Anda di halaman 1dari 15

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Desa Masagena adalah salah satu dari 17 desa di Kecamatan Konda tepatnya
di Kabupaten Konawe Selatan Provinsi Sulawesi Tenggara. Dengan kepadatan
penduduk desa kurang lebih mencapai 1.327 jiwa. Kabupaten Konawe Selatan
secara astronomis terletak antara 3.58-4.31˚LS dan 121.58-123.16˚BT. Luas
wilayah Kabupaten Konawe Selatan sendiri yaitu 4.514,2 km2, luas wilayah
Kecamatan Konda yaitu 126,1 km2 dan Desa Masagena sendiri memiliki luas
wilayah seluas 1,91 km2. Dilihat dari kondisi iklimnya, Kabupaten Konawe Selatan
tercatat suhu udara terendah yaitu 24,8˚C dan suhu udara tertinggi yaitu 28,8˚C
(Rumapar, 2020). Kabupaten Konawe Selatan berdasarkan letak geografisnya
berada di bagian tenggara Provinsi Sulawesi Tenggara.
Berdasarkan potensi sumber daya alam di Kabupaten Konawe Selatan,
perkebunan berada di urutan ke-2 setelah pertanian yang membantu kesejahteraan
wilayah tersebut. Desa Masagena merupakan desa yang cukup maju di kawasan
Konawe Selatan (Selvia et al., 2019), sehingga dalam hal memajukan
perekonomian menjadi poin penting bagi desa tersebut. Namun potensi sumber
daya belum terjamah oleh masyarakat Desa Masagena. Peluang Desa Masagena
dalam mengembangkan perekonomian masyarakatnya terbuka luas jika dilihat dari
ketersediaan sumber daya alamnya. Setiap anggota keluarga mempunyai
peranannya masing-masing, perempuan yang telah menikah selain berperan sebagai
ibu rumah tangga, mereka dapat pula beraktivitas lain yaitu dengan melakukan
usaha sampingan. Pemberdayaan ekonomi kerakyatan, terkhusus kepada
perempuan tani atau ibu rumah tangga dapat menjadi jalan keluar bagi suatu
keluarga yang ingin meningkatkan kesejahteraan hidup keluarga (Jalil, et al., 2020).
2

Pengembangan adalah proses memberdayakan individu dan kelompok yang


melalui penguatan kapasitas (termasuk kesadaran, pengetahuan dan keterampilan-
keterampilan) yang diperlukan untuk mengubah kualitas kehidupan komunitas
mereka, dan Pemberdayaan masyarakat bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat guna menganalisa kondisi dan potensi serta masalah-masalah yang
perlu diatasi, yang intinya adalah melibatkan partisipasi masyarakat dalam proses
pemberdayaan masyarakat. Pentingnya pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat desa adalah untuk meningkatkan pembangunan desa itu sendiri.
Adapun untuk mencapai pembangunan desa yaitu melalui program-program
perencanaan pembangunan desa. Program pengembangan dan pemberdayaan
masyarakat dirancang untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat setempat
melalui kolaborasi yang memaksimalkan potensi dan inisiatif masyarakat. Program
tersebut meliputi kesehatan, pendidikan, pemberdayaan sosial ekonomi, serta
pembangunan infrastruktur dan agenda sosial budaya dan agama.
Adapun program-program yang seharusnya ada di Desa Masagena seperti,
ketidakikutsertaan masyarakat dalam penyusunan program Desa Masagena,
pelatihan masyarakat tentang usahanya, tidak adanya sosialisasi masyarakat dan
lebih mengutamakan pengobatan ketimbang pencegahan, peningkatan kinerja
penyuluh secara menyeluruh dan pelatihan masyarakat terkait pemanfaatan sumber
daya alam di Desa masagena.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dari praktikum ini
adalah sebagai berikut :
1. Mengapa Pembangunan di desa Masagena tidak berjalan dengan baik?
2. Bagaimana solusi pembangunan di desa Masagena?
1.3 Tujuan Pratikum
Adapun tujuan dari praktium ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Pembangunan di Desa Masagena tidak berjalan dengan
baik.
2. Untuk mengetahui solusi pembangunan di Desa Masagena
3

BAB II
TINJUAN PUSTAKA

2.1 Konsep teori


Konsep teoritis adalah identifikasi teori-teori yang dijadikan sebagai landasan
berpikir untuk melaksanakan suatu penelitian atau dengan kata lain untuk
mendiskripsikan kerangka referensi atau teori yang digunakan untuk mengkaji
permasalahan. Pengembangan masyarPakat adalah upaya mengembangkan sebuah
kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip-prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai .
Pengembangan masyarakat menerjemahkan nilai-nilai keterbukaan,
persamaan, pertanggung jawaban, kesempatan, pilihan, partisifasi, saling
menguntungkan, saling timbalbalik dan pembelajaran terus menerus.
Pengembangan masyarakat adalah komitmen dalam memberdayakan masyarakat
lapis bawah sehingga mereka memiliki berbagai pilihan nyata menyangkut masa
depannya.masyarakat lapis bawah umumnya terdiri atas orang-orang lemah,tidak
berdaya dan miskin karena tidak memiliki kemampuan untuk mengontrol sarana-
sarana produksi.mereka umumnya terdiri atas: kaum buru,petani pengarap,petani
berlahan kecil,masyarakat hutan,kalangan pengangguran,orang-orang cacat dan
orang-orang yang di buat marginal karena umur,keadaan jender,ras dan etnis.
Pemberdayaan (empowerment) merupakan konsep yang berkaitan dengan
kekuasaan (power). Istilah kekuasaan seringkali identic dengan kemampuan
individu untuk membuat dirinya atau pihak lain melakukan yang diinginkan.
Kemampuan tersebut baik untuk mengatur dirinya, mengatur orang lain sebagai
individi atau kelompok/organisasi, terlepas dari kebutuhan, potensi, atau keinginan
orang lain, kekuasaan menjadikan orang lain sebagai objek dari pengaruh atau
keinginan dirinya (M. Anwar, 2013).
Pemberdayaan masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan
dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek
pembangunan di suatu wilayah. Dengan adanya pemberdayaan bisa melepaskan
masyarakat dari keterbelakangan dan kemiskinan, sehingga masyarakat mampu
4

bersaing dengan luar. Namun sekarang ini pembangunan di tingkat desa masih jauh
dari harapan karena lambannya pembangunan yang terjadi di tingkat esa tersebut.
Kondisi ini terjadi bisa saja karena jauhnya jangkuan menuju desa tersebut ataupun
sulitnya akses menuju desa tersebut (Devi Deswimar, 2014). Peningkatan
kesejahteraan masyarakat pedesaan melalui pembeerdayaan masyarakat desa.
Pemberdayaan masyarakat berupaya untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia (SDM) terutama dalam membentuk dan merubah perilaku masyarakat
untuk mencapai kehidupan yang lebih baik dan taraf hidup yang lebih berkualitas
(Qomariyah & Nali Brata, 2018).
5

BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum


Praktikum ini dilakukan di Desa Masagena Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan, Kota Kendari. Waktu praktikum berlangsung pada hari Sabtu 25
Juni 2022.
3.2 Populasi dan Sampel
1. Populasi
Sugiyono (2018:130) mengemukakan bahwa populasi sebagai wilayah
secara umum yang terdiri atas obyek/subyek yang memiliki kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti lalu dibuat
kesimpulannya. Populasi pada praktikum ini sebanyak 66 orang.
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono, (2016:118) sampel ialah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dipunyai oleh populasi tersebut. Sampel dari
praktikum ini terdiri dari 6 orang.

3.3 Prosedur Kerja


1. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan wawancara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan praktikum. Dalam proses wawancara terhadap
masyarakat dilakukan secara langsung yang bertempat di Desa Masagena.
2. Data dilapangan
Pengumpulan data dalam wawancara ini dilakukan untuk memperoleh
data yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan praktikum. Metode
pengumpulan data yang digunakan pada wawancara ini merupakan metode
survei, yaitu metode pengumpulan data primer yang diperoleh langsung
berupa opini atau pendapat dari warga desa masagena dengan menjawab
semua pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner. Wawancara ini
6

dilakukan selama 1 hari pada tanggal 25 juni 2022. Adapun sumber data yang
digunakan dalam wawancara ini adalah Riset Lapangan. Hal ini dilakukan
untuk mendapatkan data langsung dari warga Desa Masagena sebagai objek
wawancara dengan melalui cara-cara sebagai berikut:
a. Observasi.
Metode pengumpulan data yang dilakukan melalui pengamatan
langsung terhadap obyek penelitian sebagai sumber data.
b. Kuesioner.
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan, pengolahan, pemilihan,
dan juga penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan, yang
memberikan atau mengumpulkan bukti terkait keterangan, seperti kutipan,
gambar dan bahan referensi lainnya. Terkait dokumentasi dalam wawancara
ini digunakan untuk menjadi bukti dan dibutuhkan dalam penyusunan laporan
yang berhubungan dengan pengembangan dan pemberdayaan masyarakat.
4. Catat mencatat
Mencatat adalah menuliskan apa yang sudah ditulis atau diucapkan orang
lain catat mencatat dilakukan untuk menulis hal-hal penting hasil wawancara
untuk dijadikan sebagai bahan atau data yang telah didapat dan ditulis sebagai
bukti wawancara.
Adapun alat dan bahan yang kami gunakan saat melakukan wawancara
kepada yang bersangkutan, buku (sebagai tempat menulis), folpen (sebagai alat
menulis), handphone (sebagai alat dokumentasi).
7

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas Responden


A. Responden 1
Nama Harjono
Umur 45 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Desa Masagena
Pekerjan Petani
B. Responden 2
Nama Mpo Niem
Umur 53 Tahun
Jenis Kelamin Perempuan
Alamat Desa Masagena Blok G
Pekerjan Ibu Rumah Tangga
C. Responden 3
Nama Teja
Umur 50 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Desa Masagena
Pekerjan Petani
D. Responden 4
Nama Yudanta
Umur 55 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Desa Masagena
Pekerjan Petani
E. Responden 5
Nama Pirata
8

Umur 54 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Desa Masagena
Pekerjan Petani
F. Responden 6
Nama Santoso
Umur 53 Tahun
Jenis Kelamin Laki-laki
Alamat Desa Masagena
Pekerjan Petani

4.2 Permasalahan Umum di Desa Masagena


No Bidang Permasalahan
1. Bidang Pemerintahan Bagaimana Pembangunan Infrasruktur di
desa Masagena Kecamatan Konda Kabupaten
Konawe Selatan
2. Bidang Kesehatan Sosialisasi kesehatan pada masyarakat di
lakukan setelah ada warga yang sudah terkena
penyakit
3. Bidang Ekonomi Masyarakat kurang pengetahuan tentang
pengembangan usahanya
4. Pertanian a) Masayarakat biasanya tidak di
utamakan yang di utamakan
hanyakelompok tani
b) Kurang aktifnya penyuluh pertanian
c) Masyarakat kurang mengetahui
informasi tentang usaha pertaniannya.
4.3 Masalah Utama di Desa Masagena
Masalah utama yang ada di Desa Masagena adalah pembangunan di Desa
Masagena tidak berjalan dengan baik. Hal ini karenakan partisipasi dalam
9

pembangunan masih kurang. Keberhasilan suatu proses pembangunan tidak dapat


dilepaskan dari adanya partisipasi anggota masyrakatnya, baik sebagai kesatuan
sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagi yang sangat integral yang
sangat penting dalam proses dinamika pembangunan, karena secara prinsip
pembangunan ditunjukkan guna mewujudkan masyarakat yang sejahtera. Oleh
sebab itu tanggung jawab berhasil tidaknya pembangunan tidak saja ditangan
pemerintah tetapi juga ditangan masyarakat. Oleh karena itu kesadaran dan
partisipasi aktif dari masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan
pembangunan dalam hal ini mencapai target pembangunan perlu ditunjukkan oleh
kebijaksanaan pemerintah. Sehubungan dengan itu didapat dikatakan bahwa
pembangunan yang sedang dalam proses ditentukan oleh besar kecilnya partisipasi
masyarakat.
Secara prinsip pembangunan ditunjukkan guna mewujudkan masyarakat
yang sejahtera. Oleh sebab itu tanggung jawab berhasil tidaknya pembangunan
tidak saja ditangan pemerintah tetapi juga ditangan masyarakat. Kesadaran dan
partisipasi aktif dari masyarakat merupakan salah satu kunci keberhasilan
pembangunan, dalam hal ini mencapai target pembangunan perlu ditunjukkan oleh
kebijaksanaan pemerintah. Masyarakat sebagai sobjek dan objek pembangunan
harus diikut sertakan secara aktif dalam pembangunan dan menikmati hasil
pembangunan serta melestarikan proses pembangunan itu sendiri secara
berkesinambungan, oleh karena itu proses pembangunan secara alamiah harus
muncul dari masyarakat, dilaksanakan oleh masyarakat dan dinikmati oleh
masyarakat.
Dalam Undang-undang Nomor 6 Tahun 2014 Pasal 1 butir 8 disebutkan
bahwa Pembangunan Desa adalah upaya peningkatan kualitas hidup dan kehidupan
untuk sebesar-besarnya kesejahteraan masyarakat Desa. Seperti telah disebutkan
bahwa Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 mempunyai implikasi signifikan
paradigma pembangunan pedesaan karena pada tataran normatif pembangunan
pedesaan harus benar-benar memberdayakan masyarakat desa dan
mengembangkan institusi pedesaan atau berpihak dan berpusat pada desa itu
sendiri. Kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa harus ditempatkan sebagai
10

prioritas utama dan pertama. Kegiatan pembangunan pedesaan bukanlah


menggurui masyarakat desa, tetapi memberdayakan mereka. Solusi dari
permasalahan pembangunan yang tidak berjalan baik adalah sebaiknya masyarakat
harus diikutsertakan dalam proses-proses pembangunan. Keberhasilan suatu proses
pembangunan tidak dapat dilepaskan dari adanya partisipasi anggota masyrakatnya,
baik sebagai kesatuan sistem maupun sebagai individu yang merupakan bagi yang
sangat integral yang sangat penting dalam proses dinamika pembangunan, karena
secara prinsip pembangunan ditunjukkan guna mewujudkan masyarakat yang
sejahtera.

4.4 Solusi Permasalahan Umum di Desa Masagena


Adapun solusi dari permasalahan umum di Desa Masagena adalah sebagai
berikut :
a. Bidang Pemerintahan
Solusi dari ketidaksetaran program masyarakat didesa masagena yaitu dengan
cara masyarakat sejak awal kegiatan memungkinkan masyarakat memiliki
kesempatan belajar lebih banyak. Pada awal-awal kegiatan
mungkin “Pendamping” sebagai pendamping akan lebih banyak memberikan
informasi atau penjelasan bahkan memberikan contoh langsung. Pada tahap ini
masyarakat lebih banyak belajar namun pada tahap-tahap
berikutnya “Pendamping” harus mulai memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk mencoba melakukan sendiri hingga mampu atau bisa. Jika hal
ini terjadi maka dikemudian hari pada saat “Pendamping” meninggalkan
masyarakat tersebut, masyarakat sudah mampu untuk melakukannya sendiri atau
mandiri.
b. Bidang Kesehatan
Menurut kami solusi yang cocok untuk menyelesaikan permasalahan
dibidang kesehatan yaitu ,seharusnya pemerintah Desa Masagena rutin
melakukan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat dapat
mengantisipasi atau dapat melakukan langkah – langkah untuk mencegah
masyarakat terkena penyakit. Dengan melakukan sosialisasi masyarakat akan
11

sadar akan pentingnya bagaimana cara hidup sehat sehingga masyarakat bisa
hidup sehat dan jauh dari penyakit berbahaya misalnya saja DBD,dan lain
sebagainya.
c. Bidang Ekonomi
Pada bidang ekonomi ,solusi yang kami berikan bahwa ,pemerintah
seharusnya mencaritau dengan tepat usaha- usaha kecil yang ada di kelurahan
Masagena,sehingga bantuan yang akan di berikan dari penerintah untuk
mengembangkan usaha UMKM dapat tepat sasaran ,dan dapat membantu
masyarakat mengembangkan usahanya.
d. Bidang Pertanian
Pada bidang pertanian solusi yang dapat kami berikan,untuk menyelesaikan
permasalahn yang ada di Kelurahan Masagena sebagaiberikut :
1. Pemerintah desa Masagena seharusnya menyetarakan masyarakat antara
masyarakat biasa dan masyarakat yang bergabung di kelompok tani,agar
tidak ada kecemburuan sosial antraa masyarakat,dan semua masyrakat
mempunyai kesempatan mendapatkan bantuan dari pemerintah desa
,sehingga semua masyarakat terbantu dan sama - sama berkembang dan
maju.
2. Pemerintah desa Masagena mengontrol para penyuluh pertanian dengan
baik agar kegiatan pertanian yang di harapkan dan menjadi program
pemerintah dapat berjalan dan membuat masyarakat menjadi lebih
berkembang
3. Pemerintah desa Masagena melakukan penyuluhan secara berkala tentang
penyampaian informasi pertanian dari pemrintah kepada masyakarat
tentang usahataninya dan bagaimana cara mengembangkan komoditi yang
telah di kembangkangkan masyarakat sebelunya.
12

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pembangunan di Desa Masagena tidak berjalan dengan baik dari karena
diliat dai segi pemerintahannya yang kurang adanya komunikasi antar masyarakat
dengan pemerintah desanya. Bidang kesehatan yaitu melakukan penyuluhan
kesehatan kepada masyarakat agar masyarakat dapat mengantisipasi atau dapat
melakukan langkah–langkah untuk mencegah masyarakat terkena penyakit dan
beberapa bidang yang lainnya. Pemberdayaan dapat juga diartikan sebagai proses
di mana individu atau kelompok mampu meningkatkan kapasitas dan kemampuan
mereka untuk memahami, menafsirkan masalah yang mereka hadapi dan kemudian
mampu menentukan kebutuhan serta menerjemahkannya ke dalam tindakan dengan
berpartisipasi aktif dalam pelaksanaan kegiatan.
5.2 Saran
Penulis menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna,
kedepannya penulis akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang
laporan praktikum di atas dengan sumber-sumber yang lebih banyak dan dapatdi
pertanggung jawabkan. Dengan adanya praktikum yang kita jalani atau yang kita
kerjakan dapat berjalan dengan lancar. Semoga kedepannya praktikum yang kita
lakukan semakin baik lagi. Demikianlah Pokok Pembahasan laporan praktikum ini
yang dapat kami paparkan, besar harapan kami tentang laporan praktikum ini dapat
bermanfaat untuk kalangan lain. Karena keterbatasan pengetahuan dan referensi,
penulis menyadari laporan praktikum ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan agar laporan
praktikum ini dapat disusun menjadi lebih baik lagi dimasa yang akan datang.
13

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Muhammad Firyal. 2018. Partisipasi Masyarakat dalam Perencanaan


Pembangunan di Desa Jatimulya Kabupaten Boalemo. Jurnal Ilmu
Administrasi. Volume 6 Nomor 2 Halaman 135-142.

Amalia, Ayu Diah. 2015. Pembangunan Kemandirian Desa Melalui Konsep


Pemberdayaan. Jurnal Sosio Informa. Volume 1 Nomor 2 Halaman 175-
188.
14

LAMPIRAN
15

Anda mungkin juga menyukai