Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Masyarakat pesisir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan

pembangunan di wilayah pesisir, Sebagai negara kepulauan. Indonesia memiliki

daerah pesisir yang sangat luas dan diperkirakan 60% dari penduduknya hidup

dan tinggal di daerah pesisir, Sekitar 10.664 desa dari 75.410 desa yang ada di

Indonesia dapat dikategorikan sebagai desa pesisir mereka ini kebanyakan

merupakan masyarakat tradisional dengan kondisi sosial ekonomi dan latar

pendidikan masyarakat yang masih relatif sangat rendah, mereka hanya

berpendidikan sampai sekolah dasar bahkan parahnya lagi ada yang tidak pernah

mengenyam pendidikan sama sekali, karena akses terhadap pendidikan yang

masih sulit dan kesadaran masyarakat pesisir terhadap pentingnya pendidikan

yang masih amat rendah.

Kondisi masyarakat pesisir seperti ini memungkinkan sulitnya mereka

mengikuti perkembangan di daerahnya dan menyebabkan masyarakat daerah

pesisir menjadi masyarakat tertinggal dan terbelakang dari kelompok masyarakat

lainya.

Dalam suatu wilayah pesisir terdapat lebih dari satu kelompok masyarakat

yang memiliki keterampilan atau keahlian dan kesenangan berkerja yang berbeda

sebagai petani, nelayan, petani tambak, petani rumput laut, pendamping

pariwisata, industri dan kerajinan rumah tangga, dan sebagainya. yang masing-

masing memiliki sikap dan cara hidup yang berbeda-beda begitupan dari cara

pandang dan persepsi mereka yang berbeda pula.


Hidup di daerah lingkungan pantai dan menggantungkan hidup seutuhnya

pada sumber daya alam laut telah menciptakan kondisi kultur masyarakat pantai

yang memiliki corak khas dan kebudayan masyarakat yang berkembang dan

tumbuh sesuai dengan keberadaan lingkungan dimana masyarakat itu tinggal,

seperti cara hidup masyarakat pesisir pantai dari cara berinteraksi, prilaku, bahasa,

cara pandang atau cara berpikir, masyarakat pesisir terhadap segala situasi dan

kondisi yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat.

Karakteristik masyarakat pesisir yang ditentukan oleh pola interaksi faktor-

faktor sosial, ekonomi, lingkungan, agama, bahasa, budaya, adat istiadat, yang

tumbuh dan berkembang serta memberikan ciri khusus yang membedakan antara

masyarakat yang tinggal di daerah pesisir dengan masyarakat yang tinggal di

daerah pengunungan atau masyarakat yang tinggal di daerah dataran rendah, dan

yang mencolok adalah ketergantungan masyarakat pesisir terhadap iklim atau

musim, pada musim penangkapan para nelayan sangat sibuk melaut dan pada

musim paceklik kegiatan melaut menjadi berkurang sehingga banyak para nelayan

yang terpaksa menganggur karena tidak dapat melaut dan mendapatkan hasil ikan

yang tidak maksimal, ketergantungan nelayan terhadap iklim ini disebabkan

karena tidak mampu mengakses teknologi dan informasi mengenai iklim serta

memahami kemajuan diberbagai bidang mengenai pengembangan dan

pengelolaan produktivitas sumber daya hasil laut, sehingga berimplikasi terhadap

kondisi sosial dan masalah-masalah sosial masyarakat yang komplek, seperti

masalah ekonomi dan konflik masyarakat yang sering terjadi pada masyarakat

tradisional yang berada di garis kemiskinan.


Karakteristik masyarakat pesisir tradisional berdasarkan Undang- Undang

No. 27 Tahun. 2007 tentang pengelolaan wilayah pesisir dan pulau pulau kecil,

masyarakat tradisional pesisir adalah masyarakat perikanan tradisional yang masih

diakui hak tradisionalanya dalam melakukan kegiatan lainya yang sah didaerah

tertentu yang berada dalam perairan kepulauan sesuai dengan kaidah hukum laut

international, sebagian besar masyarakat pesisir Indonesia adalah masyarakat

pesisir tradisional yang masih memanggang teguh adat istiadat, dalam melakukan

kegiatan mengelola sumber daya laut, baik sebagai nelayan tradisional dan petani

tambak tradisional, yang masih menggunakan cara-cara sederhana dengan

mengunakan peralatan-peralatan yang sederhana pula dalam menagkap ikan di

laut dan mengelola tambak atau mengolah hasil laut lainya.

Begitu juga dalam hal cara pandang dan anggapan masyarakat pesisir pantai

terhadap dunia pendidikan, hal-hal yang berkenaan mengenai pendidikan formal

masyarakat pesisir teradisional Indonesia, yang masih rendah tingkat kesadaran

terhadap pentingnya pendidikan formal bagi masa depan, mereka juga

memandang pendidikan formal tidaklah begitu penting bagi kehidupan, hal ini

diperparah lagi dengan banyaknya orang tua dengan berbagi macam alasan baik

karena masalah ketidak mampuan dibidang ekonomi maupun alasan lainya, yang

enggan menyekolahkan anak-anaknya ketingkat pendidikan formal yang lebih

tinggi, hal inilah yang menjadi salah satu penyebab rendahnya sumber daya

manusia di daerah pesisir dan menimbulkan permasalahan-permasalahan sosial

masyarakat yang terjadi akibat rendahnya kesadaran warga masyarakat pesisir

terhadap pentingnya pendidikan formal, ditambah lagi dengan adanya anggapan

bahwa keahlian dalam melaut atau mengelola tambak tidak diperlukan melalui
pendidikan formal melainkan melalui pengalaman langsung terjun langsung

kelapangan, terjun langsung menjadi nelayan atau mengurus tambak yang akan

menjadi dasar dan sebagai bekal mereka menjalani proses sebagai nelayan

ataupun pengelola tambak sehingga banyak anak-anak muda usia sekolah yang

tinggal dipesisir pantai yang hanya mengenyam pendidikan sekolah dasar saja dan

hanya sedikit yang berkeinginan meneruskan ke sekolah dengan tingkat yang

lebih tinggi.

Sebagai buktinya adalah masyarakat pesisir yang tinggal di sekitar pesisir

Pantai Batu Gong, walaupun sumber daya Laut Sulawesi yang sangat kaya dengan

melimpahnya ikan namun hal tersebut tidak diimbangi oleh sumber daya manusia

yang berkualitas dan memiliki kemampuan yang tinggi dibidang kelautan yang

salah satu penyebabnya adalah rendahnya tingkat pendidikan masyarakat pesisir

yang rendah. yang juga berdampak buruk pada timbulnya permasalahan sosial

seperti masalah perekonomian dan kerusakan lingkungan laut, kemiskinan,

pengganguran, kejahatan dan kerusakan ekosistem pantai, ekosistem laut yang

akhirnya berdampak pula pada rendahnya tingkat kesejahteraan masyarakat yang

tinggal di sekitar Pantai Batu Gong. Salah satu contohnya adalah tercemarnya laut

oleh sampah-sampah dan limbah Perusahaan Tambang disekitar pantai Batu Gong

Kabupaten Konawe dan kerusakan terumbu karang akibat penggunaan bom ikan

yang merusak terumbu karang, serta masalah mengenai masalah laut dan pesisir

lainya yang terjadi akibat rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran

masyarakat mengenai lingkungan tempat hidupnya yaitu pesisir pantai yang

seharusnya pengetahuan itu dapat mereka peroleh dari pengetahuan di sekolah

formal.
Berbagai macam permasalahan dan tantangan yang terjadi pada masyarakat

pesisir, terutama yang terjadi pada masyarakat pesisir Pantai Batu Gong seperti

kesulitan masyarakat pesisir dalam menangani dan mengatasi berbagai

permasalahan yang terjadi, potensi sumber daya laut dan lingkungan pantai yang

seharusnya menjadi sumber utama perekonomian untuk meningkatkan taraf

kehidupan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan serta status sosial dalam

masyarakat guna kehidupan yang lebih baik yang harus dimiliki oleh warga

masyarakat. namun, kenyataan yang terjadi malah sebaliknya oleh karena banyak

masyarakat pesisir yang belum mampu memanfaatkan sumber daya alam secara

maksimal dan dengan cara yang baik, maka wilayah pesisir pun menjadi wilayah

tertinggal dan terbelakang dengan kantong- kantong kemiskinan yang terdapat

didalamya.

Ditengah gencarnya program pemerintah yang merencanakan Indonesia

menjadi negara maritim yang maju dan menjadi poros maritim dunia, dengan

memprioritaskan pembangunan yang berkaitan dengan sektor kelautan, yang tidak

hanya membangun sumber daya alam dan pembangunan secara pisik, namun juga

membangun dan menciptakan sumber daya manusia yang berkualiatas, memiliki

kompetensi dan berdaya saing tinggi, dimana sumber daya manusia merupakan

unsur utama yang sangat penting dalam membangun sebuah negara maritim yang

maju, karena hanya dengan sumber daya manusia berkulitas tinggi dapat

mendukung terciptanya dan terselenggaranya pembangunan wilayah maritim,

yang diharapkan dapat menjadi tonggak pembangunan yang sedang dilakukan

negara kita, maka masyarakat pesisirlah yang paling memiliki peran penting

dalam mewujudkan cita- cita tersebut, hal ini karena masyarakat pesisir pantai
adalah masyarakat yang berada di garis terdepan dalam upaya membangun daerah

laut, masyarakat pesisirlah penduduk yang memang hidupnya paling dekat dengan

laut dan lebih memahami karakteristik dan proses hidup sebagai orang pesisir,

disamping memang masyarakat pesisirlah yang kebanyakan dari mereka

menggantungkan hidup sepenuhya pada sumber daya laut sebagai tempat mereka

mencari penghidupan dan sumber ekonomi, Melalui pendidikan formal yang

didapatkan disekolah dengan pemberian pembelajaran yang terintegrasi, yang

dilakukan masyarakat pesisir mampu menciptakan sumber daya manusia yang

berkualitas tinggi, dan berdaya saing yang mampu menggerakan pembagunan

kawasan laut seperti yang diharapkan, karena dengan terciptanya kualitas manusia

yang unggul dibidang kelautan akan juga berdampak pada peningkatan

kesejahteraan masyarakat pesisir baik kesejahteraan dibidang ekonomi, sosial,

budaya, kesehatan, berarti juga secara otomatis akan meningkatkan status sosial

setiap warga masyarakat pesisir yang mau mengeyam pendidikan formal dengan

baik dan dibarengi oleh kerja keras, dan semangat berinovasi, juga kreatif yang

tinggi, secara otomatis dengan meningkatnya kesejahteraan masyarakat pesisir

pantai, berarti akan terjadinya peningkatan status sosial yang bersipat positif dan

memberikan peranan pada masyarakat pesisir pantai, untuk terus berusaha

membangun kawasan wilayah laut menjadi kawasan pembangunan yang maju dan

terdepan, sehingga paradigma yang terjadi pada saat ini mengenai masyarkat

pesisir pantai sebagai masyarakat yang miskin dan tertinggal, akan tergantikan

dengan paradigma baru bahwa masyarakat pesisir merupakan pengerak utama

kemajuan bangsa dan negara.


Namun walau tidak dipungkiri pada saat sekarang ini, memang masih

banyak dari masyarakat pesisir pantai, khusunya masyarakat yang hidup disekitar

daerah pantai Batu Gong, yang masih hidup dalam kemiskinan dan kesejahteraan

ekonomi yang sangat rendah, juga permasalahan sosial lainya yang terus terjadi

dan menjadi problem negara ini, dalam melaksanakan pembangunan, masalah

yang di hadapi masyarakat pesisir pantai Batu Gong di berbagai bidang,

merupakan tanggung jawab bersama semua elemen masyarakat baik pemerintah

untuk segera mengatasinya, sebuah keprihatinan besar yang harus kita rasakan

bila melihat potret kondisi masyarakat pesisir pantai, dimana tibulnya berbagai

macam permasalahan sosial ekonomi, seperti rumah- rumah yang masih semi

permanen dan mudah rapuh, masalah kesehatan serta keamanan dan yang paling

utama adalah masalah pendidikan baik dari segi kualiatas maupun kuantitas,

bahkan sangat ironi melihat kenyataan yang terjadi dimasyarakat pesisir Lain,

walaupun akses jalan masih memadai, masih banyak daerah-daerah yang menjadi

daerah kantong-kantong kemiskinan dan kerusakan lingkungan, tempat di mana

ternyata banyak anak-anak usia sekolah yang tidak mau bersekolah karena harus

membantu orang tuanya mencari nafkah guna memenuhi kebutuhan hidup

kehidupan sehari- hari.

Segala macam dinamika kehidupan yang menyangkut masyarakat pesisir

pantai melaui fenomena-fenomena dan kondisi sosial masyarakat yang terjadi

pada saat ini, utamanya menyangkut kesejahteraan masyarakat pesisir dilihat dari

segi status sosial yang terjadi pada masyarakat pesisir pantai utara yang diperoleh

melalui proses jalur pendidikan formal, maka, hal inilah yang mendorong penulis

untuk meneliti dan membahas mengenai cara pandang dan anggapan masyarakat
pesisir Pantai Batu Gong mengenai pentingnya pendidikan formal terutama bagi

peningkatan status sosial dimasyarakat, Untuk itu penulis mengambil judul

“Persepsi Masyarakat Pesisir Pantai Batu Gong Terhadap Pentingnya

Pendidikan Formal Sebagai Salah Satu Cara Meningkatkan Status Sosial Di

Masyarakat”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat dikemukakan rumusan

masalah yang diambil peneliti mengenai “Bagaimana persepsi masyarakat daerah

pesisir Pantai Batu Gong terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah

satu cara meningkatkan status sosial dimasyarakat” dimana peneliti ingin

mengetahui dan memahami bagaimana persepsi masyarakat terhadap pentingya

pendidikan formal, yang ada di daerah tersebut mengingat daerah tersebut adalah

daerah pesisir pantai, yang masih tertinggal, dan bagaimana pandangan

masyarakat terhadap peran dan pengaruh pendidikan formal dalam hal

meningkatkan status sosial di masyarakat serta mengatasi permasalahan sosial

yang terjadi di daerah tersebut.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti adalah :

Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat pesisir Pantai Batu Gong

terhadap pentingnya pendidikan formal sebagai salah satu cara untuk

meningkatkan status sosial di masyarakat.


1.4. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Sebagai pengetahuan dan pemahaman kepada masyarakat khususnya

masyarakat pesisir pantai Batu Gong bahwa pendidikan adalah salah satu

cara meningkatkan status sosial di masyarakat, dan pentingnya pendidikan

bagi masa depan kehidupan bangsa.

2. Sebagai informasi bagi peneliti lebih lanjut, dapat dijadikan referensi

dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia didaerah pesisir pantai

guna kemajuan pendidikan di Indonesia

3. Sebagai bahan ini informasi bagi universitas yang membidangi ilmu sosial,

dalam rangka menciptakan program pendidikan, kurikulum, serta network

untuk pendidikan.

4. Sebagai informasi bagi pemerintah dalam rangka memperbaiki nasib

masyarakat pesisir pantai yang masih hidup dalam garis kemiskinan dan

berpendidikan rendah serta untuk mengambil keputusan dan merancang

program- program atau kegitan secara tepat, efesien dan efektif yang

berkaitan dengan kegitan peningkatan kesejahteraan sosial masyarakat di

daerah pesisir.

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Mengingat keterbatasan dan luasnya permasalahan yang akan dibahas serta

agar pembahasan lebih terarah dan lebih jelas. penelitian ini hanya dibatasi pada :

“Persepsi masyarakat daerah pesisir pantai Batu Gong terhadap pentingnya

pendidikan formal sebagai salah satau cara untuk meningkatkan status

sosial di masyarakat)”.
BAB II

C. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan rumusan

masalah yang dipaparkan pada poin sebelumnya maka hipotesis pada penelitian

ini adalah, bahwa adanya persepsi atau pandangan masyarakat yang meyakini

bahwa pendidikan formal mampu menjadi salah satu cara atau jalan masyarakat

Pesisir Patai Batu Gong untuk peningkatan status sosial dimasyarakat, dengan

peran dan pengaruh yang dimiliki pendidikan untuk merubah kehidupan

masyarakat Pesisir Pantai Batu Gong ketingkat status yang lebih baik.

Anda mungkin juga menyukai