Anda di halaman 1dari 4

PENERAPAN METODE GEOLISTRIK DALAM ANALISIS TINGKAT

STABILITAS LERENG DAERAH CIUMPLENG KECAMATAN CISITU


KABUPATEN SUMEDANG

Febriana Sari1), Syamsuddin, S.Si, MT2), Dr. Lantu, M.Eng.Sc, DESS2)


1)
Mahasiswa Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin
2)
Dosen Program Studi Geofisika FMIPA Universitas Hasanuddin

SARI BACAAN
Penelitian ini mengkaji tingkat stabilitas pada suatu lereng di daerah Ciumpleng
Kabupaten Sumedang dengan menggunakan metode geolistrik resistivitas dan data
mekanika tanah. Metode geolistrik resistivitas konfigurasi Dipole-dipole digunakan untuk
menentukan bidang gelincir dan tinggi muka air tanah. Analisis laboratorium
menghasilkan nilai kohesi, sudut geser dan massa jenis tanah yang akan dijadikan
parameter dalam analisis stabilitas lereng. Hasil pengolahan data geolistrik
memperlihatkan bidang gelincir pada lintasan 1 dengan nilai resistivitas 31-50 Ωm dan
tinggi muka air tanah pada kedalaman 20-35 meter dengan nilai resistivitas 2-7 Ωm.
Faktor keamanan daerah penelitian adalah 1,079 yang berarti daerah tersebut berada pada
kondisi kritis.

Kata kunci : Bidang gelincir, resistivitas, stabilitas lereng, faktor keamanan.

ABSTRACT

This research describe level of stability on a slope in District Ciumpleng Sumedang by


using geoelectrical resistivity method and soil mechanics data. Dipole-dipole
configuration of geoelectrical resistivity method used to identify slide plane and
groundwater level. Analysis laboratory produce cohesion value, friction angle and
density of soil to be used as a parameter in slope stability analysis. Geoelectrical data
processing results show the sliding plane on the line 1 with a resistivity value 31-50 Ωm
and groundwater levels at a depth of 20-35 meters with resistivity values 2-7 Ωm. Safety
factor in this research area amount 1.079, which means that area are in critical condition.

Key word : slide plane, resistivity, slope stability, safety factor.

1. PENDAHULUAN Berdasarkan hasil survei yang telah


dilakukan sebelumnya oleh PVMBG,
Kabupaten Sumedang merupakan daerah penelitian merupakan wilayah
wilayah yang mengalami laju yang memiliki kondisi tanah yang labil
pertumbuhan penduduk yang tinggi sehingga sangat rawan terjadi gerakan
karena wilayah ini menjadi salah satu tanah. Hal tersebut yang melandasi
kota pendidikan di Jawa Barat. Hal dilakukannya penelitian mengenai
tersebut mengakibatkan semakin identifikasi bidang gelincir dan analisis
banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh kestabilan lereng di Kampung
manusia sehingga akan lebih banyak lagi Ciumpleng, Kecamatan Cisitu,
lahan yang dibutuhkan untuk Kabupaten Sumedang dengan
mendukung aktivitas tersebut. Kondisi menggunakan metode geolistrik
tersebut menyebabkan terjadinya resistivitas.
perubahan tata guna lahan yang
berdampak pada kestabilan lereng.
Penelitian ini bertujuan untuk (1.2)
menentukan bidang gelincir sebagai
penyebab terjadinya gerakan tanah Dan nilai faktor keamanan dengan
berdasarkan nilai resistivitasnya serta prinsip kesetimbangan gaya :
menentukan faktor keamanan atau safety
factor (SF) berdasarkan hasil analisis (1.3)
stabilitas lereng.
1.4 Geolistrik Resistivitas
1.1 Gerakan Tanah
Metode geolistrik resistivitas merupakan
Gerakan massa tanah atau batuan salah satu dari metode geolistrik yang
merupakan proses pergerakan material mempelajari sifat resistivitas dari lapisan
penyusun lereng meluncur atau jatuh ke batuan di dalam bumi. Pada metode ini
arah kaki lereng karena kontrol gravitasi arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi
bumi. Dalam pengertian tersebut, melalui dua buah elektroda arus dan
material penyusun lereng adalah tanah dilakukan pengukuran beda potensial
atau batuan pembentuk suatu lereng melalui dua buah elektroda potensial,
(Crozier dan Glade (2004) dalam hasilnya berupa beda potensial yang
Karnawati (2005)). terukur pada elektroda di permukaan.
Dari beda potensial yang diukur dapat
1.2 Faktor Penyebab Gerakan Tanah
ditentukan variasi resistivitas masing-
Pergerakan massa tanah/batuan pada masing lapisan di bawah titik
lereng dapat terjadi akibat interaksi pengukuran (Reynold, 1997).
pengaruh beberapa kondisi yang
Metode geolistrik resistivitas konfigurasi
meliputi kondisi morfologi, geologi,
dipole-dipole dapat diterapkan untuk
struktur geologi, hidrogeologi dan tata
tujuan mendapatkan gambaran bawah
guna lahan. Faktor pemicu terjadinya
permukaan pada obyek yang
gerakan dapat berupa hujan, getaran-
penetrasinya relatif lebih dalam. Metode
getaran atau aktivitas manusia pada
ini sering digunakan dalam survei-survei
lereng, seperti pemotongan dan
resistivitas karena rendahnya efek
penggalian, pembebanan yang
elektromagnetik yang ditimbulkan
berlebihan dan sebagainya (Karnawati,
antara sirkuit arus dan potensial (Loke,
2005).
1999).
1.3 Analisis Stabilitas Lereng
Untuk memperoleh faktor geometri
Tujuan utama dalam analisis kestabilan pemasangan elektroda dipole-dipole
lereng adalah untuk memberikan suatu yaitu dalam persamaan :
tinjauan dan perencanaan lereng yang
aman. Kestabilan suatu lereng dapat (1.4)
diketahui dari perhitungan nilai faktor
keamanan atau safety factor (SF). Sehingga diperoleh faktor geometri :
Berdasarkan Cheng & Lau (2008),
SF dapat dihitung dengan persamaan (1.5)
sebagai berikut:
2. METODOLOGI PENELITIAN
(1.1)
Metode penelitian dapat dijelaskan
Faktor keamanan dari prinsip dengan melihat bagan alir sebagai
kesetimbangan momen adalah untuk berikut :
bidang kelongsoran circular :
- Lapisan kedua yang merupakan
material rombakan dengan nilai
resistivitas 55-300 Ωm yang diduga
sebagai lapisan breksi tufa.
- Bidang gelincir yang terdeteksi pada
batas antara lapisan breksi tufa dan
lapisan lempung dengan nilai
resistivitas 31-50 Ωm pada kedalaman
40-60 meter.

Analisis Stabilitas Lereng

Pemodelan lereng dengan menggunakan


aplikasi Slope/W dalam menganalisis
kestabilan suatu lereng maka parameter
yang dimasukkan dalam software adalah
nilai berat jenis tanah, sudut geser dan
kohesi sehingga pemodelan lereng yang
dibuat seabgai berikut :

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Geolistrik

Pengukuran sebanyak 2 lintasan yang


saling tegak lurus. Lintasan 1 sepanjang
480 m dan lintasan 2 sepanjang 240 m.
Data yang diperoleh berupa nilai
resistivitas, koordinat dan Gambar 2. Hasil pemodelan lereng
elevasi/topografi. Kemudian nilai
Hasil pemodelan lereng dengan
resistivitas yang diperoleh, diolah
menenetukan keberadaan muka air tanah
dengan menggunakan software
pada gambar 4.4 menunjukkan nilai
Res2DInv untuk mendapatkan
faktor keamanan sebesar 1,079 yang
penampang resistivitas.
mengindikasikan daerah penelitian
merupakan lereng pada zona kritis
berdasarkan tabel 4.1, artinya lereng
tersebut sewaktu-waktu dapat terjadi
proses gerakan tanah apabila terdapat
gangguan atau pemicu terjadinya
gerakan tanah seperti pengaruh curah
Gambar 1. Penampang resistivitas 2D hujan, penambahan beban, getaran
lintasan 1 maupun faktor pemicu lainnya.

Dari hasil pengolahan data, terdapat 3


perlapisan utama yaitu:

- Lapisan teratas dengan nilai


resistivitas 1-30 Ωm yang merupakan
lapisan jenuh air yang diduga lapisan
lempung.
Tabel 1. Rentang faktor keamanan ditinjau saluran kedap air atau pipa agar
dari intensitas kelongsorannya Zakaria, Z rembesan air tidak menjenuhi lereng
(2010) atau lahan tersebut.
2. Sebaiknya dilakukan pemantauan
Nilai FK Kejadian/Intensitas Longsor secara berkala untuk mengetahui laju
pergerakan tanah di sekitar Kampung
SF < 1,07 Longsoran terjadi sering/labil Ciumpleng guna mencegah ancaman
bencana longsor di daerah sekitar
SF 1,07-1,25 Longsoran pernah terjadi/kritis Kampung Ciumpleng.
SF > 1,25 Longsoran jarang terjadi/stabil 5. REFERENSI

Cheng, Yung M. dan Lau, C.K. 2008.


Slope Stability Analysis and
4. PENUTUP
Stabilization. Routledge. New
4.1 Kesimpulan York.

Adapun kesimpulan yang diperoleh dari Karnawati, Dwikorita. 2005. Bencana


penelitian ini adalah sebagai berikut : Alam Gerakan Massa Tanah di
Indonesia dan Upaya
1. Dari hasil pengukuran resistivitas Penanggulangannya. Jurnal
memperlihatkan bidang gelincir Geologi. Jurusan Teknik Geologi
terlihat pada lintasan 1 pada Universitas Gajah Mada.
kedalaman 40 – 60 meter pada Yogyakarta.
rentang resistivitas 31-50 Ωm yang
merupakan batas antara lapisan Loke, Meng Heng. 1999. Electrical
breksi tufa dan lapisan lempung. Imaging Surveys For
Sedangkan untuk lapisan yang jenuh Environmental And Enginering
air yang menandakan batas muka air Studies. Penang. Malaysia.
tanah trdapat pada kedalaman 20 – 35
Reynolds, John. 1997. An Introduction
meter dengan nilai resistivitas 2 -7
to Applied and Enviromental
Ωm.
Geophysics. John Wiley & Sons.
2. Hasil dari analisis pada kestabilan
New York.
lereng daerah penelitian didapatkan
hasil perhitungan Faktor Keamanan Zakaria, Zufialdi. 2010. Analisis
(FK) yaitu dengan nilai 1,079 yang Kestabilan Lereng Tanah. Bahan
berarti lereng tersebut berada pada Ajar Geologi Teknik. Universitas
kondisi kritis, artinya lereng tersebut Padjajaran. Bandung.
akan mengalami gerakan tanah
sewaktu-waktu apabila terdapat UCAPAN TERIMA KASIH
gangguan yang memicu seprti curah
hujan, penambahan beban atau Terima kasih kepada pembimbing bapak
pemicu lainnya. Syamsuddin, S.Si, dan bapak Dr. Lantu,
M.Eng.Sc.DESS yang telah
4.2 Saran membimbing penulis dengan sangat
sabar dan penuh pengertian. Terima
Adapun saran dari penelitian ini adalah kasih kepada para penguji yang telah
sebagai berikut : memberi masukan serta saran kepada
penulis. Kepada keluarga serta teman-
1. Rembesan air yang mengalir pada
teman yang telah memberi do’a dan
retakan lereng sebaiknya dialirkan
semangat kepada penulis.
langsung ke sungai menggunakan

Anda mungkin juga menyukai