Anda di halaman 1dari 10

REGENERASI PETANI TANAMAN PANGAN DI DAERAH

PERKOTAAN DAN PERDESAAN KABUPATEN GROBOGAN

Sri Bintang Pamungkaslara


sri.bintang.p.geo@gmail.com

R. Rijanta
rijanta@ugm.ac.id

Abstract
Farmers are getting older, hence, the need regeneration is inevitable. Thus,
this research’s objectives are to describe the process of farmer regeneration in
agriculture crops sector in urban and rural areas of Grobogan Regency and to
identify variables affecting farmer regeneration process in the area.
This research used survey method with quantitative approach and
descriptive analysis technique. Data used were primary and secondary types.
Results showed the differences among regeneration process of farmers (4 variables
of encouragement). Each of these farmer have a tendency to do pushing for the four
push variables, except for the first impulse variable in the rural area. Independent
variables that significantly influenced the first encouragement in urban is land
tenure whereas in rural areas there is no. Second, third, fourth, and composite’s
encouragement in urban area do not exist, While in rural, second encouragement
is influenced by farming experience, third impulse influenced by capital, fourth
encouragement influenced by farming opening fees and comparative revenues from
other occupations, and composite influenced by revenues from other occupations.
Key words: farmer regeneration process, influencing variables.

Abstrak
Petani semakin lama mengalami penuaan dan membutuhkan regenerasi.
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan proses regenerasi petani tanaman
pangan daerah perkotaan dan perdesaan di Kabupaten Grobogan dan
mengidentifikasi variabel-variabel yang berpengaruh terhadap proses regenerasi
petani di daerah perkotaan dan perdesaan Kabupaten Grobogan.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey dengan pendekatan
kuantitatif dan teknik analisis deskriptif. Data yang digunakan berupa data primer
dan sekunder. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan proses regenerasi
petani (4 variabel dorongan). Masing-masing petani mempunyai kecenderungan
untuk melakukan dorongan untuk keempat variabel dorongan, kecuali untuk
variabel dorongan pertama di daerah perdesaan. Variabel bebas yang berpengaruh
signifikan terhadap dorongan pertama di perkotaan adalah penguasaan lahan
sedangkan di perdesaan tidak ada. Dorongan kedua, ketiga, keempat, dan komposit
di perkotaan juga tidak ada, Sedangkan di perdesaan, dorongan kedua dipengaruhi
pengalaman dalam berusahatani, dorongan ketiga dipengaruhi modal, dorongan
keempat dipengaruhi biaya awal masuk pertanian dan pendapatan dari pekerjaan
sektor lain, dan Secara komposit dipengaruhi pendapatan dari pekerjaan sektor lain.
Kata Kunci : proses regenerasi petani, variabel yang berpengaruh.
PENDAHULUAN Dampak yang ditimbulkan dari
Kabupaten Grobogan tergolong menurunnya minat tenaga kerja
kabupaten dengan pendapatan utama pertanian terutama generasi muda
adalah sektor pertanian (Grobogan memberikan dampak positif maupun
dalam angka, 2014). Produk Domestik negatif. Menurut Ngadi (2014) Dampak
Regional Bruto (PDRB) Kabupaten positif yang ditimbulkan salah satunya
Grobogan yang lebih didominasi dari adalah peningkatan luas lahan
sektor pertanian atau hampir separuh pertanian dan penurunan jumlah petani
dari PDRB Kabupaten Grobogan gurem. Dampak negatif yang
merupakan hal yang penting untuk ditimbulkan yaitu ketahanan pangan
diperhatikan mengingat visi Kabupaten terganggu meskipun secara kuantitas
Grobogan yang berkiblat pada sektor jumlah tenaga kerja pertanian relatif
pertanian yaitu “Terwujudnya besar.
Kabupaten Grobogan Sebagai Daerah Kondisi menurunnya minat
Industri dan Perdagangan yang generasi muda dan adanya penuaan
Berbasis Pertanian, untuk Mencapai petani memberikan dampak krisis pada
Masyarakat yang Sehat , Cerdas , dan penerus kegiatan usahatnai. Tidak
Lebih Sejahtera”.Permasalahan utama adanya generasi muda masuk pertanian
berada pada tenaga kerja di Kabupaten menjadikan pertanian dihuni oleh
Grobogan yang bertumpu pada sektor kelompok umur tua dan dengan
pertanian khususnya petani. Petani di mayoritas petai berusia tua maka akan
Kabupaten Grobogan seiring sulit untuk memacu peningkatan
berkembangnya waktu tentunya produksi pertanian. (Said Abdullah,
mengalami penuaan. Hal tersebut juga 2014).
menimbulkan pertanian cenderung Hasil sensus pertanian 2013
kurang produktif dan konservatif Kabupaten Grobogan menunjukkan
karena lebih didominasi oleh kelompok bahwa jumlah rumah tangga pertanian
umur tua/generasi tua. dalam kurun waktu sepuluh tahun yaitu
Saparyati (2008) menerangkan tahun 2003-2013 mengalami
bahwa pertanian merupakan sektor penurunan dari 316.576 menjadi
yang potensial untuk dikembangkan, 264.019. Penurunan jumlah rumah
akan tetapi belum didukung oleh tangga pertanian tersebut adalah
sumberdaya manusia yang memadai sebesar 53.557. Jumlah rumah tangga
dan bahkan cenderung mengalami tani untuk subsektor pangan adalah
penurunan minat (degenerasi) yang sebanyak 230.365 atau sektor pertanian
disebabkan pendapatan sektor tanaman pangan mendominasi dari
pertanian yang kurang menjanjikan dan jumlah seluruh rumah tangga pertanian
secara status sosial masih dipandang di Kabupaten Grobogan. Penuaan usia
rendah. Kondisi ini membuat generasi petani dan menurunnya minat generasi
muda mengalami penurunan minat dan muda terhadap pertanian memunculkan
enggan masuk bidang pertanian. pertanyaan terhadap kondisi regenerasi
petani terutama dari sudut pandang
prosesnya dan juga variabel yang Keputusan untuk melakukan
mempengaruhinya. suksesi pertanian (transfer usahatani)
Regenerasi petani merupakan secara intergenerasi atau dalam satu
sebuah proses transfer kegiatan keluarga oleh keluarga petani kepada
usahatani dari petani tua kepada generasi berikutnya (anak) dipengaruhi
generasi penerusnya/petani muda ( oleh umur petani, tingkat pendidikan,
Kontogeorgos dkk, 2014). Menurut pendapatan dari pekerjaan sektor lain
Alina dan MARCU (2014) Regenerasi non pertanian (off farm) baik dari petani
petani/suksesi pertanian penting karena maupun istrinya, pendapatan dari hasil
menentukan produktivitas dan daya usahatani, pengalaman dalam
saing pertanian akibat penuaan petani berusahatani, dan lokasi pertanian
menghambat perubahan struktur sosial (Mishra dkk, 2010). Kemudian Zagata
dan modernisasi perdesaan. dan Shuterland (2015) menambahkan
Proses regenerasi petani bahwa penguasaan lahan, biaya awal
dipandang ideal oleh keluarga petani masuk pertanian, modal juga
melalui skema transfer kegiatan memperngaruhi keputusan keluarga
usahatani dari orang tua kepada petani melakukan suksesi
anaknya (Mishra dkk, 2010). Hal pertanian/proses regenerasi petani.
tersebut juga sama yang dikemukakan Berdasarkan uraian diatas, maka
Perwitasari (2014) bahwa regenerasi tujuan penelitian ini adalah:
petani memiliki alur proses transfer 1. mendeskripsikan proses
kegiatan usahatani dari petani kepada regenerasi petani tanaman pangan
keturunannya tanpa melihat pihak luar di daerah perkotaan dan
petani yang masuk menjadi petani. perdesaan Kabupaten Grobogan.
regenerasi diukur berdasarkan 2. mengidentifikasi variabel-
dorongan orang tua (petani) kepada variabel yang mempengaruhi
keturunannya untuk melanjutkan proses regenerasi petani tanaman
kegiatan usahatani. Dorongan tersebut pangan di daerah perkotaan dan
terbagi ke dalam 4 karegori yaitu perdesaan Kabupaten Grobogan.
dorongan petani dalam memberikan
pesan kepada anaknya untuk METODE PENELITIAN
melanjutkan kegiatan usahatani, Metode yang digunakan dalam
dorongan petani dalam melibatkan penelitian ini adalah metode penelitian
anaknya untuk membantu dalam survey dengan pendekatan kuantitatif.
kegiatan usahatani, dorongan petani Metode penelitian survey yaitu
dalam memberikan pesan kepada penelitian mengambil sampel dari satu
anaknya untuk mencintai dan senang populasi untuk mendapatkan informasi
terhadap kegiatan pertanian, dan yang relevan terkait dengan populasi
dorongan petani dalam mengajarkan (Singarimbun, 1989). Lokasi penelitian
kepada anaknya bahwa pekerjaan ini terletak di Kabupaten Grobogan
sebagai petani merupakan pekerjaan Propinsi Jawa Tengah. Sampel pada
yang mulia. penelitian ini ditentukan dengan cara
purpossive sampling untuk pendapatan dari pekerjaan sektor lain,
menentukan sampel kecamatan, dan pendapatan dari hasil usahatani.
kelurahan/Desa, dan kelompok tani, Data juga diolah untuk menampilkan
sedangkan sampel petani dengan cara persentase dorongan petani kepada
acak (simple random sampling).Jenis anaknya untuk melanjutkan kegiatan
data yang digunakan dalam penelitian usahatani melalui tabel persentase
ini adalah data primer dan data jawaban yang dipilih petani responden
sekunder. Pengumpulan data dilakukan dari skala likert terkait dorongan petani
dengan cara obsevasi, kuesioner, dan kepada anaknya. Data yang diolah
dokumentasi. kemudian dianalisis menggunakan
Kuesioner digunakan untuk analisis deskriptif kuantitatif.
mengumpulkan data primer di lapangan Pengolahan data untuk tujuan
kepada petani tanaman pangan baik kedua yaitu mengidentifikasi variabel-
yang berada di daerah perkotaan variabel yang mempengaruhi proses
maupun di daerah perdesaan yang regenerasi petani adalah dengan
masing-masing sebanyak 40 sampel menggunakan SPSS versi 19. Data
petani. Observasi dilakukan untuk diolah dan dianalisis menggunakan
mengetahui dan mengamati kondisi regresi ordinal untuk mengidentifikasi
wilayah penelitian. Dokumentasi variabel yang berpengaruh terhadap
digunakan untuk mengumpulkan data proses regenerasi petani.
primer dan data sekunder. Data
sekunder digunakan untuk mendukung HASIL DAN PEMBAHASAN
analisis dan menjadi pertimbangan Profil Petani
dalam penentuan sampel. Data Profil petani yang dimaksud
sekunder diperoleh dari data Kabupaten dalam penelitian ini adalah
Grobogan dalam angka, kecamatan karakteristik petani yang didasarkan
dalam angka, dan data kelompok tani di pada beberapa variabel-variabel yang
perdesaan (Desa Jambon) dan mempengaruhi proses regenerasi petani
perkotaan (kelurahan Danyang). sektor pertanian tanaman pangan di
Pengolahan data dilakukan Kabupaten Grobogan yaitu umur,
dengan mengacu pada tujuan tingkat pendidikan, pengalaman dalam
penelitian. Pengolahan data untuk berusahatani, biaya awal masuk
tujuan pertama yaitu mendeskripsikan pertanian, penguasaan lahan, modal,
proses regenerasi petani, data diolah pendapatan dari pekerjaan sektor lain,
dengan tabel persentase menggunakan dan pendapatan dari hasil usahatani.
perangkat lunak Microsoft excel. Data Petani usia produktif untuk di
yang sudah diolah untuk menunjukkan perdesaan memiliki presentase jumlah
profil petani dengan menampilkan yang lebih tinggi dibanding petani di
karakteristik petani berdasarkan usia, perkotaan. Kondisi tersebut berbanding
tingkat pendidikan, pengalaman dalam terbalik dengan petani usia tidak
berusahatani, modal, biaya awal masuk produktif. Berdasarkan tingkat
pertanian, penguasaan lahan, pendidikannya, petani di daerah
perkotaan dengan di daerah perdesaan sebagian besar tergolong kategori
sama-sama didominasi dengan petani modal sedang (1.833.000-3.666.000
dengan tingkat pendidikan rendah. Rp/tahun).
Persentase jumlah petani dengan Petani dengan pendapatan dari
tingkat pendidikan rendah di daerah sektor lain/non-pertanian baik di daerah
perdesaan lebih tinggi dari pada di perkotaan maupun perdesaan sebagian
daerah perkotaan. Hal tersebut juga besar memiliki pendapatan yang
sama untuk tingkat pendidikan tinggi tergolong rendah (<14.000.000
yaitu di daerah perkotaan memiliki Rp/tahun). Adapun untuk persentase
persentase jumlah petani lebih tinggi jumlah petani dengan pendapatan dari
daripada di daerah perdesaan. Berbeda sektor non-pertanian di daerah
dengan lamanya pengalaman usahatani, perdesaan dengan pendapatan kategori
petani di daerah perdesaan memiliki rendah lebih tinggi dibandingkan di
persentase jumlah yang lebih tinggi daerah perkotaan. Berbeda untuk
daripada di daerah perkotaan untuk kategori sedang (14.000.000-
petani yang tergolong pengalaman 28.000.000 Rp/tahun) dan tinggi
sedang (21-37 tahun) dan pengalaman (>28.000.000 Rp/tahun) di daerah
baru (<20 tahun). Adapun untuk perkotaan lebih tinggi dibandingkan di
pengalaman bertani yang tergolong daerah perdesaan. Berdasarkan
lama (>37 tahun) di daerah perkotaan pendapatan dari hasil usahatani
memiliki persentse jumlah yang lebih sebagian besar petani di daerah
besar di bandingkan daerah perdesaan. perkotaan dan daerah perdesaan
Adapun untuk petani di daerah Kabupaten Grobogan didominasi
perkotaan dan perdesaan Kabupaten pendapatan dengan kategori rendah
Grobogan sebagian besar didominasi (<11.000.000 Rp/tahun). Apabila
oleh biaya awal masuk pertanian yang dibandingkan, daerah perkotaan untuk
tergolong rendah (<67.000.000 pendapatan kategori tinggi
Rp/tahun). (>22.000.000 Rp/tahun) memiki
Menurut penguasaan lahan yang persentase jumlah petani lebih tinggi
direpresentasikan dari luas lahan yang daripada daerah perdesaan.
dikuasai, petani di perdesaan lebih Dorongan Petani terhadap Anaknya
banyak yang mempunyai lahan garapan untuk Melanjutkan Kegiatan
atau penguasaan lahan yang sempit Usahatani
(<0,375 Ha) daripada petani di Dorongan petani untuk
perkotaan, sedangkan untuk petani melanjutkan kegiatan usahatani terbagi
dengan luas penguasaan lahan sedang ke dalam 4 kategori. Adapun untuk
(0,375-0,75 Ha) dan tinggi lebih kategori pertama yaitu dorongan petani
banyak di daerah perkotaan atau dalam memberikan pesan kepada
Kecamatan Purwodadi dibandingkan anaknya untuk melanjutkan kegiatan
dengan Kecamatan Pulokulon atau usahatani di daerah perkotaan petani
daerah perdesaan. Berdasarkan modal, memiliki kecenderungan untuk
petani di Kabupaten Grobogan memberikan pesan kepada anaknya,
sedangkan di perdesaan petani pendapatan dari hasil usahatani)
cenderung enggan memberikan pesan terhadap variabel terikat (dorongan
kepada anaknya untuk melanjutkan petani dalam memberikan pesan
kegiatan usahatani.Dorongan kedua kepada anaknya untuk melanjutkan
yaitu dorongan petani dalam kegiatan usahatani) menunjukkan
melibatkan anaknya untuk membantu bahwa di daerah perkotaan variabel
dalam kegiatan usahatani menunjukkan penguasaan lahan berpengaruh secara
bahwa baik di daerah perkotaan dan signifikan terhadap dorongan petani
perdesaan sama-sama menunjukkan dalam memberikan pesan kepada
dorongan yang cenderung melibatkan anaknya untuk melanjutka kegiatan
anaknya untuk ikut membantu dalam usahatani.Berbeda dengan di daerah
kegiatan usahatani. perdesaan yang tidak ada satu pun
Dorongan ketiga yaitu dorongan variabel independen yang berpengaruh
petani dalam memberikan pesan signifikan.
kepada anaknya untuk mencintai dan Variabel penguasaan lahan di daerah
senang terhadap pertanian perkotaan berpengaruh signifikan
menunjukkan bahwa petani cenderung terhadap dorongan petani dalam
mendorong anaknya melalui pesan memberikan pesan kepada anaknya
untuk mencintai dan senang terhadap untuk melanjutkan kegiatan usahatani
pertanian baik di daerah perkotaan dan dikarenakan di daerah perkotaan
perdesaan. Dorongan keempat yaitu memiliki penguasaan lahan yang lebih
dorongan petani dalam mengajarkan luas dan sebagian besar status
kepada anaknya bahwa pekerjaan kepemilikan lahan adalah milik pribadi
sebagai petani adalah pekerjaan yang dibandingkan di daerah perdesaan. Hal
mulia. Hasil menunjukkan bahwa baik tersebut membuat petani di daerah
di daerah perkotaan maupun di daerah perkotaan mempunyai kemungkinan
perdesaan dorongan petani cenderung mendapatkan hasil panen yang lebih
mengajarkan kepada anaknya bahwa besar yang mempengaruhi petani untuk
pekerjaan pertanian adalah pekerjaan tetap mempertahankan penguasaan
yang mulia. lahan garapannya. Hasil panen yang
Variabel yang Mempengaruhi lebih besar juga mampu mendorong
Proses Regenerasi Petani petani untuk lebih sustainable dalam
a. Variabel yang mempengaruhi memanfaatkan lahan sehingga
dorongan petani memberikan keengganan petani untuk melepas lahan
pesan kepada anaknya untuk garapannya lebih rendah. Hal tersebut
melanjutkan kegiatan usahatani memicu petani melakukan tindakan
Hasil uji regresi ordinal antara konservatif atas penguasaan lahannya
variabel-variabel bebas (usia, tingkat yang dilakukan melalui dorongan
pendidikan, pengalaman dalam petani kepada anaknya untuk
berusaha tani, modal, penguasaan melanjutkan kegiatan usahatani
lahan, biaya awal masuk pertanian, miliknya sehingga lahan tetap dimiliki
pendapatan dari pekerjaan sektor lain,
oleh keluarga petani yang bersangkutan anaknya melalui dorongan petani
melalui anaknya melibatkan anaknya untuk membantu
b. Variabel yang mempengaruhi dalam kegiatan usahatani yang lebih
dorongan petani dalam melekat kuat dibandingkan di daerah
melibatkan anaknya untuk perkotaan.
membantu dalam kegiatan c. Variabel yang mempengaruhi
usahatani dorongan petani dalam
Hasil uji menunjukkan bahwa memberikan pesan kepada
bahwa di daerah perkotaan tidak ada anaknya untuk mencintai dan
variabel bebas yang berpengaruh senang terhadap pertanian
signifikan terhadap variabel dorongan Hasil uji menunjukkan bahwa di
petani dalam melibatkan anaknya untuk daerah perkotaan tidak ada variabel
membantu dalam kegiatan usahatani, bebas yang signifikan berpengaruh
sedangkan di daerah perdesaan variabel terhadap dorongan petani dalam
yang signifikan berpengaruh terhadap memberikan pesan kepada anaknya
dorongan petani dalam melibatkan untuk mencintai dan senang terhadap
anaknya untuk membantu dalam kegiatan pertanian. Berbeda dengan di
kegiatan usahatani adalah variabel daerah perdesaan yang terdapat satu
pengalaman dalam berusahatani. variabel bebas yang signifikan
Variabel pengalaman dalam berpengaruh terhadap variabel terikat
berusahatani di daerah perdesaan yaitu variabel modal.
mempunyai pengaruh yang signifikan Modal di daerah perdesaan
karena pengalaman petani dalam berpengaruh signifikan karena petani
berusahatani di daerah perdesaan lebih dengan modal untuk gabungan kategori
kental dan lebih melekat kuat daripada sedang dan tinggi di daerah perdesaan
di daerah perkotaan. Hal ini lebih banyak dibandingkan di daerah
dikarenakan kebiasaan yang diajarkan perkotaan. Modal yang sedikit lebih
orang tua petani di perdesaan yang besar juga mempermudah petani dalam
dulunya rata-rata juga berasal dari mengelola sawah mereka sehingga
keluarga petani sehingga semenjak petani memiliki kecenderungan untuk
kecil petani sudah terbiasa dilibatkan senang dan lebih mencintai pertanian
orang tua mereka untuk membantu karena modal yang mendukung
dalam kegiatan usahatani seperti ikut tentunya tidak memberikan beban dan
dalam proses mengolah tanah, tekanan psikologis kepada petani
menanam padi hingga panen selesai. perihal kemungkinan ketakutan gagal
Kondisi tersebut juga di dukung dengan panen. Kondisi tersebut membuat
kondisi lingkungan di perdesaan yang petani yang tinggal di perdesaan
mayoritas juga berprofesi sebagai memiliki kecenderungan senang
petani yang menciptakan kebiasaan terhadap kegiatan pertanian.
membudaya secara turun-temurun d. Variabel yang mempengaruhi
sehingga kebiasaan tersebut dorongan petani dalam
dilanjutkan petani sekarang kepada mengajarkan kepada anaknya
bahwa pekerjaan sebagai petani Petani di perdesaan menambah
merupakan pekerjaan yang mulia pendapatan untuk keperluan hidupnya
Hasil uji menunjukkan bahwa di melalui pendapatan dari pekerjaan
daerah perkotaan tidak ada variabel sampingannya tanpa
bebas yang berpengaruh signifikan mengesampingkan pekerjaan utama
terhadap variabel dorongan petani mereka sebagai petani untuk mengelola
mengajarkan anaknya bahwa pekerjaan kegiatan usahatani. Kondisi tersebut
sebagai petani merupakan pekerjaan yang menyebabkan petani tetap bisa
yang mulia. Berbeda untuk daerah mengajarkan kepada anak mereka
perdesaan, variabel yang signifikan bahwa pekerjaan sebagai petani yang
berpengaruh terhadap dorongan petani mulia juga dapat dirangkap dengan
dalam mengajarkan anaknya bahwa pekerjaan sambilan lain selain menjadi
pekerjaan sebagai petani merupakan petani tanpa mengurangi porsi utama
pekerjaan yang mulia adalah variabel waktu untuk kegiatan usahatani.
biaya awal masuk pertanian dan e. Variabel yang Berpengaruh
pendapatan dari pekerjaan sektor lain. terhadap Komposit Dorongan
Variabel biaya awal masuk Petani kepada Anaknya untuk
pertanian berpengaruh signifikan di Melanjutkan Kegiatan Usahatani
daerah perdesaan terhadap dorongan Hasil uji menunjukkan bahwa di
petani kepada anaknya bahwa daerah perkotaan tidak ada variabel
pekerjaan petani merupakan pekerjaan yang berpengaruh secara signifikan
yang mulia dikarenakan petani di
terhadap dorongan petani kepada
daerah perdesaan secara umum
dahulunya merupakan keluarga petani anaknya untuk melanjutkan kegiatan
turun-temurun sehingga peralatan yang usahatani. Berbeda dengan di daerah
dipakai dan lahan sawah yang perdesaan, variabel yang berpengaruh
digunakan merupakan hasil turun signifikan terhadap proses regenerasi
temurun. Kondisi tersebut tertanam petani (komposit dorongan petani
bahwa dengan budaya tersebut petani kepada anaknya untuk melanjutkan
tetap mampu menyediakan bahan
kegiatan usahatani) adalah variabel
makanan pokok terhadap diri mereka
sendiri dan orang lain. Hal demikian pendapatan dari pekerjaan sektor lain.
yang membuat petani lebih cenderung Variabel pendapatan dari pekerjaan
untuk mengajarkan kepada anaknya sektor lain berpengaruh signifikan dan
bahwa pekerjaan petani merupakan berpengaruh negatif terhadap proses
pekerjaan yang mulia. regenerasi petani yang
Variabel pendapatan dari sektor lain direpresentasikan dalam bentuk
atau pekerjaan sampingan dari petani
dorongan petani kepada anaknya untuk
juga berpengaruh signifikan terhadap
dorongan petani kepada anaknya untuk melanjutkan kegiatan usahatani.
mengajarkan bahwa pekerjaan petani Maksud dari berpengaruh secara
merupakan pekerjaan yang mulia. negatif adalah semakin tinggi
pendapatan dari pekerjaan sektor lain di perdesaan mempunyai kecenderungan
perdesaan maka kecenderungan untuk melakukan dorongan untuk
dorongan petani kepada anaknya untuk keempat variabel, kecuali untuk
variabel pertama di daerah perdesaan
melanjutkan kegiatan usahatani
yang cenderung enggan melakukan
semakin rendah atau sebaliknya. Hal dorongan.
tersebut karena pendapatan dari Variabel bebas yang berpengaruh
pekerjaan sektor lain yang semakin terhadap dorongan pertama di
tinggi membuat petani lebih merasa perkotaan adalah penguasaan lahan
aman dan nyaman terhadap pekerjaan sedangkan di perdesaan tidak ada yang
lain tersebut karena memperoleh berpengaruh signifikan. Dorongan
kedua di perkotaan tidak ada yang
penerimaan yang lebih tinggi sehingga
berpengaruh signifikan sedangkan di
tidak terlalu mengharapkan hasil perdesaan adalah penglaman dalam
pendapatan dari kegiatan usahatani atau berusahatani. Hal yang sama juga
sebalinya. terjadi di perkotaan untuk variabel yang
berpengaruh terhadap dorongan ketiga
KESIMPULAN dan keempat, sedangkan di perdesaan
Proses regenerasi petani untuk variabel yang berpengaruh
merupakan suatu proses pergantian terhadap dorongan ketiga adalah modal
generasi dari generasi tua petani kepada dan untuk dorongan keempat adalah
generasi muda melalui mekanisme biaya awal masuk pertanian dan
transfer usahatani untuk masa yang pendapatan dari pekerjaan sektor
akan datang yang direpresentasikan lain.Variabel yang mempengaruhi
dalam bentuk dorongan orang tua proses regenerasi petani secara
(petani) kepada keturunannya (anak komposit di daerah perdesaan adalah
petani) untuk melanjutkan kegiatan variabel pendapatan dari pekerjaan
usahatani yang terbagi ke dalam 4 sektor lain dan berpengaruh secara
variabel yaitu dorongan petani kepada negatif, sedangkan di daerah perkotaan
anaknya dalam memberikan pesan tidak ada variabel yang berpengaruh
kepada anaknya untuk melanjutkan signifikan.
kegiatan usahatani, dorongan petani
dalam melibatkan anaknya untuk DAFTAR PUSTAKA
membantu dalam kegiatan usahatani, Grobogan dalam angka 2014
dorongan petani dalam memberikan Abdullah, Said.2014.Penuaan Petani vs
pesan kepada anaknya untuk senang Swasembada
dan mencintai kegiatan pertanian, dan Pangan.Artikel.Diunduh pada
dorongan petani dalam mengajarkan Minggu 22 Maret 2015 dari
kepada anaknya bahwa pekerjaan http://www.gresnews.com/berit
petani merupakan pekerjaan yang a/opini/40210-penunaan-
mulia. Masing-masing petani baik di petani-vs-swasembada-pangan/
daerah perkotaan dan di daerah
Alina dan Mirela Saparyati, Dwi Isnaini.2008.Kajian
MARCU.2014.Increasing Peran Pendidikan terhadap
Agricultural Competitiveness Pembangunan Pertanian di
by the Setting up of Young Kabupaten Demak.Tesis.
Farmers. The Case of Moldavia, Program Pasca Sarjana
Romania.Jurnal Journal of Magister Teknik Pembangunan
Settlements and Spatial Wilayah dan
Planning, Special Issue, no. 3 Kota.Semarang:Universitas
hal. 117-123 Diponegoro.
Kontogeorgos, Achilleas et.al.2014. Sensus Pertanian 2013 Kabupaten
“New Farmers” a Crucial Grobogan
Parameter for the Greek Singarimbun, Masri dan Sofian
Primary Sector: Assessments Effendi.1989.Metode
and Perceptions.Jurnal. Penelitian
Procedia Economics and Survai.Jakarta:LP3ES
Finance Vol.14 hal. 333 – 341.
Zagata, Lukas dan Lee-Ann
Mishra, K. Ashok, dkk. 2010. Sutherland.2015.
Succession Decisions in U.S. Deconstructing the “young
Family Farm Businesses. farmer problem in Europe”:
Jurnal. Journal of Agricultural Towards a research
and Resource Economics No.35 agenda.jurnal. Journal of Rural
Volume 1, Hal.133–152. Studies Vol.38 hal.39-5
Ngadi.2014. Pangan dan Regenerasi
Petani. Pusat Penelitian
Kependudukan.Lembaga
Penelitian Indonesia
Pusat.Artikel.di unduh pada
Minggu 22 Maret 2015 dari
http://kependudukan.lipi.go.id/i
d/berita/liputan-media/190-
pangan-dan-regenerasi-petani
Perwitasari, Tirta.2014.Regenerasi
Petani Bagi Keberlanjutan
Pertanian di Kabupaten
Bantul.Skripsi.Program Studi
Penyuluhan dan Komunikasi
Jurusan Sosial Ekonomi
Pertanian Fakultas
Pertanian.Yogyakarta:Universit
as Gadjah Mada

Anda mungkin juga menyukai