Anda di halaman 1dari 10

Nama : Hasni Nurbasyari

NIM : 2006026066
Kelas : Sosiologi 4B
Mata Kuliah : Sosiologi Pedesaan
Dosen Pengampu : Thriwati Arsal

REVIEW JURNAL 1

Judul Manajemen Konflik dalam Pengembangan Wisata Desa Cibitung


Wetan, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor
Jurnal Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume & Halaman Vol. 9 No.3, Hal. 1-21
Tahun Desember 2021
Penulis Nia Kurniati, Djuara Lubis, dan Rilus A. Kinseng
Tanggal Review 22 Februari 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganilisis konflik dan bagaimana
upaya pengelolaan konflik
Subjek Penelitian Masyarakat yang terlibat konflik di Kecamatan Pamijahan, Dinas
Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas Pemberdayaan Masyarakat
Desa Kabupaten Bogor, dan dari PT. Indonesia Power.
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode
studi kasus. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Cibitung Wetan,
Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi
dilakukan secara purposive (sengaja) berdasarkan ketertarikan
penulis pada pariwisata berbasis komunitas (Community-Based
Tourism=CBT). Adapun data dalam penelitian ini dikumpulkan
dengan menggunakan beberapa teknik yaitu pengumpulan
dokumen, pengamatan, wawancara mendalam, dan diskusi
kelompok. Waktu pelaksanaan penelitian selama 6 bulan yaitu
sejak bulan Januari hingga Juni 2021.
Hasil Penelitian Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat dua peristiwa konflik
pada pengembangan wisata Desa Cibitung Wetan, yakni konflik
antara BUMDes dengan warga dari desa tetangga (Desa
Pamijahan) dan konflik antara pengelola inti wisata desa Curug
Cikuluwung dengan pemerintah Desa Cibitung Wetan. Hal yang
melatarbelakangi konflik pertama pada pengembangan wisata desa
Cibitung Wetan adalah penutupan pintu akses masuk ke wisata
desa Curug Cikuluwung dari pintu lainnya yang dibuka warga desa
tetangga (Desa Pamijahan) oleh BUMDes Cibitung Wetan.
Adapun hal yang melatarbelakangi konflik kedua pada
pengembangan wisata desa Curug Cikuluwung adalah adanya
penyalahgunaan wewenang oleh Ketua BUMDes yang
lama sehingga menimbulkan hilangnya kepercayaan terhadap
lembaga BUMDes.
Berdasarkan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh komunitas
yakni avoidance dan negotiation maka untuk pengelolaan konflik
kedua pada pengembangan wisata desa Curug Cikuluwung perlu
adanya mediasi dari pihak ketiga. Dikarenakan kedua isu tersebut,
pihak berwenang yang perlu memediasi pengelola inti wisata desa
Curug Cikuluwung dengan pemerintahan desa Cibitung Wetan
adalah pemerintahan Kecamatan Pamijahan dalam hal ini Kasi
Ekonomi dan pembangunan dan Kasi PMD serta dari
pemerintahan Kabupaten Bogor dalam hal ini Dinas Pariwisata dan
Dinas Pemberdayaan Masyarakat Desa dan atau PT Indonesia
Power selaku pemilik lahan dimana wisata desa berada.
Keunggulan Hal yang paling penting dalam pengelolaan sebuah konflik adalah
mengakui dan mencari solusi untuk pengelolaan konflik tersebut.
Konflik pertama pada pengembangan wisata desa Curug
Cikuluwung sudah dikelola dengan baik yakni melalui mediasi
pihak ketiga, sehingga akibat dari konflik pertama bersifat
konstruktif (memperbaiki).
Kelemahan Strategi manajemen konflik untuk konflik kedua ini perlu adanya
fasilitasi atau mediasi dari pihak-pihak yang memiliki kewenangan
atas wisata desa untuk memfasilitasi atau memediasi pihak-pihak
yang berkonflik seperti dari Pemerintahan Kecamatan Pamijahan,
Dinas Pariwisata Kabupaten Bogor, Dinas Pemberdayaan
Masyarakat Desa Kabupaten Bogor dan atau dari PT
Indonesia Power. Akibatnya, konflik kedua ini bersifat destruktif,
karena lebih banyak menimbulkan efek negatif untuk komunitas.
REVIEW JURNAL 2

Judul PENGARUH KETIMPANGAN GENDER TERHADAP


STRATEGI BERTAHAN HIDUP RUMAH TANGGA BURUH
TANI MISKIN DI DESA CIKARAWANG
Jurnal Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume & Halaman Vol. 01 No. 02, Hal. 100-111
Tahun Agustus 2013
Penulis Muhammad Septiadi dan Winati Wigna
Tanggal Review 23 Februari 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:


1. Menganalisis pengaruh ketimpangan gender terhadap tingkat
kemiskinan pada rumah tangga buruh tani miskin di Desa
Cikarawang.
2. Menganalisis pengaruh tingkat kemiskinan terhadap strategi
bertahan hidup pada rumah tangga buruh tani miskin di Desa
Cikarawang.
3. Menganalisis pengaruh ketimpangan gender terhadap strategi
bertahan hidup pada rumah tangga buruh tani miskin di Desa
Cikarawang.
Subjek Penelitian Populasi sampling dari penelitian ini yaitu seluruh masyarakat atau
penduduk di Desa Cikarawang, Kecamatan Dramaga, Kabupaten
Bogor, Jawa Barat, baik laki-laki maupun perempuan, sedangkan
kerangka sampling dari populasi tersebut yaitu setiap rumah
tangga di Desa Cikarawang yang minimal salah satu dari anggota
rumah tangganya baik laki-laki maupun perempuan bekerja
sebagai buruh tani
Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif yang
didukung dengan pendekatan kualitatif. Pendekatan
kuantitatif menghasilkan data primer yang diperoleh dari
kuesioner yang ditanyakan langsung oleh peneliti kepada
responden. Teknik pengumpulan data melalui kuesioner ini
digunakan untuk memperoleh data terkait pengaruh gender dalam
penerapan survival strategies pada rumah tangga buruh tani.
Pendekatan kualitatif menghasilkan data primer dari
hasil wawancara mendalam dengan beberapa informan
yang dianggap memiliki peran penting dalam masyarakat, seperti
tokoh-tokoh masyarakat di desa, petani pemilik lahan
dan penggarap.
Hasil Penelitian Hasil pengujian statistik dengan menggunakan analisis regresi
linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh ketimpangan
gender terhadap tingkat kemiskinan pada rumah tangga buruh tani
di Desa Cikarawang. Dihasilkan nilai signifikansi sebesar 0.045
untuk variabel ketimpangan gender dalam akses dan 0.006 untuk
variabel ketimpangan gender dalam kontrol, nilai signifikansi
tersebut kurang dari (α) = 0.05 maka hipotesis kerja (Hk) diterima
yaitu ketimpangan gender (akses dan kontrol)
berpengaruh signifikan terhadap tingkat kemiskinan rumah tangga
buruh tani di Desa Cikarawang. Hal ini menunjukkan bahwa
terdapat hubungan sebab akibat diantara variabel ketimpangan
gender (akses dan kontrol) dan tingkat kemiskinan. Nilai koefisien
untuk variabel ketimpangan gender dalam akses pada persamaan
regresi di atas menunjukkan angka positif (+0.452) begitu juga
dengan nilai koefisien untuk variabel ketimpangan gender
dalam kontrol (+0.863). Nilai positif ini menunjukkan
pengaruh satu arah antara variabel ketimpangan gender (akses
dan kontrol) terhadap tingkat kemiskinan yaitu menolak Ho dan
menerima hipotesis kerja (Hk) bahwa ketimpangan
gender berpengaruh signifikan positif terhadap tingkat
kemiskinan dengan asumsi bahwa semakin tinggi ketimpangan
gender maka akan berpengaruh pada semakin miskinnya
rumah tangga buruh tani. Dari pengujian terhadap model regresi
diperoleh nilai R Square (R2) menunjukkan angka 0.395 atau
kontribusi pengaruh variabel ketimpangan gender terhadap tingkat
kemiskinan adalah sebesar 39.5% dan sisanya 60.5% merupakan
kontribusi pengaruh dari variabel lain.
Sebagian besar responden menyatakan bahwa apabila anggota
rumah tangga buruh tani baik laki-laki maupun perempuan tidak
memiliki kesempatan dan kemampuan yang sama untuk
menggunakan maupun mengendalikan sumber daya nafkah
(livelihood assets) yang ada, maka rumah tangga buruh tani akan
memiliki taraf ekonomi yang relatif lebih rendah dari rumah
tangga lainnya. Peranan gender dalam hal ini pelibatan perempuan
dalam kegiatan ekonomi baik di bidang pertanian maupun non-
pertanian dapat berpengaruh pada peningkatan pendapatan rumah
tangga.
Keunggulan Menghadapi kondisi rumah tangga yang miskin, anggota rumah
tangga buruh tani melakukuan penyesuaian-penyesuaian melalui
usaha-usaha bertahan hidup (survival strategies) atau yang lebih
dikenal dengan strategi bertahan hidup.
Kelemahan Pemerintah diharapkan mampu membuat dan mengembangkan
model dan usaha-usaha pemberantasan kemiskinan terutama bagi
rumah tangga di pedesaan serta perlu mendorong usaha
penyadaran gender kepada masyarakat di pedesaan melalui
instansi terkait seperti perangkat desa.
REVIEW JURNAL 3

Judul PERTAMBANGAN DAN KEMISKINAN STRUKTURAL


MASYARAKAT PULAU KECIL (Studi Kasus Masyarakat Desa
Sarakaman, Pulau Sebuku, Kotabaru, Kalimantan Selatan)
Jurnal Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume & Halaman Vol. 03 No.01, Hal. 24-36
Tahun April 2015
Penulis Lukman Hakim, Rilus A. Kinseng, dan Ivanovich Agusta
Tanggal Review 23 Februari 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk:


1. Untuk menganalisis proses industrialisasi pertambangan di
Pulau Sebuku
2. Untuk menganalisis dinamika kemiskinan masyarakat sebagai
dampak industrialisasi pertambangan di Pulau Sebuku
Subjek Penelitian Masyarakat Desa Sarakaman di Pulau Sebuku adalah subjek dari
penelitian ini. Subjek penelitian dipilih secara sengaja (purposive)
Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan pada masyarakat Desa
Sarakaman, Kecamatan Pulau Sebuku, Kotabaru,
Kalimantan Selatan. Penelitian dilakukan pada Bulan Mei -
Juni 2014. Penelitian ini menggunakan teknik penelitian seperti
observasi partisipan, melalui indepth interviews (wawancara
mendalam), diskusi kelompok, studi literatur/dokumen, maupun
partisipasi dalam kegiatan masyarakat. Untuk mendukung
kelancaran penggunaan teknik tersebut, peneliti tinggal di dalam
(bersama masyarakat Pulau Sebuku). Dalam upaya memaknai
setiap hasil pengambilan data di lokasi penelitian. Peneliti perlu
melakukan kontemplasi dari setiap kejadian setiap harinya
dan dituangkan dalam catatan harian.
Hasil Penelitian Masyarakat Sarakaman telah mengalami perubahan dari segi sosial
maupun ekonomi semenjak pembebasan lahan kebun maupun
rumah masyarakat. Pembebasan di Sarakaman dilakukan oleh dua
perusahaan tambang yaitu PT BCS dan PT SILO. PT BCS
melakukan pembebasan di sebelah Barat Desa Sarakaman. Hal ini
mengakibatkan perkampungan di Barat Sarakaman seperti
Kampung Pasar, Kampung Baru dan Kampung Sungai Dungun
harus dibongkar dan dipindahkan. Namun proses
pembebasan rumah masyarakat belum selesai sepenuhnya. Masih
ada sebagian masyarakat yang bertahan di kedua
kampung tersebut. Meski demikian, perusahaan PT BCS
sudah melakukan aktivitas pertambangan di dekat
Kampung tersebut seperti melakukan blasting yang berjarak hanya
150 meter dari kampung Sungai Dungun, melakukan penutupan
sungai dan pemindahan pelabuhan. Hal ini mengakibatkan nelayan
merasakan kesulitan mengakses pelabuhan, dibandingkan
sebelumnya mereka dapat beraktivitas sebagai nelayan langsung
dari depan rumahnya.
Masuk dan berkembangnya industri pertambangan di
Desa Sarakaman mengakibatkan berkurangnya akses masyarakat
terhadap sumber daya alam seperti hasil tangkapan
nelayan maupun lahan garapan masyarakat. Seperti yang dialami
oleh kelompok nelayan yang masih tertinggal di Kampung Sungai
Dungun merasakan hasil tangkapan ikan yang menurun semenjak
aktivitas penambangan dilakukan di Desa Sarakaman. Hal tersebut
diakibatkan oleh berubahnya ekosistem sungai dan aliran limbah
perusahaan ke sungai dan laut. Seperti yang diungkapkan oleh
salah satu nelayan Kampung Sungai Dungun bahwa hasil tangkap
ikan nelayan jauh berkurang setelah masuknya perusahaan di Desa
Sarakaman.
Di Desa Sarakaman, masyarakat tidak dapat lagi mempergunakan
air sungai untuk air minum. Semenjak masuk dan berkembangnya
industri pertambangan biji besi di daerah hulu, air sungai berubah
menjadi keruh kecoklatan. Saat ini masyarakat menggunakan
sumur bor untuk air minum dimana mesin air diberikan oleh
perusahaan. Tercemarnya aliran sungai di Desa Sarakaman
juga mempengaruhi sumber penghidupan masyarakat yang biasa
memancing dan menombak ikan. Ikan-ikan hasil tangkapan dari
sungai biasa dikonsumsi untuk makan sehari-hari. Namun kini
masyarakat harus membeli ikan untuk dapat mengkonsumsinya.
Keunggulan Ganti rugi dalam pembebasan lahan dan tempat tinggal masyarakat
penduduk Desa Sarakaman, Pulau Sebuku oleh perusahaan
pertambangan terbilang cukup besar
Kelemahan Perlu adanya mempertimbangkan keberlanjutan sosial ekonomi
masyarakat miskin yang terkena dampak adanya pembebasan
lahan dan tempat tinggal, terutama nelayan yang mata
pencahariannya sangat bergantung pada sungai
REVIEW JURNAL 4

Judul DAMPAK SOSIAL-EONOMI MASUKNYA PENGARUH


INTERNET DALAM KEHIDUPAN REMAJA DI PEDESAAN
Jurnal Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume & Halaman Vol. 06 No.01, Hal. 57-71
Tahun April 2012
Penulis Putri Ekasari dan Arya Hadi Dharmawan
Tanggal Review 24 Februari 2022

Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini secara umum ialah:


1. Menganalisis pengaruh karakteristik remaja terhadap pola
penggunaan internet di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin
2. Menganalisis dan membandingkan terjadinya perubahan sosial
yang dilihat dari aspek sosial-ekonomi masuknya internet
dalam kehidupan remaja di desa yang akses terhadap internet
dengan desa yang kurang akses terhadap internet
Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini terdiri dari dua desa yang berbeda.
Kedua desa ini dipilih secara purposive, yaitu berdasarkan hasil
pengamatan dan informasi yang terpercaya. Desa Cibatok I
merupakan desa yang sudah memiliki ketersediaan akses internet
yang sangat baik. Sementara Desa Pangradin merupakan desa yang
belum memiliki fasilitas internet yang baik.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif yang
didukung oleh pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan
kuantitatif, penelitian ini menggunakan metode penelitian survey.
Dalam pendekatan kualitatif, penelitian ini menggunakan metode
studi kasus, pengamatan, dan wawancara.
Pendekatan kuantitatif digunakan untuk mengetahui dampak
sosial-ekonomi masuknya pengaruh internet dalam kehidupan
remaja dengan membandingkan antara desa yang sudah memiliki
akses internet yang memadai dengan desa yang memiliki akses
internet rendah. Metode kualitatif dilakukan untuk mendapatkan
informasi yang lebih dalam mengenai perkembangan internet di
keduadesa melalui teknik wawancara.
Hasil Penelitian Remaja pedesaan saat ini telah memiliki aktivitas yang beragam.
Baik di Desa Cibatok I maupun Desa Pangradin, remajanya sudah
melakukan berbagai aktivitas yang tidak jauh berbeda dengan
aktivitas yang dilakukan oleh remaja perkotaan. Berbeda halnya
dengan remaja desa dahulu yang cenderung lebih banyak
menghabiskan waktu di rumah untuk membantu orang tua. Internet
sudah membawa begitu banyak kemudahan kepada penggunanya.
Beragam akses terhadap informasi dan hiburan dari penjuru dunia
dapat dilakukan melalui media online ini. Remaja sebagai salah
satu pengguna fasilitas internet memanfaatkan teknologi ini
dengan berbagai tujuan. Pemanfaatan internet oleh remaja
memberikan dampak positif maupun negative bagi perkembangan
pola pikir dan perilakunya.
Dampak positif internet tersebut diantaranya: (1) Remaja di kedua
desa menyatakan bahwa internet telah menambah wawasan
mereka mengenai dunia luar dengan memberikan informasi-
informasi terbaru yang dapat meningkatkan pengetahuan Mereka.
(2) Internet bagi remaja di kedua desa dijadikan sebagai sarana
hiburan. Bagi remaja laki-laki, mereka sering bermain game online
untuk menghilangkan kejenuhan setelah beraktivitas. (3) Pada saat
ini, remaja di kedua desa juga telah memanfaatkan internet sebagai
sarana bisnis untuk menjual suatu produk mereka secara online
atau mempromosikan band agar dikenal oleh masyarakat dunia
maya lainnya.Sedangkan dampak negatif yang ditimbulkan
internet berupa: (1) Pengaruh internet telah menyebabkan
sebagian remaja di kedua desa sering melupakan tugas sekolah dan
waktu beribadah. (2) Rata-rata remaja di kedua desa sudah
pernah melihat situs pornografi, baik dilakukan dengan sengaja
maupun tidak sengaja ketika membuka suatu laman atau situs
tertentu (3) Situs jejaring sosial sering disalahgunakan
oleh penggunanya, terutama kaum remaja. Kurangnya kesadaran
mengenai manfaat jejaring sosial sering menjadikan remaja
sebagai korban ataupun tersangka kejahatan dunia maya.
Pada saat ini, internet bukan hanya menjadi media sosial bagi
sebagian masyarakat tetapi juga digunakan sebagai media untuk
penjualan produk yang dikenal dengan istilah bisnis online.
Sebagian remaja di Desa Cibatok I dan Desa Pangradin ada yang
memilih untuk mencoba memasarkan produk mereka melalui
transaksi onlineuntuk menambah uang saku mereka. Namun, ada
juga yang menyalahgunakan internet untuk memperoleh
uang dengan melakukan taruhan atau judi bersama teman-
temannya.
Keunggulan Terdapat perbedaan kedalaman perubahan sosial dalam aspek
sosial-ekonomi antara remaja di desa yang akses terhadap internet
dengan remaja di desa yang kurang akses terhadap internet.
Kelemahan Ada beberapa aspek yang belum dibahas lebih lanjut dalam
penelitian ini sehingga peneliti lain diharapkan dapat mengkaji
lebih lanjut dari apa yang telah dihasilkan dalam penelitian ini agar
pada akhirnya kajian di bidang ini diharapkan bisa semakin
menarik dan lengkap.
REVIEW JURNAL 5

Judul GERAKAN PAGUYUBAN PETANI VERSUS NEGARA DAN


DAMPAKNYA PADA TINGKAT KESEJAHTERAAN
MASYARAKAT DESA SUKAMULYA
Jurnal Sodality: Jurnal Sosiologi Pedesaan
Volume & Halaman Vol. 02 No.01, Hal. 1-16
Tahun April 2014
Penulis Dinna Amalia Rahmah dan Endriatmo Soetarto
Tanggal Review 24 Februari 2022

Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menguji hubungan antara tingkat
Paguyuban Petani yang sukses dan kesejahteraan masyarakat, baik
di bidang ekonomi maupun sosial.
Subjek Penelitian Responden dalam penelitian ini adalah 20 orang rumah tangga
yang menjadi anggota aktif dari Paguyuban Petani di Desa
Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Orang-orang
yang dijadikan sebagai informan dalam penelitian ini adalah
aparatur desa, ketua Paguyuban Petani, tokoh masyarakat
setempat, dan KontraS sebagai LSM yang membantu masyarakat
dalam menangani kasus konflik lahan di Desa Sukamulya.
Metode Penelitian Metode penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
yang didukung oleh pendekatan kuantitatif. Teknik pengumpulan
data yang digunakan ialah teknik triangulasi yang terdiri dari
observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan penelusuran
dokumen. Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari
data primer dan sekunder. Data primer didapatkan langsung di
lapangan dengan cara observasi, kuesioner, serta wawancara
mendalam yang dilakukan langsung kepada responden maupun
informan. Data sekunder diperoleh baik dari dokumen-dokumen
tertulis di kantor desa, kantor kecamatan, kantor Paguyuban
Petani, dan kantor KontraS.
Hasil Penelitian Desa Sukamulya merupakan sebuah desa yang berada di
Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor. Sejak tahun 2007, di desa
ini muncul sebuah konflik agraria yang sampai saat ini masih
mengalami proses penyelesaian. Konflik agraria terjadi antara
masyarakat terutama petani yang berhadapan dengan negara yang
diwakili oleh Lanud Atang Senjaya TNI-AU (untuk selanjutnya
disebut Lanud ATS). Tanah adalah objek agraria yang
diperebutkan dalam kasus ini. Lanud ATS mengklaim tanah
masyarakat sebagai tanah negara sehingga mereka mengambilnya
dengan dalih untuk kepentingan TNI-AU, seperti perluasan
lapangan udara, tempat latihan water training, dan perumahan
khusus anggota TNI-AU. Pengambilalihan dan pengklaiman tanah
yang dilakukan Lanud ATS dengan cara pemaksaan ini akhirnya
memarjinalkan masyarakat Desa Sukamulya dari tanah
mereka.Paguyuban Petani merupakan bentuk perlawanan
masyarakat Desa Sukamulya yang berbentuk sebuah organisasi.
Tujuan utama dari Paguyuban Petani ialah untuk
mengembalikan hak masyarakat yang telah diambil dan diklaim
oleh Lanud ATS.
Perlawanan yang dilakukan oleh Paguyuban Petani dilakukan
secara kolaboratif. Hasil penelitian ini menunjukkan mayoritas
responden menilai bahwa Paguyuban Petani sudah berhasil sampai
saat ini, meskipun belum sepenuhnya mampu mengembalikan
tanah milik masyarakat dengan pembuatan sertifikat. Ada
beberapa aktor penting yang menjadi kunci keberhasilan
gerakan Paguyuban Petani dalam menciptakan situasi
yang menguntungkan bagi mereka. Faktor tersebut antara
lain kepemimpinan, kolektifitas simpul-simpul, gerakan
dari Paguyuban Petani yang bersifat masif dan berkelanjutan, dan
bantuan dari pihak lain yang mendukung Paguyuban Petani. Jadi,
Paguyuban Petani mampu menciptakan sebuah situasi untuk
menjamin kontrol atas tanah dengan melakukan pergerakan secara
kolaboratif, masif, dan berkelanjutan.
Penelitian menunjukkan gerakan Paguyuban Petani yang dinilai
berhasil oleh responden ternyata hanya mempunyai hubungan
yang sangat lemah serta tak signifikan dengan tingkat
kesejahteraan ekonomi masyarakat. Paguyuban Petani dianggap
hanya berfokus pada penyelesaian konflik saja dan hanya
berdampak sedikit pada terbukanya akses kesempatan kerja, serta
tak berdampak pada pendapatan maupun kepemilikan aset.
Berbeda dengan hasil kesejahteraan ekonomi, justru gerakan
Paguyuban Petani ternyata mempunyai hubungan yang cukup kuat
dan signifikan dengan tingkat kesejahteraan sosial
masyarakat. Paguyuban Petani dianggap mampu dalam hal
menurunkan tingkat kriminalisasi, serta peningkatan hubungan
dengan sesama warga maupun dengan pihak yang berkonflik.
Keunggulan Tingkat kesempatan kerja sebelum dan sesudah
munculnya Paguyuban Petani memiliki perubahan yang cukup
baik. Responden menilai bahwa lebih mudah untuk
mencari pekerjaan pada saat ada Paguyuban Petani
Kelemahan Perlu adanya peninjauan ulang dan menindaklanjuti mengenai
kasus konflik agraria terutama yang disertai dengan kekerasan
terhadap masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai