7, 8, vista)

PENGOLAHAN DATA
1. Konversi Data Gayaberat (Baca Alat)

A B C
Counter Reading Value (mGal) Factor Interval
Konversi skala = 1700 1745.10 1.02628 B + (baca alat -
A)*C 1800 1847.72 1.02629
Contoh soal: 1900 1950.35 1.02630
Hitung konversi hasil pengukuran
2000 2052.98 1.02632
pada alat 2100 2155.61 1.02635 gayaberat LaCoste
Romberg berikut: 2200 2258.25 1.02638
Tabel 1: Data Gayaberat Lapangan C
Stasiu
n x (bujur) y (lintang) Time Baca Alat Skala
Base 10940'20.6" 732'47.1" 8:35 1945.695
C01 10939'21.8" 732'22.4" 9:49 1919.591
10:2
C02 10939'24.8" 732'23.0" 0 1932.971
C03 10939'29.9" 732'27.1" 11:04 1946.662
C04 10939'32.6" 732'28.2" 11:20 1949.094
C05 10939'38.2" 732'32.4" 11:44 1951.132
12:0
C06 10939'43.3" 732'36.5" 0 1951.21
12:1
C07 10939'45.9" 732'38.0" 2 1950.725
12:2
C08 10939'48.3" 732'40.2" 3 1949.515
13:1
C09 10939'51.5" 732'41.7" 2 1950.295
13:3
C10 10939'56.9" 732'45.2" 1 1949.268
13:3
C11 10939'59.2" 732'47.4" 8 1949.57
13:5
C12 10940'04.6" 732'51.4" 5 1949.295
14:0
C13 10940'12.9" 732'54.7" 8 1948.316
14:2
C14 10940'14.4" 732'58.4" 4 1948.733
14:3
C15 10940'17.2" 733'00.4" 2 1948.772
14:4
C16 10940'22.5" 733'03.3" 3 1946.851
15:0
Base 10940'20.6" 732'47.1" 7 1946.319

2. Konversi Koordinat Latitude dan Longitude


Hitung konversi latitude dan longitude data Tabel 1 dengan menggunakan software Golden
Surfer. Adapun langkah pengerjaannya sebagai berikut:
1. Ubah skala koordinat pada Tabel 1 menjadi desimal dengan menggunakan Ms Excel.
Contoh: 10940'20.6" = 109+(40/jumlah menit dalam 1 jam)+(20.6/jumlah detik dalam 1
jam) = 109+(40/60)+(20.6/3600) = 109.6723889
2. Buka Golden Surfer pilih new worksheet (Ctrl W) copy paste data koordinat
desimal ke worksheet pada software Surfer Data New Projected Coordinates
Ubah source coordinate system pilih predefined geographic (lat/lon) pilih world
geodetic system 1984 OK kemudian ubah target coordinate system pilih
projected systems pilih UTM Asia Indonesia Indonesia UTM Zone 49S
OK OK
3. Data UTM akan muncul pada kolom 3 dan 4. Setelah itu copy paste data UTM ke data
Tabel 1.
TUGAS PENDAHULUAN

1. Konversikan koordinat Latitude dan Longitude berikut ke dalam UTM dengan


menggunakan software GoldenSurfer

Sts x (long) y (lat)


10940'20. 732'47.
Base 6'' 0''
10940'27. 732'26.
C1B 4'' 9''
10940'30. 732'25.
C1R 0'' 0''
10940'26. 732'25.
C2R 9'' 5''
10940'23. 732'25.
C3R 9'' 5''
10940'20. 732'25.
C4R 9'' 1''
10940'18. 732'24.
C5R 4'' 9''
10940'15. 732'23.
PRG 5'' 5''
10940'11. 732'25.
C7R 5'' 3''
10940'06. 732'25.
C8R 7'' 0''
10940'03. 732'25.
C9R 1'' 2''
C10 10939'56. 732'25.
R 3'' 1''
C11 10939'51. 732'23.
R 8'' 0''
C12 10939'51. 732'25.
R 8'' 2''
C13 10939'48. 732'25.
R 7'' 1''
C14 10939'45. 732'25.
R 7'' 1''
C15 10939'41. 732'24.
R 5'' 9''
10940'20. 732'47.
Base 6'' 0''

2. Buat resume tentang Metode Gayaberat serta Koreksi Gayaberat.


3. Jelaskan perbedaan Complete Bouguer Anomaly (CBA) dan Simple Bouguer Anomaly
(SBA).
MODUL 2
METODE GAYABERAT

SASARAN
1. Mengetahui data-data yang dibutuhkan untuk melakukan koreksi data gayaberat dan
magnetik.
2. Dapat menghitung nilai CBA dan membuat peta CBA dengan menggunakan software
Surfer.

TEORI DASAR

Metode gaya berat (gravitasi) adalah salah satu metode geofisika yang didasarkan pada
pengukuran medan gravitasi. Pengukuran ini dapat dilakukan di permukaan bumi, di kapal
maupun di udara. Dalam metode ini yang dipelajari adalah variasi medan gravitasi akibat variasi
rapat massa batuan di bawah permukaan sehingga dalam pelaksanaannya yang diselidiki adalah
perbedaan medan gravitasi dari suatu titik observasi terhadap titik observasi lainnya. Metode
gravitasi umumnya digunakan dalam eksplorasi jebakan minyak (oil trap). Disamping itu metode
ini juga banyak dipakai dalam eksplorasi mineral dan lainnya.

Prinsip pada metode ini mempunyai kemampuan dalam membedakan rapat massa suatu
material terhadap lingkungan sekitarnya. Dengan demikian struktur bawah permukaan dapat
diketahui. Pengetahuan tentang struktur bawah permukaan ini penting untuk perencanaan
langkah-langkah eksplorasi baik minyak maupun mineral lainnya. Untuk menggunakan metode
ini dibutuhkan minimal dua alat gravitasi, alat gravitasi yang pertama berada di base sebagai alat
yang digunakan untuk mengukur pasang surut gravitasi, alat yang kedua dibawa pergi ke setiap
titik pada stasiun mencatat perubahan gravitasi yang ada. Biasanya dalam pengerjaan
pengukuran gravitasi ini, dilakukan secara looping.

Hukum Gravitasi Newton

Pada dasarnya gravitasi adalah gaya tarik menarik antara dua benda yang memiliki rapat massa
yang berbeda, hal ini dapat diekspresikan oleh rumus hukum Newton sederhana sebagai berikut:
Dengan menggunakan rumus dasar inilah maka survey geofisika metode gravitasi dapat
dilakukan, namun seperti halnya metode geofisika lainnya, tentu saja metode ini memiliki
koreksi. Koreksi dalam metode gaya berat adalah sebagai berikut :

a. Koreksi baca alat/skala

Koreksi baca alat adalah koreksi yang dilakukan apabila terjadi kesalahan dalam pembacaaan
alat gravitasi yang digunakan. Rumus umum dalam pembacaan alat dapat ditulis sebagai
berikut :

Read (mGal) = ((Read (scale)-Interval) x Counter Reading) + Value in mGal

b. Koreksi pasang surut (tidal)

Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh gravitasi benda-benda di luar bumi seperti
bulan dan matahari, yang berubah terhadap lintang dan waktu. Untuk mendapatkan nilai pasang
surut ini maka, dilihatlah perbedaan nilai gravitasi stasiun dari waktu ke waktu terhadap base.
Gravitasi terkoreksi tidal dapat ditulis sebagai berikut :
dimana:

c. Koreksi apungan (drift)

Koreksi apungan akibat adanya perbedaan pembacaan gravity dari stasiun yang sama pada
waktu yang berbeda, yang disebabkan karena adanya guncangan pegas alat gravimeter selama
proses transportasi dari suatu stasiun ke stasiun lainnya.

dimana :

Sehingga dapat dikatakan bahwa gravitasi terkoreksi drift (g std) adalah :


g std (n) = gravitasi terkoreksi drift pada stasiun ke n

g st(n)= gravitasi terkoreksi tidal pada stasiun ke n

d. Koreksi lintang

Koreksi ini dilakukan karena bentuk bumi yang tidak sepenuhnya bulat sempurna, tetapi pepat
pada daerah ekuator dan juga karena rotasi bumi. Hal tersebut membuat ada perbedaan nilai
gravitasi karena pengaruh lintang yang ada di bumi. Secara umum gravitasi terkoreksi lintang
dapat ditulis sebagai berikut :

dimana :

e. Koreksi udara bebas (Free Air Correction)

Koreksi ini dilakukan untuk mengkompensasi ketinggian antara titik pengamatan dan datum
(mean sea level). Koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :

Dimana:
f. Koreksi Bouguer

Koreksi bouger dilakukan untuk mengkompensasi pengaruh massa batuan terdapat antara stasiun
pengukuran dan (mean sea level) yang diabaikan pada koreksi udara bebas. Koreksi ini dapat
ditulis sebagai berikut :

g. Koreksi medan (Terrain Correction)

Koreksi medan mengakomodir ketidakteraturan pada topografi sekitar titik pengukuran. Pada
saat pengukuran, elevasi topografi di sekitar titik pengukuran, biasanya dalam radius dalam dan
luar, diukur elevasinya. Sehingga koreksi ini dapat ditulis sebagai berikut :
DENSITAS BATUAN
Densitas atau massa jenis suatu batuan merupakan perbandingan antara massa dengan
volume total pada batuan. Secara matematis ditulis: = m/V. Setiap batuan itu sendiri memiliki
nilai densitas yang berbeda-beda.

ALAT dan BAHAN


1. Laptop
2. Aplikasi Ms. Excel
3. Aplikasi Oasis Montaj

PENGOLAHAN DATA
1. Perhitungan koreksi data pengukuran gayaberat sampai Gobs (Absolute Gravity).

Perhitungan dari Data Lapangan s/d G Obs


G G
alliod Tidal terkoreks Drift terkoreks Gobs
tim minut (mGal (mGal i tidal (mGal i drift g (mGal
Sts latitude Longitude e e ) ) (mGal) ) (mGal) (mGal) )
732'47.0' 10940'20.6'
Base ' ' (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
732'26.9' 10940'27.4'
F1 ' '
732'25.0' 10940'30.0'
F2 ' '
732'25.5' 10940'26.9'
Base ' '

(1) Time : diketahui pada soal


(2) Minute : mengubah time ke menit (Contoh 7:30 = 7*(60 menit) + 30 = 450 menit)
Formula excel =HOUR(klik kolom time)*60+MINUTE(klik kolom time)
(3) Bacaan alat (gread) : diketahui pada soal
Catatan: terdapat perbedaan perhitungan gread antara bacaan alat dengan konversi skala
dan bacaan alat aliod. Konversi skala harus dikonversi terlebih dahulu seperti
Pendahuluan sedangkan alliod tidak perlu dikonversi.
(4) Koreksi Tidal (Tide Correction) : diketahui pada soal
Catatan: terdapat perbedaan perhitungan Koreksi tidal secara observasi dan teoritis.
Langkah perhitungan Koreksi tidal diketahui pada soal
(5) g terkoreksi tidal : gread + koreksi tidal

(6) Drift (mGal) : g terkoreksitidal akhir gterkoreksitidal awal


drift= ( t ntawal )
t akhir t awal
(7) g terkoreksi drift : g terkoreksi tidal drift
(8) grelatif (g) : g terkoreksi drift g terkoreksi drift pada base awal
(9) gobs : gbase + g (Diketahui: gbase = 978201.635 mGal

2. Perhitungan koreksi medan (inner zone) total


Perhitungan Terrain Correction (Inner Zone)
Inner (m) TC
Sts
U S T B U S T B total
Base 2 2 1 6
F1 10 7 2 5
F2 0 6 0 5
Base 4 4 2 2

TC pada kolom U, S, B, dan T dihitung dengan rumusan

Diketahui: rL = 100 meter rD = 2 meter

TC total dihitung dengan menambahkan nilai pada kolom TC U, S, B, dan T

3. Perhitungan anomali gayaberat sampai CBA (Complete Bouguer Anomaly)


Perhitungan G Lintang FAC s/d CBA
Lat Lat
Sts latitude longitude h(m) Gobs (deg) (rad) G() FAC FAA BC TC CBA
Bas 10940'20.6'
e 732'47.0'' ' (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
10940'27.4'
F1 732'26.9'' '
10940'30.0'
F2 732'25.0'' '
Bas 10940'26.9'
e 732'25.5'' '
(1) Elevasi (h) : diketahui pada soal
Catatan: perhitungan elevasi (h) dapat dihitung dengan langkah pada Modul 1
(2) Gobs : didapatkan dari perhitungan langkah 1
Catatan: copy paste jawaban Gobs langkah 1 ke kolom Gobs langkah 3
(3) Lat (deg) : konversikan nilai pada kolom y (lat) menjadi bentuk desimal.
(4) Lat (rad) : konversikan nilai pada kolom y (lat) menjadi bentuk radian.
Formula excel =RADIANS(kolom lat (deg))
(5) Glintang (G()) =

(6) FAC : 0.3085*elevasi (h)


(7) FAA : Gobs - G() + FAC
(8) BC:
BC=0.0419h Diketahui: nilai = 2.5 gr/cc

(9) TC total : didapatkan dari perhitungan pada langkah 2


(10) CBA = FAA - BC + TC total

TUGAS/LAPORAN
Hitung nilai CBA dengan gread (bacaan alat) yang harus dikonversikan dahulu dan gread (alliod)!

NB: Pengetahuan interpretasi para praktikan akan secara keseluruhan tidak di sertai di modul,
namun akan dipaparkan dan dikembangkan saat praktikum dan melalui tugas praktikum
(presentasi maupun journal yang mereka buat)
MODUL 3
METODE MAGNETIK

SASARAN
1. Dapat mengakusisi dan mengambil data gayaberat baik yang diukur pada base maupun
lapangan*
2. Mengetahui data-data yang diperlukan untuk koreksi data magnetik
3. Dapat menghitung nilai koreksi harian magnetik
4. Dapat menghitung anomali magnetik

TEORI DASAR
A. Defenisi Metode Geomagnetik
Metode geomagnet merupakan metode eksplorasi geofisika yang digunakan untuk
menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat kemagnetan batuan yang
diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan. . Sejak lebih dari tiga abad yang lalu telah
diketahui bahwa bumi merupakan magnet yang besar. Bentuk bumi sendiri tidak benar-benar
bulat dan material penyusunnya pun tidak homogeny, hal ini mengakibatkan perubahan-
perubahan pada lintasan garis gaya magnet. Penyimpangan inilah yang disebut anomaly
geomagnet. Metode magnetic mendasari survey geofisika dalam pencarian jebakan mineral dan
struktur bawah permukaan bumi secara signifikan.

B. Medan Magnet Bumi


Medan magnet bumi terkarakterisasi oleh parameter fisis atau disebut juga elemen medan
magnet bumi (gambar I), yang dapat diukur yaitu meliputi arah dan intensitas kemagnetannya.
Parameter fisis tersebut meliputi :
Deklinasi (D), yaitu sudut antara utara magnetik dengan komponen horizontal yang
dihitung dari utara menuju timur
Inklinasi(I), yaitu sudut antara medan magnetik total dengan bidang horizontal yang
dihitung dari bidang horizontal menuju bidang vertikal ke bawah.
Intensitas Horizontal (H), yaitu besar dari medan magnetik total bidang horizontal.
Medan magnetik total (F), yaitu besar dari vektor medan magnetik total.
Gambar I. Tiga Elemen medan magnet bumi

Medan magnet utama bumi berubah terhadap waktu. Untuk menyeragamkan


nilai-nilai medan utama magnet bumi, dibuat standar nilai yang disebut International
Geomagnetics Reference Field (IGRF) yang diperbaharui setiap 5 tahun sekali. Nilai-nilai IGRF
tersebut diperoleh dari hasil pengukuran rata-rata pada daerah luasan sekitar 1 juta km 2 yang
dilakukan dalam waktu satu tahun.
Medan magnet bumi terdiri dari 3 bagian :
1 Medan magnet utama (main field)
Medan magnet utama dapat didefinisikan sebagai medan rata-rata hasil pengukuran
dalam jangka waktu yang cukup lama mencakup daerah dengan luas lebih dari 106 km2..

2 Medan magnet luar (external field)


Pengaruh medan magnet luar berasal dari pengaruh luar bumi yang merupakan hasil
ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar ultraviolet dari matahari. Karena sumber medan
luar ini berhubungan dengan arus listrik yang mengalir dalam lapisan terionisasi di atmosfer,
maka perubahan medan ini terhadap waktu jauh lebih cepat.
3 Medan magnet anomali
Medan magnet anomali sering juga disebut medan magnet lokal (crustal field). Medan
magnet ini dihasilkan oleh batuan yang mengandung mineral bermagnet seperti magnetite (

Fe7 S 8 ), titanomagnetite ( Fe2Ti O4 ) dan lain-lain yang berada di kerak bumi.


Dalam survei dengan metode magnetik yang menjadi target dari pengukuran adalah
variasi medan magnetik yang terukur di permukaan (anomali magnetik). Secara garis besar
anomali medan magnetik disebabkan oleh medan magnetik remanen dan medan magnetik
induksi. Medan magnet remanen mempunyai peranan yang besar terhadap magnetisasi batuan
yaitu pada besar dan arah medan magnetiknya serta berkaitan dengan peristiwa kemagnetan
sebelumnya sehingga sangat rumit untuk diamati. Anomali yang diperoleh dari survei merupakan
hasil gabungan medan magnetik remanen dan induksi, bila arah medan magnet remanen sama
dengan arah medan magnet induksi maka anomalinya bertambah besar. Demikian pula
sebaliknya. Dalam survei magnetik, efek medan remanen akan diabaikan apabila anomali medan
magnetik kurang dari 25 % medan magnet utama bumi (Telford, 1976), sehingga dalam
pengukuran medan magnet berlaku :

H T H M H L H A
dengan : H : medan magnet total bumi
T
H M : medan magnet utama bumi

H L : medan magnet luar

H A : medan magnet anomali
C. Kerentanan (susceptibilities) Batuan
Kerentanan magnetik merupakan parameter yang menyebabkan timbulnya anomali
magnetik dan karena sifatnya yang khas untuk setiap jenis mineral, khususnya logam, maka
parameter ini merupakan salah satu subjek didalam prospek geofisika. Telah diketahui bahwa
adanya medan magnet bumi menyebabkan terjadinya induksi magnetik yang besarnya adalah
penjumlahan dari medan magnet bumi dan magnet batuan dengan kerentanan magnetik yang
cukup tinggi. Besaran ini adalah total medan magnet yang terukur oleh magnetometer apabila
remanan magnetiknya dapat diabaikan.
Setiap jenis batuan mempunyai sifat dan karakteristik tertentu dalam medan magnet yang
dimanifestasikan dalam parameter kerentanan magnetik batuan atau mineralnya (k). Dengan
adanya perbedaan dan sifat khusus dari tiap jenis batuan atau mineral inilah yang melandasi
digunakannya metoda magnetik untuk kegiatan eksplorasi maupun kepentingan geodinamika.
Pada Tabel 1 dapat dilihat daftar kerentanan magnetik (k) beberapa jenis batuan dan mineral
yang umum dijumpai.
Tabel 1. Kerentanan magnet beberapa batuan dan mineral
(Telford, 1990., dan Parasnis, 1973)

ALAT dan BAHAN


1. Laptop
2. Ms. Excel
3. Internet (http://www.ngdc.noaa.gov/geomodels/IGRFWMM.jsp)
4. Software Golden Surfer

PENGOLAHAN DATA
Koreksi untuk mendapatkan anomali magnetik. Adapun koreksi yang digunakan untuk
menghitung anomali magnetik adalah:

1. Koreksi Diurnal (Koreksi Variasi Harian)


Koreksi diurnal diukur pada base selama 1 hari (24 jam). Harga pengukuran magnetometer
yang ada pada base bervariasi, karena dipengaruhi oleh medan dari luar bumi. Data diurnal yang
terukur pada base didekati dengan persamaan polinomial. Persamaan polinomial ini digunakan
untuk mengoreksi data pengukuran di lapangan.

N Tim Tim Tim


o e Time Diurnal No e Time Diurnal No e Time Diurnal
(men (men (men
it) it) it)
11:2
1 8:03 45134 21 9:43 45149 41 3 36607
11:2
2 8:08 45156 22 9:48 45139 42 8 32461
11:3
3 8:13 45186 23 9:53 45159 43 3 45163
4 8:18 45226 24 9:58 33052 44 11:3 38999
8
10:0 11:4
5 8:23 45191 25 3 40009 45 3 43429
10:0 11:4
6 8:28 45228 26 8 45171 46 8 39048
10:1 11:5
7 8:33 32685 27 3 45512 47 3 45186
10:1 11:5
8 8:38 39038 28 8 45168 48 8 32542
10:2 12:0
9 8:43 37245 29 3 42568 49 3 45182
1 10:2 12:0
0 8:48 43038 30 8 45154 50 8 45182
1 10:3 12:1
1 8:53 34507 31 3 42575 51 3 45162
1 10:3 12:1
2 8:58 43171 32 8 34475 52 8 45236
1 10:4 12:2
3 9:03 38485 33 3 26036 53 3 35853
1 10:4 12:2
4 9:08 45152 34 8 26046 54 8 45182
1 10:5 12:3
5 9:13 45131 35 3 22359 55 3 37072
1 10:5 12:3
6 9:18 45157 36 8 26047 56 8 34442
1 11:0 12:4
7 9:23 45137 37 3 45246 57 3 42655
1 11:0 12:4
8 9:28 45151 38 8 20518 58 8 29285
1 11:1 12:5
9 9:33 45161 39 3 26105 59 3 45164
2 11:1
0 9:38 45174 40 8 24260

Langkah pengerjaan:
(1) Ubah waktu ke menit
(2) Buat kolom time-t0 yang merupakan waktu (menit) dikurang waktu awal (menit)
(3) Plot time-t0 vs koreksi diurnal, dimana time-t0 merupakan sumbu-x sedangkan koreksi
diurnal merupakan sumbu-y
(4) Lihat hasil plot. Pilih data residu, dimana data residu adalah data pencilan yang
merupakan data diurnal
(5) Plot data residu, dimana time-t0 residu merupakan sumbu-x sedangkan koreksi diurnal
residu merupakan sumbu-y
(6) Hitung koreksi diurnal rata-rata
(7) Hitung koreksi diurnal residu dikurang koreksi diurnal rata-rata (beri nama kolom
koreksidiurnal2
(8) Plot koreksidiurnal2 dengan time-t0 residu dimana time-t0 residu merupakan sumbu-x
sedangkan koreksidiurnal2 merupakan sumbu-y
(9) Kemudian lakukan add trendline dan pilih persamaan polynomial yang paling cocok.

2. Nilai anomali magnetik observasi (Tobs)


Langkah pengerjaan:
Hitung Tobs dimana Tobs adalah nilai rata-rata T saat pengukuran

Stasi UTM Tob Tv Tig


un Time Time - X UTM Y T1 T2 T3 s h rf T
Time di
base
3532 91673 448 4482 448
M00
8:45 42 33 61 16 8 18
3532 91673 453 4529 453
M01
8:49 46 79 35 04 7 03
3533 91673 451 4510 451
M02
8:54 51 36 29 38 6 39
3533 91672 452 4521 452
M03
8:59 56 15 79 13 0 13
3532 91672 453 4532 453
M04
9:03 60 82 34 32 7 32
3532 91671 454 4549 454
M05
9:07 64 61 83 96 7 98
3532 91671 452 4525 452
M06
9:11 68 19 50 54 3 55
3532 91670 450 4508 450
M07
9:15 72 18 98 82 5 82
3532 91670 450 4509 450
M08
9:19 76 08 48 90 0 89
3532 91670 451 4518 451
M09
9:23 80 29 01 90 7 90
3531 91670 451 4512 451
M10
9:27 84 78 08 20 0 20
3531 91669 451 4510 451
M11
9:31 88 40 74 08 9 07
3531 91669 451 4518 451
M12
9:35 92 44 21 90 8 89
3531 91668 451 4518 451
M13
9:39 96 22 73 82 5 86
3531 91668 451 4517 451
M14
9:43 100 16 17 67 0 70
3530 91667 451 4516 451
M15
9:46 103 91 71 66 8 68
3530 91667 451 4516 451
M16
9:50 107 94 18 60 1 59
3530 91666 452 4520 452
M17
9:53 110 47 95 06 7 04
3530 91666 452 4521 452
M18
9:57 114 11 57 21 7 18
3529 91666 452 4521 452
M19
10:00 117 77 19 15 5 15
3529 91665 452 4524 452
M20
10:03 120 51 75 49 9 51
3529 91665 453 4537 453
M21
10:07 124 63 25 75 5 76
3529 91664 453 4532 453
M22
10:11 128 42 76 29 9 30
3529 91664 453 4537 453
M23
10:15 132 35 23 73 4 73
3529 91663 452 4526 452
M24
10:19 136 31 70 65 5 65
3529 91663 452 4530 452
M25
10:22 139 21 18 29 1 97
3529 91663 451 4515 451
M26
10:26 143 71 09 55 5 56
3530 91662 451 4518 451
M27
10:30 147 20 89 82 1 81
3530 91662 450 4507 450
M28
10:35 152 72 78 74 3 72
3531 91663 452 4521 452
M29
10:39 156 14 18 16 6 15
3531 91663 451 4515 451
M30
10:43 160 49 50 58 9 60
3531 91663 454 4542 454
M31
10:47 164 75 04 20 0 21
3532 91662 447 4475 447
M32
10:51 168 08 62 58 9 61
3532 91662 448 4485 448
M33
10:56 173 47 97 54 2 50
3532 91663 449 4498 449
M34
11:00 177 56 48 74 1 85
3532 91663 454 4547 454
M35
11:04 181 81 95 83 8 84
3533 91664 462 4629 462
M36
11:08 185 31 09 95 5 98
3533 91664 468 4685 468
M37
11:51 228 85 09 53 6 55
3534 91664 466 4665 466
M38
11:55 232 37 12 61 3 53
3534 91664 455 4553 455
M39
11:59 236 88 01 34 0 34
3535 91663 451 4517 451
M40
12:03 240 03 50 78 9 79
3535 91663 452 4522 452
M41
12:07 244 22 02 28 6 28
3535 91663 452 4528 452
M42
12:11 248 74 11 84 5 83
3536 91663 453 4534 453
M43
12:16 253 21 35 49 8 52
3536 91663 449 4496 449
M44
12:20 257 52 77 60 1 60
3536 91664 452 4530 453
M45
12:24 261 96 08 99 1 01
3537 91664 460 4609 460
M46
12:28 265 38 41 95 8 93
3537 91664 444 4442 444
M47
12:32 269 69 84 29 8 26
3538 91665 442 4421 442
M48
12:36 273 12 14 13 2 12
3538 91665 449 4492 449
M49
12:40 277 19 64 28 8 29
3. Perhitungan untuk memperoleh T melibatkan TIGRF. Untuk mengetahui nilai IGRF pada
posisi tertentu di permukaan bumi, bisa menggunakan calculator IGRF online
(http://www.ngdc.noaa.gov/geomodels/IGRFWMM.jsp). Pada daerah ini nilai IGRF adalah
45259.7 nT
4. Nilai anomali magnetik: T = Tobs - TIGRF - Tdiurnal
5. Buat kontur peta anomali magnetik pada software Golden Surfer

MODUL 4
METODA SEISMIK REFRAKSI 1
SASARAN
1. Praktikan diharapkan dapat memahami dan menjelaskan konsep dasar/prinsip kerja
metode Seismik Refraksi
2. Dapat mendesain lintasan akuisisi dan mengambil data secara baik dan benar
3. Dapat mengolah data menjadi penampang geologi menggunakan software
4. Dapat melakukan analisa dan interpretasi hasil pengukuran yang didapatkan

ALAT dan BAHAN


1. Laptop
2. MS. Excell

TEORI DASAR

Prinsip Dasar

Eksplorasi dengan menggunakan metode seismic refraksi sangat popular didunia industry
perminyakan, rekayasa (geoteknik), dan kebumian. Didunia rekayasa (geoteknik) atau dalam
dunia akademisi (universitas) banyak menggunakan metode seismic refraksi/bias dangkal
untuk keperluan perencanaan pendirian bangunan gedung, pabrik, bendungan, jalan raya,
juga untuk keperluan reaserch sebuah studi kasus geofisika, geologi, maupun pertambangan.
Hukum Dasar
Bentuk muka geolombang seismic untuk jarak yang jauh dari sumber dapat dianggap
datar. Dengan demikian rambatan gelombang seismic dapat diperlakukan sebagai bagaikan
sinar seismic. Berkas sinar seismic di dalam medium mematuhi pula hukum-hukum fisika
pada sinar optic seperti hukum Snellius/Descartes, Hukum huygents dan Azas Fermat, yang
secara singkat dapat dikatakan sebagai berikut ;

a. Azas Fermat menyatakan bahwa sinar gelombang selalu akan melintas pada lintasan
optic yang terpendek/tersingkat (garis lurus).
b. Hukum Huygens : Setiap titikpada muka gelombang akan menjadi sumber gelombang
baru.
c. Hukum Snellius :
- Gelombang datang, gelombang pantul, dan gelombang bias terletak pada satu
bidang.
- Sudut pantul sama dengan sudut datang.
- Sinus sudut bias sama dengan sinus sudut datang kali perbandingan kecepatan
medium pembias terhadap kecepatan medium yang dilalui gelombang datang.
Metoda refraksi (bias) pada dasarnya memanfaatkan fenomena/gejala penjalaran
gelombang yang terbiaskan pada bidang batas. Rambatan gelombang yang terbiaskan pada
kondisi kritis akan menjalar di sepanjang bidang batas. Setiap titik pada bidang batas tersebut
sesuai dengan hukum Huygents. Gelombang baru yang merambat ke atas ini disebut sebagai
headwaves, seperti yang tergambarkan pada gambar 1.
Gambar 1. Gelombang datang pada sudut kritis akan menimbulkan gelombang bias
(headwaves).

Pengolahan data

1. FBP (First Break Pick)

Gambar 2. First Break Pick pada kecepatan P pada raw data

LANGKAH KERJA PENGOLAHAN DATA

Diketahui data seismic procdata\112215_03T\traces:23\samples:944 pada gambar 3!

Gambar 3. Data seismic refraksi (raw data) procdata\112215_03T\traces:23\samples:944


1. Buka program MS.Excell
2. Pindahkan raw data pada gambar 3, ke lembar kerja MS.Excell
3. Lakukan Picking first break kecepatan P
4. Kemudian buatlah table data Distance v Time pada lembar kerja MS.Excell

Distance( Time
feet) (milliseconds)

Tabel 1. Tabel informasi distance v Time (hasil dari picking)

5. Buatlah kurva time vs distance (T-X) dari data Tabel 1!


6. Tentukan direct ray dan refracted ray serta jumlah lapisan!
7. Hitung waktu tempuh total dan kedalaman tiap lapisan baik menggunakan
perhitungan intercept time maupun crossover distance!

TUGAS LAPORAN

1. Gambarkan kedalaman hasil perhitungan intercept time(hasil praktikum) kedalam bentuk


penampang geologi sederhana.dengan memberi profil penampang seperti symbol litologi,
nilai v1,v2,vn. buatlah secara manual menggunakan coreldraw atau software semacamnya,
buatlah se-informatife dan semenarik mungkin. contoh ;

2. Analisa dan interpretasikan penampang yang anda buat secara rinci!


MODUL 5
METODA SEISMIK REFRAKSI 2 (AKUISISI DATA LAPANGAN)

SASARAN
1. Praktikan dapat mempraktikan dilapangan bagaimana menggunakan alat seismic refraksi
dengan baik dan benar
2. Praktian dapat mengambil/akuisisi data dilapangan dengan baik dan benar

ALAT dan BAHAN

1. Seismograf MAE A6000S


2. Accumulator
3. Geophone
4. Gulungan kabel
5. Kabel konektor
6. Geophone Trigger
7. Flash disk
8. Palu
9. Meteran
10. HT
11. Kompas Geologi
12. GPS
13. Note book
14. Laptop

LANGAKAH LANGKAH PENGAMBILAN DATA

Langkah pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi
dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta totpografi daerah penyelidikan. Dalam
survey seismik refraksi pada umumnya dilakukan prosedur sebagai berikut :
1. Menyusun konfigurasi peralatan (sesuai kondisi lapangan), pada umumnya geophone dan
sumber gelombang dipasang dalam satu garis lurus (line seismic). Jarak pisah antara
geophone adalah jarak horizontal dan ditentukan oleh kondisi lapangan.
2. Penempatan sumber gelombang dilakukan untuk mendapatkan sumber imformasi struktur
bawah permukaan bumi secara detail. Sumber gelombang yang berada di tengah spread
(satu rangkaian geophone) diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling atas, dan sumber
gelombang yang berada di luar spread diharapkan dapat mendeteksi lapisan paling bawah
yang dapat dicapai (lapisan bed rock).
3. Panjang survei dapat dietimasi dengan mengasumsikan model struktur dua lapis paralel
seperti yang ditunjukan pada gambar 4. Jarak Axa (dari A ke Xa) dapat ditulis sebagai
berikut:

A X a =2ha
v 2 +v1
v 2v 1
Dengan:

h = ketebalan lapisan permukaan


v1 = kecepatan lapisan permukaan
v2 = kecepatan refraktor

Rekaman titik penerima A ke Xa, kedatangan pertama (first arrival) merupakan


gelombang langsung dan kedatangan pertama (first break) dari gelombang refraksi tidak
muncul. Jarak BXb (titik-titik penerima untuk gelombang refraksi) dapat diturunkan
dengan cara yanag sama, yaitu:

B X b=2hb
v 2 +v 1
v 2v 1
Jarak Xa dan Xb harus cukup panjang untuk menentukan kecepatan refraktor. Biasanya
dipilih 20 sampai 30 kali jarak antar penerima. Sehingga panjang lintasan L dapat
ditunjukkan sebagai berikut:

L A X a +B X b +X a X b
Dalam upaya mendapatkan kedalaman eksplorasi yang cukup untuk memenuhi tujuan
penyelidikan, panjang survei (spread) harus lebih besar dari L.
Data yang diperoleh dari survey seismik refraksi adalah waktu tempuh jalar gelombang
dari sumber ke tiap geophone yang disebut travel time.
Hal yang perlu diperhatikan pada saat pengukuran di lapangan adalah noise yang sifatnya
mengganggu. Ada beberapa hal penyebab noise antara lain adalah angin, pohon, aliran
sungai (parit), benda-benda lain yang bergerak dekat dengan geophone (orang berjalan,
sepeda motor, dan sebagainya). Untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, nois ini harus
ditekan sekecil mungkin. Ada dua macam noise yang dapat dibedakan:
4. Noise yang timbuk sesaat kemudian lenyap
Noise ini diakibatkan oleh orang berjalan, motor/mobil, dan sebagainya.
Untuk menghindari nois semacam ini, pada saat sumber gelombang (source) ditimbulkan,
diusahakan agar tidak ada sesuatu yang bergerak di sekitar geophone.
5. Noise yang timbul terus-menerus
Noise ini biasanya ditimbulkan oleh angin, pohon (bergoyang), aliran air sungai, dan
sebagainya. Untuk menghindari keadaan semacam ini sebaiknya setiap kali mengadakan
pengukuran seismik, diadakan terlebih dahulu noise tes. Jika noise yang timbul cukup
kecil dibanding dengan sinyal yang dihasilkan maka pengukuran dapat dilaksanakan.
Tetapi jika nois cukup besar dibanding sinyal, pengukuran perlu ditunda beberapa saat
sampai noise menjadi kecil.

Untuk menghindari noise, signal yang masuk dapat ditumpuk (di-stack) beberapa kali,
sehingga data yang diperoleh lebih baik dan jelas. Dilakukan demikian karena dengan
stacking, sinyal dijumlahkan sedang noise ditiadakan (noise bersifat random dan acak).
Sebelum melakukan pengukuran ditentukan terlebih dahulu garis lintasan pengukuran,
lintasan pengukuran diusahakan datar dan mewakili daerah seismik penelitian atau
dengan kata lain penempatan lintasan penelitian didasarkan pada pertimbangan teknis dan
kaitannya dengan usaha untuk mendapatkan gambaran keadaan bawah permukaan yang
memadai.

TUGAS PRAKTIKUM
1. Buatlah resume mengenai akuisisi data seismic refraksi yang telah praktikan lakukan
dilapangan (mulai dari awal persiapan alat hingga mendapatkan data)
2. Lakukan pengolahan data yang telah anda lakukan menggunakan software PSLab
3. Persentasekan hasil pengolahan data (nb:sebagai bahan penggantu Ujian akhir)
MODUL 6
METODA SEISMIK REFLEKSI

Anda mungkin juga menyukai