E-mail: wandy_ipb@yahoo.com
ABSTRAK
Tujuan penelitian adalah untuk menganalisis hubungan karakteristik kependudukan dengan kesejahteraan
keluarga di daerah perdesaan Provinsi Jambi. Desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di
daerah perdesaan Provinsi Jambi dengan memilih delapan kabupaten, yaitu: Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Bungo,
Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Waktu penelitian
secara keseluruhan dilakukan dari bulan Juli sampai dengan Nopember 2013. Sampel penelitian sebanyak 2600
keluarga dan diambil secara purposive, dan simple random sampling. Data diuji secara deskriptif, dan Uji Korelasi
Product Moment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pengeluaran keluarga perbulan di daerah
penelitian sebesar Rp. 4.504.421,16.-. dengan total pengeluaran keluarga pertahun sebesar Rp.23,510,549,-.
Jumlah pengeluaran ini jauh di atas rata-rata tolok ukur kesejahteraan dengan pendekatan Badan Pusat Statistik
(Rp.13.320.000,-). Hasil analisis menunjukkan bahwa faktor karakteristik kependudukan berhubungan signifikan
terhadap pola pengeluaran dan kesejahteraan keluarga.
Kata kunci: karakteristik kependudukan, kecukupan konsumsi keluarga, kesejahteraan keluarga, dan pengeluaran
keluarga.
ABSTRACT
The objectives of this study is to analyze the relationship of demographic characteristics on well-being of households in
rural areas Jambi Province. The research design is cross-sectional and was carried out in Kerinci, Sarolangun, Bungo,
Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, and Tanjung Jabung Timur regency from July to November
2014. 2.600 households sample are chosen using purposive and random sampling methods. Descriptive, and Product
Moment Correlation Test models were used for data analyzed. The results showed that the average of household expenditure
levels in the study area is Rp. 4.504.421,16.- per month, and total expenditure per year is Rp.23,510,549,-. The expenditure
is far above the average measure of well-being with the approach of the Central Bureau of Statistics (Rp.13.320.000,-).
Demographic characteristics have a significant correlated on the pattern of housholds expenditure and well-being.
Key words: demographic characteristics, adequacy of household consumption, household expenditures, and household well-being.
Mengingat semakin tua umur secara linier diikuti dengan diperoleh dari instansi dan lembaga terkait disamping
bertambahnya tingkat produktivitas (batas umur 64 dari laporan hasil penelitian, jurnal maupun majalah
tahun), hal ini dimungkinkan karena diakibatkan oleh yang memuat tentang masalah dinamika kependudukan
faktor pengalaman kerja. Di sisi lain, secara mikro dan kesejahteraan. Metode pengumpulan data dilakukan
umur seseorang mempengaruhi jam kerja di pasar kerja melalui wawancara dan observasi. Daerah penelitian
(Suandi, 2011). ditentukan dengan metode cluster sampling yaitu dengan
Penduduk Provinsi Jambi dikenal dengan tiga cara membagi daerah berdasarkan agroekologi wilayah
kelompok komunitas masyarakat, yakni: masyarakat sehingga terpilih wilayah pergunungan, dataran rendah,
yang berada pada wilayah dataran rendah, dataran tinggi dan daerah pesisir pantai. Diambilnya daerah/wilayah
atau pegunungan dan wilayah pesisir pantai atau pasang penelitian berdasarkan agroekologi, mengingat distribusi
surut. Wilayah dataran rendah misalnya, didominasi penduduk Provinsi Jambi menyebar berdasarkan tipologi
oleh masyarakat Melayu ditambah dengan pendatang tersebut. Selanjutnya, kecamatan, dan desa/kelurahan
(transmigran dari Jawa dan Bali) dengan hasil utama penelitian diambil secara purposive dan mengikuti
karet dan kelapa sawit. Wilayah pesisir pantai atau pola yang ada di masing-masing wilayah kabupaten,
pasang surut didominasi oleh masyarakat Melayu, Bugis sedangkan responden (rumahtangga) diambil secara acak
dan Banjar (migrasi spontan) dengan komoditas utama sederhana (simple random sampling) sebanyak 2.560
perikanan laut, perkebunan kelapa dalam dan usahatani keluarga. Data diuji secara deskriptif, dan Uji Korelasi
padi sawah pasang surut. Sementara itu, di wilayah Product Moment.
dataran tinggi atau pegunungan didominasi oleh suku
Melayu-Kerinci dengan komoditas utama perkebunan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
kulit manis (cassiavera), kopi dan usahatani padi sawah
irigasi. Masing-masing wilayah tersebut memiliki tingkat Karakteristik Kependudukan
kekerabatan atau ikatan kekeluargaan satu sama lainnya Penduduk adalah warga negara Indonesia dan orang
cukup beragam. Tingginya tingkat keragaman penduduk asing yang bertempat tinggal di Indonesia, sedangkan
akan berdampak terhadap pola hidup sehingga pada kependudukan adalah hal ihwal yang berkaitan dengan
gilirannya akan berpengaruh terhadap kesejahteraan. jumlah, struktur, pertumbuhan, persebaran, mobilitas,
penyebaran, kualitas, dan kondisi kesejahteraan yang
TUJUAN PENELITIAN menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama
serta lingkungan penduduk setempat. Oleh karena
Tujuan penelitian ini adalah untuk (1) mengidentifikasi itu, perkembangan kependudukan dan pembangunan
dan mengkaji perkembangan karakteristik kependudukan; keluarga adalah upaya terencana untuk mewujudkan
(2) mengidentifikasi dan mengkaji kesejahteraan penduduk tumbuh seimbang dan mengembangkan
keluarga; dan (3) menganalisis hubungan karakteristik kualitas penduduk pada seluruh dimensi penduduk.
kependudukan dengan kesejahteraan keluarga di daerah Perkembangan kependudukan adalah kondisi yang
perdesaan Provinsi Jambi. berhubungan dengan perubahan keadaan kependudukan
yang dapat berpengaruh dan dipengaruhi oleh
METODE PENELITIAN keberhasilan pembangunan berkelanjutan. Pemahaman
terakhir mengenai perkembangan kependudukan adalah
Desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian kualitas penduduk. Berdasarkan UU Nomor 52 tahun
dilakukan di Provinsi Jambi dengan delapan kabupaten 2009 bahwa kualitas penduduk adalah kondisi penduduk
terpilih, yaitu: Kabupaten Kerinci, Sarolangun, Bungo, dalam aspek fisik dan nonfisik yang meliputi derajat
Tebo, Batanghari, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat kesehatan, pendidikan, pekerjaan, produktivitas, tingkat
dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Terpilihnya sosial, ketahanan, kemandirian, kecerdasan, sebagai
kedelapan kabupaten tersebut sebagai wilayah penelitian ukuran dasar untuk mengembangkan kemampuan dan
dengan pertimbangan diharapkan dapat mewakili menikmati kehidupan sebagai manusia yang bertakwa,
karakteristik kabupaten yang ada di Provinsi Jambi baik berbudaya, berkepribadian, berkebangsaan dan hidup
dilihat dari aspek geografis, maupun mata pencaharian layak.
utama atau ekonomi penduduk. Waktu penelitian Hasil temuan di lapangan, karakteristik penduduk
secara keseluruhan selama lima bulan kalender. Jenis di daerah perdesaan Provinsi Jambi memiliki potensi
atau variabel penelitian dibagi ke dalam tiga kelompok, cukup menggembirakan baik dilihat dari aspek ekonomi
yaitu: karakteristik kependudukan, Mata pencaharian maupun aspek sosial. Seperti terlihat pada Tabel 1,
penduduk, dan kesejahteraan keluarga. rata-rata struktur umur responden tergolong pada
Data penelitian bersumber dari data primer dan kelompok muda, namun demikian mereka memiliki
sekunder. Data primer diperoleh langsung dari keluarga jumlah anak masih hidup yang ideal yaitu 84,4 persen
dan responden terpilih, sedangkan data sekunder memiliki jumlah anak masih hidup sebanyak tiga orang.
Namun, perlu menjadi perhatian adalah masih tingginya pada kelompok tertentu dalam aksesnya dengan
persentase responden yang berpendidikan dasar (67,8 masyarakat dan institusi.
persen responden laki-laki, dan 74,8 persen responden Menurut Angel, Black Well, dan Miniard (Sumarwan,
perempuan)(Tabel 1). 2003) bahwa kepuasan “satisfaction is defined here as
past consumption evalution that a chosen alternative at
Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Kependudukan di least meets or exceeds expectation” (kepuasan merupakan
Daerah Perdesaan Provinsi Jambi, Tahun 2013 (persen)
hasil evaluasi dari konsumsi yang lalu sehingga alternatif
No Karakteristik Responden Bapak Ibu
yang dipilih paling tidak sesuai dengan kriteria atau
01 Kelompok Umur (tahun):
melebihi kriteria yang diharapkan). Hasil penelitian
a. Umur Muda (<49) 72,5 84,2
b. Umur Tua (> 45) 27,5 15,8
menunjukkan bahwa kesejahteraan subjektif dipengaruhi
02 Tingkat Pendidikan: oleh banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor
a. Pendidikan Dasar (< SLTP) 67,8 74,8 eksternal. Seperti yang dibuktikan oleh Sumarwan dan
b. Pendidikan Lanjutan (> SLTP) 32,2 25,2 Hira (1993) pada delapan negara bagian di Amerika
03 Umur Kawin Pertama (tahun): Serikat, ternyata tingkat kepuasan (kesejahteraan)
a. Umur kawin pertama < 24 55,4 88,7 finansial keluarga perdesaan dipengaruhi oleh faktor
b. Umur kawin pertama > 25 44,6 11,3 umur, pendapatan keluarga, aset, sikap (perceived locus
04 Jumlah Anak Masih Hidup (AMH)(orang): of control), dan kecukupan pendapatan.
a. Jumlah Anak Masih Hidup < 3 84,4 Kesejahteraan ekonomi objektif keluarga di wilayah
b. Jumlah Anak Masih Hidup > 3 15,6 penelitian diukur dengan proxy besarnya pengeluaran
Sumber : hasil penelitian keluarga. Pengeluaran keluarga yaitu pengeluaran yang
diperuntukkan pembelian kebutuhan keluarga sehari-
Kesejahteraan Responden hari, yakni kebutuhan pokok dan kebutuhan lainnya.
Menurut Lokshin dan Ravallion (Strauss, 2004:63), Dengan kata lain, pengeluaran keluarga dialokasikan
pengertian kesejahteraan dilihat dari dua pendekatan, untuk kebutuhan pangan, non pangan dan investasi.
yakni: kesejahteraan objektif dan kesejahteraan Porsi pengeluaran tersebut akan mencerminkan
subjektif. Noll (Milligan et al., 2006:22), melihat bahwa tingkat kesejahteraan suatu kelompok masyarakat
kesejahteraan objektif adalah tingkat kesejahteraan (Mangkuprawira, 2002: 74). Hasil pengamatan lapangan,
individu atau kelompok masyarakat yang diukur secara terdapat perbedaan yang cukup mencolok antara
rata-rata dengan patokan tertentu baik ukuran ekonomi, pengeluaran kecil (miskin) dengan pengeluaran relatif
sosial maupun ukuran lainnya. Dengan kata lain, tingkat besar (keluarga berkecukupan). Seperti tertera pada
kesejahteraan masyarakat diukur dengan pendekatan Tabel 2, distribusi pengeluaran pada kelompok hampir
yang baku (tingkat kesejahteraan masyarakat semuanya berkecukupan dan berkecukupan mencapai 65 persen
dianggap sama), sedangkan kesejahteraan subjektif lebih.
adalah tingkat kesejahteraan seorang individu yang dilihat Berdasarkan pendapatan rumahtangga menurut Wie
secara personal yang diukur dalam bentuk kepuasan dan (Suratiyah, et al., 2003) bahwa kemiskinan dapat dilihat
kebahagiaan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian melalui pendekatan “kebutuhan dasar” yang pada tahap
Sumarti, (Suandi, 2012) bahwa kesejahteraan subjektif pertama mencakup kebutuhan konsumsi perorangan
individu atau keluarga adalah wujud kebudayaan yang (personal consumption items) yang meliputi kebutuhan
dihasilkan melalui proses pengalaman hidup sekelompok akan sandang, pangan dan papan. Tahap selanjutnya,
manusia dalam hubungannya dengan lingkungan (fisik mencakup kebutuhan akan pelayanan sosial (public
dan sosial). Artinya, pengertian kesejahteraan haruslah service) misal fasilitas pendidikan, kesehatan, air
berpedoman kepada subjektivitas (lokal) masyarakat minum yang bersih, hak atas pekerjaan produktif yang
setempat. memberikan imbalan layak, prasarana yang mampu
Melihat kondisi di atas bahwa inti dari kesejahteraan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan untuk
adalah melihat kesenjangan antara aspirasi dengan tujuan memenuhi kebutuhan dasar, serta partisipasi seluruh
yang ingin dicapai pada segolongan masyarakat maka penduduk dalam pengambilan keputusan.
menurut Campbell, Converse, dan Rodgers (Sumarwan Kemudian, Bank Dunia membuat batasan bahwa
dan Hira, 1993:346), tolok ukur yang relevan dan akurat tingkat kemiskinan dapat dilihat dari skala ekuivalen
tentang kesejahteraan subjektif adalah menggunakan pendapatan perkapita yang digunakan untuk mengukur
istilah “kepuasan.” Kemudian, Sen (Peck dan Goodwin, pemenuhan kebutuhan dasar minimum, sedangkan
2003:17), menambahkan bahwa tingkat kepuasan Sajogyo (Suandi, 2012) membuat batasan garis
dapat menggambarkan tingkat kemampuan seseorang kemiskinan berdasarkan setara dengan harga beras yang
mengevaluasi suatu aksi atau dapat menjangkau berbagai berlaku di pasaran dengan membagi menjadi empat
kelompok kesejahteraan, sedangkan kebahagiaan kelompok tingkatan kemiskinan, yaitu di bawah 240; 240
(happiness) hanya dapat merasakan berbagai peristiwa sampai 320; 320 sampai 480; dan di atas 480 kilogram
pengeluaran keluarga. Dengan demikian, untuk mencapai keluarga diupayakan mengembangkan program-program
kesejahteraan keluarga dalam arti jangka panjang harus spesifik, yaitu:
dapat memenuhi kebutuhan tersebut. 1. Pemberdayaan kepada masyarakat luas dan
Kemudian, faktor karakteristik responden lainnya petani tidak hanya terbatas kepada pemberdayaan
yang berkaitan erat dengan tingkat pengeluaran keluarga terhadap pengembangan usaha, namun perlu juga
yaitu usia kawin pertama responden, usia ibu melahirkan mempertimbangkan potensi sumberdaya manusia.
anak pertama, jarak kelahiran, dan jumlah anggota 2. Mempertahankan dan melanjutkan pembangunan
keluarga. Data lapangan menunjukkan bahwa rata- kependudukan dan program Keluarga Berencana
rata umur kawin pertama suami dan isteri responden yang telah berhasil dimasa mendatang untuk
masing-masing adalah 24,2 dan 20,5 tahun. Hasil analisis mencapai pembangunan kependudukan tumbuh
statistik melalui uji korelasi menunjukkan hubungan yang seimbang pada tahun 2015, dengan keluarga kecil
positif dan signifikan baik terhadap pengeluaran total bahagia dan sejahtera.
keluarga maupun terhadap pengeluaran total per kapita
. Artinya, semakin tua umur kawin pertama responden DAFTAR PUSTAKA
maka tingkat pengeluaran keluarga semakin tinggi atau
semakin mencukupi. Anonim, 2009. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
52 Tahun 2009 tentang Perkembangan Kependudukan
dan Pembangunan Keluarga. Jakarta: Sekretariat Negara
SIMPULAN DAN SARAN Republik Indonesia.
______, 2013. Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS)
Simpulan Provinsi Jambi. Jambi: Badan Pusat Statistik Provinsi
Jambi.
1. Karakteristik penduduk di daerah perdesaan Mangkuprawira, Syafri. 2002. “Analisis Pendapatan dan
Provinsi Jambi memiliki potensi cukup Pengeluaran Keluarga di Daerah Industri Tenun
menggembirakan baik dilihat dari aspek ekonomi Pedesaan.” Media Gizi & Keluarga. Bogor: Jurusan Gizi
maupun aspek sosial. Rata-rata struktur umur Masyarakat & Sumberdaya Keluarga Fakultas Pertanian-
Institut Pertanian Bogor. Vol 25/2-2002. ISSN 0216-
responden tergolong pada kelompok muda, 9363.
namun demikian mereka memiliki jumlah anak Milligan Sue, Fabian Angela, Coope Pat, dan Errington Chris.
masih hidup yang ideal yaitu 84,4 persen memiliki 2006. Family Wellbeing Indicators from the 1981-2001
jumlah anak masih hidup sebanyak tiga orang. New Zealand Cencuses. New Zealand: Published in June
2006 by Statistics New Zealand in Conjunction with The
Potensi sumberdaya manusia masih tergolong University of Auckland and University of Otago. 2006,
rendah, masih tingginya persentase responden ISBN 0-478-26982-X.
yang berpendidikan dasar (67,8 persen responden Napitupulu, Dompak MT; Zulkifli; Suandi; Elwamendri; dan
laki-laki, dan 74,8 persen responden perempuan). Zaky Fathoni. 2012. Identifikasi Kondisi Ekonomi dan
Gizi Rumahtangga Masyarakat Provinsi Jambi. Laporan
2. Rata-rata pengeluaran responden per tahun per Penelitian. Jambi: Kerjasama Bavinsi Jambi dengan
kapita di wilayah penelitian adalah sebesar Rp. Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
4.504.421 dengan total pengeluaran keluarga Peck Frank, Goodwin Vicki. 2003. Economic Well-being of
per tahun sebesar Rp.23,510,500,- dan jumlah Communities and Regional Economic Development:
Poles Apart?. Research Paper Series- No. 7 January, 2003.
pengeluaran ini jauh di atas rata-rata tolok ukur Centre Regional Economic Development. Northumbria
kesejahteraan dengan pendekatan Badan Pusat University.
Statistik (Rp.13.320.000,-). Strauss, John, Kathleen Beegle, Agus Dwiyanto, Yulia
3. Hasil analisis menunjukkan bahwa karakteristik Herawati, Daan Pattinasarany, Elan Satriawan, Bondan
Sikoki, Sukamdi, dan Firman Witoelar, 2004. Indonesian
kependudukan berhubungan signifikan terhadap Living Standards: Before and After the Financial Crisis.
pola pengeluaran keluarga baik pengeluatan RAND Corporation, Santa Monica, USA, and Institute of
total maupun pengeluaran keluarga perkapita. Southeast-Asian Studies, Singapure.
Hubungan faktor umur responden (kepala Suandi, 2010. Status Sosial Ekonomi dan Fertilitas: A Latent
Variable Approach. PIRAMIDA: Jurnal Kependudukan
keluarga dan isteri) berhubungan positif dan dan Pengembangan Sumberdaya Manusia. Bali: Pusat
signifikan terhadap tingkat pengeluaran keluarga. Penelitian Kependudukan dan PSDM Universitas
Kemudian, faktor pendidikan, usia kawin pertama, Udayana, Bali. Vol. VI, No.1, page: 1-8.
pendapatan, dan jumlah anak yang masih hidup _______, 2011. Hubungan Karakteristik Kependudukan
dengan Program Keluarga Berencana dan Kesehatan
berhubungan positif dan signifikan terhadap Reproduksi di Provinsi Jambi. Laporan Penelitian.
kesejahteraan keluarga. Jambi: Kerjasama Badan Kependudukan dan Keluarga
Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Jambi dengan
Saran Pusat Penelitian Kependudukan Lembaga Penelitian
Universitas Jambi.
Dari temuan penelitian ini dapat disarankan kepada _______, 2012. Hubungan Sosio Demografi dengan Pola
Pemerintah Provinsi Jambi bahwa untuk mengatasi Konsumsi Pangan Dan Gizi, dan Kesejahteraan Keluarga
masalah karakteristik kependudukan dan kesejahteraan Di Provinsi Jambi. Laporan penelitian. Jambi: Kerjasama