Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM

PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PARTISIPATIF


“Sistem Agribisnis Usahatani Padi Sawah Desa Lamomea Dusun 1, Kecamatan
Konda, Kabupaten Konawe Selatan ”

Di susun oleh :

Kelompok 3
1. Darmin D1E120048
2. Asriman D1E120046
3. Anci Sulastri D1E120042
4. Saktiyani Opi D1E1200
5. Randi Perslei D1E120072
6. Yusrin Pito D1E120082

JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS HALUOLEO

KENDARI

2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pengembangan masyarakat adalah upaya mengembangkan sebuah
kondisi masyarakat secara berkelanjutan dan aktif berlandaskan prinsip- prinsip
keadilan sosial dan saling menghargai.
Pengembangan masyarakat adalah suatu proses yang dilakukan secara
pribadi dan sosial untuk senantiasa berkaitan dengan pembebasan kemampuan,
kreatifitas, kebebasan bertindak, dan kemampuan pribadi. Pengembangan ini
salah satu upaya untuk pemberdayaan masyarakat. Robinson
Pengembangan masyarakat adalah kegiatan yang bertujuan untuk
membantu klien mendapatkan daya, kekuatan, dan kemampuan. Hal tersebut
untuk mengambil keputusan dan tindakan social yang akan dilakukan dan
berhubungan dengan klien. Payne
Pentingnya perencanaan pemberdayan masyarakat untuk mendukung
pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kualitas hidup dimasyarakat,
serta memiliki tujuan untuk mensejahterakan masyarakat baik dalam bidang
ekonomi dan sosial.
Perencanaan yang baik diperlukan dalam setiap pelaksanaan pembangunan
yang dilakukan oleh pemerintah desa bersama-sama dengan para pemangku
kepentingan (stakeholders). Perencanaan yang meliputi perencanaan jangka
panjang, menengah, maupun pendek sangat diperlukan agar pembangunan dapat
berjalan pada jalur yang tepat.
Padi merupakan tanaman pertanian kuno yang sampai sekarang menjadi
tanaman penghasil bahan pangan pokok dikebanyakan negara daerah tropis,
terutama di Asia dan Afrika. Menurut Herawati (2012).
Tanaman padi dapat dibedakan dalam dua tipe, yaitu padi kering yang
tumbuh di lahan kering dan padi sawah yang memerlukan air menggenang
dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Genus Oryza L. meliputi lebih
kurang 25 spesies, tersebar di daerah tropik dan sub tropik seperti Asia, Afrika,
Amerika dan Australia (Herawati, 2012).
Tanaman padi memerlukan penyinaran matahari penuh tanpa naungan.
Sinar matahari diperlukan padi untuk melangsungkan proses fotosintesis,
terutama pada pembungaan dan pemasakan buah akan tergantung terhadap
intensitas sinar matahari. Angin juga berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman padi yaitu dalam penyerbukan tetapi jika terlalu kencang akan
merobohkan tanaman (Herawati, 2012).
Bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana
seseorang mengalokasikan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien
untuk memperoleh keuntungan yang tinggi pada waktu tertentu.Dikatakan
efektif bila petani dapat mengalokasikan sumber daya yang mereka miliki
sebaik-baiknya, dan dapat dikatakan efisien bila pemanfaatan sumberdaya
tersebut mengeluarkan output yang melebihi input. Menurut Soekartawi
(1995).
Ilmu usahatani adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu yang
berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan permasalahan
yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri atau Ilmu
usahatani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha dalam
menyusun, mengatur dan menjalan. Menurut Adiwilaga (1982).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat di rumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana penyediaan input usahatani padi sawah ?
2. Bagaimana kegiatan produksi usahatani padi sawah ?
3. Bagaimana pengolahan hasil usahatani padi sawah ?
4. Bagaimana pemasaran usahatani padi sawah ?
5. Bagaimana kelembagaan penunjang usahatani padi sawah ?
1.3 Tujuan Pembelajaran
Berdasarkan tujuan pembelajaran sesuai perumusan masalahnya adalah sebagai
berikut :
1. Untuk penyediaan input usahatani padi sawah ?
2. Untuk kegiatan produksi usahatani padi sawah ?
3. Untuk pengolahan hasil usahatani padi sawah ?
4. Untuk pemasaran usahatani padi sawah ?
5. Untuk kelembagaan penunjang usahatani padi sawah ?
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Perencanaan merupakan suatu cara rasional untuk mempersiapkan masa


depan Becker (2017) dalam Rustiadi (2017). Sedangkan menurut Alder (1999) dalam
Rustiadi (2017)menyatakan bahwa : Perencanaan adalah suatu proses menentukan
apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta menetapkan tahapan-
tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Sebagian kalangan berpendapat bahwa
perencanaan adalah suatu aktivitas yang dibatasi oleh lingkup waktu tertentu,
sehingga perencanaan, lebih jauh diartikan sebagai kegiatan terkoordinasi untuk
mencapai suatu tujuan tertentu dalam waktu tertentu. Artinya perencanaan adalah
suatu proses menentukan apa yang ingin dicapai pada masa yang akan datang serta
menetapkan tahapan-tahapan yang dibutuhkan untuk mencapainya. Dengan demikian,
proses perencanaan dilakukan dengan menguji berbagai arah pencapaian serta
mengkaji berbagai ketidakpastian yang ada, mengukur kemampuan (kapasitas) kita
untuk mencapainya kemudian memilih arah-arah dan langkah-langkah terbaik untuk
mencapainya. Rencana dapat berupa rencana informal atau rencana formal.

Keberhasilan usahatani sangat tergantung kepada kompetensipetani sebagai


pengelola utama. Kompetensi petani tidak sama satu dengan lainnya, hal ini sangat
tergantung kepada karakteristik yang mereka miliki. Kompetensi petani dapat
ditingkatkan melalui penyuluhan. Penyuluh pertanian merupakan agen bagi
perubahan perilaku petani, yaitu mendorong petani mengubah perilakunya menjadi
petani dengan kemampuan yang lebih baik dan mampu mengambil keputusan sendiri,
yang selanjutnya akan memperoleh kehidupan yang lebih baik (Setiana, 2005) dalam
(Fadhilah, 2018).

Agribisnis adalah suatu usahatani yang berorientasi komersial atau usaha


bisnis pertanian dengan orientasi keuntungan. Salah satu upaya yang dapat ditempuh
agar dapat meningkatkan pendapatan usahatani adalah dengan penerapan konsep
pengembangan sistem agribisnis terpadu, yaitu apabila sistem agribisnis yang terdiri
dari subsistem hulu, subsistem usahatani/budidaya, dan subsistem hilir dikembangkan
secara terpadu dan selaras ( Hastuti, 2008) dalam (Mario Banu et al. 2020).

Pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat penting khususnya


subsektor tanaman pangan karena menghasilkan bahan pangan untuk kelangsungan
hidup. Pembangunan pertanian dalam subsektor tanaman pangan diarahkan untuk
meningkatkan produksi pangan dengan tujuan terciptanya swasembada pangan
(terutama padi, jagung dan kedelai). Jagung adalah komoditas yang dapat digunakan
dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga dalam kegiatan konsumsi yaitu sebagai
bahan pangan dan pakan bagi hewan ternak. Jagung hibrida merupakan salah satu
bahan baku utama dalam industri pakan ternak unggas. Perkembangan industri ternak
unggas cukup cepat sehingga akan mendorong peningkatan kebutuhan akan jagung
(Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan Perdagangan, 2017).
BAB III

METODE PENELITIAN

2.1 Lokasi dan waktu studi kasus


Lokasi penelitian dilakukan di Desa Lamomea Dusun 1, Kecamatan
Konda, Kabupaten Konawe Selatan, Provinsi Sulawesi Tenggara. Penelitian ini
dilaksanakan pada hari/tanggal kamis, 6 November 2022.
2.2 Pendekatan kasus
Pendekatan ini mengunakan pendekatan kualitatif. Dengan metode
pengumpulan data mengunakan metode wawancara, mencatat dan dokumentasi,
penjelasannya yaitu sebagai berikut
1. wawancara atau interview adalah kegiatan tanya-jawab secara lisan untuk
memperoleh informasi. Bentuk informasi yang diperoleh dinyatakan
dalam tulisan, atau direkam secara audio, visual, atau audio visual.
Wawancara merupakan kegiatan utama dalam kajian pengamatan.
2. Mencatat adalah praktik merekam informasi yang diambil dari sumber
lain. Dengan mencatat, penulis merekam inti dari informasi,
membebaskan pikiran mereka dari keharusan untuk mengingat semua
informasi.
3. Dokumentasi adalah proses pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan
penyimpanan informasi di bidang pengetahuan, pemberian atau
pengumpulan bukti dari keterangan seperti gambar, kutipan, guntingan
koran, dan bahan referensi lain.
BAB IV

PEMBAHASAN

3.1 Identitas Responden


Pada wawancara yang dilakukan pada tanggal 6 november2022 di salah satu
desa di kabupetn konawe selatan tepatnya di desa Lamomea, kecamatan Konda,
kabupaten Konawe selatan kami mengambil 2 orang responden yang merupakan
salah satu petani padi sawah di desa Lamomea pada kelompok tani Lelendoro ysng
jumlah anggotanya yaitu 28 orang yang diketuai oleh bapak Lucas yang menjadi
salah satu responden kami. Adapun identitas responden kami yaitu sebagai berikut.

Nama Abdullah

Umur 63 tahun

Luas Lahan Garapan 1,5 Ha

Kelompok tani Lelendoro

Lama berusahatani 9 tahun (2013)

Tabel 1.1 Identitas responden 1

Nama Lucas

Umur 56 tahun

Luas Lahan Garapan 2 Ha

Kelompok tani Lelendoro

Lama berusahatani 10 tahun (2012)

Tabel 1.2 Identitas responden 2

3.2 Sistem Agribisnis Usahatani


Agribisnis sebagai suatu sistem adalah agribisnis merupakan seperangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas. Disini
dapat diartikan bahwa agribisnis terdiri dari dari berbagai sub sistem yang tergabung
dalam rangkaian interaksi dan interpedensi secara reguler, serta terorganisir sebagai
suatu totalitas.
3.2.1 Penyediaan Input
Sub sistem ini menyangkut kegiatan pengadaan dan penyaluran. Kegiatan ini
mencakup Perencanaan, pengelolaan dari sarana produksi, teknologi dan sumberdaya
agar penyediaan sarana produksi atau input usahatani memenuhi kriteria tepat waktu,
tepat jumlah, tepat jenis, tepat mutu dan tepat produk.
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada salah satu petani di desa
lamomea yang menjadi responden kami mengatakan bahwa subsistem penyediaa
input adalah ketersediaan benih yang cukup pada saat musim tanam yang benih
tersebut di dapat dari teman sesama petani yang saling membantu. Salah satu
responden kami juga mengatakan bahwa keterlibatan pemerintah dalam penyediaan
benih yang berkualitas baik pemerintah setempat kurang berkontribusi pasalnya
bantuan bibit dari pemerintah hanya disalurkan pada tiga tahun terakhir yaitu pada
tahun 2019.
Selain pasokan benih yang cukup pada saat musim tanam hal lain yang
menjadi salah satu factor penting dalam penyediaan input adalah subsidi pupuk dari
pemerintah. Pada wawancara yang dilakukan salah satu responden kami mengatakan
bahwa untuk subsidi pupuk masing masing petani masih di batasi mengingat
ketersediaan pupuk yang terbatas yakni tiap 1 Ha lahan hanya bisa membeli pupuk
subsidi 6 sak yang terdiri dari 2 jenis pupuk yaitu pupuk urea sebanyak 2 sak dan
NPK sebanyak 6 sak.
Ketersediaan mesin/peralatan pertanian pada kelompok tani Lelendoro masih
sangat terbatas yaitu hanya memiliki satu mesin pengolah lahan yaitu handtraktor
yang merupakan bantuan dari dinas pertanian setempat. Namun, beberapa petani di
desa lamomea sudah memiliki handtraktor sendiri.
3.2.2 Produksi
Sub sistem ini mencakup kegiatan pembinaan dan pengembangan usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer pertanian. Termasuk kedalam kegiatan
ini adalah perencanaan pemilihan lokasi, komoditas, teknologi, dan pola usahatani
dalam rangka meningkatkan produksi primer. Disini ditekankan pada usahatani yang
intensif dan sustainable (lestari), artinya meningkatkan produktivitas lahan
semaksimal mungkin dengan cara intensifikasi tanpa meninggalkan kaidah-kaidah
pelestarian sumber daya alam yaitu tanah dan air. Disamping itu juga ditekankan
usahatani yang berbentuk komersial bukan usahatani yang subsistem, artinya
produksi primer yang akan dihasilkan diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pasar
dalam artian ekonomi terbuka.
Pada kegiatan produksi padi sawah di desa lamomea sama seperti kegiatan
produksi padi sawah pada umumnya yaitu dimulai dari kegiatan pengolahan lahan
yang dilakukan sebanyak 3 kali pengolahan dengan menggunakan handtraktor milik
kelompok tani maupun menyewa tenaga yang perhektarnya Rp. 1.500.000 namun
kebanyakan petani di desa Lamomea mampu mengoperasikan Handtraktor yang
biaya operasionalnya hanya cukup membelikan bahan bakar. Setelah kegiatan
pengolahan selesai tahap selanjutnya adalah penanaman yang jumlah kebutuhan
benih ditentukan oleh cara tanam petani, jika cara tanam yang digunakan adalah
hakika maka jumlah kebutuhan benih yaitu kisaran 48-50 kg/Ha sedangkan jika
menggunakan cara tanam tabela dengan jarak 20 cm maka kebutuhan benih kisaran
38-40 kg/Ha. Kemudian pada saat tahap penanaman telah selesai tahap selanjutnya
adalah kegiatan pemeliharaan dan pemanenan yang pemeliharaannya yaitu dengan
menyeprotkan herbisida dan pestisida serta pemberian pupuk urea pada saat tanaman
masih pada fase vegetative yakni 40-50 hari setelah tanam lalu di susul dengan
melakukan pemupukan NPK.
Tahap terakhir dari kegiatan produksi adalah kegiatan pemanenan yang pada
kebanyakan usahatani padi sawah menggunakan mesin pemanen yang di istilahkan
“odong-odong” yang system kerjanya bagi hasil yaitu 10:1 dalam hal ini petani tidak
mengeluarkan biaya berupa uang untuk menyewa proses pemanenan melainkan
system bagi hasil. Pada wawancara yang kami lakukan pada ketua kelompok tani
Lelendoro umumnya hasil panen pada usahatani padi sawah di desa lamomea hanya
bisa mencapai 3,5-4 ton/Ha yang harga perkilonya hanya kisaran Rp. 3.500-4.000/ kg.
3.2.3 Pengolahan
Lingkup kegiatan ini tidak hanya aktivitas pengolahan sederhana di tingkat
petani, tetapi menyangkut keseluruhan kegiatan mulai dari penanganan pasca panen
produk pertanian sampai pada tingkat pengolahan lanjutan dengan maksud untuk
menambah value added (nilai tambah) dari produksi primer tersebut. Dengan
demikian proses pengupasan, pembersihan, pengekstraksian, penggilingan,
pembekuan, pengeringan, dan peningkatan mutu.
Pada wawancara yang kami lakukan di desa lamomea pada kelompok tani
Lelendoro umumnya tidak dilakukan pengolahan hasil panen ataupun sejenisnya
namun kebanyakan petani menjual langsung pada tengkulak yang membeli hasil
pertanian di lahan lahan pertanian petani. Salah satu kegiatan yang mungkin termasuk
ke dalam subsistem pengolahan lahan yaitu proses pasca panen yaitu dengan
pengemasan menggunakan karung sebelum dilakukan penimbangan oleh pembeli
dalam hal ini tengkulak yang membeli hasil pertanian di sekitaran desa lamomea.
3.2.4 Pemasaran
Sub sistem pemasaran mencakup pemasaran hasil-hasil usahatani dan
agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini
adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar dan market intelligence pada
pasar domestik dan pasar luar negeri.
Kegiatan pemasaran yang terjadi pada usahatani padi sawah di desa lamomea
hanya sebatas hubungan antara petani dan tengkulak, pasalnya hasil pertanian petani
padi sawah di desa lamomea dibeli langsung oleh tengkulak di lahan pertanian
masing masing petani walaupun dengan harga yang cukup murah yaitu kisaran Rp.
3.500-4.000/kg. Walaupun dengan harga yang relative rendah namun umumnya
petani padi sawah di desa lamomea khusunya pada kelompok tani Lelendoro lebih
memilih menjual pada tengkulak walaupun harganya jauh dari harga pasar karena
kegiatan pengolahan pasca panen yang cukup menyulitkan petani dikarenakan
kurangnya pengetahuan mengenai penanganan pasca panen yang baik
3.2.5 Kelembagaan Penunjang
Kelembagaan usahatani memiliki potensi untuk meningkatkan produktivitas
dan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pelaku usahatani Namun, fakta di
lapangan menyatakan bahwa masih terdapat kesenjangan antara kelembagaan yang
dibentuk secara top down oleh Pemerintah, dengan kelembagaan yang dibutuhkan
oleh pelaku usahatani (Togbe, 2012).Selama ini pendekatan kelembagaan juga telah
menjadi komponen pokok dalam pembangunan pertanian dan pedesaan.Namun,
kelembagaan usahatani, terutama kelompok petani cenderung hanya diposisikan
sebagai alat untuk mengimplementasikan proyek belaka, belum sebagai upaya untuk
pemberdayaan yang lebih mendasar.
Pada usahatani padi sawah di desa Lamomea khusunya pada kelompok tani
Lelendoro kontibusi kelembagaan pertanian dalam hal ini pemerintah, Pembiayaan,
Penyedia input, lembaga pemasaran dan penyuluh masih kurang berkontribusi.
Bantuan dari dinas pertanian berupa alat mesin pertanian belum sepenuhnya merata
pada setiap kelompok tani serta bantuan benih yang hanya disalurkan pada tahun
2019 yakni tiga tahun silam yang sebenarnya selalu dinantikan petani.
Selain permasalahan penyedian benih kurangnya lembaga penyedia modal
bagi petani masih belum ada yang biaya usahatani khusunya pada kelompok tani
Lelendoro masih sepenuhnya menggunakan modal sendiri yang berdampak pada
kurangnya hasil panen dikarenakan kekurangan biaya untuk membeli pupuk
meskipun telah di subsidi. Kelembagaan yang ikut terlibat pada usahatani padi sawah
di desa Lamomea yaitu pemerintah dan dinas pertanian walaupun tidak sepenuhnya
berkontribusi, pemerintah terlibat dalam penyediaan pupuk subsidi yaitu pupuk urea
dan NPK walaupun dengan pembatasan jatah pupuk perhektar.
3.3 Analisis Masalah
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di tempat
itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar matahari, tubuh tanah, dan
air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan terhadap tanah tersebut, dan bangunan-
bangunan yang telah didirikan di atasnya.Usahatani dapat berupa usaha bercocok
tanam atau memelihara ternak.Usahatani yang produktif adalah usahatani yang
produktivitasnya tinggi.Produktivitas merupakan penggabungan antara efisiensi
usaha (fisik) dengan kapasitas tanah. Efisiensi fisik ini mengukur banyaknya hasil
produksi yang dapat diperoleh dari satu kesatuan input.

No Subsistem agribisnis Permasalahan


usahatani

1 Penyediaan input Sedikitnya Jumlah ketersediaan


benih berkualitas baik

2 Produksi Menurunnya hasil produksi

3 Pengolahan Kurangnya pengetahuan petani


tentang bagaimana cara
penanganan pasca panen yang baik

4 Pemasaran Kurangnya akses pasar oleh petani


dan harga gabah yang relative
rendah

5 Kelembagaan penunjang Tidak adanya lembaga permodalan


yang disediakan untuk petani

Table 1.3 Permasalahan usahatani padi sawah di desa Lamomea

3.4 Solusi Permasalahan


Seperti yang telah di uraikan mengenai permasalahan pada setiap sub system
usahatani di desa Lamomea yang terdiri dari lima subsistem yaitu, penyediaan input,
produksi, pengolahan, pemasaran dan kelembambagaan penunjang usahatani. Adapun
solusi dari permasalahan yang kami tawarkan pada setiap subsistem yaitu sebagai
berikut
a) Subsistem penyediaan input
Pada subsistem ini membahas mengenai penyediaan benih, pupuk dan
mesin pertanian, masalah pada subsistem ini yaitu sedikitnya jumlah
ketersediaan benih yang berkualitas baik hal ini dikarenakan tidak adanya
kontribusi pemerintah dan penyuluh setempat dalam menyediakan benih yang
berkualiatas. Solusi yang kami tawarkan terkait permasalahan ini yaitu setiap
kelompok tani harus menyampaikan keluhan pada pemerintah setempat baik
itu dalam rapat musrenbang desa maupun pada saat pertemuan dengan
penyuluh agar permasalahan ini tidak berkelanjutan.
b) Subsistem produksi
Pada subsistem ini membahas mengenai produksi pembibitan,
pengolahan tanah, penanganan, pemeliharaan dan pemanenan, masalah pada
subsistem ini yaitu menurunnya hasil produksi dikarenakan diserang hama,
bibit yang berkualitas rendah, lahannya kering dan juga sering dihadapi adalah
masih kurangnya kesadaran dan pemahaman petani penanganan pasca panen
yang baik sehingga mengakibatkan masih tinginya kehilangan hasil dan
rendahanya mutu gabah/beras. Solusi yang kami tawarkan terkait
permasalahan ini yaitu kelompok tani harus mencari-mencari bagaimana
mengatasi masalah-masalah yang dihadapi dengan search internet, youtube
dan lain-lain dimana zaman sekarang banyak sumber-sumber social media.
c) Pengolahan
Pada subsistem ini membahas mengenai pengolahan hasil
sortasi/gudang dan pengemasan dan penyimpanan masalah pada subsistem ini
yaitu kurangnya pengetahuan petani tentang bagaimana cara penanganan
pasca panen yang baik. Solusi yang kami tawarkan terkait permasalahan ini
yaitu seorang petani melakukan tahapan pascapanen dengan melakukan
pemisahan hasil panen yang baik dari yang rusak atau benda asing lainnya
sortasi. Sortasi merupakan bagian kegiatan pasca panen yang dilakukan
dengan tujuan memisahkan hasil panen yang baik dan yang buruk.
d) Pemasaran
Pada subsistem ini membahas mengenai akses pasar dan transaksi,
masalah pada subsistem ini yaitu kurangnya akses pasar oleh petani dan harga
gabah yang relative rendah. Solusi yang kami tawarkan petani harus membuka
akses pasar hasil pertanian yang lebih luas terutama untuk padi sawah ini
karna kebutuhan pangan masyarakat setiap tahunnya meningkat.
e) Kelembagaan penunjang
Pada subsistem ini membahas mengenai pemerintah, pembiayaan,
penyediaan dan input pemasaran yaitu tidak adanya lembaga permodalan yang
disediakan untuk petani. Solusi yang kami tawarkan setiap petani harus
menyampaikan keluhan pada pemerintah kementrian pertanian (Kementan)
agar pemerintah menargetkan peningkatan kesejahteraan petani. Petani
menyampaikan permasalahanya dalam rapat msrenbang atau pertemuan
dengan penyuluh.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan wawancara yang dilakukan pada salah satu petani di desa
lamomea yang menjadi responden kami mengatakan bahwa subsistem
penyediaa input adalah ketersediaan benih yang cukup pada saat musim tanam
yang benih tersebut di dapat dari teman sesama petani yang saling membantu.
Usahatani adalah himpunan dari sumber-sumber alam yang terdapat di
tempat itu yang diperlukan untuk produksi pertanian, seperti sinar matahari,
tubuh tanah, dan air, perbaikan-perbaikan yang telah dilakukan terhadap tanah
tersebut, dan bangunan-bangunan yang telah didirikan di atasnya.
Permasalahan pada setiap sub system usahatani di desa Lamomea yang
terdiri dari lima subsistem yaitu, penyediaan input, produksi, pengolahan,
pemasaran dan kelembambagaan penunjang usahatani. Adapun
permasalahanya adalah sedikitnya ketersediaan benih yang berkualitas baik,
menurunnya hasil produksi, kurangnya pengetahuan petani tentang bagaimana
cara pasca panen yang baik, kurangnya akses pasar oleh petani dan harga
gabah yang relative rendah, dan tidak adanya lembaga permodalan yang
disediakan untuk petani.
5.2 Saran
Saran yang kami berikan kepada petani yaitu keluhkesanlah permaslahan
yang dihadapi dalam pengolahaan lahan sampai pasca panen dalam rapat
musrenbang desa dan pada saat pertemuan penyuluh.

Anda mungkin juga menyukai