Anda di halaman 1dari 8

I Gede

PIRAMIDA Vol. XIII No. 1 : 51 - 58Ary Candra Pramana, IWayan


Gusti Wayan
WindiaMurjana Yasa, Ni Luh Karmini ISSN : 1907-3275

PENGARUH FAKTOR EKONOMI, SOSIAL DAN DEMOGRAFI


TERHADAP PENDIDIKAN ANAK NELAYAN DI KABUPATEN BADUNG

I Gede Ary Candra Pramana1


I Gusti Wayan Murjana Yasa2
Ni Luh Karmini3
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana, Bali, Indonesia
e-mail: arycandra42@yahoo.com/ telp: +6285 858 801 746

ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh umur orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan,
daerah asal dan umur anak. Penelitian ini dilakukan pada keluarga nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta
Kabupaten Badung. Jumlah sampel sebanyak 69 kepala keluarga. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara
terstruktur, wawancara mendalam dan observasi. Teknik anaslisis yang digunakan yaitu regresi linier berganda
dengan dummy sebagai variabel bebas. Hasil penelitian menyatakan bahwa umur orang tua, pendidikan orang tua,
pendapatan keluarga, daerah asal dan umur anak pertama berpengaruh secara simultan terhadap tingkat pendidikan
anak keluarga. Secara parsial pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, daerah asal dan umur anak pertama
berpengaruh positif dan signifikan terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan. Sedangkan umur orang tua
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat pendidikan anak. Hal tersebut menandakan bahwa
meningkatnya pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, daerah asal dan umur anak pertama akan meningkatkan
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.

Kata kunci: tingkat pendidikan, umur orang tua, pendapatan

ABSTRACT

The purpose of this study was to analyze the influence of parent age, parent education, income, area of ​​origin and
age of children. This research was conducted on fishermen’s family in Kedonganan Village, Kuta Sub-district, Badung
Regency. The number of samples is 69 families. Data collection is done through structured interviews, in-depth
interviews and observation. The anaslisis technique used is multiple linear regression with dummy as independent
variable. The result of the study stated that age of parent, parent education, family income, origin area and age of
first child influence simultaneously to education level of child’s family. Partially parent education, family income,
area of ​​origin and age of first child have positive and significant effect to educational level of family of fisherman
family. While the age of parents does not significantly influence partially to the level of education of children. This
indicates that the increased education of parents, family income, home area and age of the first child will increase
the level of education of children in the village of Kedonganan Village District Kuta Badung regency.

Keywords: Education level, age of parents, income

PENDAHULUAN perhatian. Upaya peningkatan kualitas sumber daya


manusia merupakan tugas bersama karena menyangkut
Indonesia terkenal dengan sebutan negara maritim, pendidikan bangsa.
dimana 70 persen dari luas wilayah Indonesia terdiri dari Pembangunan merupakan suatu proses yang secara
wilayah lautan dan sebagian besar masyarakat pesisir berkelanjutan mengoptimalkan manfaat dari sumber alam
bermata pencaharian sebagai nelayan. Sumber daya dan sumber daya manusia dengan cara menyerasikan
alam yang melimpah belum tentu merupakan jaminan aktivitas manusia sesuai dengan kemampuan sumber
bahwa suatu Negara atau wilayah itu akan makmur, bila alam yang tersedia. Secara implisit pengertian di atas
pendidikan sumber daya manusianya kurang mendapat mengandung makna beberapa aspek yaitu, proses

Volume XIII No. 1 Juli 2017 51


Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi Terhadap Pendidikan Anak Nelayan di Kabupaten Badung

pembangunan berlangsung secara berlanjut dan Desa Kedonganan merupakan salah satu desa
didukung oleh sumber alam dengan kualitas lingkungan di Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, memiliki
dan manusia semakin berkembang. Sumber alam daerah perairan yang mempunyai potensi perikanan.
terutama udara, air dan tanah memiliki ambang batas Di sepanjang daerah pesisir Desa Kedonganan mata
dimana pemanfaatan yang berlebihan akan menyebabkan pencaharian penduduk umumnya nelayan dan pedagang.
berkurangnya kuantitas dan kualitas sumber daya alam Pekerjaan sebagai nelayan dipilih karena sesuai dengan
sehingga mengurangi kemampuannya mendukung keterampilan masyarakat setempat, sementara sumber
kehidupan umat manusia. Kualitas lingkungan berkolerasi daya yang tersedia hanya laut beserta isinya yang
langsung dengan kualitas hidup, sehingga semakin baik mempunyai nilai ekonomi. Jadi, tidak ada pilihan lain
mutu kualitas lingkungan semakin positif pengaruhnya bagi masyarakat yang tinggal di sepanjang pesisir laut
pada kualitas hidup, yang antara lain tercermin pada selain menjadi nelayan atau pedagang yang berhubungan
meningkatnya usia harapan hidup, turunnya tingkat dengan laut. Kehidupan masyarakat pesisir terdapat
kematian, dan lain-lain. Pembangunan memungkinkan perbedaan dengan aspek kehidupan pada masyarakat
generasi sekarang meningkatkan kesejahteraannya agraris (penduduk yang tinggal di daerah pedesaan pada
tanpa mengurangi kemungkinan bagi generasi masa umumnya). Hal ini disebabkan faktor lingkungan alam,
depan juga dapat meningkat kesejahteraannya. Zakiah karena masyarakat pantai lebih terkait dengan laut yang
(2009) menyatakan keberhasilan pembangunan suatu dominan, sedangkan masyarakat agraris oleh lingkungan
bangsa antara lain ditentukan oleh adanya kesadaran alam yang berupa sawah, tegalan atau ladang. Kondisi
dan kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi yang berbeda ini, memungkinkan mereka mempunyai
didalamnya, karena pembangunan merupakan suatu kultur dan sistem pengetahuan yang berbeda dalam
upaya secara sadar dan terencana untuk memperbaiki memenuhi kebutuhan sehari-hari (Sukari, 2002).
kesejahteraan atau kualitas hidup manusia. Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian
Salah satu aspek penting yang memiliki peran sentral masyarakat Kedonganan yang hidup dengan mengelola
dalam pembangunan adalah kependudukan, Beberapa potensi sumber daya perikanan. Sebagai suatu
alasan yang melandasi pemikiran bahwa kependudukan masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat
merupakan faktor yang sangat strategis dalam kerangka nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang
pembangunan nasional, antara lain adalah : pertama, berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah
kependudukan, atau dalam hal ini adalah penduduk, daratan. Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial budaya
merupakan pusat dari seluruh kebijaksanaan dan masyarakat nelayan adalah memiliki struktur relasi
program pembangunan yang dilakukan. Penduduk adalah sangat kuat, etos kerja tinggi, memanfaatkan kemampuan
subyek pembangunan, sebagai subyek pembangunan diri dan adaptasi optimal, kompetitif dan berorientasi
maka penduduk harus dibina dan dikembangkan prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan
sehingga mampu menjadi penggerak pembangunan. kesuksesan hidup, terbuka dan ekpresif, solidaritas
Sebaliknya, pembangunan juga harus dapat dinikmati sosial tinggi, sistem pembagian kerja berbasis jenis
oleh penduduk yang bersangkutan. Dengan demikian kelamin (laut menjadi ranah laki-laki dan darat adalah
jelas bahwa pembangunan harus dikembangkan dengan ranah kaum perempuan), dan berperilaku konsumtif
memperhitungkan kemampuan penduduk agar seluruh (Kusnadi,2009:39).
penduduk dapat berpartisipasi aktif dalam dinamika Seperti juga masyarakat yang lain, masyarakat
pembangunan tersebut. Kedua, kondisi kependudukan nelayan menghadapi sejumlah masalah politik, sosial
yang ada sangat mempengaruhi dinamika pembangunan dan ekonomi yang komplek (Kusnadi,2009:27). Hal
yang dilakukan oleh pemerintah. Jumlah penduduk ini disebabkan oleh kebijakan pembangunan yang
yang besar jika diikuti dengan kualitas penduduk yang belum bersungguh-sungguh, persoalan sosial ekonomi
memadai akan merupakan pendorong bagi pertumbuhan dan budaya yang terjadi pada masyarakat nelayan
ekonomi. Sebaliknya jumlah penduduk yang besar jika cukup kompleks, sehingga penyelesainnya tidak seperti
diikuti dengan tingkat kualitas yang rendah, menjadikan membalikkan telapak tangan. Nelayan termasuk salah
penduduk tersebut sebagai beban bagi pembangunan. satu golongan miskin yang perlu diperhatikan. Karena
Pelaku utama bagi pembangunan adalah penduduk selalu berada pada kehidupan ekonomi yang rendah
sebagai sumber daya manusia yang berpotensial, dengan situasi kerja yang monoton dan dalam melakukan
sehingga masyarakat dapat bergerak pada arah pekerjaan memerlukan fisik yang kuat. Rendahnya
pembangunan menuju cita-cita rakyat Indonesia, tingkat pendidikan nelayan cenderung menghambat
yaitu bangsa yang makmur dan berkepribadian luhur. proses alih teknologi dan keterampilan yang berdampak
Untuk itu asek pendidikan tidak akan pernah habis pada kemampuan manajemen dan skala usahanya (Tabel
untuk diperbincangkan. Karena selama manusia itu 1). Akibatnya nelayan akan sulit keluar dari lingkaran
ada, perbincangan tentang pendidikan akan tetap ada, permasalahan yang dihadapinya (Budiastuti, 1994).
sehingga mustahil manusia hidup tanpa pendidikan.

52 PI R AMI DA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


I Gede Ary Candra Pramana, I Gusti Wayan Murjana Yasa, Ni Luh Karmini

Tabel 1 Persentase Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kecamatan


Kuta Tahun 2015 Tahun 2003 Bab VI Pasal 6 tentang Sistem Pendidikan
Tingkat Pendidikan
Nasional yaitu setiap warga negara yang berusia tujuh
No
Desa/
Perguruan sampai dengan lima belas tahun wajib mengikuti
Kelurahan SD SMP SMA
Tingigi pendidikan dasar. Hal tersebut merupakan salah satu
1 Kuta 22,4 26,5 24,1 38,2 bentuk usaha mencerdaskan masyarakat yaitu dengan
2 Legian 20,2 24,5 21,1 21,7 adanya program wajib belajar sembilan tahun dari Sekolah
3 Seminyak 19,0 19,4 12,3 9,4 Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP)
4 Tuban 17,8 15,7 14,1 17,9 Tujuannya adalah setiap warga mempunyai bekal dalam
5 Kedonganan 20,6 13,9 28,4 12,8 ilmu pengetahuan dan keterampilan sehingga mempunyai
Total 100 100 100 100 daya saing dalam kompetisi di masa globalisasi seperti
Sumber: Profil Kecamatan Kuta Tahun 2015
sekarang ini. Hal tersebut juga dibenarkan oleh Dirjen
Pendidikan Tinggi Depdikbud yang menyebutkan bahwa
Berdasarkan Tabel 1 diperoleh informasi bahwa “Titik berat pembangunan pendidikan diletakkan pada
tingkat pendidikan di Kecamatan Kuta tahun 2015 peningkatan mutu setiap jenjang pendidikan serta
yang tersebar di 5 desa. Desa Kedonganan yang letak memperluas kesempatan belajar pada jenjang pendidikan
geografisnya berdekatan dengan pantai kebanyakan menengah yaitu dengan memperluas wajib belajar 6
penduduknya bekerja sebagai nelayan memiliki tingkat tahun menjadi 9 tahun, setara dengan Sekolah Menengah
pendidikan SD sebanyak 20,6 persen, SMP sebanyak 13,9 Pertama (SMP)”.
persen, SMA sebanyak 28,4 persen, dan di Perguruan Bellamy (1997) mejelaskan bahwa, kekuatan yang
Tinggi sebanyak 12,8 persen. Dari data tersebut dapat paling kuat mendorong anak-anak ke dalam lingkungan
disimpulkan bahwa tidak meratanya tingkat pendidikan pekerjaan adalah eksploitasi dari kemiskinan. Sekalipun
di desa tersebut dikarenakan faktor orang tua yang pengaruh kemiskinan sangat besar terhadap munculnya
kurang memahami arti pendidikan itu sendiri. pekerja anak, tetapi kemiskinan bukanlah satu-satunya
Dewasa ini masih banyak dijumpai adanya masalah faktor yang berpengaruh. Salah satu faktor lain yang
pada sistem pendidikan di Indonesia. Salah satunya berpengaruh adalah pola pikir yang pendek dan simpel
adalah banyak anak usia pendidikan dasar tidak dapat akibat rendahnya pendidikan, misalnya pada sektor
melanjutkan ke tingkat sekolah menengah. Banyak faktor perikanan biasanya sejak kecil anak-anak biasanya
yang mempengaruhi kondisi tersebut. Faktor utama yang sudah dididik untuk bekerja. Dalam banyak kasus,
biasa menjadi alasan masyarakat adalah mahalnya biaya dikalangan keluarga miskin anak-anak biasanya bekerja
pendidikan untuk sekolah menengah, sehingga para orang demi menambah penghasilan keluarga atau rumah
tua cenderung menyekolahkan anaknya sampai tingkat tangganya. Tampaknya faktor kemiskinan memiliki
pendidikan dasar saja. Faktor lainnya adalah masih dampak yang sangat besar dan berantai terhadap anak
kurangnya perhatian orang tua terhadap pentingnya sejak dari kandungan hingga besar dan bersaing di pasar
pendidikan bagi anak-anak mereka. Kebanyakan orang kerja. Di beberapa negara berkembang keberadaan
tua menyuruh anaknya bekerja setelah tamat dari SD anak dalam pasar kerja banyak berasal dari keluarga
dan SMP, baik itu menjadi buruh atau membantu orang miskin. Tampaknya jika kemiskinan harus dihapuskan
tua melaut dan lain sebagainya. Hal ini juga tidak lepas dan diminimalkan karena akan menjadi sumber utama
dari pendapatan orang tua dan jenis pekerjaan pada rendahnya kualitas manusia dan anak sebagai generasi
lingkungan masyarakat tersebut. penerus yang mengalami dampak yang paling besar
Anak-anak sebagai generasi penerus akan menjadi (Seacombe, 2000).
pelaku utama dalam mengisi pembangunan di masa Terdapat enam rumusan masalah dalam penelitian ini
mendatang, oleh karenanya mempersiapkan mereka yaitu (1) apakah umur, pendidikan orang tua, pendapatan
untuk menyongsong masa depan yang lebih baik menjadi keluarga nelayan, daerah asal dan umur anak pertama
penting. Pendidikan anak merupakan sebagian kecil dari berpengaruh secara simultan terhadap pendidikan anak
sejumlah rangkaian kebutuhan hak anak yang seharusnya nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten
mereka terima sebagai bekal dalam hidup dan masa depan Badung; (2) bagaimana pengaruh umur terhadap tingkat
mereka. Namun, pada kenyataannya tidak semua anak pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan
memperoleh hak tersebut, masih ada sebagian anak-anak Kuta Kabupaten Badung; (3) bagaimana pengaruh
yang justru sepanjang waktu hidupnya habis dilakukan pendidikan orang tua terhadap tingkat pendidikan anak
untuk bekerja untuk mendapatkan upah atau membantu nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten
penghasilan keluarga. Pendidikan merupakan salah satu Badung; (4) bagaimana pengaruh pendapatan keluarga
bentuk pembangunan nasional untuk meningkatkan nelayan terhadap tingkat pendidikan anak nelayan di
kecerdasan masyarakat, sehingga terwujud masyarakat Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung;
yang cerdas,maju,dan sejahtera. (5) bagaimana pengaruh daerah asal terhadap tingkat
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No.20 pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan

Volume XIII No. 1 Juli 2017 53


Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi Terhadap Pendidikan Anak Nelayan di Kabupaten Badung

Kuta Kabupaten Badung; dan (6) bagaimana pengaruh terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di
umur anak pertama terhadap tingkat pendidikan anak Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.
nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten
Badung. METODE PENELITIAN
Penelitian ini memiliki tujuan (1) untuk menganalisis
umur, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, daerah Desain penelitian berbentuk kuantitatif serta bersifat
asal dan umur anak pertama secara simultan terhadap asosiatif yaitu untuk menganalisis pengaruh secara
tingkat pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan serempak dan parsial variabel bebas terhadap variabel
Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, (2) menganalisis terikat. Penelitian ini dilakukan di Desa Kedonganan
pengaruh umur terhadap tingkat pendidikan anak nelayan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, dimana rutinitas
di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, keseharian masyarakat Kedonganan yaitu sebagai nelayan.
(3) menganalisis pengaruh pendidikan orang tua terhadap Objek penelitian ini lebih fokus menganalisis pengaruh
tingkat pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan kondisi sosial ekonomi terhadap tingkat pendidikan anak
Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, (4) menganalisis keluarga nelayan di Desa Kedonganan. Variabel terikat
pengaruh pendapatan keluarga nelayan terhadap tingkat dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan anak
pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan nelayan, variabel bebas adalah umur, pendidikan orang
Kuta Kabupaten Badung, (5) menganalisis pengaruh daerah tua, pendapatan keluarga, daerah asal dan umur anak
asal terhadap tingkat pendidikan anak nelayan di Desa pertama. Jenis data yang digunakan dalam penelitian
Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung, dan ini adalah data kuantitatif dan kualitatif serta dengan
(6) menganalisis pengaruh umur anak pertama terhadap sumber datanya adalah data primer dan sekunder. Data
tingkat pendidikan anak nelayan di Desa Kedonganan tersebut dikumpulkan melalui cara observasi, kuisioner
Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. dan wawancara mendalam.
Kegunaan penelitian ini terdiri dari dua yaitu secara Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga
teoritis dan praktis. Secara teoritis, hasil penelitian ini nelayan di Desa Kedonganan dengan jumlah sebanyak
diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan informasi 218 orang. Sampel responden pada penelitian ini adalah
masyarakat nelayan di Desa Kedonganan tentang apa kepala rumah tangga keluarga nelayan. Jumlah sampel
yang seharusnya dilakukan oleh masyarakat nelayan yang diambil menggunakan rumus Slovin dengan taraf
terhadap pendidikan formal, secara praktis penelitian kesalahan 10 persen, dan didapatkan jumlah sampel
ini diharapkan mampu menambah pengetahuan dan sebanyak 69 sampel rumah tangga. Pengambilan sampel
pemahaman mahasiswa mengenai pengaplikasian teori dilakukan dengan cara probability sampling pada
yang telah diperoleh selama menempuh pendidikan di masing-masing kelompok nelayan di Desa Kedonganan.
Perguruan Tinggi terutama mengenai masalah pendidikan. Berdasarkan pada Gambar 1 dirumuskan menjadi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan persamaan regresi untuk menunjukkan hubungan antar
pengetahuan bagi orang tua ataupun pemerintah bahwa variabel yang dihipotesiskan, yaitu.
umur, pendidikan orang tua dan pendapatan orang tua Y= α + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4Di + β5X5 +e ........(1)
ikut mempengaruhi tingkat pendidikan anak.
Berdasarkan kajian pustaka dan hasil penelitian
sebelumnya dapat dirumuskan hipotesis penelitian
sebagai berikut. Pertama, umur, pendidikan, pendapatan,
daerah asal dan umur anak pertama berpengaruh secara
simultan terhadap tingkat pendidikan anak nelayan di
Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.
Kedua, umur berpengaruh secara parsial terhadap
tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di Desa
Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.
Ketiga, pendidikan orang tua berpengaruh secara parsial
terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di
Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.
Keempat, pendapatan keluarga nelayan berpengaruh
secara parsial terhadap tingkat pendidikan anak keluarga Gambar 1. Model Analisis Regresi Linear Berganda
Keterangan :
nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten X1 = Umur
Badung. Kelima, daerah asal berpengaruh secara parsial X2 = Pendidikan Orang Tua
terhadap tingkat pendidikan anak keluarga nelayan di X3 = Pendapatan Keluarga
Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. X4 = Daerah Asal
X5 = Umur Anak Pertama
Keenam, umur anak pertama berpengaruh secara parsial Y = Tingkat Pendidikan Anak

54 PI R AMI DA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia


I Gede Ary Candra Pramana, I Gusti Wayan Murjana Yasa, Ni Luh Karmini

Tabel 3 Hasil Uji Multikoliniearitas


HASIL DAN PEMBAHASAN
Collinearity Statistics
Model
Tolerance VIF
Uji Asumsi Klasik
Umur Orang Tua 0,307 3,260
Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk meyakinkan Pendidikan Orang Tua 0,937 1,067
kelayakan model yang dibuat untuk tujuan prediksi. Pendapatan Keluarga 0,949 1,054
Berdasarkan uji asumsi klasik dapat disimpulkan layak Daerah Asal 0,929 1,076
atau tidaknya model yang digunakan sehingga model Umur Anak Pertama 0,319 3,135
regresi tersebut mampu memberikan hasil yang akurat. Sumber : Data diolah (2017)
Model regresi linier berganda yang diperoleh dari
penelitian ini adalah:
Y = -7,035 + 0,055X 1 + 0,399X 2 + 0,562X 3 + Pada Tabel 3 ditunjukkan bahwa semua variabel
0,840Di + 0,472X5 dalam model yang digunakan memiliki nilai Tolerance
yang lebih dari 10 persen atau 0,1 dan nilai VIF yang
1) Uji Normalitas kurang dari 10. Hal tersebut berarti bahwa model regresi
Uji normalitas dilakukan untuk menguji model regresi yang dibuat tidak terjadi gejala multikolinieritas sehingga
yang dibuat berdistribusi normal atau tidak (Suyana model tersebut kemudian dapat digunakan untuk
Utama, 2014:99). Model regresi yang baik adalah memprediksi dan analisis lebih lanjut.
memiliki distribusi residual yang normal atau mendekati
normal. Uji normalitas dilakukan dengan menggunakan 3) Uji Heteroskedastisitas
uji statistik non-parametrik Kolmogorov-Smirnov yang Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan tujuan untuk
dapat dilihat pada Tabel 2. menguji apakah model regresi yang digunakan terjadi
ketidaksamaan varians dari residual atau pengamatan ke
Tabel 2 Hasil Uji Normalitas dengan Metode One-Sample Kolmogorov- pengamatan yang lain (Suyana Utama, 2014:107). Model
Smirnov Test
regresi yang baik tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.
Unstandardized
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Residual Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan menggunakan
N 69 uji Glejser dengan meregresi variabel bebas terhadap nilai
Normal Parametersa,b Mean ,0000000 absolut residual. Jika variabel bebas yang dianalisis tidak
Std. Deviation 1,52159600 berpengaruh secara signifikan terhadap variabel terikat
Most Extreme Differences Absolute ,079 (absolute residual), maka dapat disimpulkan bahwa
Positive ,050 tidak terjadi heteroskedastisitas dalam model regresi
Negative -,079
yang dibuat. Hasil uji heteroskedastisitas dapat dilihat
Test Statistic ,079
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
pada Tabel 4.

Tabel 4 Hasil Uji Heterokedastisitas dengan Uji Glejser


Berdasarkan Tabel 2, besarnya nilai Kolmograv- Model Sig.
Smirnov (test ststistic) adalah 0,079, dengan tingkat Umur 0,933
Pendidikan Orang Tua 0,852
signifikansi pada Asymp. sig. (2-tailed) yaitu sebesar
Pendapatan 0,454
0,200. Nilai tersebut lebih besar dari α = 5 persen (0,05).
Daerah Asal 0,058
Nilai tersebut menyatakan bahwa data terdistribusi
Umur Anak Pertama 0,627
normal atau lulus uji normalitas dan model yang dibuat
Sumber: Data Diolah (2017)
adalah layak digunakan untuk analisis lebih lanjut dan
menggunakan analisis statistik parametrik.
Berdasarkan Tabel 4 diperoleh bahwa tingkat
2) Uji Multikolinieritas signifikansi dari variabel bebas pada model yang
Uji multikolinieritas dilakukan dengan tujuan menguji digunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut
ada tidaknya korelasi antar variabel bebas pada model residual karena tingkat signifikansi tersebut bernilai di
regresi yang digunakan (Suyana Utama, 2014:106). Model atas 0,05. Jadi dapat disimpulkan model regresi yang
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara digunakan tidak terjadi gejala heteroskedastisitas.
variabel bebas yang digunakan. Uji multikolinieritas Nilai Fhitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan
di dalam regresi dapat dilihat dari nilai tolerance dan bantuan program SPSS kemudian dibandingkan dengan
nilai Variance Inflating Factor (VIF). Model regresi Ftabel. Nilai Fhitung yaitu sebesar 31,557 lebih besar dari
dikatakan bebas multikolinieritas apabila model tersebut Ftabel yaitu sebesar 2,37 dan tingkat signifikansi sebesar
mempunyai nilai VIF kurang dari 10 dan nilai tolerance 0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1
lebih dari 10 persen. Hasil uji multikolinieritas terhadap diterima. Hal tersebut berarti bahwa umur, pendidikan
model regresi yang digunakan dapat dilihat pada Tabel 3. orang tua, pendapatan keluarga, daerah asal dan umur

Volume XIII No. 1 Juli 2017 55


bebas pada model yang digunakan tidak berpengaruh signifikan terhadap absolut
dari t tabel yaitu sebesar 1,671 dan tingkat signifikansi sebesar 0,006 l
residual karena tingkat signifikansi tersebut bernilai di atas 0,05. Jadi dapat
dari 0,05Pendidikan
maka H 0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahw
disimpulkan model regresi yang
Pengaruh digunakan
Faktor Ekonomi,tidak terjadi
Sosial gejala heteroskedastisitas.
dan Demografi Terhadap Anak Nelayan di Kabupaten Badung

pendidikan orang tua (X2) berpengaruh positif signifikan secara parsia


Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F)
f(F)
tingkatsebesar
pendidikan
0,006 anak di Desa
lebih kecil dari Kedonganan
0,05 maka H0Kecamatan
ditolak Kuta K
dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel
Badung..
pendidikan orang tua (X2) berpengaruh positif signifikan
secara parsial terhadap tingkat pendidikan anak di Desa
Daerah Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung..
Uji Signifikansi Koefisien
Penerimaan H0 Regresi SecaraDaerah
Parsial (Uji-t)
Penolakan H0

0 2,37 31,557 α (k-1) (n-k) Daerah Penolakan


Ho
Daerah
Gambar
Gambar 2. Daerah2.Hasil
Daerah Hasil Penerimaan
Penerimaan dan H0
dan Penolakan untuk UjiHF0 untuk Uji F
Penolakan Penerimaan
Daerah Penolakan Ho Ho
Nilai Fhitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan program
anak pertama berpengaruh secara Daerah serempak terhadap
SPSS kemudian dibandingkan
0 1,671 2,063
tingkat pendidikan anak dengan
nelayanF
Penerimaan
di
tabel . Nilai
DesaFhitung yaitu sebesar 31,557 lebih
Kedonganan
UjiKecamatan
Signifikansi Koefisien Regresi danHo
Secara Parsial (Uji-t) sebesar 0,000
Kuta Kabupaten Gambar 5 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
besar dari Ftabel yaitu sebesar 2,37Badung.tingkat signifikansi lebih Pendapatan Keluarga (X3)
GambarNilai
Uji Signifikansi Koefisien Regresi Secara Parsial (Uji-t) 5 tDaerah Penerimaan dan Penolakan H untuk
0 1,056 1,671 hitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan 0
Pendapatan
bantuan program SPSS Keluarga
kemudian (Xdibandingkan
3) dengan
ttabel. Nilai thitung yaitu sebesar 2,063 lebih besar dari t
Daerah Penolakan Ho Nilaiyaitu
tabel thitungsebesar
yang diperoleh
1,671 dandari
tingkathasilsignifikansi
regresi dengan bantuan prog
sebesar
Gambar 3 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H00,043 untuklebih
Variabel kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1
Umur (X1) Daerah kemudian dibandingkan
diterima. Hal tersebut dengan
berartittabel
bahwa . Nilai thitung pendapatan
variabel yaitu sebesar 2,063 le
Penerimaan keluarga (X3) berpengaruh positif signifikan secara
Ho tabel yaitu
dari t parsial sebesar 1,671 danDaerah
tingkat Penolakan Ho
signifikansi sebesar 0,043 l
Nilai thitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan terhadap
programtingkatSPSS pendidikan anak nelayan di Desa
Kedonganan Kecamatan Daerah Kuta Kabupaten Badung.
0 1,056 1,671t dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima. Hal tersebut berarti bahw
Penerimaan
kemudian dibandingkan dengan ttabel. Nilai hitung yaitu sebesar 1,056 lebih kecil
Ho
pendapatan keluarga (X3) berpengaruh positif signifikan secara parsia
Gambar 3 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
dari t tabelUmur
yaitu sebesar 1,671 dan tingkat signifikansi sebesar 0,295 lebih besar
(X1) 0 Daerah Penolakan Ho
1,671 2,126
Gambar 3 Daerah Hasil Penerimaan dan Penolakan H0tingkat untuk Variabel
pendidikan anak nelayan Daerah di Desa Kedonganan Kecama
dari Nilai
0,05
Umurtmaka H0 diterima
(X1) yang diperolehdandari
H1hasil
ditolak. Haldengan
regresi tersebut berarti bahwa variabel Penerimaan
hitung
bantuan program SPSS kemudian dibandingkan dengan Kabupaten Badung. Ho
umur (X1) tidak berpengaruh signifikan secara parsial
yaitu sebesar 1,056 lebih kecil Gambar
terhadap tingkat pendidikan
dari t 6 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Daerah
Nilai
t thitung yanghitung
. Nilai t diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan program SPSS
tabel
tabel yaitu sebesar 1,671 dan tingkat signifikansi
Asal (Di)
sebesar
0 1,671 2,126
anak
kemudian nelayan di Desa
dibandingkan Kedonganan
dengan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.
0,295 lebih besar dari 0,05 tmaka
tabel. Nilai thitung yaitudan
H0 diterima sebesar
H1 1,056 Gambar lebih kecil Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Daerah
6 Daerah
Asal (Di)
ditolak. Hal tersebut berarti bahwa variabel umur (X1) Nilai thitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan bantuan program SPSS
dari t tabel yaitu sebesar 1,671 dan tingkat signifikansi sebesar 0,295 lebih besar
Gambar 6 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel D
tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap
kemudian Asal (Di)
dibandingkan
dari 0,05 maka
tingkat H0 diterima
pendidikan anakdan H1 ditolak.
nelayan HalKedonganan
di Desa tersebut berarti bahwa thitungdengan
Nilaivariabel ttabel. Nilaidari
yang diperoleh thitunghasil
yaituregresi
sebesardengan
2,126 lebih besar
Kecamatan Kuta Kabupaten Badung. bantuan
yaitu
dari ttabeltingkat sebesarprogram
1,671 dan SPSS kemudian
tingkat dibandingkan
signifikansi dengan
sebesar 0,037 lebih kecil dari
umur (X1) tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ttabel.pendidikan
Nilai hitung yang
Nilai tthitung diperoleh
yaitu sebesar dari2,126
hasil regresi dengandari
lebih besar bantuan program
anak nelayan di Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten 0,05 maka H0 ditolak
ttabel
Badung. dan H1 diterima.
yaitu sebesar 1,671 danHal tersebut
tingkat berarti bahwa
signifikansi variabel Daerah
sebesar
kemudian dibandingkan dengan ttabel. Nilai thitung yaitu sebesar 2,126 lebih
0,037 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1
Daerah PenolakanAsal berpengaruh
diterima. signifikan
dari ttabel yaitu sebesarsecara
Hal tersebut 1,671 parsial
berartidanbahwa terhadap
tingkat tingkat
signifikansi
variabel pendidikan
sebesar
Daerah anakkec
0,037 lebih
Asal di
Ho berpengaruh signifikan secara parsial terhadap tingkat
Daerah Desa Kedonganan0,05 maka Kecamatan
H0 ditolakKuta dan HKabupaten
diterima. Hal Badung.
tersebut berarti bahwa variabel D
Penerimaan pendidikan anak di Desa 1Kedonganan Kecamatan Kuta
Ho Asal berpengaruh
Kabupaten Badung. signifikan secara parsial terhadap tingkat pendidikan an

0 1,671 2,821 Desa Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten Badung.


Daerah Penolakan Daerah Penolakan Ho
Gambar 4 Daerah Hasil Penerimaan dan Ho
Penolakan H0 untuk Variabel Daerah
Gambar 4Pendidikan
Daerah OrangHasil
Tua (X2Penerimaan
Daerah ) dan Penolakan H0 untuk VariabelPenerimaan
Penerimaan
Pendidikan Orang Tua (X2) Ho
Ho Daerah Penolakan Ho
Nilai thitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan 0 Daerah
1,671 5,848
bantuan program SPSS kemudian0 1,671 2,821
dibandingkan dengan Penerimaan
Ho
ttabel. Nilai thitung yaitu sebesar 2,029 lebih besar dari Gambar 7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Umur
Gambar
t tabel4 yaitu
Daerah Hasil 1,671
sebesar Penerimaan dan Penolakan
dan tingkat signifikansiH0 untuk VariabelAnak Pertama (X5) 0 1,671 5,848
Pendidikan Orang Tua (X2) Gambar 7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel Umur
Anak Pertama (X5)
56 Daerah Penolakan
PI R AMI DA Jurnal Kependudukan Ho
dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Gambar 7 Daerah Penerimaan dan Penolakan H0 untuk Variabel
Nilai thitung yang Anak
diperoleh dari hasil
Pertama (X5) regresi dengan bantuan program SPSS
I Gede Ary Candra Pramana, I Gusti Wayan Murjana Yasa, Ni Luh Karmini

Nilai thitung yang diperoleh dari hasil regresi dengan 1997. Jakarta: Unicef.
bantuan program SPSS kemudian dibandingkan dengan Budhiati. 2011. Hubungan Antara Kondisi Sosial Ekonomi,
ttabel. Nilai thitung yaitu sebesar 5,848 lebih besar dari Tingkat Pendidikan dan Pengetahuan Tentang
ttabel yaitu sebesar 1,671 dan tingkat signifikansi sebesar Pengelolaan Lingkungan Dengan Perilaku Hidup Sehat
0,000 lebih kecil dari 0,05 maka H0 ditolak dan H1 Masyarakat Di Kota Surakarta. Jurnal Ekosains, Vol 3
diterima. Hal tersebut berarti bahwa variabel umur anak No.2 : 52-59. Dinas Kesehatan Surakarta .
pertama berpengaruh signifikan secara parsial terhadap Badan Pusat Statistik. 2014. Desa Kedongan Dalam Angka.
tingkat pendidikan anak di Desa Kedonganan Kecamatan Badung : BPS.
Kuta Kabupaten Badung. Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia.2004.
Undang-Undang Perikanan. Jakarta: Departemen
SIMPULAN DAN SARAN Kelautan dan Periakanan Republik Indonesia.
Departemen Keuangan Republik Indonesia Undang-
Simpulan pada penelitian ini adalah: Pertama, Undang No 10 Tahun 1998 tentang perbankan.Jakarta:
secara simultan variabel Umur (X1), Pendidikan Orang Departemen Keuangan Republik Indonesia.
Tua (X2), Pendapatan Keluarga (X3), Daerah Asal (Di) Departemen Pendidikan Nasional 2003. Undang-Undang
dan umur anak pertama (X5) berpengaruh signifikan Sistem Pendidikan Nasional.Jakarta: Depdiknas.
terhadap Tingkat Pendidikan Anak Nelayan (Y) di Desa Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivarite Dengan
Kedonganan Kecamatan Kuta Kabupaten. Kedua, secara Program SPSS. Semarang : Badan Penerbit Undip.
parsial variabel Umur (X1) tidak berpengaruh terhadap Hasbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta:
Tingkat Pendidikan Anak Nelayan (Y). Pendidikan Rineka Cipta.
Orang Tua (X2) berpengaruh positif signifikan terhadap Helen, Ayres. 2008. Education And Opportunity As Influences
tingkat pendidikan anak nelayan (Y). Pendapatan On Career Development: Finding From A Preliminary
Keluarga (X3) berpengaruh positif signifikan terhadap Study In Eastern Australian Tourism. Journal of
Tingkat Pendidikan Anak Nelayan (Y). Daerah Asal Hospitality. Programme Director, Tourism Programme,
(Di) berpengaruh positif signifikan terhadap Tingkat University of Canberra. Vol. 5, No. 1. ISSN: 1473-8376.
Pendidikan Anak Nelayan (Y). Umur Anak Pertama Husain, A.R. 1995. Penyelenggaraan System Pendidikan
(X5) berpengaruh positif signifikan terhadap Tingkat Nasional (Berpacu Meningkatkan Kualitas Sumber Daya
Pendidikan Anak Nelayan (Y). Manusia). CV Aneka: Solo.
Adapun beberapa saran yang dapat diberikan yaitu: Kusnadi. 2009. Keberdayaan Nelayan dan Dinamika Ekonomi
Pertama, diharapkan kepala keluarga nelayan dapat Pesisir, Yogyakarta.
meningkatkan pendapatan, sehingga dengan begitu -----------. 2003. Akar Kemiskinan Nelayan. Yogyakarta: LKiS.
dapat meningkatkan tingkat pendidikan anak keluarga Maftukhah. 2007. Pengaruh Kondisi Sosial Ekonomi Orang
nelayan. Kedua, diharapkan kepala keluarga nelayan Tua Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas VII SMP n 1
dapat menambah wawasan dan pengetahuannya, agar Randudongkal Kabupaten Pemalang Tahun 2006/2007.
dapat mendorong anak-anaknya untuk meningkatkan Skripsi. Universitas Negeri Malang.
pendidikan agar mampu bersaing dalam memasuki Mulyadi. 2007. Ekonomi Kelautan. Jakarta: PT Raja Grafindo
pasar kerja di masa mendatang. Ketiga, Untuk penelitian Persada.
selanjutnya, disarankan agar mempertimbangkan Rahyuda, Ketut, I Gst Murjana Yasa dan Ni Nyoman Yuliarmi.
variabel-variabel lain dan mencari ruang lingkup populasi 2004. Metodologi Penelitian. Denpasar: Fakultas
yang berbeda dan lebih luas. Ekonomi Universitas Udayana.
Seacombe, K. 2000. Family in Poverty in The 1990s: Trends,
DAFTAR PUSTAKA Causes, Consequences and Lessons Learned. Journal of
Marriage and The Families. Vol.62 No 4.
Adiana, Pande Putu Erwin dan Karmini Ni Luh. 2013. Pengaruh Simanjuntak, P.J. 2001. Pengantar Ekonomi Sumber Daya
Pendapatan, Jumlah Anggota Keluarga dan Pendidikan Manusia. Edisi Kedua. Jakarta : Lembaga Penerbit
terhadap Pola Konsumsi Rumah Tangga Miskin di Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia.
Kecamatan Gianyar. Jurnal Ekonomi Pembangunan. Vol Siswanto, Budi. 2008. Kemiskinan dan Perlawanan Kaum
1, No 1. November, Hal 39-48. Nelayan. Malang: Laksbag Mediatama.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur penelitian,suatu Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Bisnis Edisi Kesepuluh.
pendekatan dan praktek. Bandung : CV. Alfabeta.
Aristin, Nevy Farista. 2015. Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi (Teori Pengantar)
Terhadap Anak Putus Sekolah Menengah Pertama (SMP) Edisi ketiga. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Di Kecamatan Bondowoso. Jurnal Pendidikan Geografi, Sumintarsih, dkk. 2005. Kearifan Lokal di Lingkungan
Vol 20 No.1 : 30-36. Universitas Lambungmangkurat. Masyarakat Madura. Yogyakarta: Kemenbudpar.
Bellamy, Carol. 1997. Laporan Situasi Anak-anak di Dunia Suyana Utama, Made. 2013. Buku Ajar Ekonometrika Bagian

Volume XIII No. 1 Juli 2017 57


Pengaruh Faktor Ekonomi, Sosial dan Demografi Terhadap Pendidikan Anak Nelayan di Kabupaten Badung

Kedua. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Denpasar. Wasak, Martha, 2012. Keadaan Sosial-Ekonomi Masyarakat
Thamrin, S. 2008. Analisis Pendapatan Petani Kapas Bollgard Nelayan Di Desa Kinabuhutan Kecamatan Likupang
Di Kecamatan Pammana Kabupaten Wajo. Dalam Jurnal Barat Kabupaten Minahasa Utara, Pacific Journal Vol 1
Agrisistem, 3(2) h: 70-76. (7) : 1339.
Todaro, Michael P dan Smith, 2004. Pembangunan Ekonomi Yamin, Sofyan. Heri Kurniawan. 2009. SPSS Complete (Teknik
Dunia Ke tiga. Edisi kedelapan. Jakarta: Erlangga. Analisis Statistic Terlengkap Dengan Software SPSS).
Todaro, Michael P dan Smith. 2011. Pembangunan Ekonomi. Jakarta Selatan : Salemba Infotek.
Edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga. Yusuf, Fandi. 2012. Hubungan Antara Tingkat Pendidikan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Dan Sosial Ekonomi Nelayan Terhadap Ketuntasan
Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Wajib Belajar 9 Tahun Anak di Kelurahan Bandarharjo
Waedi, 2009. Pengaruh Usia Terhadap Produktivitas Kerja Kecamatan Semarang Utara Tahun 2012. Skripsi.
Pegawai Garmen PT. Primatex Kabupaten Batang Universitas Negeri Semarang.
Tahun 2009. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. Zakiah, Abdul. 2009. Pembangunan Ekonomi Bangsa dan
Negara. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

58 PI R AMI DA Jurnal Kependudukan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Anda mungkin juga menyukai