Anda di halaman 1dari 9

Kerangka Acuan Kerja (KAK)

KAJIAN PRODUK UNGGULAN PERTANIAN DAN PERKEBUNAN


DI KABUPATEN TRENGGALEK TAHUN 2012
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Jawa Timur sebagai salah satu propinsi yang menjadi lumbung pangan
nasional memiliki potensi yang cukup besar untuk pengembangan produk-produk
pertanian. Dengan 33 Kabupaten dan Kota yang memiliki potensi komoditi yang
beraneka ragam memungkinkan propinsi ini memberikan andil yang besar dalam
pengembangan produk-produk pertanian. Dengan dukungan SDM yang ada dan
kondisi wilayah yang sangat potensial untuk pertanian diharapkan Jawa Timur
mampu untuk mempertahankan posisinya sebagai lumbung pangan nasional.
Seperti diketahui bahwa pembangunan yang diusung Pemprov Jatim
bertumpu pada 5 prioritas yaitu : (1) pengentasan kemiskinan (pro poor), (2)
penyediaan lapang kerja (pro jobs), (3) pertumbuhan investasi dan perekonomian
(pro Growth), (4) perbaikan kualitas lingkungan (pro environement) dan (5)
keberpihakan pada perempuan (pro gender).

Tujuan dari semua itu adalah

terwujudnya masyarakat Jatim yang sejahtera, adil, makmur dan berakhlak.


Selama tiga tahun terakhir keberhasilan pembangunan salah satunya
terlihat dari meningkatnya kinerja perekonomian di propinsi berpenduduk 37,4 juta
jiwa ini, bahkan terjadi percepatan. Jika pada 2009 pertumbuhan ekonomi hanya
5,01 persen akibat dampak krisis global, tahun 2010 naik tajam menjadi 6,68
persen, pada tahun 2011 pertumbuhan ekonomi Jatim tembus pada 7,22 persen.
Namun demikian selain potensi yang cukup besar tersebut, ada suatu
tantangan yang cukup berat untuk meningkatkan potensi pertanian yang ada
tersebut.

Selain bidang pertanian, Jawa Timur juga merupakan propinsi yang

sangat pesat perkembangan industrinya, sehingga hal ini akan berdampak pada
semakin berkurangnya lahan pertanian. Disamping itu, dengan kemajuan ini
menjadikan masyarakat Jawa Timur menjadi semakin konsumtif. Hal ini membuat
banyak eksportir dari luar yang melirik Jawa Timur sebagai salah satu tujuan
ekspor. Dampaknya tentu adalah semakin banyaknya barang impor yang masuk
ke Jawa Timur. Namun demikian adanya kebijakan Gubernur Jawa Timur yang
menolak menjadikan Jawa Timur sebagai pintu masuk barang-barang impor
merupakan kebijakan yang sangat positif. Hal ini menjadi suatu berita yang cukup

menggembirakan, artinya gubernur sangat memikirkan nasib rakyatnya, khususnya


petani, sehingga petani merasa dilindungi. Dan untuk mengimbangi kebutuhan
pasar akan produk pertanian maka perlu digali dan dikembangkan potensi produk
unggulan pertanian dan perkebunan di berbagai kabupaten / kota sebagai potensi
kekuatan ekonomi Jawa Timur.
Sebagaimana disebutkan dalam Perda Provinsi Jawa Timur No. 2 Tahun
2010 tentang Tata Kelola Produk-produk Unggulan Pertanian dan Perikanan di
Jawa Timur disebutkan bahwa produk unggulan adalah produk yang potensial
untuk dikembangkan dalam suatu wilayah dengan memanfaatkan sumber daya
alam, sumber daya manusia dan teknologi serta ramah lingkungan sehingga
tercipta keunggulan bersaing yang siap menghadapi persaingan global. Untuk
mencapai maksud tersebut, maka perlu pengkajian potensi unggulan pertanian dan
perkebunan yang ada di Kabupaten Trenggalek sebagai salah satu kabupaten di
Jawa Timur.
Kabupaten Trenggalek memiliki potensi pertanian yang cukup besar untuk
dikembangkan sebagai salah satu sentra komoditi andalan Propinsi Jawa Timur,
salah satu bukti adalah banyaknya investor asing yang menanamkan modalnya
dalam bidang pertanian di Kabupaten Trenggalek. Hal ini menandakan bahwa
Kabupaten Trenggalek memiliki potensi yang unggul di bidang pertanian.

Dan

agar ekonomi masyarakat Trenggalek bisa terangkat maka harus digali potensipotensi unggulan di bidang pertanian dan perkebunan tersebut.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut, maka ada beberapa hal yang perlu
diperhatikan dan dilakukan antara lain pertama adalah merubah pola fikir petani
dari sekadar menjadi petani murni yang hanya tahu menanam, menjadi petani yang
berfikiran jauh kedepan dan mempunyai wawasan usaha sehingga mengetahui apa
yang

harus

dilakukan

untuk

mengembangkan

usahanya.

Kedua

adalah

meningkatkan produktifitas komoditi yang ditanam dengan melakukan upaya


perbaikan lahan dan pemenuhan kebutuhan tanaman dengan pemupukan yang
berimbang antara pupuk kimia dengan pupuk organik.

Yang ketiga adalah

ekspansi pasar. Untuk ekspansi pasar ini maka perlu adanya lembaga-lembaga
penunjang yang mampu untuk menjebatani antara petani dengan pedagang
sehingga petani tidak kebingungan dalam memasarkan produknya. Dan keempat
adalah dukungan dari lembaga-lembaga perbankan atau lainnya yang bersedia
untuk memberikan bantuan kredit bagi petani yang membutuhkan tambahan dana
guna mengembangkan usahanya.

1.2. Maksud dan Tujuan


a. Maksud
Maksud dari kajian ini adalah untuk melakukan kajian secara empiris di
lapangan mengenai potensi unggulan dari komoditi pertanian dan perkebunan
yang ada di Jawa Timur dengan menggali informasi dari instansi terkait dan
informasi lapang dari para petani tanaman pangan, hortikultura dan petani
perkebunan secara langsung sehingga diperoleh infomasi yang akurat dan dapat
digunakan untuk menentukan arah kebijakan untuk waktu yang akan datang.
b. Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah memberikan informasi secara valid dan
faktual bagi pemerintah Provinsi Jawa Timur khususnya, untuk membuat kebijakan
yang berkaitan dengan potensi unggulan pertanian dan perkebunan yang ada di
wilayah Kabupaten Trenggalek.

Selain itu juga sebagai bahan informasi bagi

pihak-pihak yang membutuhkan data yang berkaitan dengan potensi Kabupaten


Trenggalek mengenai potensi unggulan pertanian dan perkebunan.

1.3. Persoalan Pokok


1. Masih banyaknya potensi-potensi pertanian khususnya tanaman pangan,
hortikultura dan perkebunan yang masih belum dikelola secara baik sehingga
belum memberikan hasil yang optimal.
2. Perlunya pengembangan produk-produk unggulan pertanian dan perkebunan
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan mengurangi produk impor.
3. Perlunya perhatian yang lebih besar dari pemerintah kepada petani untuk
memberikan dukungan dalam mengembangkan usahataninya.

BAB II
KETENTUAN PELAKSANAAN
2.1. Lingkup Materi

Ruang lingkup materi pekerjaan Kajian Potensi Unggulan Pertanian dan


Perkebunan di Kabupaten Trenggalek ini meliputi :
1. Kajian Pustaka mengenai potensi produk-produk pertanian yang banyak
diusahakan oleh para petani di Kabupaten Trenggalek
2. Gambaran tentang jenis tanaman pertanian dan perkebunan yang memiliki
potensi unggulan yang ada di Kabupaten Trenggalek berdasarkan informasi
dari dinas/instansi terkait.
3. Gambaran tentang sistim pemasaran produk dari petani sampai konsumen
beserta permasalahan yang ada di dalamnya.
4. Pembahasan pada bidang tanaman pertanian dan perkebunan, tetapi fokus
pembahasan lebih ditekankan pada produk pertanian hortikultura dari aspek
agribisnis dan tata kelolanya.
2.2. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah kerja Kajian Potensi Unggulan Pertanian dan Perkebunan
ini adalah di Kabupaten Trenggalek yang memiliki beberapa komoditi yang layak
untuk dikembangkan dan menjadi ikon Kabupaten Trenggalek.
2.3. Lingkup Kegiatan
Lingkup Kegiatan dalam Kajian Potensi Unggulan Pertanian dan Perkebunan di
Kabupaten Trenggalek ini meliputi :
1. Tahap Persiapan,
2. Tahap Penyusunan Laporan Pendahuluan,
3. Tahap Kajian Data Sekunder dari Instansi Terkait,
4. Tahap Penyusunan Laporan Akhir.
1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan mencakup penetapan lokasi kajian didasarkan pada data
sekunder ada serta mempersiapkan administrasi renacana pelaksanaan kegiatan.

2. Tahap Penyusunan Laporan Pendahuluan


Tahap penyusunan Laporan Pendahuluan ini adalah merupakan
tahapan awal yang harus dilakukan oleh konsultan sebelum melaksanakan tahap
survey dan pengumpulan data.

Dengan adanya Laporan Pendahuluan ini, diharapkan dapat diketahui


secara jelas konsep / kerangka dasar Pekerjaan Kajian Potensi Unggulan
Pertanian dan Perkebunan di Kabupaten Trenggalek mulai tahap input, proses
sampai output yang dihasilkan serta rekomendasi dan tahapan pelaksanaannya.
Penyusunan Laporan pendahuluan intinya berisikan tentang:
Latar belakang, maksud dan tujuan, ruang lingkup studi serta acuan literatur
sebagai dasar alur pikir;
Gambaran umum wilayah kajian;
Metodologi pendekatan studi ;
Jadwal Pelaksanaan Pekerjaan;
Struktur Organisasi Pelaksanaan Pekerjaan;
Komposisi dan Pendayagunaan Tenaga.
3. Tahap Kajian Data Sekunder dari Instansi Terkait
Pokok-pokok pekerjaan pada langkah Tahap kajian beserta produk yang
dihasilkan adalah sebagai berikut :
a.

Koordinasi dan Pengadaan data Instansional

b.

Dinas Pertanian / Perkebunan Kabupaten Trenggalek

Tinjauan lapangan
Kelengkapan data yang harus diakomodasikan dalam Pekerjaan Kajian Potensi

Unggulan Pertanian dan Perkebunan di Kabupaten Trenggalek adalah :


a) Data wilayah kajiaan antara lain luas lahan tanaman yang dibudidayakan
secara meluas, tingkat produksi, jenis komoditas unggulan, kelembagaan
petani.
b) Data hasil tinjauan lapangan masalah budaya dan sosial ekonomi antara lain :
pemasaran, sentra-sentra produksi, jenis-komoditas yang banyak diusahakan
beserta permasalahan petani dalam pengembangan pertaniannya.
c) Data Kependudukan/Demografi, dan data lainnya yang ada hubungannya
dengan studi.
4. Tahap Penyusunan Laporan Akhir

Pada

tahap

ini

kegiatan

yang

dilakukan

adalah

melakukan

pembahasan terhadap data-data yang diperoleh dari lapang baik data hasil
tinjauan lapang maupun data dari instansi terkait untuk mengetahui :
1. Potensi pengembangan produk unggulan yang ada di tiap wilayah ;
2. Kemampuan

sosial

masyarakat

dalam

pengelolaan

usaha-taninya

agribisnis;
3. Analisa ekonomi dari masing-masing komoditi pertanian dan pekebunan yang
menjadi produk unggulan masyarakat.
5. Produk Pekerjaan.
Produk laporan yang dihasilkan dalam pekerjaan Kajian Produk Unggulan
Pertanian dan perkebunan di Kabupaten Trenggalek ini adalah berupa :
a. Buku laporan pendahuluan
b. Buku laporan akhir
c. Dokumentasi

BAB III
SISTEM PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Jangka Waktu Pelaksanaan Pekerjaan

Jangka waktu pelaksanaan Pekerjaan Kajian Potensi Unggulan Pertanian dan


Perkebunan

di

Kabupaten

Trenggalek

adalah

(tiga)

bulan

sejak

ditetapkannya Surat Perintah Kerja.


3.2. Komposisi Tenaga Ahli Yang Dibutuhkan
Dalam penelitian ini didukung oleh tenaga ahli dan tenaga penunjang, yang
secara rinci adalah sebagai berikut :
1. Team Leader adalah seorang Sarjana Pertanian yang berpengalaman kerja
dibidang Pertanian minimal 5 tahun,
a. Melakukan koordinasi, pengarahan dan memberikan bimbingan baik dalam
hal yang substantif maupun non substantif dalam pelaksanaan kegiatan,
b. Mengidentifikasi masalah-masalah yang ada di wilayah studi,
c. Menganalisis arah pengembangan wilayah studi sesuai dengan potensi
produk pertanian dan perkebunan yang ada,
d. Memberikan masukan/rekomendasi dalam mengembangkan potensi produk
unggulan pertanian dan perkebunan yang ada.
2. Tenaga Penunjang/Pendukung Pekerjaan
a.

Satu (1) orang tenaga administrasi

b.

Satu (1) orang tenaga Operator Komputer D3/SLTA

3.3. Keluaran (Sistem Pelaporan)


Sesuai dengan tahapan kegiatan yang dilakukan, maka keluaran (sistem
pelaporan) dalam pelaksanaan pekerjaan Kajian Produk Unggulan Pertanian dan
Perkebunan di Kabupaten Trenggalek dijabarkan sebagai berikut :
1. Laporan Pendahuluan
Berisikan latar belakang pekerjaan, maksud dan tujuan, lingkup pekerjaan,
metode

dan

pendekatan

pekerjaan,

jadwal

pelaksanaan

kegiatan,

pendayagunaan tenaga ahli maupun instrumen-instrumen survey yang akan


digunakan. Buku Laporan Pendahuluan dibuat rangkap 10 eksemplar.
2. Laporan Akhir
Laporan Akhir merupakan laporan secara lengkap yang merupakan penyempurnaan dari laporan pendahuluan dan laporan analisa data sesuai dengan
konsep yang telah ditetapkan dan telah dilakukan asistensi dengan Direksi
Pekerjaan. Buku laporan Akhir dibuat sebanya 10 eksemplar.
7

3. Laporan dalam bentuk CD ROM 5 keping


4. Dokumentasi atau foto-foto 1 set

BAB IV
HAK DAN KEWAJIBAN PELAKSANA PEKERJAAN
4.1.

Kewajiban Konsultan
a. Konsultan berkewajiban dan bertanggung jawab sepenuhnya terhadap
pelaksanaan

Pekerjaan

Kajian

Produk

Unggulan

Pertanian

dan

Perkebunan di Kabupaten Trenggalek, sesuai dengan ketentuan


perjanjian kerjasama yang telah ditetapkan.
b. Konsultan wajib mengikuti ketentuan teknis yang ditentukan sesuai
dengan kerangka acuan kerja.
c. Konsultan dalam melaksanakan pekerjaannya dinyatakan berakhir
sampai dengan selesainya Laporan Akhir
4.2.

Hak Konsultan
a. Dalam pelaksanaan Pekerjaan Kajian Produk Unggulan Pertanian dan
Perkebunan di Kabupaten Trenggalek, konsultan berhak untuk meminta
bantuan Tim Teknis atau Dinas/Instansi terkait untuk memberikan data
dan informasi yang diperlukan;
b. Setelah pelaksana pekerjaan melaksanakan seluruh kewajibannya,
maka

pihak

pelaksana

pekerjaan

berhak

untuk

mendapatkan

pembayaran atas hasil pekerjaannya sejumlah tertentu dengan syarat


yang telah ditetapkan dalam kontrak kerja.
Dibuat di

:.......................

Pada tanggal :.......................


Pejabat Pembuat Komitmen

.............................................
NIP. .....................................

Anda mungkin juga menyukai