1 Februari 2019 73
E – mail : nathaliagomies00@gmail.com
aphrodite_milana@yahoo.com
mjpattinama@gmail.com
Abstrak
Keberhasilan kelompok tani tidak terlepas dari dukungan partisipasi dan kerjasama yang tinggi dari
anggotanya. Salah satu modal yang berperan penting dalam menumbuhkan partisipasi dan kerjasama
kelompok adalah modal sosial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat modal sosial dan
tingkat keberhasilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartika di Negeri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk
Ambon, Kota Ambon dalam Program Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL). Sampel dalam
penelitian ini yakni anggota KWT Kartika yang berjumlah 30 orang.Data yang dikumpulkan dalam
penelitian ini adalah data primer (observasi dan wawancara dengan responden) dan data sekunder (data
yang diperoleh dari berbagai literatur dan instansi yang berkaitan dengan masalah penelitian). Data
yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan skala Likert, kemudian dijelaskan
secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa modal sosial pada KWT Kartika di Negeri
Rumah Tiga tergolong tinggi.Selain itu, tingkat keberhasilan KWT Kartika di Negeri Rumah Tiga juga
tergolong tinggi.
Kata kunci: Modal sosial; kelompok wanita tani; KPRL; tingkat keberhasilan
Abstact
The success of a farm group is inseparable from the support of participation and cooperation among
the members. One of the capitals that plays an important role in improving group participation and
collaboration is social capital. This study was aimed to determine the level of social capital and the
success rate of Farm Women’s Group (KWT) in Rumahtiga village, Teluk Ambon District, Ambon
City within the program of the Sustainable Food House Area (KRPL). Samples used in this study were
30 members of KWT Kartika. The data obtained in this research were primary data (observation and
interviews with respondents) and secondary data (data were gained from various literatures and
institutions related to research problems). Furthermore, the data collected was analyzed by applying
Likert scale and explained qualitatively. The results of the study had shown that social capital at KWT
Kartika in Rumahtiga was high. Moreover, the success rate of KWT Kartika in Rumahtiga was also
high.
Pendahuluan
anggota KWT, yakni partisipasi dalam jejaring sosial, timbal balik, kepercayaan, dan
kepatuhan terhadap norma, nilai dan ukuran proaktif (Ramansyah, 2015). Mengingat
modal sosial merupakan salah satu modal penting dalam mendukung keberhasilan
program KRPL, maka perlu dilakukan kajian tentang modal sosial dan keberhasilan
Kelompok Wanita Tani Kartika di Negeri Rumah Tiga, Kecamatan Teluk Ambon,
Kota Ambon. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat modal sosial dan
tingkat keberhasilan Kelompok Wanita Tani (KWT) Kartika di Negeri Rumah Tiga,
Kecamatan Teluk Ambon, Kota Ambon dalam Program Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL).
Metode Penelitian
Pembahasan
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan salah satu unsur penting modal sosial dalam
membangun suatu hubungan agar tetap berjalan dengan baik. Menurut Fukuyama
(2008), kepercayaan merupakan unsur utama dalam modal sosial. Hal ini karena
kepercayaan menjadi syarat utama dalam memperlancar hubungan kerjasama yang
dibangun oleh kedua belah pihak yang melakukan kerjasama. Hasil penelitian
menunjukan bahwa modal sosial berdasarkan kepercayaan pada KWT Kartika
tergolong kategori tinggi.Berikut modal sosial pada KWT Kartika berdasarkan
kepercayaan (tabel 1).
Volume 7 No. 1 Februari 2019 77
Nilai-Nilai
Hasbullah (2006), menyatakan bahwa nilai adalah suatu ide yang dianggap
benar dan penting oleh anggota komunitas serta diwariskan secara turun temurun.
Nilai mempunyai peranan penting dalam membangun suatu relasi, dimana dapat
menjadi pengontrol bagi indvidu berperilaku dalam suatu komunitas. Hasil penelitian
menunjukan bahwa modal sosial pada KWT Kartika berdasarkan nilai-nilai tergolong
kategori tinggi.Berikut modal sosial berdasarkan pada KWT Kartika.
78 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Norma
Selain kepercayaan dan nilai, unsur lain modal sosial yang mempunyai
peranan penting dalam menjaga suatu hubungan tetap berjalan dengan baik adalah
norma. Putnam (1993), mendefenisikan norma sebagai sekumpulan aturan yang
diharapkan dipatuhi oleh anggota masyarakat pada suatu komunitas tertentu. Norma
pada dasarnya terbentuk karena adanya kinginan untuk menjaga suatu hubungan tetap
berjalan dengan baik, atau sebagai kontrol dalam pelaksanaan nilai-nilai yang ada
dalam suatu komunitas.Berdasarkan hasil perhitungan skala Likert, modal sosial
berdasarkan norma pada KWT Kartika tergolong kategori tinggi.
keinginan individu untuk berpartisipasi secara sukarela. Disisi lain, belum pernah
terjadi pelanggaran yang dilakukan oleh kelompok terhadap aturan yang telah
disepakati bersama. Hal ini dikarenakan menurut anggota, meskipun aturan dalam
kelompok tidak tertulis, namun menjaga hubungan baik dengan ketua sebagai atasan
yang menjalankan serta mengawasi jalannya program adalah prioritas.
Hubungan internal dalam kelompok antar anggota kelompok dengan ketua
kelompok sebagai atasan agar tetap berjalan baik, ketaatan anggota terhadap aturan
kelompok juga untuk menunjukan adanya kekompokkan dalam kelompok.Sementara
mengenai keadilan dalam kelompok, ketua dianggap telah bijaksana yakni adil dalam
memberikan bantuan, maupun dalam pelaksanaan bagi hasil dalam kelompok.
Tingginya penerapan norma dalam KWT Kartika juga disebabkan oleh
pelaksanaan program karena adanya suatu kewajiban untuk mematuhi aturan.
Kewajiban untuk mematuhi aturan tersebut tidak hanya berasal dari kesepakatan
dalam kelompok, melainkan didominasi atau sangat dipengaruhi oleh adanya sistem
komando. Dalam sistem tersebut, peran atasan lebih dominan dimana perintah atasan
menjadi kewajiban untuk dilaksanakan oleh semua anggota KWT Kartika. Jadi norma
dalam KWT Kartika penerapannya yang tergolong tinggi karena adanya keharusan
bagi anggota untuk melaksankan perintah atasan.
Jaringan
Jaringan merupakan salah satu unsur modal soaial yang dapat digunakan oleh
individu maupun kelompok dalam mencapai tujuannya. Lawang (2004), jaringan
dalam modal sosial menunjuk pada semua hubungan dengan orang atau kelompok
lain yang memungkinkan kegiatan dapat berjalan secara efisien dan efektif. Jaringan
yang luas dapat memberikan akses bagi individu dalam memanfaatkan sumberdaya-
sumberdaya penting yang dapat membantu pencapain tujuan (Putnam,1993). Hasil
penelitian menunjukan bahwa modal sosial pada KWT Kartika tergolong kategori
Sedang. Berikut modal sosial pada KWT kartika berdasarkan jaringan yang dibangun
Volume 7 No. 1 Februari 2019 81
Tabel 5. Rekapitulasi modal sosial pada KWT Kartika di negeri Rumah Tiga
Variabel Modal Sosial Nilai Kategori
Kapercayaan 86 Tinggi
Nilai 83 Tinggi
Norma 85 Tinggi
Jaringan 61 Sedang
Rata-Rata 79 Tinggi
82 AGRILAN : Jurnal Agribisnis Kepulauan
Tabel 5 menunjukan bahwa modal sosial menjadi salah satu modal penting
yang dimiliki KWT Kartika dalam pelaksanaan Program Percepatan
Penganekaragaman Konsumsi Pangan (P2KP) melalui optimalisasi pemanfaatan
pekarangan. Adanya rasa saling percaya antara anggota maupun pada pihak diluar
kelompok, ketaatan terhadap norma kelompok menjadi salah satu modal penting
dalam membangun hubungan kerjasama, baik antara sesama anggota maupun dengan
pihak lain.
Hubungan kerjasama yang dibangun dengan melibatkan anggota dalam
kelompok maupun pihak luar kelompok (penyuluh dan pihak yang memberikan
pendanaan program), tidak hanya memberikan akses informasi untuk memperoleh
inovasi baru (pengetahuan dan keterampilan), namun juga berguna dalam mendukung
ekonomi keluarga melalui pendapatan yang diperoleh dari usahatani secara
vertikultur. Dengan demikian, modal sosial hanya dapat dikatakan sebagai suatu
modal apabila mampu memberikan keuntungan ekonomi (Lawang, 2004).
Tingkat Partisipasi
Partisipasi menjadi salah satu unsur penting untuk dapat menilai keberhasilan
suatu kelompok dalam melaksanakan aktivitasnya (melaksanakan suatu program atau
aktivitas lainnya). Hasbullah (2006), mendefenisikan partisipasi sebagai kemampuan
anggota kelompok atau anggota masyarakat untuk menyatukan diri dalam suatu pola
hubungan. Partisipasi dapat menunjukan adanya kerjasama anggota dalam sebuah
kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan bersama.Berdasarkan hasil
penelitian, partisipasi KWT Kartika tergolong kategori tinggi. Nilai skor Likert yang
diperoleh dari perhitungan empat indikator partisipasi yakni partisipasi dalam
perencanaan program, partisipasi dalam pelaksanaan program, partisipasi dalam
evaluasi program dan partisipasi dalam pemanfaatan hasil, adalah 78 (> 62) (tabel 6).
Volume 7 No. 1 Februari 2019 83
Tabel 6 menunjukan bahwa partisipasi anggota KWT Kartika mulai dari tahap
perencanaan hingga pemanfaatan hasil menunjukan program tergolong
tinggi.Meskipun demikian, untuk indikator pelaksanaan khususnya keikutsertaan
anggota dalam kegiatan pembuatan bibit tanaman masih tergolong sedang. Hal ini
karena sebagian anggota, terkadang tidak mengikuti atau hanya mengikuti sebagian
dari total kegiatan pembuatan bibit tanaman. Kehadiran sebagian anggota yang tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas lain pada saat yang bersamaan.
Selain itu, untuk tahap pemanfaatan hasil yakni keaktifan dalam membangun
usaha mikro berbasis pangan lokal juga tergolong kategori sedang. Hal ini disebabkan
rata-rata responden masih sebatas membuat perencanaan terhadap jenis usaha
mikroberbasis pangan lokal yang akan diusahakan. Sementra sebagian dari responden
juga sama sekali belum mempunyai perencanaan dalam membangun usaha mikro
berbasis pangan lokal.
Tabel 6 menunjukan bahwa partisipasi anggota KWT Kartika mulai dari tahap
perencanaan hingga pemanfaatan hasil menunjukan program tergolong tinggi.
Meskipun demikian, untuk indikator pelaksanaan khususnya keikutsertaan anggota
dalam kegiatan pembuatan bibit tanaman masih tergolong sedang. Hal ini karena
sebagian anggota, terkadang tidak mengikuti atau hanya mengikuti sebagian dari total
kegiatan pembuatan bibit tanaman. Kehadiran sebagian anggota yang tidak
sepenuhnya disebabkan oleh kegiatan atau aktivitas lain pada saat yang bersamaan.
Tahap pemanfaatan hasil yakni keaktifan dalam membangun usaha mikro
berbasis pangan lokal juga kategori sedang. Hal ini disebabkan rata-rata responden
masih sebatas membuat perencanaan terhadap jenis usaha mikro berbasis pangan
lokal yang akan diusahakan. Sementara sebagian dari responden juga sama sekali
belum mempunyai perencanaan dalam membangun usaha mikro berbasis pangan
lokal.
Kesimpulan
Modal sosial pada KWT Kartika di Negeri Rumah Tiga tergolong kategori
tinggi yakni 79 (> 62). Nilai rata-rata yang diperoleh masing-masing variabel yakni
kepercayaan 86, nilai-nilai 85, norma 83 dan jaringan 61. Tingginya penerapan
modal social dalam KWT Kartika disebabkan oleh rasa saling percaya, kerjasama
serta kepatuhan terhadap aturan kelompok.Sementara tingkat keberasilan KWT
Kartika berdasarkan indikator tingkat partisipasi dan tingkat pemanfaatan lahan
tergolong kategori tinggi.Tingkat keberhasilan KWT Kartika di Negeri Rumah Tiga
berdasarkan tingkat partisipasi yakni 76 (> 62) dan tingkat pemanfaatan lahan
pekarangan 70 (> 62).
Daftar Pustaka