Anda di halaman 1dari 7

Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

PARTISIPASI KELOMPOK TANI DALAM MENDUKUNG PROGRAM-PROGRAM


PERTANIAN BERKELANJUTAN DI KECAMATAN PURING, KABUPATEN
KEBUMEN
(STUDI KOMPARASI KELOMPOK TANI KELAS LANJUT DAN PEMULA)

Oneng Sunaringtyas Puspitaningsih1), Bekti Wahyu Utami1), Arip Wijianto1)


1)
Program Studi Penyuluhan dan Komunikasi Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Sebelas Maret
email : onenk.xenia@gmail.com

Abstract
This research aimed to assess the participation of members of farmer groups in Puring, Kebumen
regency, and to compare the participation of members of farmer groups in advanced classes and
beginner classes in Puring, Kebumen regency.. Through this research, farmer groups are expected to
maintain the participation of each member so that the farmer groups to be effective, optimal and can
achieve a higher grade category. Research location determined by purposive in Puring, Kebumen
regency. Method of sampling determined by multistage cluster random sampling. To determine
whether there are differences in the participation and effectiveness of farmer Group in advanced
classes and beginner classes used by Man-Whitney Test From the Mann-Whitney U test, can be seen
in all statistical Test output indicator for the level of participation and effectiveness has a small z
value and sig. 2-tailednya greater than 0.005. It states the test results are not statistically significant,
thus the hypothesis is accepted that there is no difference in the distribution of scores on the level of
participation in the advanced classes and beginner classes

Keywords : Differences, Effectiveness, Farm Groups, Farmers, Participation


Salah satu faktor yang dapat
PENDAHULUAN memperlancar pembangunan pertanian adalah
Awalnya, tahun 1980, istilah “sustainable adanya kesadaran individu. Dengan adanya
agriculture” atau diterjemahkan menjadi kesadaran individu tersebut, petani bergabung
„pertanian berkelanjutan‟ digunakan untuk ke dalam suatu wadah yaitu kelompok tani.
menggambarkan suatu sistem pertanian Tujuan dari dinamika kelompok adalah
alternatif berdasarkan pada konservasi tercapainya tujuan kelompok yang ditentukan
sumberdaya dan kualitas kehidupan di dengan adanya tindakan atau partisipasi yang
pedesaan. Sistem pertanian berkelanjutan dilakukan oleh anggota. Dengan adanya
ditujukan untuk mengurangi kerusakan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok
lingkungan, mempertahankan produktivitas tersebut, kelompok mampu memberi peluang
pertanian, meningkatkan pendapatan petani kepada setiap anggota kelompok untuk
dan meningkatkan stabilitas dan kualitas bekerjasama dan berpartisipasi dalam setiap
kehidupan masyarakat di pedesaan. Tiga kegiatan yang diadakan oleh kelompok. Dalam
indikator besar yang dapat dilihat dari setiap kegiatan yang diadakan oleh kelompok
lingkungannya lestari, ekonominya meningkat tani, setiap anggota akan berintegrasi,
(sejahtera) dan secara sosial diterima oleh bekerjasama dan berusaha untuk mencapai
masyarakat petani. Pembangunan tujuan bersama. Melalui kerjasama dan
berkelanjutan bukan hanya sebagai partisipasi anggota inilah tujuan program
transformasi progresif terhadap struktur sosial dalam pembangunan, khususnya pembangunan
dan politik. Pembangunan pertanian pertanian dapat berhasil dan berjalan dengan
berkelanjutan juga untuk meningkatkan baik. Partisipasi masyarakat atau petani
kapasitas masyarakat dalam memenuhi menurut Mubyarto dan Kartodihardjo (1990)
kepentingan saat ini tanpa mengorbankan adalah adanya kesediaan masyarakat atau
kemampuan generasi mendatang untuk petani dalam ikut ambil bagian pada kegiatan
memenuhi kepentingan masyarakat pada masa yang akan dilakukan bersama untuk
saat ini. mendukung keberhasilan suatu program
pembangunan tanpa mengorbankan

Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85 79
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

kepentingan mereka. Kelompok tani dapat efektif dan optimal serta dapat mencapai
berjalan optimal jika para anggotanya dapat kategori kelas yang lebih tinggi.
berpartisipasi secara aktif. Dalam suatu
kegiatan, partisipasi anggota dapat terjadi METODE PENELITIAN
karena adanya interaksi sosial yang dilakukan Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei-
dengan masyarakat. Menurut Purwanto (2007), Agustus 2016 di Kecamatan Puring Kabupaten
dinamika kelompok tani adalah seluruh Kebumen. Metode dasar yang digunakan
aktivitas dari kekuatan intern dan ekstern dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan
secara interaktif dari seluruh anggota teknik penelitian survei. Penetuan lokasi
kelompok. Sedangkan kelompok dikatakan penelitian dilakukan secara sengaja (purposive)
dinamis apabila semua unsur yang ada dalam yaitu di Kecamatan Puring Kabupaten
kelompok berinteraksi dan berperan sesuai Kebumen dengan pertimbangan bahwa
fungsinya. Selanjutnya untuk mengukur Kecamatan Puring merupakan Kecamatan
kedinamisan dalam suatu kelompok dapat yang memiliki jumlah kelompok tani
dilihat dari segi : (1) pertemuan kelompok, terbanyak di Kabupaten Kebumen yaitu
(2) produksi usahatani meningkat, (3) adanya sejumlah 118 kelompok tani yang tersebar di
rencana kerja, (4) pengurus aktif (berfungsi), 23 desa, namun di Kecamatan Puring ini
(5) norma kelompok ditaati, sendiri kelas kelompok tani yang ada hanya
(6) adanya tabungan, dan (7) pendapatan dan kelas pemula dan lanjut. Penelitian ini dibatasi
kesejahteraan pada program yang dilaksanakan dalam jangka
Demikian juga dengan kelompok tani waktu 1 tahun terakhir.
yang ada di Kecamatan Puring, Kabupaten Penarikan sampel dalam penelitian ini
Kebumen. Berdasarkan data katalog dilakukan dengan metode multistage cluster
kelembagaan pelaku utama dan pelaku usaha random sampling dengan hasil akhir yaitu 66
kelompok tani (poktan) dan gabungan responden yang terdiri dari Desa Sidobunder
kelompok tani (gapoktan) Dinas Pertanian dan 22 responden, Desa Tambak Mulyo 22
Peternakan (Distanak) Kabupaten Kebumen responden, dan Desa Purwoharjo 22 responden.
tahun 2016, Kecamatan Puring merupakan Jenis data pada penelitian ini adalah data
Kecamatan dengan jumlah kelompok tani primer dan data sekunder yang diperoleh
terbanyak dari 26 Kecamatan di Kabupaten melalui wawancara, kuesioner, observasi, dan
Kebumen dengan jumlah kelompok tani pencatatan.
sebanyak 118 kelompok tani dengan Tingkat partisipasi anggota kelompok tani
pembagian 19 kelompok tani termasuk pada di Kecamatan Puring Kabupaten Kebumen
kelas pemula dan 99 kelompok tani termasuk dalam penelitian ini dikategorikan menjadi 5,
pada kelas lanjut. Dinas Pertanian memiliki yaitu: (a) sangat rendah, (b) rendah, (c) sedang,
beberapa indikator penilaian dalam (d) tinggi, dan (e) sangat tinggi. Skala data
mengelompokkan kelas kelompok tani. yang digunakan adalah skala ordinal sehingga
Penilaian kelompok tani ini menjadi salah satu untuk mengetahui pusat-pusat kecenderungan
bentuk pembinaan agar petani dapat adalah pada nilai rata-rata. Dengan demikian
termotivasi untuk lebih dapat berprestasi pengukuran tingkat partisipasi anggota
dalam mencapai kelas yang lebih tinggi. Salah kelompok tani menggunakan pengukuran
satu indikator penilaian kelompok tani yaitu median score.
keikutsertaan/partisipasi anggota dalam setiap Untuk menganalisis apakah terdapat
kegiatan yang diadakan oleh kelompok tani perbedaan antara tingkat partisipasi pada kelas
tersebut. lanjut dan pemula digunakan uji Mann-
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Whitney. Uji Mann-Whitney digunakan untuk
partisipasi anggota di Kecamatan Puring mengetahui terdapat perbedaan respons
Kabupaten Kebumen, dan membandingkan populasi data yang saling independen. Tes ini
partisipasi anggota kelompok tani pada kelas masuk dalam uji nonparametrik.
lanjut dan kelas pemula di Kecamatan Puring,
Kabupaten Kebumen. Penelitian ini
diharapkan kelompok tani tetap
mempertahankan partisipasi dari setiap
anggota sehingga kelompok tani dapat berjalan

80 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

Keterangan : perbedaan antara tingkat partisipasi pada


U : Uji Mann-Whitney kelas lanjut dan pemula.
n1 : Banyaknya sampel x b. Apabila Asymp. Sig (P) > α = 0,05;
n2 : Banyaknya sampel y maka H0 diterima, H1 ditolak berarti
R : Rangking keturunan untuk variabel tidak ada perbedaan antara tingkat
Kriteria Pengambilan Keputusan: partisipasi pada kelas lanjut dan pemula.
a. Apabila Asymp. Sig (P) < α = 0,05;
maka H0 ditolak, H1 diterima berarti ada
HASIL DAN PEMBAHASAN
Identitas Responden
Identitas responden yang digunakan dalam penelitan ini adalah nama, umur, pendidikan formal,
dan luas lahan yang diusahakan.
Tabel 1. Distribusi identitas responden
Kategori Kelompok umur Jumlah Persentase
Rendah 18-40 tahun 18 27,3
Umur Sedang 41-60 tahun 40 60,6
Tinggi >60 tahun 8 12,1
Kategori Pendidikan formal Jumlah Persentase
Rendah Tamat SLTP 46 69,7
Pendidikan Sedang Tamat SLTA 18 27,3
Tinggi > Diploma I 2 3
Kategori Luas lahan (Ha) Jumlah (orang) Persentase (%)
Rendah ≤0,5 ha 54 81,8
Luas Lahan Sedang 0,51 – 0,78 ha 5 7,6
Tinggi >0,79 ha 7 10,6
Sumber : Analisis data primer.
Menurut Slamet (1993) faktor umur Pendidikan merupakan salah satu faktor
sangat penting dalam partisipasi, biasanya yang dapat mempengaruhi seseorang dalam
petani yang masuk golongan umur (30-50 dalam kemampuannya berfikir serta
tahun) semakin aktif dimana semakin tua usia kemampuan dalam menganalisa suatu masalah
semakin aktif keterlibatannya dalam partisipasi yang terjadi dalam kelompok dan dapat
dalam tahap pelaksanaan. Menurut Hurloock memberikan tanggapan. Pada Tabel 1 dapat
(2001) pembagian umur dibedakan menjadi 3, diketahui bahwa pendidikan formal responden
yaitu: dewasa awal yang dimulai dari umur 18 terbagi dalam tiga kelompok yaitu responden
tahun sampai umur 40 tahun, dewasa madya dengan tingkat Diploma I keatas sebanyak 2
yang dimulai dari umur 41 tahun sampai 60 responden atau 3%, pendidikan tamat SLTA
tahun, dan dewasa lanjut yang dimulai pada sebanyak 18 orang atau 27,3%, responden
umur 60 tahun sampai kematian. Pada Tabel 1 dengan tingkat tamat SLTP sebanyak 46 orang
dapat diketahui bahwa usia responden atau 69,7 %. Dengan adanya wajib belajar
terbanyak berada pada umur 41-60 tahun minimal 9 tahun, tingkat pendidikan terbanyak
dengan jumlah 40 responden atau 60,6 %. responden merupakan tamatan SLTP. Namun
Dengan melihat kelompok umur responden, ada beberapa responden yang menyelesaikan
maka dapat dikatakan sebagian besar belajarnya hingga SLTA bahkan Perguruan
responden tergolong dalam usia produktif. Tinggi. Hal ini menyatakan bahwa mereka
Usia yang masih produktif biasanya masih memiliki kesadaran untuk bersekolah. Tingkat
mempunyai semangat yang lebih besar pendidikan dapat mempengaruhi kualitas
dibandingkan usia yang non produktif dalam sumber daya manusia, umumnya semakin
menjalankan setiap usaha tani mereka, tinggi tingkat pendidikan biasanya pola
sehingga usia produktif sangat potensial untuk berpikir juga akan semakin maju sehingga
lebih meningkatkan peranannya dalam setiap dapat berperan dalam setiap kegiatan yang
kegiatan yang dilakukan oleh kelompok tani. dilaksanakan oleh kelompok tani.

Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85 81
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

Kepemilikan/ penguasaan lahan petani di petani dalam ikut ambil bagian pada kegiatan
Indonesia terutama di Pulau Jawa termasuk yang akan dilakukan bersama untuk
sempit dengan rata-rata kurang dari 0,5 Ha, mendukung keberhasilan suatu program
sehingga tidak ekonomis dalam berusahatani. pembangunan tanpa mengorbankan
Pada Tabel 1 dapat diketahui tentang luas kepentingan mereka. Keterlibatan masyarakat
lahan yang dimiliki oleh responden. ini mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan,
Responden yang memiliki luas lahan garapan monitoring dan evaluasi hasil-hasil
≤0,5 ha sebanyak 54 orang atau 81,8 %, pembangunan.Untuk mengetahui tingkat
responden yang memiliki luas lahan garapan partisipasi maka diperlukan indikator untuk
antara 0,51 – 0,78 ha sebanyak 5 orang atau mengukurnya. Tinggi rendahnya partisipasi
7,6 % , dan responden yang memiliki luas dapat diketahui dari skor atau penilaian atas
lahan garapan ≥0,79 ha sebanyak 7 orang atau tanggapan atau jawaban yang diberikan oleh
10,6 %. responden dari berbagai pertanyaan yang
diajukan berdasarkan kriteria yang digunakan.
Partisipasi Anggota Kelompok Tani
Distribusi tingkat partisipasi dapat dilihat pada
Partisipasi masyarakat atau petani
tabel 2.
menurut Mubyarto dan Kartodihardjo (1990)
adalah adanya kesediaan masyarakat atau
Tabel 2. Distribusi responden berdasarkan tingkat partisipasi pada kelas lanjut dan pemula kelompok
tani di Kecamatan Puring
Kelas Lanjut Kelas Pemula
Kriteria Frek Frek
% Median % Median
(org) (org)
Sangat tinggi 7 21,2 10 30,3
Tahap Perencanaan dan Tinggi 14 42,4 4 11 33,3 4
pengambilan keputusan Sedang 4 12,1 3 9,1
Rendah 5 15,2 6 18,2
Sangat rendah 3 9,1 3 9,1
Jumlah 33 100 33 100
Sangat tinggi 15 45,5 17 51,5
Tinggi 6 18,2 4 12,1
Tahap Pelaksanaan Sedang 5 15,1 4 11 33,3 5
Kegiatan Rendah 5 15,1 1 3,1
Sangat rendah 2 6,1 0 0,0
Jumlah 33 100 33 100
Sangat tinggi 13 39,4 11 33,3
Tinggi 8 24,2 10 30,1
Tahap PemantauanHasil Sedang 3 9,1 4 2 6,2 4
dan Evaluasi Rendah 8 24,2 8 24,2
Sangat rendah 1 3,1 2 6,2
Jumlah 33 100 33 100
Sangat tinggi 21 63,6 5 21 63,6 5
Tinggi 12 36,4 12 36,4
Tahap Pemanfaatan Sedang 0 0 0 0
Hasil Rendah 0 0 0 0
Sangat rendah 0 0 0 0
Jumlah 33 100 33 100
Sumber : Analisis data primer.
Pada Tabel 2 ditunjukkan partisipasi sedangkan partisipasi anggota pada tahap
anggota pada tahap pengambilan keputusan pengambilan keputusan dan perencanaan
dan perencanaan untuk kelas lanjut termasuk untuk kelas pemula juga termasuk dalam
dalam kategori tinggi (median skor 4), kategori tinggi (median skor 4). Dalam setiap

82 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

kegiatan yang diadakan oleh kelompok, petani besar anggota terlibat dalam kegiatan-kegiatan
anggota selalu dianjurkan untuk berpartisipasi pemantauan dan evaluasi kegiatan yang telah
dalam setiap kegiatan karena setiap kegiatan berlangsung seperti pengumpulan informasi
yang akan diadakan oleh kelompok merupakan mengenai kegiatan yang telah dilaksanakan,
jawaban atas setiap kebutuhan yang diperlukan pembuatan kesimpulan atas kegiatan yang
oleh petani dalam usaha tani mereka, maka telah dilaksanakan.
dari itu kelompok membutuhkan informasi Hal ini menunjukkan bahwa mereka sadar
dari petani anggota untuk merencanakan suatu bahwa dalam pengambilan kesimpulan untuk
program bagi petani. Selain itu kelompok kegiatan yang telah dilaksanakan mereka harus
mengharapkan agar para petani menjadi berpartisipasi karena penilaian keberhasilan
termotivasi untuk bekerja dalam setiap suatu kegiatan ini berdasarkan informasi yang
kegiatan yang akan dilaksanakan sehingga mereka berikan karena petani sendiri yang
kesejahteraan mereka meningkat. melakukan kegiatan tersebut. Namun masih
Pada Tabel 2 ditunjukkan partisipasi terdapat beberapa anggota yang tingkat
anggota pada tahap pelaksanaan untuk kelas partisipasi mereka masih rendah. Hal ini
lanjut termasuk dalam kategori tinggi (median dikarenakan mereka menyerahkan setiap hasil
skor 4) sedangkan tingkat partisipasi anggota evaluasi kegiatan kepada pengurus kelompok
pada tahap pelaksanaan untuk kelas pemula tani. Hal ini berarti anggota belum menyadari
termasuk dalam kategori sangat tinggi (median pentingnya pemantauan dan evaluasi kegiatan.
skor 5). Hal ini terwujud dengan kehadiran Anggota beranggapan asalkan hasil kegiatan
anggota dan korbanan uang oleh sebagian yang didapat sesuai dengan harapan, anggota
anggota dalam setiap pelaksanaan kegiatan, sudah puas.
sedang korbanan bahan jarang sekali Pada Tabel 2 ditunjukkan tingkat
dilakukan namun jika kegiatan yang akan partisipasi anggota pada tahap pemanfaatan
dilaksanakan tersebut membutuhkan hasil untuk kelas lanjut dan pemula termasuk
bahan/barang, petani siap membantu agar kategori sangat tinggi (median skor 5). Hal ini
kegiatan berjalan dengan lancar. Petani berarti sebagian besar anggota sering
mengikuti kegiatan yang diadakan oleh merasakan manfaat dari setiap hasil-hasil
kelompok karena mereka sadar bahwa kegiatan yang dilakukan oleh kelompok yang
kegiatan yang dilaksanakan tersebut untuk berupa manfaat ekonomi, sosial dan psikologi.
mensejahterakan mereka. Para petani di tempat penelitian,
Dari data yang diperoleh, dapat diketahui merasakan adanya manfaat yang mereka
bahwa petani yang berpartisipasi dalam terima ketika mengikuti kelompok tani. Ketika
kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok kelompok tani mengadakan kegiatan
didasari oleh alasan yang berbeda-beda. Jika peminjaman pupuk kepada anggota, para
melihat data yang telah diperoleh, kesadaran anggota merasakan manfaatnya. Para petani
petani akan pentingnya partisipasi mereka tidak perlu repot-repot mencari pupuk untuk
dalam mengikuti kegiatan yang diadakan usaha tani mereka, bahkan untuk
kelompok sudah tinggi, mereka sadar bahwa pengembaliannyapun mereka tidak merasa
kegiatan yang diadakan ini merupakan terbebani, karena mereka diberikan pilihan
jawaban atas setiap kebutuhan-kebutuhan untuk mengembalikannya dengan cara
mereka. Namun masih ada anggota yang menyicil lewat hasil panen mereka. Dari hasil
tingkat partisipasi mereka masih sedang atau kegiatan di lapang, dapat diketahui bahwa para
bahkan kurang. Hal itu dapat diartikan bahwa petani merasakan manfaat dari kegiatan yang
mereka mengikut kegiatan yang diadakan dilakukan oleh kelompok. Bukan hanya
kelompok bukan berdasarkan kesadaran manfaat ekonomi saja tetapi manfaat sosial
mereka, namun mereka memiliki alasan lain seperti kekeluargaan yang lebih erat dan
seperti mereka mengikuti kegiatan karena manfaat psikologis seperti para petani
pengaruh orang lain, atau karena mereka merasakan bahwa kehadirannya berguna bagi
merasa tidak enak hati jika tidak kelompok.
mengikutinya.
Uji beda partisipasi kelas lanjut dan pemula
Pada Tabel 2 ditunjukkan tingkat
Perbedaan antara tingkat partisipasi pada
partisipasi anggota pada tahap ini untuk kelas
kelas lanjut dan kelas pemula dapat diketahui
lanjut dan pemula termasuk dalam kategori
dengan cara melakukan uji beda dengan
tinggi (median skor 4). Hal ini berarti sebagian

Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85 83
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

menggunakan uji Mann-Whitney U yang perbedaan antara tingkat partisipasi pada kelas
perhitungannya menggunakan program SPSS lanjut dan kelas pemula. Analisa hasil uji beda
versi 16 for windows. Apabila nilai Asymp.Sig antara tingkat partisipasi pada kelas lanjut dan
(2-tailed) > 0,05 maka tidak terdapat kelas pemula dapat dilihat pada tabel 3.
Tabel 3. Uji beda tingkat partisipasi pada kelas lanjut dan pemula kelompok tani di Kecamatan Puring
Tingkat Mann- Asymp. Sig.
Kelompok Mean rank Sum of ranks
Partisipasi Whitney U (2-tailed)
Lanjut 32,68 1078,50
X1 517,5 0,718
Pemula 34,32 1132,50
Lanjut 31,74 1047,50
X2 486,5 0,425
Pemula 35,26 1163,50
Lanjut 34,44 1136,50
X3 513,5 0,678
Pemula 32,56 1074,50
Lanjut 33,50 1105,50
X4 544,5 1,000
Pemula 33,50 1105,50
Sumber : Analisis data primer.
Keterangan:
Jumlah total responden 66 responden dengan pembagian : 33 responden kelas lanjut dan 33 responden
kelas pemula
X1 : Tahap pada pengambilan kepututusan dan perencanaan
X2 : Tahap pelaksanaan kegiatan
X3 : Tahap pemantauan dan evaluasi
X4 : Tahap pemanfaatan hasil.
Pada Tabel 3 dapat diketahui bahwa partisipasi yang diberikan oleh anggota
tingkat partisipasi untuk kelas lanjut dan kelompok tani pada kelas pemula dan kelas
pemula untuk tahap pengambilan keputusan lanjut sama-sama tinggi. Dalam pelaksanaan
dan perencanaan, tahap pelaksanaan kegiatan, pembagian kelas kelompok tani, tingkat
dan tahap pemanfaatan hasil nilai meannya partisipasi menjadi salah satu
untuk kelas pemula lebih besar daripada kelas indikator/parameternya. Kelas pemula
lanjut. Sedangkan untuk tahap pemantauan dan merupakan kelas yang terbawah yang berarti
evaluasi nilai meannya untuk kelas lanjut lebih masih belum dapat merencanakan kegiatan
besar daripada kelas pemula. Dari uji Mann- yang akan dilakukan dengan baik, sedangkan
Whitney U, dapat dilihat pada output Test kelas lanjut merupakan kelas yang lebih tinggi
statistik semua tahap pada partisipasi memiliki dari kelas pemula dan mampu merencanakan
nilai sig. 2-tailednya lebih besar dari pada kegiatan meski masih terbatas. Pembinaan
0,005 semua. Hal ini menyatakan hasil uji kelompok tani diarahkan untuk
tidak signifikan secara statistik, dengan memberdayakan petani agar memiliki
demikian hipotesa yang diterima yaitu tidak kekuatan mandiri, yang mampu menerapkan
ada perbedaan distribusi skor pada tingkat inovasi (teknis, sosial dan ekonomi) sehingga
partisipasi ada kelas pemula dengan kelas kelompok tani mereka menjadi lebih maju.
lanjut. Untuk mencapai hal tersebut, penyuluhan
Pusluhtan (1996), menjelaskan bahwa pertanian dilakukan melalui pendekatan
klasifikasi kelompok tani ditetapkan kelompok, membina terjalinnya kerjasama
berdasarkan nilai yang dicapai oleh masing- individu petani, dan mendorong petani anggota
masing kelompok dari hasil evaluasi dengan untuk ikut serta dalam proses belajar-mengajar
menggunakan lima jurus untuk meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan kelompok. Penilaian kelas keterampilan, proses produksi untuk mencapai
kemampuan kelompok tani dilaksanakan skala ekonomi, serta proses kerjasama melalui
berdasarkan lima jurus kemampuan kelompok, pembinaan hubungan melembaga dengan
yang selanjutnya dinilai dengan menggunakan Koperasi Unit Desa (KUD) dan kerjasama
indikator-indikator tertentu. Dari hasil analisis dengan pelaku ekonomi lainnya (swasta dan
uji beda di atas, tidak terdapat perbedaan yang BUMN) untuk pengelolaan usahatani mulai
signifikan pada tingkat partisipasi antara kelas dari pengadaan sarana, kegiatan budidaya,
lanjut dengan kelas pemula, karena tingkat pengolahan dan pemasaran hasil, dan

84 Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85
Partisipasi Kelompok Tani dalam Mendukung Program … Puspitaningsih et al.

selanjutnya kelompok dapat meningkatkan Mardikanto, T. 1994. Bunga Rampai


kerajasama sebagai kelompok usaha sehingga Pembangunan Pertanian. UNS Press.
akan meningkatkan kemampuan petani untuk Surakarta.
meningkatkan produktivitas pendapatan dan
Mardikanto, T. 1996. Penyuluhan
kesejahteraannya (Pusluhtan, 1996)
Pembangunan Kehutanan. Pusat
Penyuluhan Kehutanan Departemen
KESIMPULAN
Kehutanan Republik Indonesia
Partisipasi anggota pada kelompok tani di bekerjasama dengan Fakultas Pertanian
Kecamatan Puring, Kabupaten Kebumen UNS. Jakarta.
termasuk dalam kategori tinggi, dimana
mereka ikut serta dalam setiap kegiatan yang Mubyarto dan Kartodihardjo, 1990.
diadakan oleh kelompok tani pada tahap Pembangunan Pedesaan di Indonesia.
perencanaan dan pengambilan keputusan, Liberty, Jakarta
pelaksanaan kegiatan, pemantauan hasil dan Nazir, M. 1985. Metode Penelitian. Ghalia
evaluasi, serta pemanfaatan hasil. Indonesia. Jakarta.
Salah satu parameter dalam penentuan
kelas kelompok tani adalah tingkat partisipasi, Purwanto. 2007.
berdasarkan hasil di lapang tingkat partisipasi http://bghies.blogspot.com/p/Kelompokta
yang diberikan oleh anggota pada kelompok ni.html. Diakses pada tanggal 10 Mei
tani rata-rata termasuk tinggi baik pada kelas 2016 pukul 12.20
pemula maupun lanjut. Berdasarkan uji beda Pusluhtan. 1996.
yang dilakukan menggunakan uji Man- http://bghies.blogspot.com/p/Kelompokta
Whitney tidak ada perbedaan yang signifikan ni.html. Diakses pada tanggal 10 Mei
pada tingkat partisipasi antara kelas lanjut 2016 pukul 12.20
dengan kelas pemula.
Santosa, S. 1992. Dinamika Kelompok. Bumi
DAFTAR PUSTAKA Aksara. Jakarta.
Gerungan, W. A. 2002. Psikologi Sosial. Setyowati. 2013. Organisasi dan
Refika Aditama. Bandung Kepemimpinan Modern. Graha Ilmu.
Yogyakarta
Gibson, J. L., J. M. Ivancevich dan J.H.
Donnelly. 1995. Organisasi : Perilaku, Siegel, S. 1997. Statistik Non Parametrik
Struktur dan Proses. Erlangga. Jakarta. Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia .
Jakarta.
Hurlock, E. 2001. Psikologi Perkembangan.
Erlangga. Jakarta Silalahi, U, 2013. Metodde Penelitian Sosial.
Refika Aditama. Bandung.
Kast, F. E. dan Rosenzweig, J. E. 1995.
Organisasi dan Menajemen Edisi Singarimbun, M dan Effendi, S. 1995. Metode
keempat. Bumi Aksara. Jakarta. penelitian Survai. LP3ES. Yogyakarta.
Leeuwis, C. 2009. Komunikasi untuk Inovasi Slamet, Y. 1993. Pembangunan Masyarakat
Pedesaan. Veco Indonesia. Bali Berwawasan Partisipasi. UNS Press.
Surakarta.
Mardikanto, T. 2001. Perhutanan Sosial.
Puspa. Sukoharjo. Sutarto. 1991. Dasar-Dasar Organisasi.
Gadjah Mada University Press.
Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan
Yogyakarta
Pembangunan Pertanian. UNS Press.
Surakarta. Sutrisno, E. 2011. Budaya Organisasi.
Kencana. Jakarta.

Caraka Tani – Journal of Sustainable Agriculture, Vol. 31 No. 2, Oktober 2016. Hal. 79-85 85

Anda mungkin juga menyukai