Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM

METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN DAN


PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“ Program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Masagena”

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7 B
LEPRIANA OKTOBERLITA (D1E120058)
WA ODE PUTRI NABILAH (D1E120036)
RENI ANJELIKA (D1E120074)
YUSRIN PITO (D1E120082)

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022
LAPORAN PRAKTIKUM
METODE DAN TEKNIK PENGEMBANGAN DAN
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
“Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di Desa Masagena”

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh nilai


mata kuliah Metode dan Teknik Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat
pada Jurusan/Program Studi Penyuluhan Pertanian

Disusun Oleh:
KELOMPOK 7 B
LEPRIANA OKTOBERLITA (D1E120058)
WA ODE PUTRI NABILAH (D1E120036)
RENI ANJELIKA (D1E120074)
YUSRIN PITO (D1E120082)

JURUSAN/PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2022

ii
HALAMAN PENGESAHAN

Judul : Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat di

di Desa Masagena
Anggota Kelompok 7 B : Lepriana Oktoberlita (D1E120058)
Wa Ode Putri Nabilah (D1E120036)
Reni Anjelika (D1E120074)
Yusrin Pito (D1E120082)
Kelas :B
Jurusan/Program Studi : Penyuluhan Pertanian

Menyetujui,

Asisten

SUSIANA
NIM. D1E118025

Mengetahui,

Koordinator Praktikum Mata Kuliah


Metode dan Teknik Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat

Dr. Dasmin Sidu, S.P., M.P.


NIP. 19720506 200003 1 001

iii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat dan Karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan praktikum Mata
Kuliah Metode dan Teknik Pengembangan dan Pembardayaan Masyarakat ini.
Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada dosen dan asisten dosen yang telah
membimbing serta pihak-pihak yang ikut andil dalam pelaksanaan praktikum.
Laporan ini dibuat untuk melengkapi tugas akhir praktikum Mata Kuliah
Metode dan Teknik Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat sesuai dengan
peraturan yang telah ditetapkan. Laporan akhir praktikum yang berjudul Program
Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Desa Masagena, membahas
mengenai keadaan Pengembangan dan Pemberdayaan di Desa Masagena.
Penulis semaksimal mungkin untuk menyempurnakan penulisan laporan ini.
Namun tidak menutup keungkinan adanya kesalahan atas kekurangan pada
penulisan laporan akhir praktikum ini. Untuk itu, penulis dengan senang hati
menerima segala kritikan atau pun saran yang membangun untuk melengkapi
laporan ini.

Kendari, 29 Juni 2022

Kelompok 7 B

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL
HALAMAN JUDUL............................................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. iii
KATA PENGANTAR......................................................................................... iv
DAFTAR ISI........................................................................................................ v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah.................................................................................... 3
1.3 Tujuan Praktikum..................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN UMUM MATERI PENYULUHAN PERTANIAN....... 5
2.1 Pembangunan........................................................................................... 5
2.2 Pemberdayaan Masyarakat.........................................................................6
BAB III SUMBER MATERI PENYULUHAN..................................................8
3.1 Lokasi dan Waktu Praktikum.....................................................................8
3.2 Populasi dan Sampel..................................................................................8
3.3 Prosedur Kerja............................................................................................8
BAB IV PEMILIHAN MATERI PENYULUHAN..........................................10
4.1 Identitas responden desa masagena...........................................................10
4.2 Permaslahan utama program pembangunan di desa masagena.................11
4.3 Solusi penyelesaian masalah.....................................................................12
BAB V PENUTUP...............................................................................................14
5.1 Kesimpulan..............................................................................................14
5.2 Saran.........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

v
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pemberdayaan masyarakat adalah sebuah konsep yang menekankan pada
pembangunan ekonomi pada mulanya yang dikembangkan berdasarkan nilai- nilai
masyarakat. Konsep ini mencerminkan paradigma baru yang menekankan pada
peran serta masyarakat kesinambungan serta fokus pembangunan pada manusia.
Konsep pemberdayaan masyarakat sebagai salah satu alternatif pembangunan
yang merubah paradigma pendekatan nasional menjadi pendekatan yang lebih
partisipatif. Sebagai suatu usaha, pembangunan merupakan tindakan aktif yang
harus dilakukan oleh setiap daerah dalam rangka meningkatkan pendapatan.
Dengan demikian, sangat dibutuhkan peran serta masyarakat, pemerintah, dan
semua elemen yang terdapat dalam suatu daerah untuk berpartisipasi aktif dalam
proses pembangunan. Hal ini dilakukan karena kenaikan pendapatan
mencerminkan perbaikan dalam kesejahteraan masyarakat.
Pemberdayaan adalah suatu kegiatan yang berkesinambungan, dinamis,
secara sinergis mendorong keterlibatan semua potensi yang ada secara evolutif,
dengan keterlibatan semua potensi. Dengan cara ini akan memungkinkan
terbentuknya masyarakat madani yang majemuk, penuh keseimbangan kewajiban
dan hak saling menghormati tanpa ada yang merasa asing dalam komunitasnya
(Suhendra, 2006).
Pemberdayaan masyarakat juga merupakan salah satu program pemerintah
desa dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada agar dapat berkembang
serta dapat membantu proses kemajuan desa. Sasaran dalam program
pemberdayaan masyarakat ini mencakup semua bidang, mulai dari pemerintahan,
kelembagaan, kesehatan, ekonomi masyarakat, teknologi, dan pendidikan.
Pada bidang Pemberdayaan masyarakat di bidang pemerintahan desa di
Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe Selatan khususnya desa masagena yaitu
mencakup semua sumber daya yang ada di pemerintahan desa seperti kepala desa,
perangkat desa dan BPD. Bentuk dari pemberdayaan ini dapat berupa pelatihan,
2

musyawarah dalam penyusunan program-program desa, koordinasi dalam


pelaksanaan program-program desa, dan peningkatan kualitas kinerja di
pemerintahan desa. Dari penelitian yang di lakukan di desa Masagena sebagian
masyarakat tidak ikut sertaan dengan adanya program pemberdayaan ini, sehingga
diharapkan dapat memberikan solusi mengenai masalah yang terjadi dan dapat
meningkatkan kinerja dipemerintahan desa dalam membangun serta memajukan
desa.
Sedangkan program pemberdayaan masyarakat di bidang ekonomi
merupakan program pemerintah untuk meningkatkan perekonomian desa
khususnya pada desa Masagena, setelah di adakanya penelitian ini, masih banyak
masyarakat yang bertempat tinggal di desa Masagena yang sebagian belum
mendapatkan program yang di usulkan pemerintah untuk masyarakat desa
Masagena, contohnya seperti bantuan semacam BLT (Bantuan Langsung Tunai),
PKH (Program Keluarga Harapan) dan lain sebagainya, faktor utamanya yaitu
masyarakat yang belum mengetahui adanya program yang di usulkan pemerintah,
sehingga pada bidang ekonomi program yang di buat pemerintah sebagian belum
terealisasi di masyarakat desa Masagena.
Program pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan merupakan salah
satu program pemerintah desa untuk meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan
masyarakat. Bentuk program pemberdayaan ini dapat berupa peningkatan sarana
dan prasarana kesehatan, promosi dan penyuluhan program kesehatan, dan
membangun desa siaga. Dari penelitian yang dilakukan di masyarakat Desa
Masagena beberapa masyarakat mengatakan bahwa tidak adanya sosialisasi yang
di lakukan ke masyarakat, tetapi sebagian masyarakat tetap mendapatkan bantuan
berupa BPJS sehingga dengan adanya program kesehatan ini memudahkan
masyarakat untuk mendapatkan hidup sehat serta menyadarkan masyarakat akan
pentingnya hidup sehat.
Begitupun dengan program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan
merupakan program pemerintah desa dalam meningkatkan pendidikan masyarakat
agar lebih berkualitas dan kompeten. Sasaran dari pemberdayaan ini tidak hanya
ditujukan kepada para pelajar saja, namun juga kepada para pengajar maupun
3

lembaga pendidikan lainnya. Pada penelitian yang dilakukan, masyarakat desa


Masagena menyampaikan beberapa keluhan mengenai mereka yang tidak
mendapatkan bantuan berupa beasiswa, sehingga masyarakat desa Masagena
mengusulkan bantuan beasiswa kepada meraka yang tidak mendapatkannnya.
Dan dengan adanya program pemberdayaan masyarakat di bidang pendidikan ini
diharapkan dapat meningkatkan pendidikan masyarakat serta menciptakan
masyarakat yang berkualitas dan kompeten.
Sedangkan pada bidang pertanian masyarakat Masagena terkadang tidak di
utamakan tetapi lebih ke kelompok tani saja. Dari penelitian yang di lakukan
beberapa mengatakan bahwa kurang aktifnya para penyuluh pertanian di desa
Masagena atau penyuluh kurang menyeluruh dalam membantu masyarakat desa
Masagena sehingga masyarakat masih banyak yang belum mengetahui
permasalahan mengenai tentang bidang pertanian. Pada pengembangan dan
pemberdayaan masyarakat di Desa Masagena masyarakat juga menyampaikan
keluhan yaitu tentang kurangnya dalam mengetahui tingkat usaha pertaniannya.
Pada bidang pembangunan di masyarakat di Desa Masagena mengatakan
bahwa masih kurang baik atau tidak berjalan dengan baik, sehingga masyarakat
Masagena mengusulkan beberapa usulan yaitu di antaranya pada program
bendungan, infrastruktur misalnya jembatan dan lain sebagainya yang dapat
memajukan pembangunan di masyarakat Masagena. Sehingga pada Penelitian ini
di fokuskan pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di Desa
Masagena, Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe. Konsep pemberdayaan
hampir menjadi agenda kerja setiap pemerintah. Baik dari pemerintah pusat
maupun pemerintah desa yang menaungi masyarakat paling terkecil.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana program pembangunan di Kecamatan Konda, Desa
masagena apakah sudah terealisasi ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
4

1. Untuk mewujudkan program pembangunan di Kecamatan Konda,


Desa masagena
1.4 Solusi
1.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pembangunan
Pembangunan adalah suatu peningkatan kenikmantan. Pembangunan dapat
dilihat sebagai ekonomi maupun pembangunan politik. Pembangunan ekonomi
adalah kemampuan untuk memanfaatkan sumber – sumber daya alam dalam
rangka memenuhi produksi barang dan jasa. Pembangunan politik diartikan
sebagai modernisasi politik. Apabila dilihat dari tujuannya, pembangunan politik
menuju pada suatu tujuan, misalnya demokrasi, stabilitas, legitimasi, partisipasi
dan sebagainya. Sementara itu pembangunan tidak hanya diarahkan pada
stabilitas politik saja melainkan pertumbuhan ekonomi yang tinggi, dan
peningkatan kesejahteraan masyarakat baik dari sisi pendidikan, kesehatan dan
ekonomi (Listyaningsih, 2014).
Pembangunan merupakan “usaha atau rangkaian usaha pertumbuhan dan
perubahan yang merencana yang dilakukan secara sadar oleh suatu bangsa, negara
dan pemerintah menuju modernitas dalam rangka pembinaan bangsa.” Dengan
demikian, ide pokok pembangunan menurut Siagian mengandung makna :
(a) bahwa pembangunan merupakan suatu proses yang tanpa akhir;
(b) pembangunan merupakan suatu usaha yang secara sadar dilaksanakan
secara terus menerus;
(c) pembangunan dilakukan secara berencana dan perencanaannya
berorientasi pada pertumbuhan dan perubahan;
(d) pembangunan mengarah kepada modernitas;
(e) modernitas yang dicapai melalui pembangunan bersifat multi
dimensional; proses dan kegiatan pembangunan ditujukan kepada usaha membina
bangsa dalam rangka pencapaian tujuan bangsa dan negara yang telah ditentukan
(S.P. Siagian, 2013).
Hal senada disampaikan oleh Tjokrominoto yang menyimpulkan beberapa
makna pembangunan sebagai “citra pembangunan dalam perspektif diakronis
(pembangunan menurut tahap pertumbuhan dan periode waktu yang dasarnya
tidak jelas) sebagai berikut:
(a) pembangunan sebagai proses perubahan sosial menuju ketatanan z.
(b) pembangunan sebagai upaya manusia yang sadar, terncana dan
melembaga.
(c) pembangunaan sebagai proses sosial yang bebas nilai (value free).
(d) pembagunan memperoleh sifat dan konsep transendental, sebagai meta-
diciplinary phenomenon, bahkan memperoleh bentuk sebagai ideologi,
the ideologi of developmentalism.
(e) pembangunan sebagai konsep yang syarat nilai (value loaded)
menyangkut proses pencapaian nilai yang dianut suatu bangsa secara
makin meningkat.
(f) pembangunan menjadi culture specific, situation specific, dan time
specific.” (Suryono Agus,2013).
Pembangunan yang dilaksanakan pemerintah umumnya yang bersifat infrastruktur
atau prasarana, yaitu bangunan fisik atau lembaga yang mempunyai kegiatan
produksi, logistik dan pemasaran barang dan jasa serta kegiatan-kegiatan lain di
bidang ekonomi, sosial, budaya, politik dan pertahanan keamanan.24 Menurut
Kuncoro pembangunan fisik adalah pembangunan yang dapat dirasakan langsung
oleh masyarakat atau pembangunan yang tampak oleh mata. Pembangunan fisik
misalnya berupa infrastruktir, bangunan, fasilitas umum (Pramana Gilang, 2013).
2.2 Pemberdayaan Masyarakat
Pemberdayaan Masyarakat pada dasarnya adalah suatu proses pertumbuhan
dan perkembangan kekuatan masyarakat untuk ikut terlibat dalam berbagai aspek
pembangunan di suatu wilayah. Dengan adanya pemberdayaan bisa melepaskan
masyarakat dari keterbelakangan dan kemiskinan, sehingga masyarakat mampu
bersaing dengan dunia luar. Secara historis desa merupakan cikal bakal
terbentuknya masyarakat politik dan pemerintahan di Indonesia jauh sebelum
negara-bangsa ini terbentuk. Namun sekarang ini pembangunan di tingkat desa
masih jauh dari harapan karena lambannya pembangunan yang terjadi di tingkat
desa tersebut. (Astuti, 2022)
Pemberdayaan masyarakat adalah peningkatan kendali atas masyarakat,
secara kolektif, atas hasil yang penting bagi kehidupan mereka. Tujuan
pemberdayaan kolektif adalah membuat anggota masyarakat merasakan
kebebasan, kepemilikan, dan kekuasaan yang dapat mengarah pada perubahan
sosial yang konstruktif. (Rachmawati, 2021)
6

Pemberdayaan pada masyarakat adalah satu kekuatan yang sangat vital.


Kekuatan yang dimaksud dapat dilihat dari aspek fisik, material, aspek ekonomi
dan pendapatan, aspek kelembagaan (tumbuhnya kekuatan individu dalam bentuk
wadah/kelompok), kekuatan kerjasama, kekuatan intelektual dan kekuatan
komitmen bersama untuk mematuhi dan menerapkan prinsip-prinsip
pemberdayaan. Arti pentingnya pemberdayaan masyarakat adalah menciptakan
kemandirian, agar masyarakat mampu berbuat, memahami serta mengaplikasikan
dalam berbagai kegiatan pembangunan. Pemberdayaan dianggap penting dalam
meningkatkan taraf hidup, tingkat kesejahteraan, serta pengembangan ekonomi
masyarakat. (Mangowal, 2013)
Pemberdayaan masyarakat sebagai strategi alternative dalam pembangunan
telah berkembang dalam berbagai literature dan pemikiran walaupun dalam
kenyataanya belum secara maksimal dalam implementasinya. Pembangunan dan
pemberdayaan masyarakat merupakan hal yang banyak dibicarakan karena terkait
dengan kemajuan dan perubahan sehingga jika dikaitkan dengan skill masyarakat
yang masih kurang akan menghambat pertumbuhan ekonomi (Munawar, 2011)
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1. Lokasi dan Waktu praktikum


Lokasi yang di gunakan sebagai tempat dalam praktikum ini adalah
Desa Masagena kecamatan Konda kabupaten Konawe Selatan. Praktikum ini
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 20 Juni 2022.
3.2 Populasi dan Sampel
Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2016). Menurut
Arikunto (2006: 130) “populasi adalah keseluruhan objek penelitian”. Penelitian
hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga dan subyeknya tidak terlalu
banyak. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat Desa Masagena yang
berjumlah 51 orang.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Prosedur pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian
ini adalah non-probabilitay dengan teknik purposive sampling (Sugiyono ,2019).
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah 5 orang masyarakat masagena
yang dipilih secara random atau acak.
3.3. Prosedur Kerja
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam praktikum ini, yaitu
sebagai berikut:
2. Observasi
Metode observasi adalah proses pengumpulan informasi dengan cara
mengamati orang atau tempat di lokasi riset. Observasi dilakukan dengan cara
mengumpulkan data langsung dari objek penelitian, tidak hanya terbatas pada
pengamatan saja melainkan juga pencatatan guna memperoleh data-data yang
telah konkret dan jelas ( Sugiyono 2001).
9

3. Wawancara
Wawancara adalah pengumpulan data dengan melakukan wawancara
langsung dengan pihak-pihak yang terkait untuk memperoleh informasi
sehubungan dengan praktikum. Dalam proses wawancara bersama Beberapa
Waraga dilakukan secara langsung yang bertempat di rumah warga.
4. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu proses pengumpulan pengolahan pemeliharaan dan
juga penyimpanan informasi dalam bidang pengetahuan yang memberikan
atau mengumpulkan bukti terkait keterangan seperti kutipan gambar dan
referensi lainnya. Terkait dokumentasi dalam wawancara ini digunakan untuk
menjadi bukti dan dibutuhkan dalam penyusunan laporan.
5. Catat mencatat
Mencatat adalah menuliskan apa yang sudah ditulis atau diucapkan orang lain
catat mencatat dilakukan untuk menulis hal-hal penting hasil wawancara
untuk dijadikan sebagai bahan atau data yang telah didapat dan ditulis sebagai
bukti wawancara.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identitas responden desa masagena


 Nama : Sutaryo
Umur : 42 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Petani/serabutan
Alamat : Desa Masagena
Rt :4
Dusun :2
Pendidikan : SMP

 Nama : Marwiah
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjan : Petani
Alamat : Deasa Masagena
Pendidikan : SMP

 Nama : Rosada
Umur : 46 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Petani
Alamat : Desa Masagena
Pendidikan : SD

 Nama : Namira
Umur : 56 Tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan :Petani/serabutan
11

Alamat : Desa Masagena


Pendidikan : SMP

4.2 Permaslahan utama program pembangunan di desa masagena


Aspirasi masyarakat menyangkut tuntutan keadaan yang banyak berkaitan
dengan kebutuhan hidup masyarakat yang berlandaskan Pancasila. Aspirasi yang
tidak tersalur dapat menimbulkan keresahan. Keresahan yang berkepanjangan
akan menimbulkan gejolak dalam masyarakat. Dalam kehidupan sehari-hari,
akibat adanya keresahan, kemudian menimbulkan gejolak masyarakat, antara lain
dengan melakukan demonstrasi. Hal yang demikian tidak akan terjadi apabila
LMD dan LKMD berfungsi dengan baik. Keresahan yang terjadi pernah melanda
di kalangan masyarakat Desa masagena, dikarenakan adanya pembangunan
perumahan di atas lahan kas desa. Pembangunan tersebut berdampak kurang baik
di bidang pertanian, karena pengairan sawah terganggu.
Di sisi lain pembangunan perumahan yang memakan lahan tanah kas desa
diganti dengan lahan lain yang tidak sesuai. Hal tersebut oleh masyarakat dinilai
tidak proporsional maka muncul keresahan-keresahan yang kemudian
menimbulkan demonstrasi warga yang menuntut turunnya kepala desa dari
jabatannya. Adanya keresahan dapat disebabkan terlambatnya informasi atau
berita, juga tidak tepatnya pengambilan keputusan oleh kepala desa atau
perangkatnya. Namun, keresahan dapat juga disebabkan pembuatan keputusan
desa yang tergesa-gesa akibat desakan dari berbagai pihak.
Dalam perencanaan pembangunan desa, kepala desa seharusnya dapat
memfungsikan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa atau LKMD. Lembaga
yang lebih dahulu ada sebelum terbentuknya Lembaga Masyarakat Desa. LKMD
tentu saja lebih berpengalaman dalam pembuatan perencanaan pembangunan.
LMD harus bisa memahami rencana pembangunan yang disusun oleh LKMD.
LMD selain memperhatikan usulan LKMD, dituntut menampung aspirasi
masyarakat yang belum tertampung dalam usulan LKMD4. (djoko suryo, dkk,
2008).
12

Sedangkan dalam permasalahan yang ada di desa masagena adalah:


 Bidang pemerintahan
Ketidakikutsertaan msyarakat dalam kegiatan pemerintahan
 Ekonomi
Masyarakat kurang paham untuk pengembangan usaha
 Kesehatan
Tidak ada penyuluhan kesehatan/sosialisasi kesehatan
 Pertanian
Masyarakat tidak di utamakan, hanya mengutamakan poktan,
kurang aktinya penyuluh pertanian, kurangnya informasi
peningkatan usaha pertanian.
Berdasarkan permasalahn utama yang ada di desa masagena bahwa ketidak ikut
sertaan masyarakat dalam proses pembangunan desa sangat berpengaruh
terhadap pertumbuhan ekonomi desa sehingga kurangnya informasi yang
disalurkan kepada masyarakat baik itu aspek social, ekonomi, kesehatan, dan
pertanian yang dapat mengakibatkan tidak sejalanya program pemerintah dan
kebutuhan/keinginan masyarakat. Dengan demikian permasalaha tersebut menjadi
faktor penghambat desa untuk berkembang atau maju.
4.3 Solusi penyelesaian masalah
Dalam rangka pencapaian desa berkembang dan maju harus adanya
komunikasi pihak pemerintah dan masyarakat yang sejalan sehingga dapat
meminimalisir masalah utama yang ada di desa masagena baik itu aspk social
ekonnomi, kesehatan, dan pertanian. Orang-orang yang sedang berselisih,
termasuk lurah, mempunyai alternatif pilihan dari lembaga-lembaga yang ada
sebagai “kendaraan” untuk menyelesaikan kasus perselisihannya. Pilihan tersebut
didasarkan pada hasil penyelesaian yang mereka harapkan nantinya, walaupun
harapan tentang hasil akhir penyelesaian tersebut mungkin masih samar-samar
atau bahkan lemah pijakannya. Alternatif penyelesaian dari berbagai lembaga
(misalnya: hukum adat, hukum agama, atau hukum negara) kemudian dipilih
untuk mencapai harapan atau kepentingan mereka. Barangkali lurah mempunyai
harapan yang berbeda dengan harapan camat dalam memilih proses penyelesaian
13

melalui adat, karena proses penyelesaian seperti ini akan melibatkan banyak
individu atau elit di tingkat lokal. Dalam konteks ini, telah menyatakan bahwa
tidak hanya pihakpihak yang berselisih yang mengambil keuntungan, tetapi forum
yang terlibat dalam perselisihan juga memanfaatkannya untuk mendapatkan
keuntungan diri mereka sendiri, sebagai akhir suatu tujuan politik. Lembaga-
lembaga dan individu-individu pada umumnya mempunyai kepentingan yang
berbeda dari pihak-pihak yang sedang berselisih, dan mereka menggunakan
proses perselisihan untuk mencapai kepentingan mereka sendiri.
Penyelesaian secara kedinasan akan menempatkan lurah dalam posisi di
bawah camat sesuai dengan hirarki struktur birokrasi pemerintahan, sedangkan
dalam penyelesaian secara adat barangkali lurah ingin membalik hirarki tersebut
karena posisinya secara adat adalah sebagai kabihu pemberi wanita (yera) apabila
disandingkan dengan posisi kabihu camat (pengambil wanita - laiya). Vel
menunjukkan bahwa jika suatu perselisihan diselesaikan secara adat, orang-orang
mengacu pada “apa yang diajarkan oleh nenek moyang kepada kita” dan
kelompok kerabat yang lebih tua mempunyai otoritas dan bertanggung-jawab atas
penyelesaian perselisihan itu. Dalam hal ini, adat dapat digunakan sebagai suatu
ruang alternatif untuk mengekspresikan perlawanan simbolis terhadap struktur
yang dominan dalam kehidupan sehari-hari atau bahkan untuk mengejar
kepentingan diri dari forum yang terlibat. Adat dapat juga digunakan sebagai
suatu sarana untuk mendapatkan tempat perlindungan dari tekanan struktural dan
ketidakadilan sosial. Ini merupakan simbol kekuasaan lokal yang dinyatakan
dalam bahasa dan wacana local (djoko suryo, dkk, 2008
BAB IV
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Pada bidang pembangunan di masyarakat Desa Masagena masih kurang
baik atau tidak berjalan dengan baik, sehingga masyarakat Masagena
mengusulkan beberapa usulan yaitu di antaranya pada program bendungan,
infrastruktur misalnya jembatan dan lain sebagainya yang dapat memajukan
pembangunan di masyarakat Masagena. Sehingga pada Praktikum ini di fokuskan
pada pengembangan dan pemberdayaan masyarakat di Desa Masagena,
Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe. Konsep pemberdayaan hampir menjadi
agenda kerja setiap pemerintah. Baik dari pemerintah pusat maupun pemerintah
desa yang menaungi masyarakat paling terkecil.

5.2 Saran
Semoga hasil praktikum ini dapat bermanfaat bagi para pembaca sebagai
dasar pengetahuan dalam mengetahui pembangunan yang ada di Desa Masagena,
Kecamatan Konda, Kabupaten Konawe, sehingga dapat bermanfaat bagi pembaca
dan masyarakat. Penulis juga menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kata
sempurna. Maka, penulis mohon kritik dan saran guna perbaikan untuk masa yang
akan datang.
DAFTAR PUSTAKA

H.K Astuti. 2022. Pemberdayaan Masyarakat Desa melalui Peternakan Sapi Perah
Mangowal, Jack. 2013. Pemberdayaan Masyarakat petani dalam Meningkatkan
Pengembangan Ekonomi Pedesaan di Desa Tumani Kecamatan Maesaan
Kabupaten Minahasa Selatan. Governance.
Muhtadi T. 2021. Pendamping Masyarakat Sebagai Fasilitator Dalam Memadu
Kegiatan Musrenbang Tingkat Kelurahan. Jurnal Pengapdian Kepada
Masyarkat. 5(2): 342-348.
Munawar, N. (2011). Pemberdayaan Masyarakat. Jurnal Ilmiah CMS. Vol.1, No.
2, Hal. 87-99.
Rachmawati, Eva. 2021. Pemberdayaan Masyarakat dalam Pengembangan
Wisata. Banda Aceh: Syiah Kuala University Press
LAMPIRAN
Gambar 1.1 Gambar 1.2

Gambar 1.3 Gambar 1.4


Gambar 1.5 Gambar 1.6

Gambar 1.7 Gambar 1.8

Anda mungkin juga menyukai