Anda di halaman 1dari 3

TUGAS INDIVIDU

KONSEP MASYARAKAT MARITIM

OLEH :

NAMA : NI PUTU SANTRIANI


NIM : P222045
KELAS : NON REGULER 2022

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN KARYA
KENDARI
2023
Konsep Masyarakat Maritim
Masyarakat maritim adalah sekumpulan orang yang mendiami suatu wilayah maritim
yang saling berinteraksi secara ekonomi, sosial, budaya, dan agama. Seperti yang
dicontohkan pada narasi salah satu unsur masyarakat maritim yaitu masyarakat pesisir yang
bergantung secara ekonomi dan budaya pada wilayah maritim
Masyarakat maritim dipahami sebagai kesatuan-kesatuan hidup manusia berupa
kelompok-kelompok kerja, komunitas sekampung atau sedesa, kesatuan suku bangsa,
kesatuan administratif berupa kecamatan, provinsi, bahkan bisa merupakan negara atau
kerajaan, yang sebagian besar atau sepenuhnya menggantungkan kehidupan ekonominya
secara langsung atau tidak langsung pada pemanfaatan sumber daya laut (hayati dan
nonhayati) dan jasa-jasa laut, yang dipedomani oleh dan dicirikan bersama dengan
kebudayaan baharinya.
Secara ideal, semua masyarakat Indonesia termasuk masyarakat maritim. Dikatakan
demikian, karena penduduk negara kepulauan ini pada umumnya memiliki wawasan dan
gambaran dunia laut yang luas, pulau-pulau besar dan kecil yang menaburi lautan tersebut,
dan penduduk dengan keragaman etnis menghuni pulau-pulau yang berjejer dari Sabang
sampai Merauke.
Gambaran masyarakat pedalaman akan kegiatan ekonomi kebaharian tumbuh dari
pengetahuan dan apresiasi mereka terhadap jasa-jasa positif dan nyata masyarakat bahari
terhadap mereka. Jasa kebaharian tidak kalah pentingnya bagi masyarakat pedalaman ialah
jasa pelayaran antar pulau. Dari sejak dahulu para pengembara/perantau dan pedagang antar
pulau selalu memanfaatkan jasa perhubungan laut. Pada kenyataannya, dari waktu ke waktu
peranan jasa pelayaran di Indonesia semakin penting dimungkinkan daya tampungnya lebih
besar dan tarif angkutan laut masih selalu lebih rendah dari pada tarif pesawat.
Wawasan kelautan masyarakat pedalaman juga tumbuh dari kenyataan bahwa dari
waktu ke waktu semakin banyak pula orang pedalaman yang terlibat dalam sektor kebaharian
melalui lembaga pendidikan di sekolah-sekolah kelautan dan perikanan. Pengetahuan dan
gambaran dunia kebaharian melalui mitologi dan informasi, penilaian dan apresiasi terhadap
jasa-jasa masyarakat bahari, dan harapan bagi generasi muda untuk mengakses pendidikan
kebaharian dan peluang kerja pada sektor kebahrian tersebut, tentu akan menyumbang pada
peningkatan kadar budaya kebaharian masyarakat pedalaman pada tingkat ideal semata.
Berbeda halnya dengan masyarakat bahari pada tatanan ideal, konsep masyarakat
bahari yang aktual merujuk pada kesatuan-kesatuan sosial yang sepenuhnya atau sebagian
besar menggantungkan kehidupan sosial ekonominya secara langsung atau tidak langsung
pada pemanfaatan sumber daya laut dan jasa-jasa laut. Mereka terdiri dari kesatuan-kesatuan
kelompok kerja seperti komunitas nelayan dan pelayar, Angkatan Laut dan Satgas Keamanan
laut,pekerja tambang, pedagang dan pengusaha industri hasil laut, dan kawasan industri
pariwisata.
Kesatuan sosial masyarakat bahari tersebut kebanyakan bersal dari daerah pedesaan dan
perkotaan pantai dan sebagian lainnya berasal dari pedesaan dan perkotaan pedalaman.
Sebagai kesatuan kelompok kerja, satuan tugas, dan komunitas, tentu memiliki sistem sosial
budaya masing-masing yang berfungsi sebagai pedoman perilaku hubungan kerja sama dan
praktik pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya dan jasa-jasa laut.
Jika melacak cikal bakal masyarakat maritim Indonesia, maka di antara sekian banyak
kelompok-kelompok suku bangsa pengelola dan pemanfaat sumber daya dan jasa-jasa laut
yang ada seperti nelayan dan pelayar, menurut Adrian Horridge, suku-suku bangsa Bajo,
Mandar, Bugis, Buton, dan Madura dianggap sebagai pewaris kebudayaan maritim dari ras
Melayu-Polinesia perintis dan pengembang kebudayaan maritim di Asia Tenggara sejak
ribuan tahun silam.
Sejak beberapa dekade terakhir, bukan hanya kelompok tersebut dianggap sebagai
masyarakat pewaris dan pendukung kebudayaan maritim di Indonesia, tapi tidak terkecuali
bagi smeua komunitas pesisir dan pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke yang telah
menggagas dan mengembangkan sektor-sektor ekonomi berkaitan sumber daya dan jasa-jasa
laut di sekelilingnya.

Anda mungkin juga menyukai