Anda di halaman 1dari 7

JURNAL BUANA

JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL – UNP


E-ISSN : 2615 – 2630 VOL-6 NO-4 2022

TINGKAT BAHAYA BENCANA TANAH LONGSOR DI KECAMATAN


PANGKALAN KABUPATEN LIMAPULUH KOTA MENGGUNAKAN
ANALISIS BIVARIAT

Ainul Karim1, Ahyuni2


Program Studi Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Padang
Email: karim7089@gmail.com

Abstrak
Analisis statistik untuk mencari nilai kerawanan untuk bencana tanah
longsor adalah salah satu topik penelitian yang tengah berkembang belakangan ini,
Beberapa jenis parameter karakteristik lahan diperkirakan sebagai faktor yang
berpengaruh untuk terjadinya kejadian pergerakan tanah. Akan tetapi, beberapa tipe
parameter dan model data bersifat spesifik dan tidak dapat diterapkan di lokasi yang
berbeda. Terlebih lagi, data yang disimpan dalam beberapa parameter dibagi
menjadi beberapa kelas, tergantung pada tujuan dan visi peneliti. Penelitian ini
menyajikan langkah dalam mengidentifikasikan variabel terbaik untuk menemukan
tingkat kerawanan bencana longsor menggunakan teknik bivariat (Weight of
Evidence,WoE). Lokasi penelitian ini adalah daerah rawan bencana longsor yang
menyebabkan banyaknya kerugian, sehingga penelitian ini diharapakah dapat
menjadi bahan pertimbangan untuk pihak yang berkepentingan.
Kata kunci: Longsor, Indeks Kerawanan, Bivariat, Weight of Evidence, WoE

Abstract
Statistical analysis assessment of landslide susceptibility has become one
of the topics of research that is currently developing. Several types of parameters
are thought to be the factors responsible for the occurrence of ground movement.
However, some data types and models are specific and cannot be implemented in
different locations. What's more, the data stored in some parameters is divided into
several classes, depending on the goals and vision of the researcher. This study
presents a step in identifying the best variables to find the level of vulnerability to
landslides using bivariate techniques (Weight of Evidence, WoE). The location of
this research is an area prone to landslides which cause a lot of losses, so this
research is expected to be a material consideration for interested parties.
Keywords: Landslides, Susceptibility Index, Weight of Evidence, WoE,

1
Mahasiswa Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial
2
Dosen Jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial (Ahyuni S.T, M.Si)
741

Pendahluan langsung atau tidak langsung


berkorelasi dengan ketidakstabilan
Setiap tahunnya, ribuan orang di
lereng. Kemudian, melibatkan kedua
seluruh dunia kehilangan nyawa
perkiraan relatif kontribusi faktor-
mereka dalam bencana alam, yang
faktor ini dalam menghasilkan
juga memiliki dampak besar secara
kemiringan keruntuhan, dan
ekonomi dalam skala lokal dan
klasifikasi permukaan tanah menjadi
global. Hampir tidak ada bagian dari
zona derajat kerentanan yang berbeda
permukaan bumi yang bebas dari
(Suzen, 2002).
dampak bencana alam. Karena
bertambahnya kepadatan penduduk Tujuan dari penelitian ini adalah
dan pembangunan yang tidak untuk menyempurnakan nilai
terkendali atau tidak terencana kerentanan longsor statistik bivariat
dengan baik, maka semakin banyak yang ditentukan oleh metode
penduduk yang terkena bencana. penilaian dalam pendekatan yang
Tidak jauh berbeda dengan sebagian lebih bergantung pada data. Untuk
besar dunia, curah hujan tinggi, mencapai tujuan ini, Daerah
kekurangan dalam infrastruktur dan tangkapan Pangkalan dipilih sebagai
kurangnya rencana dan bahaya zona uji karena kejadian tanah
bencana peta terbayar oleh kehidupan longsor yang terkenal sering terjadi di
manusia di Kecamatan Pangkalan lokasi tersebut.
Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi
Metode dan Pengolahan Data
Sumatera Barat, Indonesia.
Dalam penelitian ini, lima
Selama dua dekade terakhir,
parameter digunakan sebagai faktor
banyak ilmuwan telah berusaha untuk
penentu tingkat kerawanan longsor,
memberikan bentuk penilaian bahaya
yaitu lereng, tanah, kerapatan
longsor dan menghasilkan peta
vegetasi, tutupan lahan, dan curah
kerawanan yang menggambarkan
hujan. Langkah pertama melalui
distribusi spasial mereka. Namun,
penilaian ini adalah evaluasi situasi
sampai sekarang, belum ada
lokasi penelitian yang terkini, yaitu
kesepakatan umum tentang metode
data kejadian bencana tanah longsor
atau bahkan pada ruang lingkup
tahun 2021.
investigasi ini. Meskipun memiliki
perbedaan metode dan operasional, Data lokasi titik kejadian longsor
semua metode yang diusulkan ini kemudian akan dijadikan sebagai
seabgian besar didasarkan pada bahan perhitungan dan validasi data
model konseptual dasar tunggal. tingkat kerawanan longsor tiap
model ini memerlukan identifikasi parameter menggunakan teknik
dan pemetaan terlebih dahulu, faktor
geologi dan geomorfologi yang

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630


742

analisis bivariat, dengan rumus menggunakan faktor pembatas berupa


perhitungan sebagai berikut: lereng, curah hujan, tanah, tutupan
lahan, dan indeks kerapatan vegetasi
W + =Log e P(B/D)
P(B/D) (NDVI). Akan tetapi, dikarenakan
terdapat parameter yang tidak
mencapai nilai standar minimal AUC
W - =Log e P(B/D) yaitu 0.6, yaitu parameter tutupan
P(B/D)
lahan (Nilai AUC 0.58) maka
Keterangan : parameter tersebut tidak dimasukan
kedalam pembobotan skor akhir WoE
P = Probabilitas total karena menyertakan parameter
B = Jumlah kehadiran faktor yang memiliki nilai AUC kurang dari
B = Jumlah absen faktor 0.6 akan menyebabkan kualitas model
D = Jumlah Gerakan Tanah statistik menurun.
D = Jumlah absen longsoran
Tabel 1. Indeks Kerawanan Longsor
Kelas WoE Nilai WoE Nilai Kelas Zonasi
(1 -11) 8509- 7503 1 Tinggi
(12-41) 7280- 4151 2 Sedang
(42-48) 3928- 3369 3 Rendah
(49-165) 3146- 9702 4 Sangat Rendah
Sumber: Hasil Analisis 2021

Berdasarkan klasifikasi kelas


WoE, luas dari Kecamatan Pangkalan
yang termasuk ke dalam kategori
kerawanan longsor agak rendah
dengan nilai WoE -9702,27 sampai
Gambar 1. Wilayah Penelitian 3146,36 mencakup 21,32% dari luas
wilayah atau seluas 1879,31 Ha. yang
Hasil mana tersebar di sebagian besar
wilayah Nagari Manggilang dan
Hasil dari perhitungan bivariat
sebagian kecil wilayah Nagari Koto
semua parameter menghasilkan kelas
Alam dan Pangkalan. Wilayah
kerawanan longsor di wilayah
kerawanan longsor yang paling
penelitian Pembobotan skor WoE
mendominasi yaitu kelas kerawanan
menghasilkan indeks dengan rentang
sedang dengan nilai WoE 3369.81
nilai -9702.27 – 8509.27, nilai yang
sampai 3928.45 dengan luas 3694,59
semakin besar menandakan tingkat
Ha. atau 41,39% total wilayah
kerawanan longsornya akan semakin
tinggi.
Hasil perhitungan dan analisis
Bivariat dalam penelitian ini

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630


743

Kecamatan Pangkalan. Terakhir Berdasarkan akumulasi hasil


wilayah dengan tingkat kerawanan analisis bivariat semua parameter,
agak tinggi yaitu rentang nilai WoE diketahui hampir semua parameter
4151.9 sampai 8509.27 mencakup kecuali tutupan lahan memenuhi
sebagian wilayah dari Nagari standar nilai minimal AUC, yairu 0,6.
Pangkalan, Tanjung Pauh, dan Langkah terakhir dari penelitian ini
Gunung Malintang. Sedangkan kelas yaitu dengan validasi peta kerawanan
kerawanan agak tinggi yaitu seluas longsor dengan menghitung nilai
3238,95 Ha. atau 21,32% dari total AUC menggunakan kejadian longsor
wilayah Kecamatan Pangkalan, yang terpisah diluar dari yang dipakai
wilayah dengan tingkat kerawanan ini di parameter sebelumnya. Nilai AUC
terdapat di Nagari Tanjung Baliak, didapatkan dari perbandingan antara
bagian utara Nagari Pangkalan, dan persentase total luasan area kelas
Nagari Koto Alam. faktor penyebab longsor dengan
persentase total jumlah gerakan tanah.
Tabel 2. Klasifikasi Luas Zona Kerentanan
Longsor Didapati hasil dari validasi AUC
No. Kelas Kerawanan Luas (Ha) Persentase
1 1 -11 (Tinggi) 2774.04183 31.48% Total semua parameter yang
2 12-41 (Sedang) 3641.13711 41.32% memenuhi standar nilai AUC
3 42-48 (Rendah) 1289.034 14.63%
4 49-165 (Sangat Rendah) 1108.06218 12.57% sebelumnya yaitu sebesar
TOTAL 8812.27512 100.00%
Sumber: Hasil Analisis 2021
0.944897807 (dapat dilihat di tabel
lampiran 5), yang mana menandakan
bahwa penilaian AUC dari parameter
yang telah dipakai adalah valid. Pada
tabel dapat dilihat nilai AUC dari
faktor penyebab longsor di
Kecamatan Pangkalan, Kabupaten
Lima Puluh Kota.
Tabel 3. Nilai AUC Parameter
AUC PER PARAMETER
Lereng 0.77808215
Curah Hujan 0.682059811
Tanah 0.84786191
NDVI 0.898571995
Land Cover 0.588859582
Sumber: Hasil Analisis 2021

Berdasarkan tabel diatas, faktor


yang berpengaruh terhadap terjadinya
longsor di Kecamatan Pangkalan,
Gambar 2. Peta Hasil Overlay Parameter Kabupaten Lima Puluh Kota yaitu,
Longsor lereng, curah hujan, tanah, dan

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630


744

kerapatan vegetasi. Setelah Dalam rangka menemukan nilai


melakukan analisis kerawanan kerawanan longsor ini penulis
longsor dan faktor dominan longsor, menggunakan teknik analisis bivariat
selanjutnya adalah melakukan untuk menentukan bobot tiap
pengecekan data kejadian longsor parameter kerawanan longsor, yaitu
berdasarkan data lapangan. Berikut lereng, satuan tanah, tutupan lahan,
ini adalah peta persebaran titik kerapatan vegetasi, dan curah hujan.
kejadian longsor di Kecamatan
Berdasarkan hasil analisis statistik
Payakumbuh, Kabupaten Lima Puluh
bivariat, tingkat kerawanan tertinggi
Kota.
berada pada parameter kerapatan
Kesimpulan vegetasi dan jenis satuan tanah area
penelitian dengan bobot AUC
Wilayah Kecamatan Pangkalan,
masing-masing parameter yaitu 0.89
Kabupaten Lima Puluh Kota,
dan 0.84, dimana nilai yang semakin
sebagian wilayahnya berlokasi di area
mendekati angka 1 adalah nilai yang
pegunungan Bukit Barisan, dimana
memiliki angka probabilitas tertinggi.
topografi di area ini sangat beragam
dan lokasinya yang juga menjadi jalur Peta akhir hasil overlay setiap
perlintasan transportasi antar Provinsi parameter yang berpengaruh,
Sumatera Barat dan Riau, dapat didapatkan total area tingkat
menyebabkan kerugian yang sangat kerawanan tinggi mencapai 2774.04
besar apabila terjadi gangguan seperti ha, tingkat kerawanan sedang
kejadian bencana tanah longsor dan 3641.13 ha, tingkat kerawanan rendah
banjir, yang mana hampir tiap 1289.03 ha, dan tingkat kerawanan
tahunnya terjadi di wilayah ini. sangat rendah 1108.06 ha,

Berdasarkan pertimbangan bahwa Validasi data menggunakan 60%


kejadian longsoran yang dapat terjadi data titik kejadian yang dipilih secara
di masa yang akan datang dapat acak untuk satuan data utama, dan
terjadi di wilayah deposit bekas 30% sisanya digunakan untuk
kejadian longsor sebelumya, atau memvalidasi data sebelumnya.
bahkan pengulangan di titik yang Dengan membandingkan dua data
sama, beragam metode penelitian tersebut, hanya terdapat sedikit
yang menggunakan perangkat perbedaan tingkat kerawanan longsor,
pengolahan data statistik GIS dapat yang ditandai dengan hasil validasi
dikembangkan untuk mengevaluasi AUC semua parameter senilai 0.94,
dan menilai probabilitas kerawanan yang menandakan bahwa analisis
longsor di wilayah Kecamatan dengan set data pertama sangat tinggi
Pangkalan tingkat kesesuaiannya dengan set
data validasi.

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630


745

Metode penelitian yang dipakai Nandi, A., and A. Shakoor. 2010. A


dalam penelitian ini dapat digunakan GIS-Based Landslide
juga pada daerah rawan longsoran Susceptibility Evaluation Using
Bivariate and Multivariate
lain dengan parameter yang sama atau
Statistical Analyses.
bahkan dapat ditingkatkan lagi Engineering Geology, vol. 110,
mengunakan lebih banyak parameter no. 1-2, pp. 11–20.,
sesuai keadaan wilayah masing- doi:10.1016/j.enggeo.2009.10.
masing. Peta kerawanan longsor yang 001.
dihasilkan menggunakan metode
analisis bivariat ini dapat dijadikan Yilmaz, Cagatay, dkk. 2011. GIS-
Based Landslide Susceptibility
sebagai pertimbangan yang berguna
Mapping Using Bivariate
bagi pihak yang berkepentingan Statistical Analysis in Devrek
sebagai salah satu bahan (Zonguldak-Turkey).
pertimbangan untuk perencanaan. Environmental Earth Sciences,
vol. 65, no. 7, pp. 2161–2178.,
doi:10.1007/s12665-011-1196-
Daftar Pustaka 4.

Chung, Chang-Jo F., dkk. 1995.


Constantin, Mihaela, dkk. 2010. Multivariate Regression
Landslide Susceptibility Analysis for Landslide Hazard
Assessment Using the Bivariate Zonation. Geographical
Statistical Analysis and the Information Systems in
Index of Entropy in the Sibiciu Assessing Natural Hazards, pp.
Basin (Romania). 107–133., doi:10.1007/978-94-
Environmental Earth Sciences, 015-8404-3_7.
vol. 63, no. 2, pp. 397–406.,
doi:10.1007/s12665-010-0724- Sugiyono. 2016. Metode Penelitian
y. Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta
Süzen, Mehmet Lütfi, dan Vedat
Doyuran. 2004. Data Driven Jiacun Li, Jin Wen and Wenhua
Bivariate Landslide Zeng. 2010. Regional landslide
Susceptibility Assessment susceptibility assessment based
Using Geographical on Bivariate statistical analysis
Information Systems: a Method and application, The 2nd
and Application to Asarsuyu International Conference on
Catchment, Turkey. Information Science and
Engineering Geology, vol. 71, Engineering, Hangzhou, China,
no. 3-4, pp. 303–321., pp. 6796-6799, doi:
doi:10.1016/s0013- 10.1109/ICISE.2010.5689485.
7952(03)00143-1.

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630


746

Earl R. Babbie , 2009. The Practice


of Social Research , edisi ke-
12, Wadsworth Publishing,
ISBN 0-495-59841-0 , hlm.
436–440

Thiery, Y., dkk. 2007. Landslide


Susceptibility Assessment by
Bivariate Methods at Large
Scales: Application to a
Complex Mountainous
Environment. Geomorphology,
vol. 92, no. 1-2, pp. 38–59.,
doi:10.1016/j.geomorph.2007.0
2.020.

Tondobala, Linda, “Pemahaman


Tentang Kawasan Rawan
Bencana dan Tinjauan
Terhadap Kebijakan Dan
Peraturan Terkait”, Jurnal
Sabua Vol.3, No.1: 58-63, Mei
2011.

Balai Besar Penelitian dan


Pengembangan Sumberdaya
Lahan Pertanian
https://www.litbang.pertanian.go.id/t
ahukah-anda/202/ (diakses
Agustus 2021)
Undang-Undang Nomor 24 Tahun
2007 tentang Penanggulangan
Bencana

Jurnal Buana – Volume-6 No-4 2022 E-ISSN : 2615-2630

Anda mungkin juga menyukai