RENSA
CBA 118 028
RENSA
CBA 118 028
RENSA
CBA 118 028
Disetujui oleh :
Mengetahui :
Dr. Ir. Sosilawaty, M.P. Dr, Ir. Eka Nor Taufik, M.P.
NIP. 19660326 199303 2 008 NIP. 19650905 199303 1 005
ii
Judul : Tingkat Partisipasi Dan Pendapatan Kelompok Wanita
Tani (KWT) Pada Program Pekarangan Pangan Lestari
(P2L) Terhadap Usahatani Tanaman Cabai Di Kota
Palangka Raya
Nama : Rensa
NIM : CBA 118 028
Jurusan : Sosial Ekonomi Pertanian
Program Studi : Agribisnis
Tim Penguji :
iii
LEMBAR PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa skripsi yang saya susun, sebagai syarat memperoleh
gelar sarjana merupakan hasil karya saya sendiri. Adapun bagian-bagian tertentu
dalam penulisan skripsi ini saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan
sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika penulisan ilmiah.
Saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya peroleh dan
sanksi-sanki lainnya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apabila dikemudian
hari ditemukan plagiat pada skripsi ini.
Rensa
CBA 118 028
iv
RINGKASAN
v
ABSTRAK
RENSA
vi
ABSTRACT
RENSA
The aims of this study were (1) to find out the characteristics of women
farmer group in the Sustainable Food Yard Program in Palangka Raya City. (2)
Analyzing participation of women farmer group in the Sustainable Food Yard
Program for chili farming in Palangka Raya City (3) Analyzing Income in the
Sustainable Food Yard Program for chili farming in Palangka Raya City.
Sampling was carried out using the Simple Random Sampling method. The
population was obtained by 32 respondents representing 8 of women farmer
group. To see the characteristics, namely using descriptive analysis methods
carried out by surveys and interviews with respondents, to assess the participation
of women farming groups used a rating scale (Rating Scale) with indicators
covering planning, implementation, and utilization. Meanwhile, to find out the
income using an analysis tool the average income of farmers using farming
analysis, namely revenue, costs and income. Based on the results of this research
and analysis, the average of women farmer group characteristics are 69% aged 40
to 56 years as many as 22 people, including those who are still productive in high
school education 65% as many as 21 people, family dependents 47% as many as
15 people, 1 to 5 years 90% length of farming 30 people and the work of 87% of
housewives as many as 28 people. Based on the measurement scale (rating scale)
that has been carried out, it is known that the participation of the women farmer
group obtained a total score of 1,772 points or 97.14% and it can be concluded
that the participation of the women farmer group is said to be "High" because the
women farmer group or each farmer group is able to properly apply the three
indicators are planning, implementation, and utilization. The results of calculating
the income of chili farmers in Palangka Raya City total farming costs per farmer
Rp. 5,178,311 with an average total farming cost per farmer of Rp. 161,822 which
is the total total of fixed and variable costs. The total income for chili farming per
season is Rp. 18,320,000 and the average total income is Rp. 572,500 It can be
concluded that the income of chili farmers is IDR 13,141,689 with an average
total income of IDR 410,678.
vii
RIWAYAT HIDUP
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
Berkat Rahmat dan Karunia-Nya yang diberikan kepada penulis, sehingga usulan
penelitian yang berjudul “ Tingkat Partisipasi Dan Pendapatan Kelompok Wanita
Tani (KWT) Pada Program Pekarangan Pangan Lestari (P2L) Terhadap Usaha
Tani Tanaman Cabai Di Kota Palangka Raya” ini dapat terselesaikan dengan baik.
Penulisan usulan penelitian ini tidak lepas dari bimbingan, arahan, petunjuk, saran
dan dukungan berbagai pihak, sehingga pada kesempatan ini penulis
menyampaikan penghargaan dan ucapan terimakasih kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat rahmat dan karunia-
Nya.
2. Bapak Prof. Dr. Ir. Salampak Dohong, M.S selaku Rektor Universitas
Palangka Raya.
3. Ibu Dr. Ir. Sosilawati, M.P selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Palangka Raya.
4. Kedua Orang Tua, Bapak Rodi Hartono dan Ibu Ira Waty serta Kaka dan
Adik, Astry Widia dan Yeremia Putra Utama penulis sayangi dan cintai,
yang sudah mendidik, menasihat dan memotivasi penulis. Dan berkat
dukungan doanya, sehingga penulis dapat menyelesaikan usulan penelitian.
5. Bapak Dr. Tri Prajawahyudo, S.P,M.Sc. dan Dr. Ir Hj. Masliani, M.P selaku
Dosen Pembimbing Utama dan Dosen Pembimbing Pendamping yang telah
memberikan arahan dan nasihat yang baik dan telah menyediakan waktu dan
memberikan bimbingan, arahan, petunjuk, masukan maupun saran selama
proses menyelesaikan usulan penelitian ini, penulis ucapkan terimakasih.
6. Ibu Dr. Eti Dewi Nopembereni, S.P, M.P. dan Dr. Ir. Evi Feronika, M,Si
Selaku Dosen Partisipan pertama dan Dosen Partisipan kedua yang telah
memberikan arahan dan masukan yang baik dan telah menyediakan waktu
selama proses menyelesaikan usulan penelitian ini, penulis ucapkan
terimakasih.
ix
7. Kepada pimpinan dan seluruh staf pengajar Jurusan Sosial Ekonomi Pertnian
yang telah memberikan pengajaran kepada penulis dengan berbagai macam
disiplin ilmu selama penulis belajar di Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian
Fakultas Pertanian Universitas Palangka Raya.
8. Kepada Dinas Pertanian Dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, serta
instansi terkait lainnya yang telah berkenan memberikan informasi selama
penelitian ini berlangsung.
9. Kepada Ketua Kelompok Wanita Tani Kota Palangka Raya beserta anggota
yang telah bersedia memberikan informasi mengenai usahatani Cabai serta
besedia mengisi kuisioner selama penelitian ini berlangsung.
10. Kepada Natalino selaku kekasih saya yang terus memberikan dukungan
dengan tulus untuk berjuang menyelesaikan penelitian ini.
11. Kepada Vaska dan Devina selaku sahabat terkasih selama masa kuliah yang
telah memberikan semangat dan motifasi dalam menyelesaikan penelitian ini.
12. Kepada kawan-kawan angkatan 2018 telah berjuag Bersama-sama
memberikan semangat untuk menyelesaikan penelitian dan Pendidikan di
Program Studi Agribisnis.
Akhir kata, penulis berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas
segala kebaikan semua pihak yang telah membantu penulis dan semoga Laporan
MagangKerja ini dapat berguna dan bermanfaat.
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................ ii
LEMBAR PERNYATAAN ............................................................................. iv
RINGKASAN .................................................................................................. v
ABSTRACT ..................................................................................................... vi
ABSTRAK ....................................................................................................... vii
RIWAYAT HIDUP .......................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ................................................................................. ... ix
DAFTAR ISI................................................................................................ .... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................... ... xiv
I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1
1.1. Latar belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan masalah.......................................................................... 5
1.3. Tujuan penelitian ........................................................................... 6
1.4. Manfaat penelitian ......................................................................... 6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori .............................................................................. 7
2.1.1. Gambaran Umum Tanaman Cabai .................................... 7
2.1.2. Manfaat Cabai .................................................................. 9
2.1.3. Pengolahan Usaha Tani Cabai ........................................... 10
2.1.4. Usaha Tani ........................................................................ 13
2.1.5. Peran .................................................................................. 19
2.1.6. Peran Wanita ..................................................................... 22
2.1.7. Ekofeminisme .................................................................... 23
2.1.8 Partisipasi ......................................................................... 27
2.1.9 Bentuk Partisipasi .............................................................. 30
2.1.10 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ................. 30
xi
2.1.11 Kelompok Wanita Tani (KWT) ....................................... 32
2.1.12 Pekarangan Pangan Lestari (P2L) .................................... 36
2.1.13 Strategi Pelaksanaan P2L .................................................. 37
2.1.14 Ketahanan Pangan ............................................................ 38
2.1.15 Konsep Ketahanan Pangan ................................................ 39
2.1.16 Konsep Ketahanan Pangan Rumah Tangga ..................... 40
2.2. Penelitian Terdahulu .................................................................... 40
2.3. Kerangka Berpikir ........................................................................ 45
III. METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ........................................................ 48
3.2. Metode Pengambilan Sampel ........................................................ 48
3.3. Metode Pengumpulan Data .......................................................... 49
3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data.......................................... 51
3.5. Definisi Operasional ...................................................................... 53
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
4.1. Luas Wilayah Letak Geografis Dan Tofografis ............................ 54
4.2. Keadaan Iklim ............................................................................... 54
4.3. Keadaan Penduduk ........................................................................ 56
4.4. Sarana Dan Prasarana .................................................................... 57
4.5. Gambaran Umum Kelompok Wanita Tani Di Kota Palangka
Raya ............................................................................................... 57
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Kelompok Wanita Tani (KWT) .............................. 59
5.2. Tingkat Partisipasi Kelompok Wanita Tani (KWT) ..................... 61
5.2.1. Perencanaan ....................................................................... 62
5.2.2. Pelaksanaan ....................................................................... 64
5.2.3. Pemanfaatan ...................................................................... 66
5.2.4. Rekapitulasi Partisipasi Kelompok Wanita Tani (KWT) .. 68
5.3. Pendapatan Usahatani Tanaman Cabai Di Kota Palangka Raya... 69
xii
VI. PENUTUP
6.1. Kesimpulan.................................................................................... 73
6.2. Saran ............................................................................................. 74
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 75
LAMPIRAN ..................................................................................................... 81
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran ............................................................... 47
Gambar 21.1. Dokumentasi Tanaman Usahatani Cabi Di Kelompok
Wanita Tani (KWT) Di Kota Palangka Raya ....................... 107
Gambar 21.2. Dokumentasi Hasil Pendapatan Usahatani Cabi Di
Kelompok Wanita Tani (KWT) Di Kota Palangka Raya....... 108
Gambar 21.3. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bawi
Pangaring................................................................................ 109
Gambar 21.4. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Karanggan
Makmur .................................................................................. 109
Gambar 21.5. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Gatsu
Palangka Asri ......................................................................... 110
Gambar 21.6. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Mawar Mekar
Sari ........................................................................................ 110
Gambar 21.7. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bawi
Mawiney ................................................................................ 111
Gambar 21.8. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Berdikari ...... 111
Gambar 21.9. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Srikandi ....... 112
Gambar 21.10. Dokumentasi Kelompok Wanita Tani (KWT) Bajenta ......... 112
xv
I. PENDAHULUAN
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya bahwa
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2021
terdiri dari 5 (lima) Kecamatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 285 501 jiwa
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Kelompok Wanita Tani (KWT) selain dalam pelaku usaha tani, juga
memiliki tanggung jawab sebagai ibu rumah tangga. Kegiatan usaha tani
dilakukan setelah mereka selesai mengerjakan kewajiban mereka sebagai ibu
rumah tangga. Berbeda dengan petani yang menghabiskan waktunya untuk
bekerja di sawah, para wanita tani memiliki peran ganda. Wanita tani dituntut
untuk menyelesaikan kewajiban mereka sebagai ibu rumah tangga dan setelah itu
melakukan kegiatan usaha tani. Sehingga waktu yang tercurah bagi usahatani
sayuran di pekarangan tidak sama dengan waktu yang dicurahkan petani dalam
usahatani di sawah. Besarnya curahan waktu wanita tani dipengaruhi oleh jenis
pekerjaan yang dilakukan dalam usaha taninya dan faktor sosial ekonomi yang
dihadapi oleh wanita tani tersebut (Munir, 2008). Badan Ketahanan Pangan (BKP)
melalui pusat penganekaragaman konsumsi dan Keamanan Pangan sejak
Tahun 2020 sampai dengan tahun 2019 telah melaksanakan Kegiatan Kawasan
Rumah Pangan Lestari (KRPL). Dalam upaya memperluas penerima manfaat
dan pemanfaatan lahan sejak tahun 2020. Kegiatan KPRL berubah menjadi
Pekarangan Pangan Lestari atau disingkat P2L (BKP Kementerian Pertanian,
2021).
3
Kota Palangka Raya Provinsi Kalimantan Tengah adalah sebuah Kota yang
memiliki potensi sumber daya alam yang cukup besar dan dimasa sekarang
Pandemi Coronavirus (Covid-19) Pemerintah mengimbau masyarakat melakukan
aktivitas di rumah saja dan banyak pekerja yang diberhentikan atau pengurangan
pekerja banyak dilakukan dalam rangka menekan kerugian perusahaan.
Kebutuhan akan sayuran yang belum mencukupi dikarenakan lahan yang
terbatas menjadi peluang bagi pemanfaatan lahan pekarangan yang belum
termanfaatkan dengan maksimal. Lahan pekarangan memiliki fungsi multi guna,
karena lahan relatif sempit bisa menghasilkan bahan pangan nabati dan bahan
pangan hewani yang berasal dari unggas. Pemanfaatan lahan pekarangan untuk
pengembangan pangan rumah tangga merupakan salah satu alternatif untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat akan sayuran sekaligus untuk mewujudkan
kemandirian pangan rumah tangga (Astuti, 2012).
Menurut Ach, Wazir Ws., et al. dalam Akhmaddhian, S., & Fathanudien,
A. (2015) partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke
dalam interaksi sosial dalam interaksi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang
bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok,
melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi,
perasaan,kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama. Penelitian ini
diharapkan agar Partisipasi anggota Kelompok Wanita Tani (KWT) pada program
Pekarangan Pangan Lestari (P2L) terhadap usaha tani cabai di Kota Palangka
Raya Provinsi Kalimantan Tengah harus mampu menghasilkan wanita tani yang
mandiri, mampu mengatasi permasalahan yang dihadapi dan mampu
mengembangkan kreativitasnya untuk memanfaatkan setiap potensi dan peluang
yang diketahui untuk memperbaiki mutu hidupnya.
5
pada penghujung musim hujan sekitar bulan Maret-April serta dapat ditanam pada
bulan Oktober dan panen pada bulan Desember.
Jenis cabai rawit sangat beraneka ragam sehingga terdapat beberapa
varietas yang dibedakan berdasarkan bentuk, ukuran, tingkat kepedasan, dan
warna buahnya. Menurut Rukmana (2002), jenis cabai rawit yang sering ditanam
adalah sebagai berikut (Haryanto, 2018) :
1. Cabai Kecil, sering disebut sebagai cabai jemprit. Cabai jenis ini memiliki
karakteristik ukuran buah kecil, panjang 2 - 2,5 cm dan lebar 5 mm, serta
berat 0,65 g/buah. Pada saat masih muda, buah berwarna hijau dan pada saat
masak berubah menjadi merah.
2. Cabai Hijau memiliki panjang 3 – 3,5 cm dan lebar 11 mm,serta berat 1,4
g/buah. Pada waktu masih muda, buah berwarna hijau dan berubah menjadi
merah pada saat matang. Rasa buah pedas, tetapi masih kurang pedas jika
dibandingkan dengan cabai kecil dan cabai putih.
3. Cabai Putih memiliki ciri – ciri buah berbentuk bulat agak lonjong dan
berukuran panjang 3 cm serta berat rata – rata 2,5 g/buah. Buah yang muda
memiliki rasa yang kurang pedas, namun buah yang matang memiliki rasa
pedas.
4. Cabai Bhaskara memiliki panjang 5,2-6,9 cm, diameter 0,6-0,8 cm, warna
buah muda hijau terang, warna buah tua merah cerah, bentuk buah silindris,
bentuk ujung buah lancip, rasa buah pedas.
Berdasarkan klarifikasinya, tanaman cabai hijau besar mempunyai
sistematika sebagai berikut (Haryanto. 2018) :
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Dicotyledoneae (Tumbuhan berbiji belah)
Ordo : Tubiflorae (Solanales)
Famili : Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus : Capsicum
Spesies : Capsicum annuum L. (Cabai hijau besar)
9
Menurut Alex S (2011) Cabai hijau besar merupakan salah satu jeni cabai
yang sering digunakan dalam masakan. Ada empat jenis cabai yang beredar di
pasaran, yaitu cabai merah besar dan cabai merah hijau besar. Biasanya cabai
hijau besar ini digunakan sebaga pelengkap masakan, begitu juga dengan cabai
merah. Karakteristik cabai hijau besar Bunga putih, permukaan buah rata dan
hlus, diameter sedang – besar, kulit daging buah tebal, berumur genjah dan dapat
tumbuh di berbagai ketinggian.
Untuk mendapatkan cabai yang kualitas tinggi kita harus mengetahui yang
syarat tumbuh yang diinginkan oleh cabai. Adapun syarat nya sebagai berikut:
1. Tanah
Gembur
Subur atau banyak mengandung zat makan
Pembuangan airnya baik (tidak tergenang), dan banyak mengandung
humus
2. Tempat Tumbuh (Daerah)
Dataran rendah
Dataran tinggi
3. Iklim tanaman cabai dapat tumbuh, baik pada daerah yang kurang hujan
maupun yang sering hujan. Suhu udara yang diperlukan tanaman ini adalah
berkisar antara 25 derajat-31 derajat celcius.
Pertumbuhan tanaman cabai yang baik dan hasil produksinya tinggi
merupakan dambaan dan harapan kita semua. Untuk mencapai tahapan tersebut
kita harus melakukan kegiatan bercocok tanam cabai yang menggunakan tahapan-
tahapan sebagai berikut:
1. Pengolahan tanah dapat dilakukan membajak atau mencangkul sedalam 25-30
cm hingga tanah menjadi gembur. Setelah itu biarkan 7-14 hari untuk
mendapatkan sinar matahari. Pada saat pembuatan bedeng, lebar bedeng 100-
120 cm, tinggi bedeng 20-30 cm, dan jarak antara bedeng dengan bedeng
lainnya 30 - 45 cm. Arah bedeng memanjang ke utara selatan.
12
2. Persemaian
Pesemaian merupakan kegiatan untuk menghasilkan bibit tanaman atau calon
tanaman yang baik.
3. Penanaman
Bibit tanaman cabai yang telah berumur 1 bulan segera ditanam. Penanaman
sebaiknya pada sore hari agar tanaman tidak layu ciri-ciri bibit yang siap
tanam adalah sebagai berikut:
Telah berumur satu bulan
Tidak terserang hama dan penyakit
Pertumbuhan tanaman seragam cara penanaman
Siram bibit yang akan ditanam
Pilih bibit yangakan ditanam
Lepaskan bumbung atau pelastik dari bibit
Padatkan tanah disekeliling tanaman bibit yang telah dimasukan kelubang
agar tidak rebah
4. Pemeliharaan tanaman
Penyiraman penyiraman dilakukan 2 kali sehari atau di sesuaikan dengan
keadaan tanah.
Penyiangan rumpu liar yang tumbuh disekita tanaman harus dicabit atau di
siang dengan kored atau sabit.
Pemupukan jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam satu hektar adalah -
urea = 200 kg -tsp =200 kg -kci = 150 kg
Hama dan penyakit hama yang sering menyerang
5. Panen
Panen merupakan kegiatan yang dinanti-nanti untuk menikmati jerih
payah selama penanaman. Produksi cabai hampir sama dengan cabai besar, hanya
saja umur cabai rawit lebih lama yaitu 2-3 tabun, sehingga produksi cabai rawit
lebih tinggi dari pada cabai besar. Cabai dapat dipanen hijau dan dipanen merah
atau sudah masak. Bila cabai di panen hijau, cabai kelihatan bernas dan berisi.
Pemanenan cabai dapat dilakukan 4-7 hari sekali atau tergantung pada situasi
harga pasaran.
13
2.1.4. Usahatani
Ilmu usahatani adalah ilmu terapan yang mengkaji tentang cara
penggunaan sumber daya secara efisien dan efektif pada suatu usaha pertanian
untuk mendapatkan produksi yang sebanyak – banyaknya (Agustina, 2011).
Menurut Adiwilaga (1982) dalam Agustina (2011), ilmu usahatani merupakan
ilmu yang mengkaji tentang cara seorang petani melakukan sesuatu yang
berkaitan dengan pertanian dan permasalahan yang ditinjau dari kedudukan
usahanya dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan miliknya.
Terdapat empat bentuk aplikasi sistem usahatani campuran yaitu: 1) sistem
usahatani yang dilakukan secara alami maupun berdasarkan budaya oleh
masyarakat setempat, 2) sistem usaha tani dengan tidak menggunakan ternak, 3)
sistem usahatani dengan melibatkan ternak, dan 4) sistem usaha yang
menggunakan modal tenaga kerja dan lahan. Keseluruhan sistem usahatani
tersebut mempunyai akibat dan resiko usaha dimasa depan (Hamka, 2010).
Menurut Saeri (2018) dalam Zaman, dkk (2020), sistem usahatani dapat
digolongkan menjadi :
1. Sistem penggunaan lahan, yaitu sistem dalam usahatani di mana petani
menggunakan lahan untuk menanam berbagai macam tanaman sesuai
kemampuan dan keinginannya, seperti menanam tomat, cabe, padi, sayuran
dan lain - lain.
2. Sistem produksi ternak, yaitu sistem usahatani di mana petani menggunakan
lahannya untuk memelihara ternak dan ikan sesuai kemampuan dan
keinginannya.
3. Sistem rumah tangga petani, yaitu petani tidak melakukan kegiatan pertanian
(off farm) akan tetapi petani menggunakan lahannya untuk membuat usaha
diluar pertanian seperti mendirikan warung makan, bengkel motor dan
menjual barang campuran.
Usahatani bukan hanya kelompok tanaman, hewan, peralatan maupun
tenaga kerja, akan tetapi usaha tani merupakan hubungan yang kompleks antara
pengaruh dan input yang dikelola oleh petani sesuai dengan kemampuannya.
Usahatani perkebunan merupakan semua aktivitas yang membudidayakan
14
komersial.
2. Organisasi Usahatani menurut organisasinya dapat dibagi kedalam tiga
kelompok. Pertama yaitu individual, dimana dalam melakukan kegiatan
usahatani seluruh proses mulai dari perencanaan, pengelolaan lahan,
penanaman, perawatan, pemanenan hingga pemasaran dilakukan sendiri
beserta keluarganya. Kedua kolektif, dimana dalam proses usahatani
dilakukan oleh suatu kelompok. Ketiga kooperatif, usahatani yang prosesnya
dikerjakan sendiri, hanya saja ada beberapa kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok seperti halnya pemasaran, pembelian saprodi dan lain-lain.
3. Pola usahatani menurut pola yang dilakukan di bagi kedalam tiga kelompok.
Pertama yaitu pola khusus, usahatani ini hanya melakukan satu cabang dalam
kegiatan usahataninya seperti usahatani tanaman pangan, usahatani
hortikultura, usahatani peternakan dan lain-lain. Kedua, pola tidak khusus
yaitu melakukan beberapa cabang usahatani secara bersama- sama akan tetapi
memiliki batas yang jelas. Ketiga, usahatani campuran yaitu melalukan
beberapa cabang usahatani dalam satu lahan tanpa ada batas. Seperti mina
padi, tumpang sari dan lain-lain.
4. Tipe-tipe usahatani dapat dilihat dari berdasarkan komoditas yang di
usahakan, seperti halnya usahatani jagung, usahatani padi, usahatani kambing
dan lain-lain.
Beberapa faktor yang berperan dalam keberhasilan usahatani, misalnya
faktor internal yang melekat pada usahatani itu sendiri, seperti individu
petani, kelembagaan petani, tanah yang digunakan dalam usahatani, tenaga
internal keluarga dan eksternal keluarga, biaya dan modal, tingkat penguasaan
teknologi, besaran biaya belanja keluarga, sedangkan faktor eksternal usahatani
berupa ketersediaan sarana transportasi, sarana komunikasi, kemudahan pelaku
usaha tani dalam mendapatkan informasi dan ketersediaan fasilitas kredit yang
dapat di akses oleh petani (Supristiwendi dan Monika, 2015 dalam Zaman, dkk,
2020).
16
Keterangan :
TC = Total pendapatan (Total Cost)
= Jenis input yang digunakan
= Harga input ke- i (Rp)
i = 1,2,3,… n
2. Penerimaan Usahatani
Soekartawi (1995), menyatakan penerimaan adalah jumlah total dari
output suatu kegiatan usaha yang besarnya merupakan hasil dari perkalian
antara harga per satuan dengan jumlah output yang dihasilkan. Total
Revenue (TR) adalah penerimaan total produsen dari hasil penjualan
outputnya dikalikan dengan harga jual output. Menurut Sutrisno (1998),
penerimaan usahatani adalah hasil produksi fisik output yang dinyatakan
dalam jumlah uang, diperoleh dengan cara mengalikan output. Secara
matematisnya dapat ditulis sebagai berikut :
Keterangan :
TR = Total Penerimaan (Total Revenue) (Rp).
= Jumlah Output (Kg).
= Harga persatuan Output (Rp).
i = 1,2,3,….n
3. Pendapatan Usahatani
Soekartawi (1995) mengatakan bahwa pendapatan usahatani adalah
selisih antara penerimaan dan semua biaya. Dimana pendapatan dapat
dihitung dengan dengan nilai input total atau disebut juga biaya. Selanjutnya
Sutrisno (1998), menyatakan perbedaan antara penerimaan usahatani dengan
biaya usahatani disebut dengan pendapatan usahatani, secara matematis dapat
ditulis sebagai berikut :
19
I = TR – TC
Keterangan
I = Income (Pendapatan) (Rp/panen)
TR = Total Revenue (Total Penerimaan) (Rp)
TC = Total Cost (Total biaya produksi) (Rp)
= Jumlah output (Rp)
= Harga persatuan output (Rp)
= Jenis input yang digunakan
= Harga input ke – i (Rp)
I = 1,2,3,….n
2.1.5. Peran
1. Pengertian Peran
Secara etimologi peran berarti sesorang yang melakukan tindakan yang
dimana tindakan tersebut diharapkan oleh masyarakat lain. Artinya setiap
tindakan yang dimiliki setiap individu memiliki arti penting untuk sebagian orang.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2002:2) peran diartikan
sebagai bagian yang dimainkan dalam suatu kegiatan dalam adegan film,
sandiwara dengan berusaha bermain baik dan secara aktif dibebankan kepadanya.
Selain itu di KBBI juga menyebutkan peranan merupakan tingkah seorang pemain
yang memiliki sifat yang mampu menghasilkan dan menggerakan sesuatu hal
yang baik ke dalam sebuah peristiwa. Peran merupakan perpaduan antara berbagai
teori, orientasi maupun disiplin ilmu yang digunakan dalam dunia sosiologi, peran
merupakan istilah yang biasanya digunakan dalam dunia teater yang mana
seorang aktor harus bermain sebagai tokoh tertentu dan membawakan sebuah
perilaku tertentu, dalam hal ini posisi seorang aktor tersebut disamakan dengan
posisi seorang masyarakat dan keduanya memiliki posisi yang sama (Sarlito,
2015: 215).
20
2. Jenis Peran
Mengacu pada penjelasan di atas, peran dapat dibagi menjadi tiga jenis.
Menurut Soekanto (2012: 214), adapun jenis-jenis peran adalah sebagai berikut:
1) Peran Aktif
Peran aktif adalah peran seseorang seutuhnya selalu aktif dalam tindakannya
pada suatu organisasi. Hal tersebut dapat dilihat atau diukur dari
kehadirannya dan kontribusinya terhadap suatu organisasi.
2) Peran Partisipasif
Peran partisipasif adalah peran yang dilakukan seseorang berdasarkan
kebutuhan atau hanya pada saat tertentu saja.
3) Peran Pasif
Peran pasif adalah suatu peran yang tidak dilaksanakan oleh individu.
Artinya, peran pasif hanya dipakai sebagai simbol dalam kondisi tertentu di
dalam kehidupan masyarakat.
22
2.1.7. Ekofeminisme
Secara etimologi ekofeminisme berasal dari kata ekologi dan feminis.
Ekologi berasal dari bahasa Yunani Oikos (rumah atau tempat hidup) dan Logos
(ilmu), yang artinya ekologi adalah tempat tinggal bagi semua yang ada di bumi
seperti manusia, hewan, tumbuhan, air, udara, dan tanah (Lia Andriani, 2021).
Ekologi juga disebut sebagai ilmu pengetahuan tentang hubungan antara
organisme dan lingkungannya, atau ilmu yang mempelajari tentang pengaruh
faktor lingkungan terhadap jasad hidup. Demikian dapat diartikan bahwa ekologi
adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan alam, dari guna
makhluk hidup memperoleh sesuatu memenuhi kebutuhan hidupnya (Mohammd
Soerjani,2018). Sedangkan feminisme adalah sebuah gerakan sosial yang
menuntut persamaan dan kesetaraan hak sepenuhnya antara kaum perempuan dan
kaum laki-laki (Aji S dan Risma K N, 2020). Feminisme juga disebut sebagai
antara kaum sebuah gerakan kesetaraan gender perempuan dan laki-laki, baik
dalam ranah domestik maupun ranah publik. Feminisme secara luas harus
dipahami sebagai gerakan kemanusiaan demi keadilan sosial. Karena, pada
hakikatnya feminisme adalah gerakan perlawanan, ketidakadilan, anti penindasan,
dan kekerasan terutama yang terjadi pada kaum perempuan.
Secara terminologis ekofeminisme adalah sebuah gagasan mengenai
adanya keadilan bagi kaum perempuan dan alam karena masalah krisis ekologis
yang berasal dari dominasi patriarki, dominasi terhadap alam dan kaum
perempuan, dan persoalan ekologis yang dikaitakan secara multidimensional
Ekofeminisme melihat keterkaitan antara perempuan dan alam, karena perempuan
secara langsung mengalami masalah krisis ekologi serta perempuan juga dianggap
memiliki keahlian serta pengetahuan lebih dalam bidang ekologi dibandingkan
dengan laki-laki. Oleh sebab itu perempuan dapat dijuluki sebagai garda terdepan
yang paling siap dalam mengatasi krisis ekologi, dengan naluri bawaan yang
dimiliki mampu membentuk komunitas tanpa adanya sebuah kekerasan.
Kedua gerakan tersebut hendak membangun sebuah pandangan terhadap
dunia prakteknya yang tidak berdasarkan patriarki dan dominasi. Karena kedua
gerakan tersebut saling berkaitan antara dominasi terhadap kaum perempuan dan
24
sebagai yang “atas” dan yang lainnya “bawah”; (2) nilai dualisme, misalnya
bersikap oposisional (bukan saling melengkapi), ekslusif (bukan inklusif), status
dan prestise menjadi dasar dualisme ini, dualisme yang memberikan nilai pada
“akal”, “rasio”, “laki-laki” dan bukan pada “tubuh”, “emosi”, dan “perempuan”;
dan (3) penekanan pada logika dan dominasi, misalnya, struktur argumentasi yang
membenarkan subordinasi (Warren, 1996).
Warren sangat yakin bahwa cara berpikir hirarkhis, dualistik, dan
menindas adalah cara berpikir maskulin yang telah mengancam keselamatan
perempuan dan alam. Kenyataannya memang perempuan selalu di “alam-kan”
atau di “feminin-kan”. Di “alam-kan” bila diasosiasikan dengan binatang
misalnya, ayam, kucing, ular. Sementara itu perempuan di “feminin-kan”
berkaitan dengan aktivitas seperti diperkosa, dipenetrasi, digarap, dikesploitasi,
dan lain-nya yang sejenis. Perhatikan bahwa kata-kata tersebut adalah kata-kata
yang dipakai dalam menunjukkan aktivitas yang berhubungan dengan alam.
Misalnya tanah yang digarap, bumi yang dikuasai, dan hutan yang diperkosa,
tambang yang dieksploitasi. Jadi tidak mengada-ada jika perempuan dan alam
mempunyai kesamaan semacam simbolik karena sama-sama ditindas oleh
manusia yang berciri maskulin. Atas dasar pemikiran tersebut maka para feminis
harus menyadari keterkaitan antara perempuan dengan alam. Hal yang lebih
penting dan perlu digarisbawahi di sini adalah menyadari adanya hubungan
kekuasaan yang tidak adil, adanya model relasi dominasi di dalam wacana
lingkungan hidup yang sama persis dengan wacana perempuan. Langkah
selanjutnya, adalah juga, untuk tidak menginterpretasikan karakteristik perempuan
dengan alam yang melemahkan perempuan, misalnya dengan menarik kesimpulan
bahwa “dengan demikian perempuan karena secara karakteristik sama dengan
alam, maka, ia bersifat sebagai perawat, penjaga dan pelestarialam” . Itu artinya
tugas tersebut didefinisikan bukan karena keasadaran tapi karena konstruksi
sosial. Pemikiran yang ingin mengembalikan perempuan kepada ranah domestik
dengan stereotip yang membelenggu dan merugikan inilah yang amat berbahaya
karena bermain di “menyanjung” dan “menindas” perempuan. Para ekofeminisme
tidak ingin mengembalikan perempuan pada argumentasi mitos, stereotop dan
27
2.1.8. Partisipasi
Partisipasi bisa diartikan sebagai keterlibatan seseorang secara sadar ke
dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu. Dengan pengertian itu, seseorang bisa
berpartisipasi bila ia menemukan dirinya dengan atau dalam kelompok, melalui
berbagai proses berbagi dengan orang lain dalam hal nilai, tradisi, perasaan,
kesetiaan, kepatuhan dan tanggung jawab bersama (Wazir, 2008).
Partisipasi masyarakat adalah keikut sertaan masyarakat dalam proses
identifikasi masalah dan potensi yang ada di masyarakat, pemilihan dan
pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk menangani masalah,
pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan masyarakat dalam proses
mengevakuasi perubahan yang terjadi (Isbandi, 2007).
Theodorson dan Mardikanto (2007) mengemukakan bahwa dalam
pengertian sehari-hari, partisipasi merupakan keikutsertaan atau keterlibatan
seseorang (individu atau warga masyarakat) dalam suatu kegiatan tertentu
keikutsertaan atau keterlibatan yang dimaksud disini bukanlah bersifat pasif tetapi
secara aktif ditujukan oleh yang bersangkutan. Oleh karena itu partisipasi akan
lebih tepat diartikan sebagai keikutsertaan seseorang didalam suatu kelompok
28
sebenarnya ada dalam gagasan Arnstein tentang peran serta masyarakat itu
sendiri, yaitu pada derajat kekuasaan masyarakat dimana sudah terjadi pembagian
hak, tanggung jawab dan wewenang antara masyarakat dan pemerintah
pengambilan dalam keputusan. Jadi peran serta masyarakat seharusnya
dirumuskan sebagai mengambil bagian dalam menentukan hal-hal menyangkut
yang mempengaruhi hidup dan penghidupan masyarakat itu sendiri.
a. Usia
Faktor usia merupakan faktor yang mempengaruhi sikap seseorang
terhadap kegiatan-kegiatan kemasyarakatan yang ada. Mereka dari kelompok
usia menengah ke atas dengan keterikatan moral kepada nilai dan norma
masyarakat yang lebih mantap, cenderung lebih banyak yang berpartisipasi
dari pada mereka yang dari kelompok usia lainnya.
b. Pendidikan
Dikatakan sebagai salah satu syarat mutlak untuk berpartisipasi.
Pendidikan dianggap dapat mempengaruhi sikap hidup seseorang terhadap
lingkungannya, suatu sikap yang diperlukan bagi peningkatan kesejahteraan
seluruh masyarakat.
c. Pekerjaan dan Penghasilan
Hal ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain karena pekerjaan
seseorang akan menentukan berapa penghasilan yang akan diperolehnya.
Pekerjaan dan penghasilan yang baik dan mencukupi kebutuhan sehari-hari
dapat mendorong seseorang untuk berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan
masyarakat. Pengertiannya bahwa untuk berpartisipasi dalam suatu kegiatan,
harus didukung oleh suasana yang mapan perekonomian.
d. Lamanya Tinggal
Lamanya seseorang tinggal dilam lingkungan tertentu dan
pengalamannya berinteraksi dengan lingkungan tersebut akan berpengaruh
pada partisipasi seseorang. Semakin lama ia tinggal dalam lingkungan
tertentu, maka rasa memiliki terhadap lingkungan cenderung lebih terlihat
dalam partisipasi yang besar dalam setiap kegiatan lingkungan tersebut.
Sedangkan menurut Holil (2006), unsur-unsur dasar partisipasi sosial yang
juga dapat mempengaruhi partisipasi masyarakat adalah a) kepercayaan diri
masyarakat; b) solidaritas; c) tanggung jawab sosial dan komitmen masyarakat; d)
kemauan dan kemampuan untuk mengubah atau memperbaiki keadaan dan
membangun atas kekuatan sendiri; e) prakarsa masyarakat atau prakarsa
perseorangan yang diterima dan diakui sebagai/menjadi milik masyarakat; f)
kepentingan umum murni, setidak-tidaknya umum dalam lingkungan masyarakat
32
yang bersangkutan, dalam pengertian bukan kepentingan umum yang semu karena
penunggangan oleh kepentingan perseorangan atau sebagian kecil dari masyarakat;
g) organisasi, keputusan rasional dan efisiensi usaha; h) musyawarah untuk mufakat
dalam pengambilan keputusan; i) kepekaan dan ketanggapan masyarakat terhadap
masalah. Kebutuhan-kebutuhan dan kepentingan-kepentingan umum masyarakat.
Faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam suatu program juga
dapat berasal dari unsur luar/lingkungan.
Menurut Holil (2006) ada 4 poin yang dapat mempengaruhi partisipasi
masyarakat yang berasal dari luar/lingkungan, yaitu: 1) Komunikasi yang
intensif antara semua warga masyarakat, antara warga masyarakat dengan
pimpinannya serta antara sistem sosial di dalam masyarakat dengan sistem
diluarnya; 2) Iklim sosial, ekonomi, politik dan budaya, baik dalam kehidupan
keluarga, pergaulan, permainan, sekolah maupun masyarakat dan bangsa yang
menguntungkan bagi serta mendorong tumbuh dan berkembangnya partisipasi
masyarakat; 3) Kesempatan untuk berpatisipasi keadaan lingkungan serta
proses dan struktur sosial, sistem nilai dan norma-norma yang memungkirkan dan
mendorong terjadinya partisipasi sosial.
beranggotakan para petani desa tersebut. Meskipun tidak semua petani di desa
tersebut mengikuti kegiatan ini. Ketua kelompok tani dipilih dari salah seorang
petani yang dianggap memiliki pengetahuan dan wawasan luas. Ketua kelompok
tani yang terpilih diharapkan dapat menjalankan tugas dan kewajibannya antara
lain mengkoordinasikan kegiatan gotong-royong untuk pengolahan lahan anggota
kelompok tani secará bergantian, mengkoordinasikan penjualan hasil produksi,
dan melakukan hubungan dengan pihak penyuluh maupun dinas pertanian.
Tohir (2008) mengatakan bahwa kerjasama Antara petani dan wanita tani
ini tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Berkembangnya koperasi kredit
khususnya adalah berkat keaktifan kaum wanita petani. Karena merekalah yang
menentukan akan keperluan kredit untuk tata rumah tangga keluarga maupun tata
rumah tangga usaha tani. Sehingga dapat diartikan bahwa karakter wanita tani itu
sendiri mempunyai nilai yang positif, selain mengurusi rumah tangga, membantu
suami melaksanakan usaha tani nya dan sambil menunggu panen tiba disela-sela
waktunya mencoba melakukan usaha pengolahan hasil pertanian untuk mencukupi
kebutuhan hidupnya. Wanita tani yang melakukan usaha pengolahan hasil
pertanian untuk mencukupi kebutuhan hidupnya sudah barang tentu harus memiliki
keberanian untuk mengambil risiko apabila hasil olahannya tidak diterima
dipasaran/konsumen. Kemampuan untuk membaca dan menangkap peluang
tersebut hanya dimiliki oleh orang-orang yang mempunyai jiwa kewirausahaan.
Namun dibalik hal tersebut menurut Eksi (2010) dimana permasalahan yang
dijumpai di lapangan bahwa: masyarakat desa terutama kaum wanita, mengalami
keterbatasan dalam permodalan, teknologi, dan organisasi yang berpengaruh
terhadap rendahnya produktivitas usaha, lemahnya posisi tawar menawar di pasar,
dan rendahnya tanggapan terhadap program pemerintah, sehingga partisipasi
kelompok menjadi rendah. Sehingga dapat disimpulkan bahwa karakteristik wanita
tani selain mempunyai kemauan untuk memperoleh penghidupan yang layak
melalui usaha pengolahan namun juga terkendala oleh berbagai permasalahan yang
melingkupinya antara lain wanita tani dengan tingkat keterampilan dan
pengetahuan yang cenderung belum optimal serta belum profesional dalam
pengolahan hasil pertanian. Anggota KWT merasakan bagaimana keikut sertaan
36
dalam KWT telah meningkatkan kualitas hidup mereka , dan banyak merasa bahwa
dampak sosial proyek tersebut merupakan hasilnya yang paling penting. Anggota
KWT menghargai kesempatan untuk berbagi waktu dengan perempuan lain secara
rutin. Mereka juga menjelaskan bahwa fokus untuk bekerja sama demi mencapai
tujuan bersama adalah faktor yang menentukan kesuksesan kegiatan yang mereka
lakukan (Strempel, 2011).
Food and Fertiliser Technology Centre (FFTC) menekankan pentingnya
mengembangkan kelompok wanita sebagai strategi untuk mengembangkan akses
perempuan terhadap informasi, meningkatkan kemampuan mereka untuk ikut
mengambil keputusan dan menciptakan kesempatan untuk membentuk kegiatan
bersama dalam usaha mengakses masukan ekonomi (FFTC, 2007).
Menurut Mosher (2008), salah satu syarat pelancar pembangunan
pertanian adalah adanya kerja sama kelompok tani. Berbagai hasil penelitian
menunjukkan bahwa banyak hasil dan manfaat yang diperoleh dengan
dibentuknya kelompok tani, di antaranya adalah: semakin cepatnya perembesan
(difusi) inovasi atau teknologi baru, semakin meningkatnya orientasi pasar baik
yang berkaitan dengan input maupun produk yang dihasilkannya, serta dapat
memanfaatkan secara lebih optimal semua sumber daya yang tersedia. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa untuk memudahkan koordinasi dan pembinaan wanita
tani maka dibentuklah suatu Kelompok Wanita Tani (KWT). Kelembagaan KWT
ini dibentuk sebagai wadah para wanita tani agar dapat berhimpun, berusaha dan
bekerja sama untuk meningkatkan kesejahteraan keluarga melalui usaha bersama
dalam kelompok.
akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap terhadap kecukupan pangan, aman dan
bergizi untuk kebutuhan gizi sesuai dengan seleranya untuk hidup produktif dan
sehat. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa ketahanan
pangan memiliki lima unsur yang harus dipenuhi: (i) Berorientasi pada rumah
tangga dan individu; (ii) Dimensi waktu setiap saat pangan tersedia dan dapat
diakses; (iii) Menekankan pada akses pangan rumah tangga dan individu, baik fisik,
ekonomi dan sosial; (iv) Berorientasi pada pemenuhan gizi; dan (v) Ditujukan
untuk hidup sehat dan produktif (Nuhfil Hanani AR, 2008)
Minahasa Selatan. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung
dengan responden, sedangkan data sekunder diperoleh dari kantor kecamatan
Tumpaan. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah proporsional
stratified random sampling. Kelompok dibagi dalam dua strata yaitu kelompok
tani lanjut dan kelompok tani pemula. Jumlah sampel kelompok tani yang diambil
adalah 3 kelompok tani yang terdiri dari yaitu 1 kelompok tani lanjut (Karisma)
dan 2 kelompok tani pemula (Beringin dan Bina Karya), masing-masing
kelompok tani di ambil 10 anggota. Variabel yang di ukur dalam penelitian ini
adalah partisipasi anggota kelompok tani dalam tahap perencanaan, pelaksanaan,
dan pengawasan dengan menggunakan Skala Likert. Analisis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukan
bahwa, partisipasi anggota kelompok tani dalam pengelolaan usahatani mulai dari
tahap perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan tergolong tinggi.
Menurut penelitian Simanjuntak, Basa Uli (2016), “Partisipasi Petani
Wanita Pada Kelompok Wanita Tani Jaya Putri Dalam Meningkatkan Pendapatan
Rumah Tangga (Studi Di Desa Pagung, Kecamatan Semen, Kabupaten Kediri,
Provinsi Jawa Timur)” Penelitian dilakukan di Desa Pagung, Kecamatan Semen,
Kabupaten Kediri dengan penentuan lokasi secara purposive dengan pengambilan
sampel secara Cluster Random Sampling. Penentuan jumlah sub-populasi
didasarkan pada informasi dari key informan. Sub-populasi pertama pada
penelitian ini adalah petani wanita anggota KWT Jaya Putri yang berusahatani
padi yang berjumlah 123 orang dan sub-populasi kedua yang tidak bergabung
dengan KWT Jaya Putri berjumlah 14 orang. Berdasarkan perhitungan penentuan
sampel yang dilakukan secara proporsional menggunakan rumus Slovin, diperoleh
sebanyak 33 orang untuk sub-populasi pertama dan sub-populasi kedua sebanyak
11 orang. Metode analisis yang digunakan yaitu; (1) analisis deskriptif yang
digunakan untuk menggambarkan kegiatan yang dilakukan KWT Jaya Putri dan
mendeskripsikan partisipasi petani wanita pada tahap perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, serta pemanfaatan hasil yang dibantu dengan Skala ii
Likert dan faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi petani wanita; (2) analisis
42
adalah sebesar Rp 7.911.827 dan pendapatan yang diperoleh petani wanita non
anggota KWT adalah sebesar Rp 3.095.109. Dari data ini diperoleh bahwa
pendapatan yang diperoleh petani wanita anggota KWT lebih besar dibandingkan
pendapatan yang diperoleh petani wanita non anggota KWT.
Menurut penelitian Thabrani (2015), “Partisipasi Kelompok Wanita Tani
Dalam Pemanfaatan Lahan Terhadap Usahatani Tanaman Kangkung Darat Di
Desa Alesipotto Kecamatan Ma‟arang Kabupaten Pangkep” teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik simple random sampling
(sampel acak sederhana). Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi dan melalui
wawancara langsung dengan responden menggunakan daftar pernyataan
(kuisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dulu. Data sekunder diperoleh dari
literature-literatur atau pustaka dan instansi atau lembaga-lembaga yang terkait
dengan penelitian. Hasil penelitian menunjukkan partisipasi kelompok wanita tani
dalam pemanfaatan lahan terhadap usahatani tanaman kangkung darat dapat
menerima informasi dalam penyuluhan mengenai kangkung darat di Desa
Alesipitto memiliki rata-rata 1,99 termasuk dalam kategori sedang. Pada
perencanaan penggunaan lahan pekarangan yang akan dilakukan memiliki rata-
rata 1,65 termasuk kategori rendah. Pada pelaksanaan penggunaan lahan
pekarangan yang akan dilaksanakan memiliki rata- rata 2,43 termasuk kategori
tinggi.
Menurut penelitian Sariyono (2015), “Partisipasi Perempuan Tani Dalam
Pemanfaatan Lahan Pekarangan Rumah Terhadap Tanaman Cabai Di Desa
Tonrokassi Timur Kecamatan Tamalatea Kabupaten Jeneponto” Tujuan penelitian
ini yaitu untuk mengetahui partisipasi kelompok wanita tani dalam pemanfaatan
pekarangan rumah terhadap tanaman cabai di desa Tonrokassi Timur kecamatan
Tamalatea kabupaten Heneponto. Metode penelitian ini menggunakan metode
sensus, populasi dalam penelitian ini adalah wanita tani yang berpartisipasi dalam
pengelolaan usaha tani cabai yang berjumlah 26 orang petani, kemudian populasi
semua dijadikan sampel dengan teknik sensus. Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer dan data sekunder, data primer diperoleh melalui
44
Karakteristik
Partisipasi Pendapatan
Indikator - Penerimaan
- Perencanaan - Total biaya
- Pelaksanaan
- Pemanfatan
Tabel 3.1. Populasi dan Jumlah Responden Kelompok Wanita Tani (KWT)
di Kota Palangka Raya
Populasi Jumlah
No Kecamatan Nama Kelompok
Anggota Sampel
1 Jekan Raya Kwt. Tunas Mekar Putri 30 orang 4 orang
2 Jekan Raya Kwt. Gatsu Palangka Asri 30 orang 4 orang
I = TR – TC
Keterangan :
I = Income (Pendapatan usahatani cabai) (Rp/panen)
TR = Total Revenue (Total penerimaan usahatani cabai) (Rp/panen)
TC = Total Cost (Total biaya usahatani cabai) (Rp/panen)
atas. Warna buahnya hijau kecil sewaktu muda dan jika telah masak berwarna
merah tua.
7. Capsicum annuum L. (cabai hijau besar) adalah merupakan salah satu bahan
pangan nabati yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jenis cabai hijau ini
memiliki flavor yang khas sehingga banyak ditambahkan dalam masakan .
8. Penerimaan usahatani merupakan satuan rupiah yang dihitung dari jumlah
produksi Cabai dengan harga yang berlaku di tingkat petani (Rp).
9. Produksi cabai adalah Kegiatan pokok ekonomi produksi dilakukan oleh
produsen dalam rangka menghasilkan pangan untuk memenuhi kebutuhan
konsumen (Kg).
10. Harga cabai adalah nilai suatu barang yang diukur dengan jumlah uang yang
dikeluarkan oleh pembeli untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan barang
atau jasa (Rp).
11. Biaya usahatani cabai adalah beban biaya yang harus dikeluarkan dan
diperhitungkan oleh petani untuk membiayai kegiatan usahatani Cabai yang
dimiliki petani meliputi biaya sarana produksi, biaya tenaga kerja dan
berbagai biaya lainnya (Rp).
12. Biaya tetap usahatani cabai adalah biaya yang dikeluarkan tanpa dipengaruhi
besar atau kecilnya produksi usahatani dan bersifat konstan hingga periode
tertentu. Biaya tetap dikeluarkan untuk menjaga agar petani cabai di Kota
Palangka Raya tetap mampu menjalankan usahatani dengan baik (Rp).
Contohnya : cangkul, sabit, mulsa, polybag, gembor, siang, arco, timbangan,
pompa air, cling wrap, plastik bungkus, timbangan, mesin pengikat isolatif.
13. Biaya variabel usahatani cabai adalah biaya yang dapat berubah-ubah
dipengaruhi oleh besar kecilnya produksi cabai yang dihasilkan (Rp).
Contohnya : benih cabai rawit, pupuk, sekam bakar, tanah subur.
14. Pendapatan usahatani adalah selisih antara total penerimaan usahatani cabai
dengan total biaya atau pengeluaran usahatani (biaya variabel ditambah biaya
tetap), selama 3 bulan atau pendapatan yang diperoleh dari hasil produksi
usahatani setelah dikurangi dengan biaya total produksi yang dikeluarkan
(Rp).
IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN
terjadi di bulan Agustus dengan curah hujan bulanan sebesar 111 mm per bulan.
4.3. Keadaan Penduduk
Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Tingkat Kecamatan Di
Kota Palangka Raya, 2021
Tabel 4.1. Penduduk Palangka Raya berdasarkan Kecematan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Palangka Raya bahwa
jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di Kota Palangka Raya Tahun 2021
terdiri dari 5 (lima) Kecamatan memiliki jumlah penduduk sebanyak 285 501 jiwa
yang terdiri dari laki-laki dan perempuan.
Table 4.2. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Pada Tabel 4.3 diatas dapat dilihat bahwa Kelompok Wanita Tani yang
ada di Kota Palangka Raya berjumlah 8 kelompok tani dengan total petani yang
tergabung dalam kelompok tani tersebut 244 orang petani.
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
kelompoknyapun mengakuinya.
8) Adanya kesepakatan bersama antara anggota mengenai norma-norma yang
berlaku, nilai-nilai yang dianut dan tujuan atau kepentingan yang akan
dicapai.
9) Adanya struktur dalam kelompok, dalam arti para anggota mengetahui
adanya hubungan-hubungan antar peranan, norma tugas, hak dan kewajiban
yang semuanya tumbuh di dalam kelompok.
Responden petani cabai yang tersebar dalam 8 Kelompok tani yaitu sebanyak 32
petani keadaan umum petani dapat dilihat pada tabel berikut :
dan usia 61 hingga 70 tahun sebanyak 2 orang. Dengan demikian dapat dikatakan
bahwa rata-rata usia petani berada pada usia produktif dan 2 responden tergolong
usia tidak produktif namun masih produktif dalam melakukan kegiatan usahatani.
Diliihat dari persentase, 69% petani cabai di Kota Palangka Raya di dominasi oleh
petani usia 40 hingga 56 tahun. Jumlah petani berdasarkan Tingkat Pendidikan
Formal yaitu SD sebanyak 1 orang, SMA sebanyak 21 orang dan Sarjana
sebanyak 8 orang. Petani cabai 65% di dominasi oleh petani dengan latar belakang
Pendidikan SMA.
Jumlah tanggungan keluarga yang dimiliki oleh setiap petani responden
yaitu 0 hingga 2 orang sebanyak 15 KK (Kartu Keluarga) dan 3 hingga 5 orang
yaitu sebanyak 17 orang. Terdapat 93% masing-masing 30 petani responden yang
telah berusahatani cabai selama 1 hingga 5 tahun, sedangkan petani yang telah
lama berusahatani 7-20 tahun sebanyak 2 orang. Pekerjaan yang dimiliki
responden yaitu 87% ibu rumah tangga yang mendominasi sebanyak 28 orang, ibu
RT sebanyak 1 orang, PNS sebanyak 1 orang, dan buruh harian sebanyak 2 orang.
Dan dapat dilihat partisipasi tentunya lebih banyak yang pekerjaannya sebagai ibu
rumah tangga, dikarenakan waktu luang lebih banyak dibandingkan yang
memiliki pekerjaan yang tetap.
5.2.1. Perencanaan
Partisipasi dalam perencanaan adalah sebuah pendekatan untuk
memberikan kesempatan bagi masyarakat terlibat secara langsung dalam proses
pengambilan keputusan terkait urusan-urusan publik agar keputusan yang diambil
memiliki dasar informasi yang mendekati sempurna dengan tingkat penerimaan
masyarakat yang tinggi. Kelompok tani merupakan tempat untuk memperkuat
kerjasama diantara sesama petani dalam kelompok tani dan antara kelompok tani
lainya.
Jika ketiga indikator tersebut dapat dilakukan oleh kelompok tani secara
optimal maka akan berdampak pada keberlangsungan kegiatan usahataninya.
Sebelum melakukan kegiatan usahatani setiap kelompok mengadakan pertemuan
rutin bersama seluruh anggotanya, untuk membahas cara kerja pengelolaan
usahatani tanaman cabai. Penilaian pertama dilihat dari partisipasi dalam tahap
perencanaan meliputi:
1) Pengelolaan usahatani cabai
2) Kegiatan dan pembelajaran usahatani cabai secara berkala
3) Menyampaikan masukan dan saran
4) Pengambilan keputusan
5) Tenaga berpengalaman dalam bidang pertanian
6) Pemberian pupuk
7) Perlengkapan peralatan berkebun
63
Hasil penelitian terhadap partisipasi dalam perencanaan wanita tani dapat dilihat
seperti pada Tabel 5.2.
Analisis Skoring
No. Pernyataan Jumlah Skoring Rata-rata Kriteria
(poin) (poin)
1. Ibu dalam mengelola usaha tani cabai 96 3 Tinggi
selalu melakukan perencanaan.
2. Perencanaan kegiatan dan 96 3 Tinggi
pembelajaran secara berkala sudah
terlaksanakan.
3. Sikap memahami keinginan dan 96 3 Tinggi
pendapat maupun masalah anggota
sudah sesuai.
4. Perumusan kesepakatan bersama 96 3 Tinggi
dalam memecahkam masalah dan
melakukan kegiatan sudah sesuai.
5. Dalam mengelola tanaman cabai ibu 92 2,9 Tinggi
memerlukan tenaga yang
berpengalamandalam bidang
pertanian.
6. Dalam pemberian nutrisi yang 88 2,8 Tinggi
diberikan pada tanaman cabai sesuai
dengan standar dari pemerintah.
7. Persiapan perlengkapan peralatan yang 88 2,8 Tinggi
akan digunakan ibu dalam mengelola
usaha cabai sudahdisiapkan secara
lengkap.
Kesimpulan 662 2,91 Tinggi
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023
Perbedaan dari penelitian Simanjuntak, Basa Uli (2016) adalah pada tahap
indikator perencanaan termasuk dalam kategori “sedang” dikarenakan
pengetahuan dan keterampilan petani wanita yang masih kurang dalam kegiatan
pada tahap perencanaan sehingga cenderung menyerahkan tugasnya perencanaan
pada pengurus KWT. Sedangkan pada penelitian ini pada tahap indikator
perencanaan termasuk dalam kategori “tinggi” dikarenakan ada beberapa poin
pertanyaan yang dinilai oleh responden sangat baik dan dikarenakan kelompok
wanita tani atau masing-masing anggota mampu mengikuti pembelajaran pada
saat pertemuan bersama penyuluh dan ikut serta dalam pelaksanaan serta
mempraktekan pembelajaran yang telah di terima pada saat pertemuan seluruh
anggota kelompok bersama dengan penyuluh.
5.2.2. Pelaksanaan
Partisipasi dalam pelaksanaan adalah pemerataan sumbangan masyarakat
dalam bentuk tenaga kerja dan uang tunai yang sepadan dengan manfaat yang
akan diterima oleh masing-masing warga masyarakat yang bersangkutan dan
suatu pelaksanaan dari sebuah perencanaan yang sudah disusun secara matang dan
terperinci.
Penilaian kedua dilihat dari partisipasi dalam pelaksanaan kelompok
wanita tani terhadap usahatani tanaman cabai meliputi:
1) Persemaian tanaman cabai rawit dan cabai hijau besar
2) Pengolahan tanah
3) Penanaman tanaman cabai
4) Pemupukan
5) Pemeliharaan tanaman cabai
6) Penyiangan (mencabut gulma)
7) Pemberantasan hama dan penyakit
Hasil penelitian terhadap partisipasi dalam pelaksanaan wanita tani dapat dilihat
seperti pada Tabel 5.3.
65
Analisis Skoring
No. Pernyataan Jumlah Rata-rata
Kriteria
Skoring (poin) (poin)
1. Pelaksanaan persemaian yang ibu
92 2,9 Tinggi
lakukan sudah terlaksanakan
2. Pelaksanaan pengolahan tanah usahatani
cabai sudah memiliki lahan yang siap 96 3 Tinggi
digunakan
3. Pelaksanaan penanaman tanaman cabai
di pekarangan lahan sudah 88 2,8 Tinggi
terlaksanakan
4. Pelaksanaan dalam pemupukan tanaman
cabai sudah sesuai kebutuhan untuk 92 2,9 Tinggi
pertumbuhan tanaman cabai
5. Pelaksanaan dalam pemeliharan tanaman
96 3 Tinggi
cabai sudah terlaksanakan
6. Pelaksanaan dalam penyiangan untuk
merawat pertumbuhan tanaman sudah 92 2,9 Tinggi
terlaksanakan
7. Pelaksanaan dalam pemberatasan hama
dan penyakit tanaman sudah 88 2,8 Tinggi
terlaksanakan
Kesimpulan 644 2,87 Tinggi
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023
penelitian ini pada tahap indikator pelaksanaan juga termasuk dalam kategori
“tinggi” karena kelompok tani atau masing-masing anggota mampu melaksanakan
sesuai dengan perencanaan yang sebelumnya sudah di rencanakan dan mampu
mengikuti pelaksanaan penyuluhan, ikut serta dalam pelaksaanaan penyuluhan
dan mampu mempraktekkan hasil dari perencanaan. Serta memelihara dan
merawat tanaman cabai hingga dapat memproduksi cabai itu sendiri untuk
pendapatan yang menghasilkan.
5.2.3. Pemanfaatan
Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan adalah unsur terpenting
dalam pembangunan. Sebab, tujuanan pembangunan adalah untuk memperbaiki
mutu hidup masyarakat banyak sehingga pemerataan hasil pembangunan
merupakan tujuan utama. Pemanfaatan hasil akan merangsang kemauan dan
kesukarelaan masyarakat untuk selalu berpartisipasi dalam setiap program
pembangunan yang akan datang.
Penilaian ketiga dilihat dari partisipasi dalam pemanfaatan kelompok
wanita tani terhadap usahatani tanaman cabai melalui:
1) Panen
2) Pasca panen
3) Pengemasan
4) Promosi
5) Penjualan
Hasil penelitian terhadap partisipasi dalam pemanfaatan wanita tani dapat dilihat
seperti pada Tabel 5.4.
67
Analisis Skoring
Jumlah
Rata-rata
No. Pernyataan Skoring Kriteria
(poin)
(poin)
1. Ibu turut berpartisipasi dalam pemanenan
untuk hasil pendapatan dalam berusaha 96 3 Tinggi
tani cabai.
2. Dalam hal pasca panen ibu turut
berpartisipasi untuk hasil pendapatan 96 3 Tinggi
dalam berusaha tani cabai.
3. Dalam hal pengemasan ibu turut
berpartisipasi untuk hasil pendapatan 96 3 Tinggi
dalam berusaha tani cabai.
4. Dalam hal promosi tanaman cabai ibu
turut berpartisipasi untuk hasil 92 2,9 Tinggi
pendapatan dalam berusaha tani cabai.
5. Dalam hal penjualan ibu turut
berpartisipasi untuk hasil pendapatan 96 3 Tinggi
dalam berusaha tani cabai.
Kesimpulan 476 2,95 Tinggi
Sumber : Data Primer yang Diolah, 2023
Berdasarkan Tabel 5.5. diatas dapat kita lihat bahwa penilaian kemampuan
kelompok wanita tani berdasarkan perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfaatan.
Responden menjawab dengan skor sebesar 1.772 poin dengan rata-rata jawaban
sebesar 2,91 poin, hal ini dapat ditarik kesimpulan dari beberapa pernyataan yang
diajukan oleh peneliti untuk melihat kemampuan kelompok wanita tani dalam
melakukan fungsi kelompok wanita tani sebagai perencanaan, pelaksanaan dan
pemanfaatan dinilai tinggi.
Partisipasi dalam perencanaan menyatakan dari hasil penilaian responden
tinggi karena poin penilaian menunjukkan skor sebesar 662 poin atau rata-rata
per;nyataan responden sebesar 2,91 poin. Dimana 2,91 poin ini masuk kedalam
69
kategori tinggi.
Pada Tabel.5.5. diatas dapat dilihat total skor penilaian kemampuan
kelompok tani sabesar 1.772 poin atau 97,14%. Hal ini dapat diartikan bahwa
responden rata-rata menjawab kriteria tinggi.
Secara kontinu dapat dibuat kategori sebagai berikut.
1 2 3
97,14%
1. Biaya Tetap (Fixed Cost), yaitu biaya yang penggunaanya tidak habis dalam
satu masa produksi dan besar kecilnya tidak tergantung pada besar kecilnya
produksi. Pada usahatani Cabai di Kota Palangka Raya yang termasuk pada
biaya tetap adalah pajak lahan dan biaya penyusutan alat perhitungan biaya
alat-alat yang digunakan yaitu menggunakan perhitungan nilai penyusutan.
Biaya penyusutan merupakan pendekatan dari pengurangan nilai alat tiap
tahunnya.
2. Biaya Variabel (Variabel Cost) merupakan biaya yang besar-kecilnya
dipengaruhi oleh produksi yang dihasilkan atau keseluruhan biaya yang
dikeluarkan untuk memperoleh faktor produksi variabel. Adapun biaya
variabel yang terdapat dalam usahatani petani responden yaitu biaya benih
cabai rawit, pupuk organik, pupuk kandang.
Tabel 5.6. Rata-Rata Biaya Usahatani Cabai Di Kota Palangka Raya Tahun
2023
Berdasarkan Tabel 5.7. dapat dilihat total produksi cabai per sekali panen
seluruh petani responden sebanyak 272 kg/panen. Total rata-rata harga cabai pada
tingkat petani sebesar Rp 4.260.000 maka dapat diperoleh penerimaan petani pada
usahatani cabai sebesai Rp 18.320.000 dengan total rata-rata penerimaan Rp
572.500.
Uraian Jumlah
Biaya Produksi (Rp) 5.178.311
Penerimaan (Rp) 18.320.000
Total Pendapatan (Rp) 13.141.689
Rata-Rata Pendapatan (Rp) 410.678
Sumber: Data Primer yang diolah, 2023
72
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis mengenai Tingkat Partisipasi dan
Pendapatan Kelompok Wanita Tani (KWT) Pada Program Pekarangan Pangan
Lestari (P2L) Terhadap Usahatani Tanaman Cabai Di Kota Palangka Raya dapat
ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Karakteristik Kelompok Wanita Tani (KWT) rata-rata 69% berusia 40
hingga 56 tahun sebanyak 22 orang, termasuk usia yang masih produktif
pendidikan SMA 65% sebanyak 21 orang, tanggungan keluarga 47%
sebanyak 15 orang, 1 hingga 5 tahun 90% lama berusahatani 30 orang dan
pekerjaan 87% ibu rumah tangga sebanyak 28 orang.
2. Berdasarkan skala pengukuran (rating scale) yang telah dilakukan, diketahui
partisipasi kelompok wanita tani pada program pekarangan pangan lestari
terhadap usahatani tanaman Cabai di Kota Palangka Raya memperoleh skor
total sebesar 1.772 poin atau 97,14% dan dapat disimpulkan bahwa partisipasi
kelompok wanita tani dikatakan “Tinggi” dikarenakan kelompok wanita tani
atau masing-masing kelompok tani mampu untuk menerapkan secara baik
ketiga indikator tersebut yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan pemanfataan
dalam pelaksanaan penyuluhan maupun di lapangan.
3. Hasil perhitungan pendapatan petani cabai di Kota Palangka Raya total biaya
usahatani per petani Rp 5.178.311 dengan total rata-rata biaya usahatani per
petani yaitu Rp 161.822 yang merupakan total keseluruhan dari biaya tetap
dan variabel. Total penerimaan usahatani cabai per musim yaitu sebesar Rp
18.320.000 dan total rata penerimaan yaitu Rp. 572.500 Dapat disimpulkan
bahwa pendapatan petani cabai yaitu sebesar Rp 13.141.689 dengan total
rata-rata pendapatan yaitu sebesar Rp 410.678.
74
6.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian, disarankan untuk perlu adanya
pendekatan yang intensif kepada setiap anggota kelompok tani agar lebih
meningkatkan keterbukaan secara interaksi dan komunikasi sesama anggota
sehingga dapat terjalin kerja sama yang baik dan meningkatkan peran individu
petani untuk berperan lebih aktif dalam menjaga hubungan yang erat antar
anggota dan mengayomi anggota kelompok tani. Mengadakan diskusi mengenai
permasalahan dalam kelompok tani, rapat rutinan sebagai salah satu wadah
pengembangan dalam kelompok tani serta memberi respon terhadap keinginan
anggota yang ingin mengembangkan usahatani. Sehingga kelompok tani dapat
mencapai tujuan dan menjalankan perannya dengan baik yang dapat memberi
pengaruh terhadap kualitas produksi hasil cabai serta pendapatan petani.
Informasi mengenai harga dan akses pasar penjualan cabai yang
menguntungkan dapat mendorong petani untuk memproduksi cabai yang
berkualitas serta memperbanyak tanaman cabai di media polybag disetiap rumah
petani agar lebih optimal memproduksi cabai, sehingga dengan demikian dapat
meningkatkan pendapatan yang diperoleh petani cabai di Kota Palangka Raya.
Untuk peneliti selanjutnya, agar dapat mengembangkan kembali penelitian yang
telah dilakukan peneliti tidak hanya dari aspek pendapatan tetapi jenis komuditi,
produksi dan produktivitas dengan variabel, indikator serta metode analisis yang
lebih beragam.
75
DAFTAR PUSTAKA
Alex, S. (2011). Usaha Tani Cabai Kiat Jitu Bertanam Cabai di Segala Musim.
Yogyakarta
Dwi Panggah Yoga Nur Utami, (2015). Partisipasi Wanita Tani Dalam
Pelaksanaan Program Pengembangan Model Kawasan Rumah Pangan
Lestari Di Kabupaten Purworejo. Skipsi. Fakultas Pertanian Universitas
Gajah Mada. Yogyakarta.
Griffin, S. 1978. Women and nurture: The Roaring Inside Her. New York: Harper
& Row
Haryanto. (2018). Pertumbuhan dan Hasil Cabai Merah pada Berbagai Metode
Irigasi dan Pemberian Pupuk Kandang di Wilayah Pesisir Pantai.
Universitas Jenderal Soedirman : 11 hlm
Bogor.
Ife J & Tesoriero F, (2008). Partisipasi Perempuan Dalam Kegiatan Usaha. Skripsi
Fakultas Pertanian UMM. Makassar.
Rosdakarya
Rahardja, P., & Manurung, M. (2008). Pengantar ilmu ekonomi (mikroekonomi &
makroekonomi).
Jakarta.
Zuhdi, FA, & Azizah, DF, (2015). Pengaruh Penerapan E-SPT Dan Pengetahuan
Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak. Jurnal Perpajakan, 7 (1)
81
81
LAMPIRAN
23 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
24 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
25 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
26 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
27 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
28 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
29 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
30 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
31 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
32 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
Total 96 96 96 96 92 88 88
652 2,91 Tinggi
Rata-rata 3 3 3 3 2,9 2,8 2,8
26 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
27 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
28 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
29 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
30 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
31 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
32 3 3 3 3 3 3 3 21 3 Tinggi
Total 92 96 88 92 96 92 88
644 2,87 Tinggi
Rata-rata 2,9 3 2,8 2,9 3 2,9 2,8
26 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
27 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
28 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
29 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
30 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
31 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
32 3 3 3 3 3 15 3 Tinggi
Total 96 96 96 92 96
476 2,95 Tinggi
Rata-rata 3 3 3 2,9 3
( ) ( )
( )
( )
Keterangan :
( ) ( )
( )
( )
Keterangan :
( ) ( )
( )
( )
Keterangan :
( ) ( )
( )
( )
Cangkul
Luas lahan Lama Biaya Total
No Jumlah
(Meter) Harga Awal (Rp) Harga Akhir (Rp) pemakaian penyusutan biaya
(unit)
(tahun) (Rp) Tetap (Rp)
1 10x30 1 75000 100000 3 25000 8.333
2 10x30 1 75000 100000 3 25000 8.333
3 10x30 0 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0 0
5 20x30 1 80000 100000 3 20000 6.666
6 20x30 1 80000 100000 3 20000 6.666
7 20x30 0 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0 0
9 20x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
10 20x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
11 20x30 0 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0 0
13 17x40 1 100000 110000 3 10000 3.333
14 17x40 1 100000 110000 3 10000 3.333
15 17x40 0 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0 0
17 17x40 1 100000 110000 3 10000 3.333
18 17x40 1 100000 110000 3 10000 3.333
19 17x40 0 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0 0
21 15x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
22 15x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
23 15x30 0 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0 0
25 15x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
26 15x30 1 100000 110000 3 10000 3.333
27 15x30 0 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0 0
29 20x60 1 200000 210000 3 10000 3.333
30 20x60 1 200000 210000 3 10000 3.333
31 20x60 0 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0 0
J 19.840 16 1.710.000 1.920.000 48 210.000 69.994
R 620 0,5 53.437,5 60.000 1,5 6562,5 2.187
*Biaya Penyusutan : Harga Awal – Harga Akhir
*Total : (Biaya Penyusutan x Jumlah Unit) / Lama Pemakaian
Sumber : Data Primer yang diolah, 2023
92
Mulsa
Luas lahan Lama Biaya
No Harga Awal Harga Akhir Total biaya
(Meter) Jumlah (roll) pemakaian penyusutan
(Rp) (Rp) Tetap (Rp)
(Tahun) (Rp)
1 10x30 1 900000 1000000 2 100000 5.000
2 10x30 0 0 0 0 0 0
3 10x30 0 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0 0
5 20x30 1 550000 650000 1 100000 100.000
6 20x30 0 0 0 0 0 0
7 20x30 0 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0 0
9 20x30 1 300000 500000 1 200000 200.000
10 20x30 0 0 0 0 0 0
11 20x30 0 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0 0
13 17x40 1 300000 500000 1 200000 200.000
14 17x40 0 0 0 0 0 0
15 17x40 0 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0 0
17 17x40 1 300000 500000 1 200000 200.000
18 17x40 0 0 0 0 0 0
19 17x40 0 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0 0
21 15x30 1 300000 500000 1 200000 200.000
22 15x30 0 0 0 0 0 0
23 15x30 0 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0 0
25 15x30 1 300000 500000 1 200000 200.000
26 15x30 0 0 0 0 0 0
27 15x30 0 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0 0
29 20x60 1 800000 900000 2 100000 5.000
30 20x60 0 0 0 0 0 0
31 20x60 0 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0 0
J 19.840 8 3750000 5050000 10 1300000 1.110.000
R 620 0,25 117188 157813 0,3125 40625 34.687
*Biaya Penyusutan : Harga Awal – Harga Akhir
*Total : (Biaya Penyusutan x Jumlah Roll) / Lama Pemakaian
Polybag Besar
Luas lahan
No Harga Awal Harga Akhir Lama pemakaian Biaya Total biaya
(Meter) Jumlah (kg)
(Rp) (Rp) (bulan) penyusutan (Rp) Tetap (Rp)
1 10x30 1 40000 50000 3 10000 3.333
2 10x30 1 40000 50000 3 10000 3.333
3 10x30 0 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0 0
5 20x30 1 50000 60000 3 10000 3.333
6 20x30 1 50000 60000 3 10000 3.333
7 20x30 0 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0 0
9 20x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
10 20x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
11 20x30 0 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0 0
13 17x40 1 30000 35000 3 5000 1.666
14 17x40 1 30000 35000 3 5000 1.666
15 17x40 0 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0 0
17 17x40 1 30000 35000 3 5000 1.666
18 17x40 1 30000 35000 3 5000 1.666
19 17x40 0 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0 0
21 15x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
22 15x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
23 15x30 0 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0 0
25 15x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
26 15x30 1 30000 35000 3 5000 1.666
27 15x30 0 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0 0
29 20x60 1 55000 65000 3 10000 3.333
30 20x60 1 55000 65000 3 10000 3.333
31 20x60 0 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0 0
J 19.840 16 590000 700000 48 110000 36.658
R 620 0,5 184375 21875 1,5 34375 1.146
*Biaya Penyusutan : Harga Awal – Harga Akhir
*Total : (Biaya Penyusutan x Jumlah Kg) / Lama Pemakaian
Polybag Kecil
Luas lahan Total
No Jumlah Harga Awal Harga Akhir Lama pemakaian Biaya
(Meter) biaya
(kg) (Rp) (Rp) (bulan) penyusutan (Rp)
Tetap (Rp)
1 10x30 1 40000 50000 2 10000 5.000
2 10x30 1 40000 50000 2 10000 5.000
3 10x30 0 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0 0
5 20x30 1 50000 60000 2 10000 5.000
6 20x30 1 50000 60000 2 10000 5.000
7 20x30 0 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0 0
9 20x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
10 20x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
11 20x30 0 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0 0
13 17x40 1 30000 35000 2 5000 2.500
14 17x40 1 30000 35000 2 5000 2.500
15 17x40 0 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0 0
17 17x40 1 30000 35000 2 5000 2.500
18 17x40 1 30000 35000 2 5000 2.500
19 17x40 0 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0 0
21 15x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
22 15x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
23 15x30 0 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0 0
25 15x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
26 15x30 1 30000 35000 2 5000 2.500
27 15x30 0 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0 0
29 20x60 1 55000 65000 2 10000 5.000
30 20x60 1 55000 65000 2 10000 5.000
31 20x60 0 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0 0
J 19.840 16 590000 700000 32 110000 55.000
R 620 0,5 18437,5 21875 1 3437,5 1.718
*Biaya Penyusutan : Harga Awal – Harga Akhir
*Total : (Biaya Penyusutan x Jumlah Kg) / Lama Pemakaian
Lampiran 10. Tabel Biaya Tetap Sabit Petani Cabai Responden Kelompok
Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Sabit/parang
Luas lahan Lama Biaya
No Jumlah Harga Awal Harga Akhir Total biaya Tetap
(Meter) pemakaian penyusutan
(unit) (Rp) (Rp) (Rp)
(tahun) (Rp)
1 10x30 1 50000 60000 3 10000 3.333
2 10x30 1 50000 60000 3 10000 3.333
3 10x30 0 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0 0
5 20x30 1 85000 100000 3 15000 5.000
6 20x30 1 85000 100000 3 15000 5.000
7 20x30 0 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0 0
9 20x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
10 20x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
11 20x30 0 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0 0
13 17x40 1 75000 105000 3 30000 10.000
14 17x40 1 75000 105000 3 30000 10.000
15 17x40 0 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0 0
17 17x40 1 75000 105000 3 30000 10.000
18 17x40 1 75000 105000 3 30000 10.000
19 17x40 0 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0 0
21 15x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
22 15x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
23 15x30 0 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0 0
25 15x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
26 15x30 1 75000 105000 3 30000 10.000
27 15x30 0 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0 0
29 20x60 1 125000 135000 3 10000 3.333
30 20x60 1 125000 135000 3 10000 3.333
31 20x60 0 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0 0
J 19.840 16 1270000 1640000 48 370000 123.332
R 620 0,5 39687,5 51250 1,5 11562,5 3.854
*Biaya Penyusutan : Harga Awal – Harga Akhir
*Total : (Biaya Penyusutan x Jumlah unit) / Lama Pemakaian
Lampiran 11. Tabel Biaya Variabel Bibit Cabai Rawit Petani Cabai
Responden Kelompok Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Lampiran 12. Tabel Biaya Variabel Bibit Cabai Hijau Besar Petani Cabai
Responden Kelompok Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Lampiran 13. Tabel Biaya Variabel Pupuk Kandang Petani Cabai Responden
Kelompok Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Lampiran 14. Tabel Biaya Variabel Pupuk Organik Petani Cabai Responden
Kelompok Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Lampiran 15. Tabel Total Biaya Tetap Petani Cabai Responden Kelompok
Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Lampiran 16. Tabel Total Biaya Variabel Petani Cabai Responden Kelompok
Wanita Tani Di Kota Palangka Raya
Luas Lahan Cabai Rawit Cabai Besar Pupuk Kandang Pupuk Organik Total Biaya
No
(Meter) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Variabel (Rp)
1 10x30 35000 35000 50000 125000 245000
2 10x30 35000 35000 50000 125000 245000
3 10x30 0 0 0 0 0
4 10x30 0 0 0 0 0
5 20x30 45000 45000 70000 180000 340000
6 20x30 45000 45000 70000 180000 340000
7 20x30 0 0 0 0 0
8 20x30 0 0 0 0 0
9 20x30 25000 25000 40000 120000 210000
10 20x30 25000 25000 40000 120000 210000
11 20x30 0 0 0 0 0
12 20x30 0 0 0 0 0
13 17x40 25000 25000 40000 120000 210000
14 17x40 25000 25000 40000 120000 210000
15 17x40 0 0 0 0 0
16 17x40 0 0 0 0 0
17 17x40 25000 25000 40000 120000 210000
18 17x40 25000 25000 40000 120000 210000
19 17x40 0 0 0 0 0
20 17x40 0 0 0 0 0
21 15x30 25000 25000 40000 120000 210000
22 15x30 25000 25000 40000 120000 210000
23 15x30 0 0 0 0 0
24 15x30 0 0 0 0 0
25 15x30 25000 25000 40000 120000 210000
26 15x30 25000 25000 40000 120000 210000
27 15x30 0 0 0 0 0
28 15x30 0 0 0 0 0
29 20x60 45000 45000 25000 125000 240000
30 20x60 45000 45000 25000 125000 240000
31 20x60 0 0 0 0 0
32 20x60 0 0 0 0 0
Jumlah 500000 500.000 690.000 2060000 3.750.000
Rata-rata 15.625 15.625 21.562 64.375 117.188
Lampiran 18. Tabel Total Biaya Petani Cabai Responden Kelompok Wanita
Tani Di Kota Palangka Raya
Luas Lahan
No Penerimaan (Rp) Total Biaya Total Pendapatan
(Meter)
1 10x30 510.000 273.332 236.668
2 10x30 510.000 268.332 241.668
3 10x30 510.000 0 510.000
4 10x30 510.000 0 510.000
5 20x30 690.000 461.665 228.335
6 20x30 690.000 361.665 328.335
7 20x30 690.000 0 690.000
8 20x30 690.000 0 690.000
9 20x30 690.000 429.165 260.835
10 20x30 690.000 229.165 460.835
11 20x30 690.000 0 690.000
12 20x30 690.000 0 690.000
13 17x40 510.000 429.165 80.835
14 17x40 510.000 229.168 280.832
15 17x40 510.000 0 510.000
16 17x40 510.000 0 510.000
17 17x40 450.000 429.165 20.835
18 17x40 450.000 229.165 220.835
19 17x40 450.000 0 450.000
20 17x40 450.000 0 450.000
21 15x30 450.000 429.165 20.835
22 15x30 450.000 229.165 220.835
23 15x30 450.000 0 450.000
24 15x30 450.000 0 450.000
25 15x30 450.000 429.165 20.835
26 15x30 450.000 229.165 220.835
27 15x30 450.000 0 450.000
28 15x30 450.000 0 450.000
29 20x60 830.000 263.332 566.668
30 20x60 830.000 258.332 571.668
31 20x60 830.000 0 830.000
32 20x60 830.000 0 830.000
Jumlah 18.320.000 5.178.311 13.141.689
Rata-rata 572.500 161.822 410.678
Anggaran
No. Keterangan
Vol Harga Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 2 3 4 5
1 Sarana pembibitan 22,000,000
Bangunan fisik kebun bibit 3 m x 4 m 1 unit 12,000,000 12,000,000
- Pembelian aneka benih 4,195,000
- Benih cabai rawit 15 bks 50,000 750,000
- Benih cabai Besar 15 bks 55,000 825,000
- Benih terong 8 bks 50,000 400,000
- Benih tomat 8 bks 90,000 720,000
- Benih sawi 8 bks 50,000 400,000
- Benih seledri 8 bks 60,000 480,000
- Benih bunga kol 4 bks 75,000 300,000
- Benih kol 4 bks 80,000 320,000
Pengadaan peralatan dan media tanam 5,805.00
- Tanah subur 2 ret 850,000 1,700,000
- Pupuk kandang 30 sak 40,000 1,200,000
- Pupuk organic 5 sak 200,000 1,000,000
- Sekam bakar 6 sak 45,000 270,000
- Bak plastik persemaian 15 kg 50,000 750,000
- Polybag kecil 5 kg 40,000 200,000
- Polybag besar 4 kg 50,000 200,000
- Siang 19 m 18,000 285,000
- Gembor 2 buah 100,000 200,000
2 Pengembangan demplot 10,000,000
- Tanah subur 1 ret 850,000 850,000
- Mulsa 1 rol 500,000 500,000
- Pupuk kandang 60 sak 40,000 2,400,000
- Pupuk organic 6 sak 200,000 1,200,000
- Polybag besar 6 kg 50,000 300,000
- Cangkul 2 buah 200,000 400,000
- Sabit 3 buah 150,000 450,000
- Siang 20 m 15,000 300,000
Pompa air dan pemasangannya 1 unit 3,000,000 3,000,000
3 Pengadaan peralatan dan media tanam 23,000,000
- Tanah subur 10 ret 850,000 8,600,000
- Pupuk kandang 120 sak 40,000 4,800,000
- Pupuk organic 36 sak 200,000 7,200,000
- Polybag besar 50 kg 50,000 2,500,000
4 Penanganan pasca panen 5,000,000
- Styrofoam 1,450 buah 1,000 1,450,000
- Cling wrap 5 rol 250,000 1,250,000
- Plastik bungkus 10 rol 80,000 800,000
- Timbangan 1 unit 1,000,000 1,000,000
- Mesin pengikat isolative buat plastik 1 unit 500,00 500,000
Jumlah 60,000,000
Sumber: Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Palangka Raya, 2021
107