Anda di halaman 1dari 2

UTS GEOLOGI MINYAK BULUS 10) Zat lain yang mudah direduksi pada umumnya tidak hadir

pada Hc, menunjukkan pembentukan pada lingkungan reduksi


Andriandita yang kuat.

Pagar Cox 11) Hc tidak mengandung lebih dari 0,5% nitrogen dan 1%
oksigen.
Proses kimia organik pada umumnya dapat dipecahkan dengan
percobaan di laboratorium, namun berbagai factor geologi
mengenai cara terdapatnya minyak bumi serta penyebarannya
di dalam sedimen harus pula ditinjau. Fakta ini disimpulkan Parameter Batuan Induk
oleh Cox yang kemudian dikenal sebagai pagar Cox Haun (’77) membuat kriteria2 sebagai standar untuk
diantaranya sebagai berikut. identifikasi batuan induk yaitu:
1. Minyak bumi selalu terdapat di dalam batuan sedimen  TOC = Kadar Karbon Organik Total (Total
dan umumnya pada sedimen marine, fasies sedimen Organic Carbon), yaitu presentase berat dari
yang utama untuk minyak bumi yang terdapat karbon organik dalam suatu contoh batuan.
disekitar pantai. Karbon organik adalah zat karbon yang berasal
2. Minyak bumi memang merupakan campuran dari zat organik & bukan yang berasal dari
kompleks hidrokarbon. karbonat (gamping). TOC berhubungan langsung
3. Minyak bumi terdapat dari umur Kambriaum – dengan kadar zat organik total atau kerogen,
Pleistosen yaitu: 1.2-1.6 kalo TOC. Beberapa perkiraan nilai
4. Temperatur reservoir rata-rata 107°C dan minyak TOC minimum untuk batuan induk: a) 0.4-1.4%
bumi masih dapat bertahan sampai 200°C. Di atas (Ronov, ’58) b) 1.5% (Schrayer & Zarella, ’63) c)
temperature ini, forfirin sudah tidak bertahan. 0.5% (Welte, ’65).
5. Minyak bumi selalu terbentuk dalam keadaan reduksi  EOM = Zat organik yang dapat diekstraksikan
ditandai dengan adanya forfirin dan belerang. (Extractable Organic Matter) yang dimaksud
6. Minyak bumi dapat tahan pada perubahan tekanan dari adalah hc & non-hc yang dapat dilarutkan (misal
8 -10.000 psi. dalam CS2) atau bitumina. Volume & sidat2 dari
7. Susunan minyak bumi tidak mengalami perubahan EOM menunjukkan sifat batuan induk. Umumnya
yang disebabkan karena migrasi. extrak dari batuan induk susunan kimianya harus
Data Geokimia mengandung susunan utama dari minyak mentak
(Erdman, ’61). Dalam penelitian batuan induk
Data geokimia memberikan bbrp keterangan mengenai ratio EOM/TOC lebih berarti daripada kuantitas
terjadinya hc (Colombo,’61). masing2 TOC atau EOM. Ratio tsb
(minyak/kerogen), paling rendah terdapat dalam
1) Susunan molekul hc, terutama dalam kisaran bensin, tidak batubara & serpih minyak. Nilai kritis: 0.030-
memperlihatkan adanya keseimbangan termodinamik. 0.120 di Cek Ventura (Philip, ’65).
2) Hc pada umumnya aktif secara optik  CPI = Index preferensi karbon (Carbon
Preference Index) adalah ratio antara volume
3) Hc mengandung beberapa senyawa yang memperlihatkan anggota n-parafin yang no: ganjil terhadap
kesamaan struktur terhadap zat organik yang diisolir dari hewan bernomor genap dari kisaran C21-C37. Angka ini
dan tumbuhan sangat tinggi untuk organisme yang masih hidup
& untuk hc resen, untuk batuan sedimen tua angka
4). Beberapa komponen Hc termasuk kompleks porfirin tidak ini hampir mendekati 1 & untuk kebanyakan
stabil pada temberatur 250-300°C, menunjukkan bahwa proses minyak mentah adalah 0.90-1.15. batuan induk
geokimia dalam sejarah terjadinya Hc berlangsung pada yang baik CPInya < 1.15.
temperature rendah.  CIR = perbandingan isotop karbon (Carbon
5) Ratio C13/C14 dalam Hc sangan mirip dengan zat organik C Isotope Ratio) C13/IC12 kisaran nilai CIR mibum
yang terdapat dalam CO2 di udara dan batuan karbonat. adalah 1% (0.0109-0.1011). batuan induk harus
mempunyai CIR yang mendekati nilai mibum
6) Bagian terbesar dari Hc setidak-tidaknya dalam fraksi titik daripada batubara (Silverman, ’73).
didih rendah terdiri dari beberapa senyawa saja.  LOM = Tingkat pematangan termal (Level of
thermal Maturity). Teori degradasi termal
7) Parafin normal merupakan susunan utama Hc. pembentukan mibum menunjukkan bahwa
8) Beberapa Hc memperlihatkan kelebihan n-parafin dengan mibum hanya bisa terbentuk pada tingkatan
nomor atom ganjil disbanding dengan nomor atom genap, pematangan tertentu, yaitu kombinasi antara
menunjukkan mekanisme pembentukannya adalah temperatur atau lamanya zat organik mengalami
dekarboksilasi asam lemak. temperatur tersebut. Penentuan LOM akan
dibahas dalam konsep pematangan (maturation).
9) Penyusunan siklo-alkan & rantai aromatik bercabang dalam
Hc sesuai dengan transformasi n-parafin. Metode Evaluasi Batuan Induk
1. Analisa Kandungan Material Organik
Analisa ini adalah untuk menghitung Total Organic 1. Degradasi Termal. Temperature merupakan faktor
Carbon menggunakan alat bernama Leco Carbon penting. Welte 1964 dan Phillipi 1965 yang
Analyzer dan kemudian dimasukkan ke klasifikasi memperhitungkan bahwa faktor temperatur dapat
Peters & Cassa 1994. Kemudian dihitung pula digantikan dengan faktor waktu.
Potential Yield (S1 + S2) yang merupakan hasil 2. Reaksi Katalis. Cracking terjadi pada temperature
pirolisis. S1 menunjukkan jumlah hidrokarbon bebas rendah dan berjalan lebih cepat apabila menggunakan
yang dapat diuapkan tanpa melalui proses pemecahan lembung sebagai katalisator (asam silikat) (Brooks,
kerogen. S2 menunjukkan jumlah hidrokarbon yang 1954)
dihasil melalui proses pemecahan kerogen yang 3. Radioaktivitas. Penelitian yang dilakukan Whitehead
mewakili jumlah hidrokarbon yang dapat dihasilkan (1954) membuktikan kemampuan pembentukan Hc
batuan selama proses pematangan secara alamiah. minyak bumi dari zat organik, misalnya bombardemen
2. Analisa Tipe Material Organik asam lemak oleh partikel-partikel alfa membentuk Hc
Analisa ini menggunakan Rock Eval Pyrolisis, yaitu parafin.
analisa komponen hidrokarbon pada batuan induk 4. Aktivitas Bakteri. Bakteri mempunyai potensi besar
dengan cara melakukan pemanasan bertahap pada dalam proses pembentukan Hc minyak bumi dan
sampel batuan induk. Selama pemanasan ada dua HC memegang peranan dari sejak matinya zat organik
yang keluar. sampai pada waktu diagenesa. (Zobell 1945)
 HC pertama keluar pada 250º C, merupakan 5. Tanpa suatu proses tertentu. Levorsen (1958)
HC yang sudah ada di dalam, digambarkan berpendapat bahwa organisme membentuk
dlm bentuk S1. hidrokarbon sebagai bagian dari proses metabolisme
 Pada temperatur 350º C, jenis HC kedua dalam siklus hidupnya yang normal.
mulai muncul, dan mencapai maksimum
pada temp 420 - 460º C. HC ini disebut S2.
Temperatur maksimum pada saat S2 disebut
Tmaks
 CO2 juga dikeluarkan dari kerogen dan
direkam sebagai S3
 Indeks Hidrogen (HI) adalah S2 / TOC
 Indeks Oksigen (OI) adalah S3 / TOC
3. Analisa Kematangan Material Organik
Kerogen yg telah matang akan membawa perubahan
pada vitrinit dan akan diiringi dengan kemampuan
partikel tersebut untuk memantulkan cahaya yang
jatuh padanya. Tingkat kematangan yang teramati dari
nilai Ro ini akan bertambah secara teratur dengan
bertambahnya kedalaman.(Pemantulan Vitrinit/ Ro).
Batuan Induk di Indonesia
Berdasarkan Kualitasnya Batuan Induk Dibagi 3 (Waples ‘85):

 Batuan induk efektif adalah batuan induk yang telah


membentuk dan mengeluarkan hidrokarbon. Contoh di
Indonesia adalah Shale Brown Pematang Formation,
Shale Lahat Formation, Batugamping Kais,
Batuserpih Formasi Talang Akar, Cekungan Sumatra
Selatan, Batuserpih Formasi Ngimbang.
 Batuan induk possible adalah batuan sedimen yang
belum pernah di evaluasi potensinya tetapi
mempunyai kemungkinan membentuk dan
mengeluarkan hidrokarbon. Contoh di Indonesia
adalah Batulempung Formasi Muara Enim,
Batulempung Formasi Gumai.
 Batuan induk potensial adalah batuan sedimen yang
belum matang tetapi mempunyai kemampuan
membentuk dan mengeluarkan hidrokarbon jika
pematangannya bertambah tinggi. Contohnya di
Indonesia adalah Batulempung Karbonat Formasi
Nanggulan, Batulempung Hitam Formasi Lahat,
Lignit dan Batulempung Formasi Talang Akar.
Teori Transformasi Hidrokarbon

Anda mungkin juga menyukai