Anda di halaman 1dari 3

PROPOSAL PENELITIAN TAHAP KE-1

NAMA: Adietya Nicko Harmiyadii


NRP: 232020084

JUDUL : PEMETAAN TINGKAT LAHAN KRITIS DENGAN MENGGUNAKAN PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI
GEOGRAFI

LATAR BELAKANG : Adanya lahan merupakan komponen paling penting bagi manusia serta mahluk hidup lainnya.
Persoalan demi persoalan terjadi yang berakibat terhadap keberadaan hutan dan lahan yang semakin hari mengalami
kerusakan hingga menjadi status yang kritis.
Dalam keputusan Menteri Kehutanan Nomor 52/Kpts-II/2001 tentang pedoman penyelenggaraan pengelolaan Daerah
Aliran Sungai dijelaskan bahwa lahan kritis merupakan lahan yang telah mengalami kerusakan sehingga lahan tersebut
tidak dapat berfungsi
dengan baik sesuai dengan peruntukannya sebagai media produksi maupun sebagai media tata air. Pada tahun 2006
hingga tahun 2010 jumlah luas lahan kritis di Indonesia mengalami peningkatan yaitu sebesar 77.806.880,78 Ha pada
tahun 2006 hingga tahun 2010 bertambah menjadi 82.176.443,64 Ha sehingga upaya pemerintah harus melakukan
rehabilitasi hutan dan lahan sebesar 1.124.512 Ha (Direktorat Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Aliran Sungai dan
Perhutani Sosial, Statistik Kehutanan, 2011). Lahan kritis bisa terjadi akbiat perubahan akibat penggunaan lahan hingga
Kawasan lahan pertanian maupun lahan hutan sehingga Kawasan yang berfungsi sebagai serapan air jadi semakin
berkurang sehingga sehingga bisa menyebabkan degradasi lahan, kekeringan, atau bisa menyebabkan kekurangan air
bersih pada hari kemarau, bencana tanah longsor, dan bencana banjir pada musim penghujan. Perubahan fungsi Kawasan
lahan pertanian pada tahun 2011 sebesar 15,339 Ha dan 2012 menjadi 24,295 Ha. Luas terbesar terdapat di wilayah
kecamatan cepu sebesar 4,542 Ha, jepon 3,985 Ha, Blora 3,906 Ha, Bogorejo, 2,929 Ha, dan Randublatung 1,558 Ha (BPN
Kabupaten Blora, Blora Dalam Angka 2013, 2013). Jika tidak ada tindakan dalam perbaikan lahan maka akan semakin
menurun kualitas lahan dan pada akhir nya Kawasan kabupaten Blora akan mengalami tingkat lahan kritis. Melihat dampak
yang ditimbulkan oleh lahan kritis maka diperlukan langka-langkah nyata dengan identifikasi pemetaan tingkat lahan kritis.
Dengan pemetaan lahan kritis sehingga dapat di ketahui luas dan sebenarnya sehingga diperoleh kemudahan dalam
melakukan tindakan rehabilitasi lahan kritis yang tepat dan juga benar. Sesuai dengan bidang ilmu geodesi bisa
memanfaatkan system informasi geografis dan penginderaan jauh dengan menggunakan aplikasi ErMapper, ArcGIS atau
aplikasi Envi sehingga bisa menggunakan metode skoring atau tumpeng susun (overlay). Skoring didasarkan atas
pembobotan parameter yang sudah ditentukan oleh Peraturan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan
Perhutanan Sosial Nomor : P.4/VSET/2013 entang Tata Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis. Parameter
tersebut mencakup penutupan lahan hasil interpretasi citra satelit, kemiringan lereng, tingkat bahaya erosi, produktivitas,
dan menejemen.
RUMUSAN MASALAH : 1) bagaimana terjadinya persebaran lahan kritis yang ada di kabupaten blora di tinjau dari Kawasan
dengan tingkat lahan kritis di kabupaten blora

Page1of3
TUJUAN PENELITIAN : 1. Dapat memetakan lahan kritis dengan metode klasifikasi yang berbeda-beda
2. bisa mengetahui seberapa luas tingkat lahan kritis yang terdapat pada Kawasan Kabupaten Blora.
MANFAAT PENELITIAN : agar bisa melakukan pemetaan tingkat lahan kritis di Kawasan Blora
METODOLOGI PENELITIAN : metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode overley, skoring dan juga
pembobotan yang dimana pembobotan dan penskoran adalah penyusunan data-data spasial terhadap parameter penentu
lahan kritis sesuai dengan peraturan Direktur Jendral Bina Pengelolaan Daerah Sungai dan Perhutanan Sosial Nomor:
P.4/V-SET/2013 tentang Tata Petunjuk Teknis Penyusunan Data Spasial Lahan Kritis.

BATASAN MASALAH : Dalam penelitian ini memiliki batasan-batasan sebagai berikut :


1) Penelitian tersebut dilaksanakan di Kawasan lindung, budidaya pertanian, dan Kawasan hutan di kabupaten blora, jawa
tengah.
2) parameter tersebut mencakup penutupan lahan, tingkat vegetasi, tingkat kemiringan lereng, tingkat erosi, dan tingkat
produktivitas.
3) Daerah kritis tersebut akan di klasifikasikan dengan tingkat yang tentu berbeda-beda yaitu kritis, sangat kritis, dan tidak
kritis.
4) Peta kelas vegetasi menggunakan data citra Landsat-8 Bulan Maret Tahun 2014 menggunakan metode NDVI.
5) Metode yang digunakan adalah metode skoring, pembobotan, dan overlay
6) untuk mengolah data menggunakan aplikasi ErMapper 7.0,Envi 4.6 dan ArcGIS
7). Survey lapangan tersebut menggunakan validasi dengan tingkat vegetasi dan kelerengan serta melakukan pengecekan
lapangan hasil klasifikasi penggunaan lahan.
8) faktor yang paling berpengaruh besar dalam tingkat lahan kritis terdapat pada validasi lapangan di mana melakukan
parameter dan memiliki tingkat bobot paling tertinggi yaitu tingkat vegetasi untuk Kawasan lindung di luar hutan dan
tingkat produktivitas untuk Kawasan produksi dan budidaya pertanian.
SISTEMATIKA PENULISAN LAPORAN : BAB 1 Latar Belakang, Rumusan Masalah, Batasan masalah, Tujuan penelitian,
Manfaat Penelitian,
BAB 2 Metode Penelitian
BAB 3 Daftar Pustaka
DAFTAR PUSTAKA :
Ramayanti, Lorenzia Anggi, Bambang Darmo Yuwono, and Moehammad Awaluddin. "
Pemetaan tingkat lahan kritis dengan menggunakan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus:
Kabupaten Blora).
" Jurnal Geodesi Undip 4.2 (2015): 200-207.
Ramayanti, L. A., Yuwono, B. D., & Awaluddin, M. (2015).
Pemetaan tingkat lahan kritis dengan menggunakan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus:
Kabupaten Blora).
Jurnal Geodesi Undip, 4(2), 200-207.
Ramayanti, Lorenzia Anggi, Bambang Darmo Yuwono, and Moehammad Awaluddin. "
Pemetaan tingkat lahan kritis dengan menggunakan penginderaan jauh dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus:
Kabupaten Blora).
" Jurnal Geodesi Undip 4, no. 2 (2015): 200-207.
Ramayanti, L.A., Yuwono, B.D. and Awaluddin, M., 2015. Pemetaan tingkat lahan kritis dengan menggunakan penginderaan
jauh dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus: Kabupaten Blora). Jurnal Geodesi Undip, 4(2), pp.200-207.
Ramayanti LA, Yuwono BD, Awaluddin M. Pemetaan tingkat lahan kritis dengan menggunakan penginderaan jauh
dan
Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus: Kabupaten Blora). Jurnal Geodesi Undip. 2015 May 7;4(2):200-7.

https://123dok.com/document/yde0e5gq-pemetaan-tingkat-kritis-menggunakan-penginderaan-informasi-geografi-
kabupaten.html

Page2of3
Similarity 9%
Title:Jurnal Geodesi Undip Oktober 2014 - DocPlayer.info

https://docplayer.info/65144507-Jurnal-geodesi-undip-oktober-2014.html

Similarity 5%
Title:core.ac.uk › display › 85091644Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan Menggunakan ... - CORE
Pemetaan Tingkat Lahan Kritis Dengan Menggunakan Penginderaan Jauh Dan Sistem Informasi Geografi (Studi Kasus :
Kabupaten Blora) By L. A. (Lorenzia) Ramayanti, B. D. (Bambang) Yuwono and M. (Moehammad) Awaluddin
https://core.ac.uk/display/85091644/

Similarity 9%
Title:Kabupaten Blora) | Ramayanti | Jurnal Geodesi UNDIP

https://ejournal3.undip.ac.id/index.php/geodesi/article/view/8554

Page3of3

Anda mungkin juga menyukai