Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH OBSERVASI DAERAH KONFLIK

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir semester


‘ Konflik Akibat Kemiskinan di Daerah ‘

Dosen Pengampu :
Egi Nurholis, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh:

1. Anggi Puspitawati/2109220028
2. Widianingsih/2109220048

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS GALUH

2023
ABSTRAK
Artikel ini membahas konflik yang timbul akibat kemiskinan di daerah Desa Cimaragas, Ciamis. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dampak sosial dan lingkungan dari akumulasi sampah serta
memahami dinamika konflik yang terjadi di antara anggota masyarakat terkait masalah ini. Penelitian ini
menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam dan observasi partisipatif untuk
mengumpulkan data dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk warga, pemerintah daerah, dan
organisasi masyarakat. Artikel ini memaparkan temuan-temuan utama yang menyoroti dampak sosial dan
lingkungan dari masalah kemiskinan di masyarakat Cimaragas.

Kata kunci: konflik kemiskinan, konflik daerah, konflik daerah kurang mampu

PENDAHULUAN
a. Latar belakang
Masalah-masalah yang terjadi di masyarakat: Masalah sosial, masalah moral, masalah politik,
masalah ekonomi, masalah agama, ataupun masalah-masalah lainnya. Salah satu permasalahan
sosial yang ada di Indonesia yaitu semakin meningkatnya jumlah masyarakat miskin di negara
ini. Kemiskinan sudah menjadi hal yang wajar yang sering terjadi di Indonesia. Kemiskinan dapat
berupa kekurangan pangan, sandang, dan papan. Kemiskinan itu sangat merajalela di kalangan
masyarakat.

b. Tujuan penelitian
Sejalan dengan perumusan masalah diatas, observasi ini bertujuan untuk mengetahui apa saja
penyebab terjadinya kemiskinan di Sangkuriang dan mengetahui kegiatan sehari-hari mereka.
Laporan ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas bahasa Indonesia.

c. Relevansi
Penelitian ini memiliki relevansi yang tinggi dalam memahami konflik yang timbul akibat
kemiskinan di Cimaragas. Melalui pemahaman yang mendalam tentang penyebab dan dampak
konflik, penelitian ini dapat memberikan wawasan yang berharga bagi pemerintah daerah,
lembaga terkait, dan masyarakat setempat dalam merumuskan kebijakan dan tindakan yang
efektif untuk mengatasi masalah Kemiskinan.

TINJAUAN LITERATUR
1. Persoalan kemiskinan dan belum meratanya pembangunan juga mendorong beberapa kecamatan
di Ciamis memekarkan diri. Setelah Kota Banjar, Kecamatan Kalipucang, Padaherang,
Mangunjaya, Langkaplancar, Cimerak, Cijulang, Pangandaran, Cigugur, Parigi, dan Sidamulih
pun sudah mengajukan terbentuknya Kabupaten Pangandaran. kecamatan, seperti Kecamatan
Lakbok, Purwadadi, Banjarsari, Pamarican, Cisaga, dan Cimaragas, mulai merapat ingin
bergabung dengan Kota Banjar. Jika kemiskinan tidak segera dibenahi, Kabupaten Ciamis akan
semakin tidak dilirik oleh warganya sendiri.

2. Daerah-daerah miskin itu terletak di wilayah dengan kondisi geografis berupa perbukitan atau di
tepi pantai. Hampir semua daerah tertinggal tersebut memiliki akses jalan yang buruk. "Sekitar 11
persen dari total penduduk masih miskin. Mereka tersebar di 52 desa," kata Bupati Ciamis
Engkon Komara kepada Kompas, akhir pekan lalu.

3. Tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di sini sangat
berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia. Gambaran tentang
ini dapat diatasi dengan mencari objek penghasilan di luar profesi secara halal. Perkecualian
apabila institusi tempatnya bekerja melarang.

KERANGKA TEORITIS
1. Teori Gillin dan Gillin ; Definisi kemiskinan menurut para ahli, yang pertama ini adalah suatu
kondisi ketika seseorang tidak dapat mempertahankan skala hidup yang tinggi untuk memberikan
efisiensi secara fisik dan mental, berfungsi untuk memungkinkan dia ataupun keluarganya
menjalankan fungsi sebagaimana mestinya dan sesuai dengan standar masyarakat baik karena
pendapatan yang tidak memadai ataupun pengeluaran yang tidak bijaksana.
2. Teori Suparlan ; Definisi Kemiskinan menurut Suparlan adalah standar tingkat hidup yang rendah
karena adanya kekurangan materi pada sejumlah ataupun golongan orang, dibandingkan dengan
standar kehidupan umum yang berlaku di masyarakat.
3. Menurut Syaifuddin, ada dua cara pembagian cara berpikir mengenai kemiskinan, yaitu secara
gejala absolut maupun gejala relatif. Cara berpikir mengenai kemiskinan sebagai gejala absolut
adalah memandang kemiskinan sebagai kondisi serba kekurangan materi, hanya memiliki sedikit
atau bahkan tidak memiliki sarana untuk mendukung kehidupan sendiri. Cara pandang ini terdiri
dari dua cara pandang, yaitu cara pandang kebudayaan dan cara pandang struktural. Itulah
definisi kemiskinan menurut Syaifuddin.
4. Teori Hall dan Midgley ; Definisi kemiskinan menurut Hall dan Midgley adalah kondisi deprivasi
materi dan sosial. Hal ini menyebabkan individu hidup dibawah standar kehidupan umum atau
yang layak, tetapi bisa juga diartikan sebagai kondisi dimana individu mengalami deprivasi relatif
dibandingkan dengan individu lainnya di masyarakat.
5. Teori Levitan ; Definisi kemiskinan menurut Levitan adalah kurangnya barang dan pelayanan
yang dibutuhkan seseorang untuk mencapai standar hidup yang layak.
6. Teori Faturachman dan Marcelinus Molo ; Kemiskinan diartikan sebagai ketidakmampuan
seseorang atau beberapa orang (keluarga atau rumah tangga) untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya.
7. Menurut Friedman, kemiskinan adalah ketidaksamaan kesempatan untuk memformulasikan
kekuasaan sosial berupa sumber keuangan, barang atau jasa, jaringan sosial, organisasi sosial
politik, aset, informasi, dan pengetahuan serta keterampilan.
8. Teori Ellis ; Kemiskinan diartikan sebagai sebuah gejala multidimensional yang bisa dikaji
melalui dimensi ekonomi dan sosial politik.
9. Menurut Suparlan, arti dar kemiskinan adalah seseorang atau sekelompok hidup yang memiliki
standar tingkat hidup yang rendah karena kekurangan materi bila dibandingkan dengan standar
kehidupan yang berlaku di masyarakat sekitarnya.
10. Teori Bappenas ; Kemiskinan adalah situasi dimana seseorang atau sekelompok orang yang
mengalami situasi serba kekurangan karena keadaan yang tidak dapat dihindari dengan kekuatan
yang dimilikinya.
11. Menurut Reitsma dan Kleinpenning, kemiskinan dapat diartikan dengan ketidakmampuan
individu atau sekelompok golongan individu untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik
secara material maupun secara non-material.
12. Teori Soerjono Soekanto ; Kemiskinan dapat diartikan sebagai suatu keadaan dimana seseorang
tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan tarif kehidupan kelompok dan tidak
mampu memanfaatkan tenaga fisik, maupun mentalnya dalam kelompok tersebut.
13. Menurut Ragnar Nurske, arti dari kemiskinan adalah hal yang sering menjadi masalah di berbagai
negara atau daerah berkembang. Hal ini diakibatkan oleh kapasitas yang kecil dalam tabungan
menyebabkan income riil yang rendah, dimana kalau income riil rendah maka menunjukkan
produktivitas yang rendah juga. Jika terjadi terus menerus, hal ini akan berputar dan menjadikan
kapital menjadi berkurang.

METODE PENELITIAN
1. Desain Penelitian:
Penelitian ini menggunakan desain penelitian kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih untuk
mendapatkan pemahaman yang mendalam tentang konflik kemiskinan di Cimaragas. Penelitian ini
menggabungkan teknik wawancara dan observasi sebagai alat pengumpulan data.
2. Pengumpulan Data:
a. Wawancara:

- Responden: Penelitian ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan yang terkait dengan
masalah kemiskinan di Cimaragas seperti masyarakat setempat, pemerintah daerah, lembaga
terkait, dan kelompok sukarelawan.
- Prosedur: Wawancara dilakukan secara langsung dengan menggunakan panduan wawancara yang
telah disusun sebelumnya.
b. Observasi:

- Lokasi: Observasi dilakukan di daerah Cimaragas untuk mengamati kondisi lingkungan, tingkat
kebersihan, dan akumulasi sampah.
- Metode: Observasi dilakukan dengan mengamati langsung lingkungan sekitar kantor Kecamatan
Cimaragas.
3. Analisis Data:
a. Wawancara: Transkrip wawancara dianalisis dengan menggunakan pendekatan analisis tematik.
Data diidentifikasi, dikategorikan, dan dianalisis.
b. Observasi: Catatan lapangan dari observasi dianalisis dengan pendekatan deskriptif untuk
menggambarkan kondisi lingkungan.
c. Studi Dokumen: Data dari studi dokumen dianalisis melalui pendekatan konten analisis untuk
mengidentifikasi informasi yang relevan dan temuan yang dapat mendukung penelitian.
Metode penelitian yang digunakan dalam studi ini diharapkan dapat memberikan pemahaman yang
komprehensif tentang konflik kemiskinan. Dengan menggabungkan wawancara, dan observasi, penelitian
ini dapat memberikan pemahaman yang mendalam dan gambaran yang jelas tentang masalah yang
dihadapi oleh masyarakat desa Beber dan solusi yang dapat diimplementasikan untuk mengatasi konflik
tersebut.

PEMBAHASAN
Kemiskinan adalah keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti
makanan , pakaian , tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Kemiskinan dapat disebabkan oleh
kelangkaan alat pemenuh kebutuhan dasar, ataupun sulitnya akses terhadap pendidikan dan pekerjaan.
Kemiskinan merupakan masalah global. Sebagian orang memahami istilah ini secara subyektif dan
komparatif, sementara yang lainnya melihatnya dari segi moral dan evaluatif, dan yang lainnya lagi
memahaminya dari sudut ilmiah yang telah mapan,dll.
Kemiskinan dipahami dalam berbagai cara. Pemahaman utamanya mencakup:
1. Gambaran kekurangan materi, yang biasanya mencakup kebutuhan pangan sehari-hari, sandang,
perumahan, dan pelayanan kesehatan. Kemiskinan dalam arti ini dipahami sebagai situasi
kelangkaan barang-barang dan pelayanan dasar.
2. Gambaran tentang kebutuhan sosial, termasuk keterkucilan sosial, ketergantungan, dan
ketidakmampuan untuk berpartisipasi dalam masyarakat. Hal ini termasuk pendidikan dan
informasi. Keterkucilan sosial biasanya dibedakan dari kemiskinan, karena hal ini mencakup
masalah-masalah politik dan moral, dan tidak dibatasi pada bidang ekonomi.
3. Gambaran tentang kurangnya penghasilan dan kekayaan yang memadai. Makna “memadai” di
sini sangat berbeda-beda melintasi bagian-bagian politik dan ekonomi di seluruh dunia.

Mengukur kemiskinan
Kemiskinan bisa dikelompokan dalam dua kategori , yaitu Kemiskinan absolut dan Kemiskinan relatif.
Kemiskinan absolut mengacu pada satu set standard yang konsisten , tidak terpengaruh oleh waktu dan
tempat / negara. Sebuah contoh dari pengukuran absolut adalah persentase dari populasi yang makan
dibawah jumlah yg cukup menopang kebutuhan tubuh manusia (kira kira 2000-2500 kalori per hari untuk
laki laki dewasa).
Bank Dunia mendefinisikan Kemiskinan absolut sebagai hidup dg pendapatan dibawah USD $1/hari dan
Kemiskinan menengah untuk pendapatan dibawah $2 per hari, dg batasan ini maka diperkiraan pada 2001
1,1 miliar orang didunia mengonsumsi kurang dari $1/hari dan 2,7 miliar orang didunia mengonsumsi
kurang dari $2/hari.”[1] Proporsi penduduk negara berkembang yang hidup dalam Kemiskinan ekstrem
telah turun dari 28% pada 1990 menjadi 21% pada 2001.[1] Melihat pada periode 1981-2001, persentase
dari penduduk dunia yang hidup dibawah garis kemiskinan $1 dolar/hari telah berkurang separuh. Tetapi ,
nilai dari $1 juga mengalami penurunan dalam kurun waktu tersebut.
Meskipun kemiskinan yang paling parah terdapat di dunia bekembang, ada bukti tentang kehadiran
kemiskinan di setiap region. Di negara-negara maju, kondisi ini menghadirkan kaum tuna wisma yang
berkelana ke sana kemari dan daerah pinggiran kota dan ghetto yang miskin. Kemiskinan dapat dilihat
sebagai kondisi kolektif masyarakat miskin, atau kelompok orang-orang miskin, dan dalam pengertian ini
keseluruhan negara kadang-kadang dianggap miskin. Untuk menghindari stigma ini, negara-negara ini
biasanya disebut sebagai negara berkembang.

Penyebab kemiskinan
Kemiskinan banyak dihubungkan dengan:
1. Penyebab individual, atau patologis, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari perilaku,
pilihan, atau kemampuan dari si miskin;
2. Penyebab keluarga, yang menghubungkan kemiskinan dengan pendidikan keluarga;
3. Penyebab sub-budaya (subcultural), yang menghubungkan kemiskinan dengan kehidupan sehari-
hari, dipelajari atau dijalankan dalam lingkungan sekitar;
4. Penyebab agensi, yang melihat kemiskinan sebagai akibat dari aksi penyebab struktural, yang
memberikan alasan bahwa kemiskinan merupakan hasil dari struktur sosial.
Meskipun diterima luas bahwa kemiskinan dan pengangguran adalah sebagai akibat dari kemalasan,
namun di Amerika Serikat (negara terkaya per kapita di dunia) misalnya memiliki jutaan masyarakat yang
diistilahkan sebagai pekerja miskin; yaitu, orang yang tidak sejahtera atau rencana bantuan publik, namun
masih gagal melewati atas garis kemiskinan.

Menghilangkan kemiskinan
Tanggapan utama terhadap kemiskinan adalah:
1. Bantuan kemiskinan, atau membantu secara langsung kepada orang miskin. Ini telah menjadi
bagian pendekatan dari masyarakat Eropa sejak zaman pertengahan.
2. Bantuan terhadap keadaan individu. Banyak macam kebijakan yang dijalankan untuk mengubah
situasi orang miskin berdasarkan perorangan, termasuk hukuman, pendidikan, kerja sosial,
pencarian kerja, dan lain-lain.
Persiapan bagi yang lemah. Daripada memberikan bantuan secara langsung kepada orang miskin, banyak
negara sejahtera menyediakan bantuan untuk orang yang dikategorikan sebagai orang yang lebih mungkin
miskin, seperti orang tua atau orang dengan ketidakmampuan, atau keadaan yang membuat orang miskin,
seperti kebutuhan akan perawatan kesehatan.

KESIMPULAN
Kemiskinan pada masyarakat perkotaan disebabkan kurangnya akses masyarakat pada sumber kehidupan.
Keterbatasan tersebut disebabkan tidak saja masyarakat kurang pengetahuan dan ketrampilan tetapi juga
disebabkan oleh struktur yang membentuk mereka untuk tidak mempunyai akses. Sehubungan dengan itu,
program pemberdayaan menjadi cara untuk mengentasan kemiskinan. Pengentasan kemiskinan pada
masyarakat kota dilakukan tidak saja dari porgram pemerintah tetapi juga melalui asosiasi lokal yang
dibentuk oleh masyarakat itu sendiri. Keduanya memiliki link dan trust pada pelaksanaannya agar terjalin
networking yang lebih luas. Sehubungna dengan itu, modal sosial yang dimiliki oleh masayrakat baik
yang berasal dari pemerintah maupun yang berasal dari masyarakat memiliki kontribusi untuk
pengentasan kemiskinan pada masyarakat kota.

DAFTAR PUSTAKA

https://news.mypangandaran.com/artikel/read/pemekaran-pangandaran/17/ciamis-dipagari-kemiskinan-
kemiskinan-picu-pemekaran-wilayah
https://www.atmago.com/inspirasi/sosial/kemiskinan/13-definisi-kemiskinan/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kemiskinan

Anda mungkin juga menyukai