Oleh :
Kelompok 3 / Trip I
1
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN …………………………………………………………………....
1.1. Latar Belakang …………………………………………………………………...........
1.2. Tujuan …………………………………………………………………………………
1.3. Waktu dan Tempat …………………………………………………………………….
2
4.3.1. Pendapatan Dan Sistem Hasil
4.3.2. Pengeluaran Usaha
4.3.3. Pengeluaran Rumah Tangga
4.4. Dimensi Budaya
4.4.1. Bentuk Kearifan Lokal
4.4.2. Budaya Dan Adat Istiadat
4.4.3. Sistem Kepercayaan
4.5. Dimensi Sosial Dan Kelembagaan
4.5.1. Hubungan Patronage
4.5.2. Paguyuban Dan Kelembagaan
3
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
4
1.3 Waktu dan Tempat
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
6
2.2. Karakteristik Masyarakat Pesisir
2.2.1. Pendidikan
7
(tamatan SD - SMP). Strata bawah, dengan ciri-ciri sebagai berikut. (a)
Berpendidikan dasar (tamatan SD). (b). Tidak mempunyai keahlian.
8
Wanita nelayan berperan penting dalam kegiatan ekonomi rumah tangga
nelayan. Peranan wanita merupakan salah satu sumber daya manusia yang perlu
diperdayakan secara ekonomi. Perempuan cenderung mendapatkan kesulitan
untuk memasuki pasar tenaga kerja karena adanya kekhawatiran sisi budaya
bahwa perempuan akan meninggalkan tugasnya sehari-hari sebagai istri dan ibu
rumah tangga. Studi partisipasi wanita dalam kegiatan ekonomi menjadi studi
penting, hal ini dikarenakan banyaknya wanita yang terlibat dalam kegiatan
ekonomi dapat dijadikan indikator dalam kemajuan suatu bangsa [4]. Semakin
meningkatnya peranan wanita dalam kegiatan ekonomi diasumsikan kedudukan
wanita dalam masyarakat semakin meningkat pula. Hal ini juga berlaku di
kalangan istri nelayan(Harlianingtyas et al.,2013).
9
besar masyarakat setempat apabila tidak dilaksanakan setiap setahun sekali akan
berdampak buruk bagi kehidupan mereka. Memang tidak ada tanggal khusus
untuk melakukan tradisi tersebut, hanya saja dalam setahun mereka harus
melaksanakan tradisi itu yaitu sekali setahun(Julkrismi,2018).
10
Motivasi ini bisa berupa rasa ingin membeli atau memakai sebuah produk. Hasil
produksi yang diminati oleh konsumen bisa menjadi indikator going concern bagi
usaha. Patronage buying motives terdiri dari letak lokasi penjualan, fasilitas
produksi, harga dan kualitas produk berpengaruh terhadap prinsip going concern,
sehingga usaha nelayan kecil lainnya harus memperhatikan faktor-faktor tersebut,
terutama kualitas dan fasilitas produksi harus menjadi fokus utama untuk bisa
tetap bertahan (Totanan, 2018)
11
Pemberdayaan masyarakat di wilayah pesisir merupakan tanggungjawab
utama dalam programpembangunan sumberdaya manusia di wilayah pesisir.
Keberdayaan masyarakat desa dapat dilihat dari adanya daya dan kemampuan
masyarakat itu sendiri didalam mengelola dan memanfaatkan sumber-sumber
ekonomi yang tersedia di wilayahnya. Daya dukung utama masyarakat di wilayah
pesisir untuk bisa berdaya dapat dilihat dari aspek fisik dan material, ekonomi,
kelembagaan, sertakerjasama antar masyarakat dalam membangun kekuatanuntuk
bisa menolong dirinya sendiri yang didasari dengan penerapan prinsip-prinsip
pemberdayaan. Kemampuan berdaya mempunyai arti yang sama dengan
kemandirian masyarakat.Terkait dengan program pembangunan, bahwa tujuan
yang ingin dicapai adalah untuk membentuk individu dan masyarakat menjadi
mandiri. Kemandirian tersebut meliputi kemandirian berpikir, bertindak, dan
mengendalikan apa yang mereka lakukan terkait pengelolaan sumberdaya yang
berpotensi sebagai faktor pengungkit keberdayaannya (Fyka dan La Ode, 2017).
12
III. MATERI DAN METODE
3.1. Materi
Pengambilan data responden pengolah, pembudidaya, dan nelayan dilakukan di
kampung Tambak Mulyo, Kecamatan Semarang Utara, Semarang, Jawa Tengah.
Masyarakat yang tinggal disana hidup secara berkelompok dan bertahan hidup
dengan mengandalkan sumber daya yang terdapat dilaut. Pengambilan data dari
responden dilakukan dengan cara wawancara.
3.1.1. Alat
Tabel 1. Alat Praktikum
No. Nama Fungsi
1. Papan jalan Sebagai alas menulis kuisioner
2. Kuisioner Data pertanyaan
3. ATK Menulis data dan jawaban responden
4. Tumblr Tempat minum
5. Obat Pribadi Sebagai pertolongan jika sakit
6. Topi Sebagai pelindung dari panas
7. Jas Almamater Sebagai identitas
8. Jas hujan Melindungi diri jika hujan
3.2 Metode
Metode yang digunakan saat melakukan wawancara berdasarkan berdasarkan
pertanyaan yang tertera pada kuisioner. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan dan data-
data seputar pola kehidupan masyarakat pesisir seperti kebutuhan pokok, bahan bakar,
listrik, dan biaya lainnya. Kuisioner lainnya berisi seputar pembudidayaan dan
pengolahan yang dilakukan masyarakat pesisir.
13
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
14
4.2.2.1. Jenis Usaha, Pola Usaha dan Sistem Bagi Hasil
15
dengan lingkungan fisiknya. Di beberapa wilayah di tanah air sudah banyak kearifan
lokal yang menjadi contoh dalam pengelolaan lingkungan
16
bawah sebagian besar beragama Islam. Walaupun sibuk di laut, mereka tidak pernah
melupakan sholat dan selalu berdoa kepada Allah SWT. Karena masyarakat di daerah
tersebut sebagian besar adalah nelayan yang setiap harinya melaut di laut lepas,
membuat nyawa mereka menjadi taruhannya. Untuk mengantisipasi hal-hal yang
buruk, masyarakat pesisir pantai pasar bawah memiliki ritual yang menjadi tradisi
tahunan masyarakat di daerah tersebut.
17
penelitian ini adalah pihak yang memasarkan hasil tangkapan dan memiliki status
sosial yang lebih tinggi dari nelayan karena memiliki kekuasaan akan pasar yang
lebih besar yakni memiliki jaringan pemasaran dibandingkan dengan nelayan,
sedangkan yang dimaksud dengan nelayan pemilik kapal adalah pihak yang memilik
kapal yang ikut serta melaut maupun yang tidak ikut melaut.
Hubungan patron-klien tersebut terjadi disebabkan beberapa faktor, yaitu (1)
jaringan pemasaran yang tidak dimiliki oleh nelayan pemilik kapal sehingga membuat
mereka merasa tergantung kepada juragan dalam memasarkan hasil tangkapan dan (2)
mata pencaharian sebagai nelayan sangat tergantung pada musin ikan dan alam
meyebabkan meraka tidak memiliki pendapatan pasti sehingga dirasakan perlu
sebuah jaminan untuk memenuhi kebutuhan hidup (konsumsi, kesehatan, dan
pendidikan) ketika mengalami krisis ekonomi. Hubungan antara juragan atau nelayan
pemilik kapal dengan ABK tidak menunjukkan adanya hubungan patron-klien. Hal
ini disebabkan oleh ABK yang direkrut dapat berpindah kapal sewaktu-waktu (tidak
permanen) sehingga juragan atau nelayan pemilik kapal merasa enggan memberikan
sebuah perlindungan (jaminan) di luar kegiatan melaut.
18
patembayan diataranya, yaitu hubungan antaranggota bersifatkj formal, memiliki
orientasi ekonomi dan tidak kekal, memperhitungkan nilai guna, lebih didasarkan
pada kenyataan sosial. Contoh dari patembayan pada masyarakat pesisir adalah
hubungan patron dan klien. Pada hubungan tersebut hampir mencakup seluruh ciri-
ciri yang terdapat pada patembayan. Hubungan patron dan klien dapat terjadi
dikarenakan pendapatan nelayan yang tidak dapat diprediksi.
19
V. PENUTUP
5.1.1. Kesimpulan
5.1.2. Saran
20