Anda di halaman 1dari 26

“ PROPOSAL PENELITIAN”

PERAN ISTRI NELAYAN DALAM UPAYA MENINGKATKAN


PEREKONOMIAN KELUARGA DI KELURAHAN NAMBO KECAMATAN
ABELI KOTA KENDARI

Oleh :

LA ODE MUHAMMAD EFENDI (C1B1 19050)

SASRI NAWAYATI (C1B119070)

RISDAYANTI.T (C1B119104)

NURSIA (C1B119102)

SITTI ELMA (C1B119114)

RONNI (C1B119106)

ALDIN (C1B119032)

SAHRUL MUCHALIS (C1B118018)

JURUSAN SOSILOGI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Berkat rahmat
dan karunia-Nya, penulis menyusun proposal penelitian yang berjudul " Peran istri
dalam upaya meningkatkan perekonomian keluarga di kelurahan Nambo."

Penulisan proposal penelitian ini ditujukan guna untuk memenuhi tugas


kelompok mata kuliah praktek penelitian sosial.Penulis menyadari bahwa penyusunan
proposal ini masih jauh dari sempurna karena pengalaman dan pengetahuan penulis
yang terbatas. Oleh karena itu, saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan
demi perbaikan proposal di masa mendatang.

Kendari, 25 juni 2022

Penulis,,,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................3
1.3 Tujuan penelitian.................................................................................................4
1.4 Urgensi Penelitian................................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................5
2.1. Konsep keluarga..............................................................................................5
2.2 Konsep Masyrakat Nelayan............................................................................6
2.3. Peran Istri Nelayan dalam aktivitas ekonomi....................................................9
2.4 Kerangka berpikir.........................................................................................11
BAB III METODE PENELITIAN..............................................................................12
3.1 Metode penelitian..........................................................................................12
3.2 Lokasi penelitian...........................................................................................12
3.3 Jenis dan sumber data...................................................................................12
3.4 Informan........................................................................................................13
3.5. Teknik pengumpulan data.............................................................................13
3.6. Teknik analisis data.......................................................................................14
BAB IV HASIL PENELITIAN...................................................................................15
4.1. Gambaran Umum Kelurahan Nambo...........................................................15
4.2. Alasan Para Istri Nelayan Untuk Bekerja.....................................................16
4.3. Jenis Peran istri nelayan dalam menunjang ekonomi keluarga....................19
4.4. Teoritis..........................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................23

ii
BAB I PENDAHULUAN

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagian besar wilayah indonesia terdiri dari pesisir, wilayah pesisir adalah
wilayah yang dihuni oleh masyarakat dengan karakteristik keluarga yang khas. Pesisir
merupakan daerah yang saratakan potensi perikanan, namundemikian pada dasarnya
masyarakat pesisir yang sebagian bermata pencaharian sebagai nelayan masih identik
dengan masalah kemiskinan yang sampai saat ini masih menjadi fenomena klasik
pesisir. Kurang lebih empatjuta nelayan di indonesia masih hidup di bawah garis
kemiskinan dengan pendapatan yang rendah. kemiskinan seolah menjadi bagian yang
tak terhindarkan dari kehidupan nelayan di indonesia. Masyarakat nelayan merupakan
masyarakat tradisional dengan kondisisosial ekonomi yang memprihatinkan.
Masyarakat nelayan benar- benar ketinggalan jika dibandingkan dengan masyarakat
luaryang bergerak dibidang lain. Upaya untuk meningkatkan pendapatan dan taraf
hidup nelayan sangatlah penting mengingat kondisi sosial ekonominya. yang
memprihatinkan.

Nelayan termasuk salah satu golongan miskin yang perlu diperhatikan. Karena
selalu berada pada kehidupan ekonomi yang rendah dengan situasi kerja yang
monoton dan dalam melakukan pekerjaan memerlukan fisik yang kuat. Nelayan
merupakan orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan
ikan dan binatang lainnya. Penangkapan ikan berlangsung di perairan umum seperti
sungai, danau, waduk dan rawa serta penangkapan ikan di laut. Nelayan adalah suatu
kelompok masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik
dengan cara melakukan penangkapan ataupun budidaya. Mereka pada umumnya
tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi
kegiatannya.Pendapatan nelayan sangat tergantung pada beberapa faktor seperti cuaca
dan musim, sehingga berdampak pada pendapatan yang tidak menentu. usaha

1
penangkapan ikan yang dilakukan oleh nelayan skala kecil sangat tergantung pada
cuaca, musim, keterbatasan aset dan permodalan. Pada struktur masyarakat pesisir,
mayoritas kepala keluarga bekerja sebagai nelayan tingkat pendapatan kepala
keluarga berpengaruh terhadap kesejahteraan rumah tangga.

Posisi perempuan dalam kehidupan sosial, selalu dinilai sebagai makhluk yang
lemah dibanding laki-laki. Gejala seperti ini menentukan kaum perempuan yang
eksistensinya tidak begitu diperhitungkan. Untuk memenuhi kebutuhan materialnya
perempuan tergantung kepada lelaki sebagai pencari nafkah. Pembagian peran di
sektor publik untuk lelaki, dan sektor domestik untuk perempuan terutama terlihat
jelas di lingkungan keluarga ekonomi menengah ke atas. Sedang pada keluarga
ekonomi menengah ke bawah pembagian peran kerja berdasarkan sistem patriarkal
mengalami perubahan. Kesulitan ekonomi, biasanya istri nelayan (fisher-women)
tampil mengambil peranan dalam membantu ekonomi keluarga yaitu dengan
berbagai kegiatansehingga dalam keadaan tertentu dapat menanggulangi kesulitan
ekonomi rumah tangga. Pada masyarakat pesisir umumnya terdapat perkampungan
nelayan kelurahan Nambo yang ditinggali oleh para keluarga nelayan, keluarga yang
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak yang tinggal dan berkembang di dearah tepian
pantai. Dimana ayah sebagai kepala keluarga yang bekerja menjadi nelayan yang
mencari dan mengandalkan hasil tangkapan ikan dari laut untuk menghidupi
keluarga, ibu sebagai orang tua yang mengasuh anak-anak di rumah dan mengurusi
pekerjaan rumah, dan anak sebagai anggota keluarga. Sering juga kita melihat tidak
sedikit keluarga diperkampungan nelayan yang hidup pas -pasan dan jauh dari kata
sejahtera atau berkelebihan.

Masyarakat di kelurahan Nambo khususnya di RT 1 sebagai masyarakat nelayan


di dalam kehidupan sehari-hari memiliki permasalahan yang sama dengan
masyarakatnelayan lainnya. Kemiskinan adalah salah satu masalah yang
dihadapimasyarakat nelayan di desa kuala simbur naik. Ketidak berdayaan

2
mereka,dalam faktor ekonomi di dalam kehidupan sehari- hari ini diakibatkan
olehpedapatan yang tidak menentu dan cenderung kecil. Pendapatan nelayan/suami
berasal dari pendapatan yang diperoleh dari pekerjaan sebagai nelayan jaring terol
dan lain-lain. Besar kecilnya pendapatan nelayan tergantung dari cuaca, musim dan
status nelayan tersebut pada unit penangkapan, dan jenis alat tangkapnya. Pendapatan
ayah (nelayan) tidak sebanding dengan keperluan keluarga yang harus dipenuhi setiap
bulannya seperti pembayaran listrik, air (PDAM), hutang kepada koperasi, biaya
sekolah anak, perbaikan sarana nelayan, kebutuhan primer, kebutuhan sekunder dan
biaya-biaya tidak terduga lainnya seperti kematian dan perkawinan. Dan dengan
kondisi pendapatan nelayan yang tidak menentu ini menyebabkan
pentingnya peranan seorang istri dalam kegiatan produktif yaitu partisipasinya dalam
membantu mencari nafkah untuk menambah pendapatan keluarga agar ketahanan
ekonomi keluarga dapat terjaga. maka peneliti tertarik melakukan penelitian dengan
mengangkat judul “ Peran istri nelayan dalam upaya meningkatkan perekonomian
keluarga di kelurahan Nambo ”

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan diatas, maka dalam penelitian ini, rumusan


masalahnya adalah:
1. Apa yang menjadi upaya istri nelayan dalam meningkat pendapatan
Rumah Tangga Di Kelurahan Nambo?
2. Bagaimana upaya istri nelayan dalam meningkatkan pendapatan
rumah tangga di kelirahan Nambo?

3
1.3 Tujuan penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah:


1. Mengetahui Apa yang menjadi upaya istri nelayan dalam meningkat pendapatan
Rumah Tangga di Kelurahan Nambo dalam meningkat perokonomian rumah
tangga
2. Mengetahui upaya istri nelayan dalam meningkatkan pendapatan
rumah tangga

1.4 Urgensi Penelitian

Penelitian ini dilakukan penting untuk mengetahui sejauh mana istri nelayan
berkonstribusi dalam upaya meningkatkan kestabilan ekonomi keluarga pada
masyarakat kelurahan Nambo.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Konsep keluarga

a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang
direkat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama. Para
sosiologi berpemdapat bahwa asal usul pengelompokkan keluarga bermula dari
peristiwa perkawinan. Akan tetapi asal usul keluiarga dapat pula terbentuk dari
hubungan antara laki laki dan perempuan dengan status yang berbeda, kemudian
mereka tinggal bersama memiliki anak. Anak yang dihasilkan dari hidup bersama
memiliki anak. Anak yang dihasilkan dari hidup bersama ini sebut keturunan dari
kelompok itu. Dari sinilah pengertian keluarga dapat dipahami dalam berbagai segi.
Pertama, dari segi orang yang melangsungkan pernikahan yang sah secara hukum
serta dikaruniai anak. Kedua lelaki dan perempuan yang hidup bersama serta
memiliki seorang anak namun tidak pernah menikah. Ketiga, dari segi hubungan jauh
antara antara keluarga namun masih memiliki ikatan darah. Keempat, keluarga yang
mengadopsi anak orang lain ( sehendi, 2001).

b. Fungsi keluarga
Setelah sebuah keluarga terbentuk, anggota keluarga yang ada didalamnya
memiliki tuga masing-masing. Suatu pekerjaan yang harus dilakukan dalam
kehidupan keluarga inilah yang disebut fungsi. Jadi fungsi keluarga adalah suati
pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan di dalam atau diluar keluarga. Fungsi
disini mengacu pada peran individu dalam mengetahui, yangpada akhirnya
mewujudkan hak dan kewajiban. Mengetahui fungsi keluarga sangat penting sebab
dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis. Munculnya

5
krisis dalam rumah tangga dapat juga sebagai akibat tidak berfungsinya salah satu
fungsi keluarga.
Di dalam Horton dan Hurt, fungsi keluarga meliputi, fungsi pengaturan seksual,
fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi, fungsi afeksi, fungsi penentuan status, fungsi
perlindungan, dan fungsi ekonomi. Di antara fungsi tersebut terdapat tiga pokok
fungsi keluarga yang dulu di ubah dan di gantikan orang lain yaitu fungsi biologis,
fungsi sosialisasi anak, dan fungsi efeksi.

2.2 Konsep Masyrakat Nelayan

a. Pengertian Masyrakat Nelayan


Nelayan adalah adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan pengkapan
ataupun budidaya. Mereka umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah lingkungan
pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan (Imron, 2003). Menurut Undang-
Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang Perikanan, nelayan adalah
orang yang melakukan pekerjaan menangkap ikan.Nelayan adalah orang yang secara
aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan dan binatang air lainnya.
Nelayan diartikan sebagai orang yang menjalankan usaha penangkapan ikan atau
orang yang ikut mengoperasikan peralatan tangkap dan orang yang mempunyai kapal,
sedangkan orang yang melakukan pekerjaan Nelayan adalah suatu kelompok
masyarakat yang kehidupannya tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara
melakukan pengkapan ataupun budidaya. Mereka umumnya tinggal di pinggir pantai,
sebuah lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatan (Imron, 2003).
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang
Perikanan, nelayan adalah orang yang melakukan pekerjaan menangkap ikan.Nelayan
adalah orang yang secara aktif melakukan pekerjaan dalam operasi penangkapan ikan
dan binatang air lainnya. Nelayan diartikan sebagai orang yang menjalankan usaha
penangkapan ikan atau orang yang ikut mengoperasikan peralatan tangkap dan orang

6
yang mempunyai kapal, sedangkan orang yang melakukan pekerjaan membuat
jaring, mengangkat alat-alat atau perlengkapan kedalam kapal atau perahu tidak
termasuk dalam kategori sebagai nelayan.
Masyarakat nelayan adalah suatu kelompok masyarakat yang kehidupannya
tergantung langsung pada hasil laut, baik dengan cara melakukan penangkapan
ataupun budi daya. Mereka pada umumnya tinggal di pinggir pantai, sebuah
lingkungan pemukiman yang dekat dengan lokasi kegiatannya. Secara geografis,
masyarakat nelayan adalah masyarakat yang hidup, tumbuh dan berkembang di
kawasan pesisir, yakni suatu kawasan transisi antara wilayah darat dan laut.
Pendapatan nelayan sangat tergantung pada hasil tangkapan dan pemasaran
ikan/udangnya. Sedangkan penangkapan itu sendiri pada umumnya sangat di
pengaruhi oleh macam perahu, alat tangkap, musim dan cuaca. Pada musim hujan
biasanya produksi ikan laut menurun, sedangkan pada musimkemarau relatif banyak
karena curah hujan yang tinggi akan mempengaruhisalinitas air laut. Ada dua faktor
yang menjadi penyebab munculnya kerentanan pada keluarga nelayan, yang pertama
adalah musim. Seperti kehidupan petani,kehidupan nelayan sangat dipengaruhi oleh
adanya perubahan cuaca dan alam. Disaat musim ikan kehidupan sehari-hari tidak
adamembuat jaring, mengangkat alat-alat atau perlengkapan kedalam kapal atau
perahu tidak termasuk dalam kategori sebagai nelayan. Ada dua faktor yang menjadi
penyebab munculnya kerentanan pada keluarga nelayan, yang pertama adalah musim.
Seperti kehidupan petani,kehidupan nelayan sangat dipengaruhi oleh adanya
perubahan cuaca dan alam. Disaat musim ikan kehidupan sehari-hari tidak ada
masalah meskipun harga ikan sedikit turun, akan tetapi pendapatan nelayan tetap
meningkat. Permasalahannyaadalah bila sudah saatnya memasuki musim barat atau
musim ombak dimanatidak ada aktivitas penangkapan di laut, gangguan cuaca,
keterbatasan modal daneksploitasi yang berlebihan serta salah pengelolaan daerah
penangkapanmenyebabkan nelayan tradisional makin masuk ke dalam kubangan
kemiskinan.Kedua adalah masalah harga dan daya tahan ikan atau udang hasil
tangkapan yang tidak dapatbertahan lama, bila tidak segera dijual maka akan

7
membusuk dan karena ituharganya pun sangat murah.Nelayan kecil yang biasanya
mampu bertahan hidup adalah mereka yang umumnya mempunyai pekerjaan
sampingan atau nelayan yang anggota keluarganya ikut bekerja, ada di antara nelayan
yang mempunyai sumberpendapatan lain di luar sektor perikanan, seperti menjadi
buruh bangunan, buruhindustri dan lain sebagainya. Kebanyakan nelayan melibatkan
istri atau anggotakeluarga yang lain untuk membantu mencari nafkah, baik di dalam
atau diluar rumah guna menopang kehidupan ekonomi keluarganya.Dalam kehidupan
nelayan, pada beberapa keluarga nelayan juga ditemukan adanya istri nelayan yang
turut berperan dalam menopang kehidupanekonomi keluarga.
Sesuai dengan pola kehidupan nelayan, kebanyakan darimereka bekerja sebagai
pedagang ikan.masalah meskipun harga ikansedikit turun, akan tetapi pendapatan
nelayan tetap meningkat. Permasalahannya adalah bila sudah saatnya memasuki
musim barat atau musim ombak dimanatidak ada aktivitas penangkapan di laut,
gangguan cuaca, keterbatasan modal dan eksploitasi yang berlebihan serta salah
pengelolaan daerah penangkapan menyebabkan nelayan tradisional makin masuk ke
dalam kubangan kemiskinan.Kedua adalah masalah harga dan daya tahan ikan atau
udang hasil tangkapan yang tidak dapatbertahan lama, bila tidak segera dijual maka
akan membusuk dan karena ituharganya pun sangat murah. Kebanyakan nelayan
melibatkan istri atau anggotakeluarga yang lain untuk membantu mencari nafkah,
baik di dalam atau diluar rumah guna menopang kehidupan ekonomi keluarganya.
Dalam kehidupan nelayan, pada beberapa keluarga nelayan jugaditemukan adanya
istri nelayan yang turut berperan dalam menopang kehidupanekonomi keluarga.
Sesuai dengan pola kehidupan nelayan, kebanyakan darimereka bekerja sebagai
pedagang ikan. Dengan demikianistri nelayan disinidapat dikatakan mempunyai
peran ganda, yaitu sebagai ibu rumah tangga dan ikut mencari nafkah.

8
2.3. Peran Istri Nelayan dalam aktivitas ekonomi

Banyak ahli bidang Sosiologi, Antropologi maupun Ekonomi mengasumsikan


bahwa peran dalam keluarga berdasarkan jenis kelamin dan alokasi ekonomi
mengarah adanya peran yang lebih besar atau menyeluruh dari perempuan adalah
pekerjaan rumah tangga (reproduksi). Pekerjaan laki-laki adalah pekerjaan produktif
yang langsung menghasilkan atau pekerjaan mencari nafkah. Namun dalam
kenyataan tidak sedikit perempuan yang juga mempunyai peran dalam pekerjaan
yang memberi nafkah itu, seperti bidang pertanian perikanan, perdagangan kecil,
industri kecil maupun sebagai pegawai. Dalam bidang perikanan khususnya pada
keluarga nelayan, pembagian kerja antara pria dan perempuan dalam rumah tangga
nelayan terbagi menjadi dua sektor: dalam sektor produksi, pria dominan pada
kegiatan perikanan laut, sedangkan perempuan dominan pada kegiatan pengolahan
hasil tangkapan juga pemasaran dari olahan hasil tangkapan tersebut namun dalam
skala yang kecil. Dalam kegiatan perikanan laut dapat dikatakan bahwa pria terlibat
terutama pada tahap-tahap produksi (penangkapan ikan), sementara perempuan
terlibat terutama pada tahap pasca produksi yaitu pengolahan dan pemasaran hasil
tangkapan. Sementara di bidang non-produksi, yaitu diberbagai lembaga
kesejahteraan asli yaitu arisan.perempuan lebih banyak terlibat dibandingkan dengan
kaum pria,
Diduga hal ini terjadi karena pria lebih banyak menghabiskan waktunya di laut
guna mencari ikan sedangkan permpuan memiliki lebih banyak waktu didarat
sehingga peluang untuk terlibat kedalam kelembagaan lebih besar. Pergeseran dalam
peran atau pembagian kerja antara pria dan perempuan di dalam sebuah keluarga dan
rumah tangga nelayan diatas mencerminkan perubahan peranan perempuan dalam
rumah tangga yang pada awalnya hanya reproduksi bergeser dengan penambahan
peran yaitu peran produksi. Seorang ibu memiliki peran yang penting di dalam
kehidupan bermasyarakat dan bernegara,dimana peran ini tidak hanya untuk dipimpin
tetapi untuk memimpin dan harus diakui serta diperjuangkan untuk mendapat

9
pengakuan yang positif dan pasti.Menurut harijani, mengatakan bahwa
analisiasalternatif mengenai proses perempuan dapat dilihat dari tiga perspektif
dalam kaitannya dengan posisinya sebgai manager rumah tangga dan partisipan
pembangunan atau pekerja pencari nafkah. Jika dilihat secara area peranan seorang
perempuan di dalam rumah tangga maka dapat di bagi menjadi :
 Peran tradisional
Peran ini merupakan semua pekerjaan rumah, dari membersihkan rumah,
memasak, cuci, mengasuh anak serta segala hal yang berkaitan dengan rumah
tangga. Ditinjau secara luas tentang peranan perempuan sebagai ibu rumah
tagga.
 Peran transisi
Peran transisi adalah peran perempuan yang juga berperan tau terbiasa untuk
mencari nafkah. Partisipasi tebaga kerja atau ibu disebabkan oleh beberapa
factor misalnya, bidang pertanian dalam memenuhi kebutuhan pokoknya
tenaga kerja perempuan dibutuhkan untuk menambah tenaga yang ada
sedangkan di bidang industry yang membuka peluang bagi para perempuan
untuk bekerja karena dengan berkembangnya industrui berarti tersedianya
pekerjaan cocok bagi perempyan sehingga terbukalah kesempatan kerja bagi
perempuan.
 Peran kontenporer
Peran kontemporer adalah peran dimana seorang perempuan hanya memiliki
peran diluar rumah tangga sebagai perempuan karier. Sedangkan menurut
astuti, peran perempuan terbagi atas dua:
 Peran Produktif
Yaitu peran yang dihargai dengan uang atau barang mengahsilkan uang atau
barang atau yang yang menghasilkan uang atau barang atau berkaitan erat
dengan kegiatan ekonomi.

10
 Peran reproduktif
Peran reproduktif yaitu peran yang tidak dapat dihargai dengan nilai uang atau
barang, peran ini terkait dengan kelangsungan hidup manusia.

2.4 Kerangka berpikir

Kerangka berpikir digunakan untuk memeberikan batasan terhadap kajian teori


yang berguna untuk menghindari kesalahan penafsiran terhadap peneletian ini, dan
menjabarkan dalam bentuk nyata, karena kajian teori yang masih bersifat abstrak, dan
sepenuhnya masih belum juga dapat diukur dilapangan.
Adapun indicator-indikator dapat dilihat dari peran istri nelayan dalam
meningkatan pendapatan rumah tangga adalah sebagai berikut :
1. Alasan para istri nelayan untuk bekerja
2. Peran dalam membantu pendapatan rumah tangga

Peran Istri Nelayan

Peran di sektor public Alasan istri nelayan bekerja

1. Menjual makanan
2. Menjual kue
3. Menjual ikan

Peran Istri Nelayan Dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga

11
BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN

3.1 Metode penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskripsi kualitatif yakni sebuah tipe


penelitian yang berusaha memberikan gambaran yang jelas untuk mengadakan
ekplorasi dan klarifikasi, kategorisasi mengenai fenomena atau kenyatan social yang
ada dengan masalah dan unit yang diteliti.

3.2 Lokasi penelitian

Penelitian dilakukan di kelurahan Nambo kecamatan Abeli, kota Kendari sulawsi


tenggara.

3.3 Jenis dan sumber data

Jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder:
a. Data primer
Ialah data yang diperoleh dari hasil observasi dengan cara wawancara serta
memberikan atau membagikan kuesioner yang dapat memberikan data atau informasi
yang berhubungan dengan penelitian.
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang berasal dari sumber kedua yang dapat
diperoleh melalui buku-buku, brosur dan artikel yangdidapat dari website yang
berkaitan dengan penelitian ini. Atau data-data yang berasal dari orang-orang kedua
atau bukan data yang dating secara langsung, untuk memperoleh data ini peneliti

12
mengambil sejumlah buku-buku, brosur, website, dan contoh penelitian sebelumnya
yang berkaitan dengan penelitian ini.
3.4 Informan

Informan yaitu sumber utama yang memberikan informasi secara lisan maupun
tulis kepada peniliti. Informan dalam penelitian ini yang akan di amati adalah orang,
yaitu ibu rumah tangga nelayan dengan berbagai latar belakang pekerjaanya. Dimana
ibu-ibu yang melakukan kegiatan-kegiatan atau usaha guna menghasilkan uang untuk
pendapan tambahan bagi keluarga.

1.

2.

3.

3.1.

3.2.

3.3.

3.4.

3.5. Teknik pengumpulan data

a. Wawancara
Merupakan teknik pengamatan langsung dalam penelitian melalui pertanyaan-
pertanyaan langsung kepada responden, wawancara merupakan alat pengumpulan
data untuk memperoleh informasi langsung. Wawancara di sini ditujukan kepada
istri-istri nelayan di kelurahan Nambo.

b. Observasi

13
Merupakan aktivitas penelitian dalam rangka mengumpulkan data yang berkaitan
dengan masalah penelitian melalui proses pengamatan langsung di lapangan. Peneliti
berada di tempat itu, proses pengamatan langsung lansung di lapangan .Opservasi
adalah metode pengumpualan data di mata peneliti mencatat informasi sebagaimana
yang mereka saksikan selama penelitian.
Dalam observasi ini peneliti menggunakan jenis observasi non partisipan ,yaitu
peneliti hanya mengamati secara lansung keadaan objek,tetapi peneliti tidfak aktif
dan ikut serta secara lansung.Teknik pengumpulan data ini di lakukan dengan cara
mengamati suatu fenomena yang ada dan yang terjadi . Observasi yang di lakukan
diharapakan dapat memperoleh data sesuai atau relavan dengan topik penelitian.

3.6. Teknik analisis data

Data dari penelitian ini akan di analisa secara kualitatif, yaitu suatu prosedur
penelitian yang menghasilkan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang diamati. Penelitian kualitatif digunakan karena beberapa pertimbangan.
Pertama, menyesuaikan metode penelitian lebih muda apabila berhadapan dengan
kenyataan. Kedua, metode menyajikan secara langsung hakikat hubungan antara
peneliti dan informan. Ketiga, metode ini lebih peka dan lebih dapat menyesuaikan
diri dengan banyak istri nelayan di kelurahan Nambo.

14
BAB IV HASIL PENELITIAN

HASIL PENELITIAN

4.

4.1. Gambaran Umum Kelurahan Nambo

Nambo adalah salah satu kelurahan yang terletak di kecamatan Abeli, Kota
kendari, Sulawesi Tenggara. Kelurahan Nambo semula termasuk wilayah kecamatan
abeli. Namun pada tahun 2017 nambo dimekarkan menjadi wilayah kecematan.
Pemekaran ini atas persetujuan DPRD dengan terbitnya peraturan daerah ( perda )
Nomor tahun 2017 tentang pembentukan kecamatan Nambo kota kendari. pada
tahun 2021, persyaratan tercapai disusul terbitnya surat keputusan yang menyetujui
wilayah administrasi kecamatan nambo di kota kendari dari kemendagri. Dengan
terbentuknya kecamatan nambo, maka luas wilayah kelurahan abeli dikurangi dengan
wilayah kecamatan nambo. Wilayah kecamatan nambo terdiri dari enam kelurahan
yakni kelurahan Tobimeita, kelurahan petoaha, dan kelurahan nambo. Selain itu,

15
kelurahan bungkutoko, kelurahan sambuli, dan kelurahan tondonggeu. Kecamatan
nambo mempunyai batas-batas wilayah yakni;

 Sebelah utara berbatasan dengan teluk kendari.


 Sebelah timur berbatasan dengan konawe selatan atau konsel.
 Sebelah barat berbatasan dengan kecematan abeli.

Luas wilayah kecamatan nambo yakni 25,32 meter persegi ( m2 ) dengan jumlah
penduduk 11.161, terdiri dari 5.696 laki-laki dan 5.465 perempuan. Kelurahan
Nambo memiliki kondisi daerah yang termaksud dalam kategori dataran yang datar
dan sebagian diwilayah pesisir. Di kelurahan nambo juga terdapat objek wisata
andalan pemerintah kota kendari, Sulawesi tenggara yang mudah di jangkau, baik
oleh wisatawan lokal maupun dari luar daerah. Pantai ini diminati banyak pengunjung
karena letaknya yang relative dekat. Pantai nambo memiliki pasir putih yang landau
suasana yang tenang, udara yang sejuk dan panorama yang menakjubkan sehingga
tempat ini selalu merupakan pilihan masyarakat kota kendari untuk melepas
kejenuhan dan rutinitas sehari-sehari.

Sebagian masyarakat Nambo mempunyai mata pencaharian sebagai masyarakat


nelayan, sebab kelompok masyarakat nelayan ini yang paling banyak di jumpai dalam
kehidupan pesisir. Ciri dari mereka dapat dilihat dari kemiskinan yang selalu
membelegu kehidupan mereka. Mereka tidak memiliki modal atau peralatan yang
memadai untuk usaha produktif, dan pada akhirnya istri mereka turut membantu
dalam upaya meningkatkan ekonomi keluarganya.

4.2. Alasan Para Istri Nelayan Untuk Bekerja

Masyarakat nelayan dimanapun berada, termasuk masyarakat nelayan yang


berdomisili di kelurahan nambo merupakan kelompok masyarakat yang
menggantukan kehidupannya pada laut beserta isinya., yaitu dengan kemampuan
yang dimilikinya dalam mengelola sumber daya laut yang tersedia di lingkungannya.

16
Penghasilan dari kegiatan melaut yang di lakukan oleh para nelayan umumnya
bersifat tidak menentu dan sangat tergantung pada situasi dan kondisi yang terjadi
dilaut. Kondisi alam seperti hujan, dan angin kencang, ombak besar dan pasang surut
air mempengaruhi penghasilan para nelayan sehingga jumlah penghasilannya juga
berbeda-beda setiap kali melaut.

Penghasilan yang diperoleh nelayan tradisional dalam setiap kali melaut terkadang
tidak mencukupi kebutuhan ekonomi keluarga sehingga tingkat kesejahteraan hidup
mereka dapat dikatakan masih belum memadai. Karena itu untuk mengatasi
kekurangan pemenuhan kebutuhan hidupnya, maka mau tak mau kaum istri harus
membantu suami dalam meningkatkan ekonomi keluarga dengan cara ikut bekerja
sesuai kemampuan yang dimiliki. Ada beberapa faktor yang menjadi alasan sehingga
para istri nelayan harus ikut bekerja demi meningkatkan taraf hidup mereka dalam
memenuhi kebutuhan sehari-sehari, yaitu antara lain :

a. Pendapatan suami sebagai nelayan yang tidak menentu

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa informan yanag merupakan istri


dari nelayan din kelurahan nambo menyatakan bahwa pendapatan suami dalam sekali
melaut itu tidak menentu, karena hasil tangkap juga kadang ditentukan oleh faktor
cuaca dan kondisi alam di laut. Cuaca yang seringkali berubah-ubah mempengaruhi
hasil tangkap para nelayan, maka berdasarkan pengalaman mereka , hasil tamgkap
yang diperoleh pada saat cuaca tidak mendukung sangatlah kurang, yang kalau dijual
dipasaran maka nilainya hanya berkisar Rp 100.00 bahkan bisa lebih sedikit dari pada
itu. Namun sebaliknya jika dikondisi cuaca mendukung dan tidak ada kendala
apapun dari alam maka hasil tangkap yang diperoleh juga relative banyak , yang
nilainya bias mencapai ratusan ribu, bahkan hingga jutaan rupiah.

b. Musim paceklik

17
Musim paceklik yang mengkibatkan nelayan tidak dapat melaut., juga merupakan
salah satu kendala bagi keluarga nelayan untuk memenuhi kebutuhan rumah
tangganya. Kebanyakan nelayan yang berdomisili dikelurahan Nambo akan mencari
alternatif lain untuk memenuhi kebetuhan mereka jika tidak bias melaut. Hasil
beberapa wawancara dengan informan ( istri nelayan ) menjelaskan bahwa suami
mereka yang tidak dapat pergi melaut yang diakibatkan oleh musim paceklik
bisanya akan mencari pekerjaan sambilan guna menambah penghasilan. Bagu mereka
walaupun sedikit yang penting dapat bermanfaat bagi kebutuhan rumah tangga.
Disaat seperti inilah kadangkala suami membantu istrinya dalam membuat kue-kue
tradisional untuk dijual, terlebih bila mana ada pesanan kue yang jumlahnya banyak.

c. Pengeluaran pendapatan keluarga nelayan yang besar

Pengeluaran pendapatan Keluarga nelayan yang di maksud adalah pengeluaran


pangan dan pengeluaran non pangan.pangan merupakan kebutuhan yang mendasar
bagi kehidupan sumber daya manusia. Pengeluaran pangan adalah pengeluaran
sejumlah biaya yang di keluarkan untuk memenuhi kebutuhan pangan keliuarga.
Berdasarkan hasil wawancara terhadap salah satu informan yang tidak lain adalah
istri nelayan dari para nelayan tradisional di kelurahan Nambo yang berpartisipasi
dalam membantu ekonomi keluarga mereka mengemukakan, bahwa nelyan yang ada
di kelurahan Nambo rata rata tidak lebih dari -+Rp. 120.000/hari. Selain kebutuhan
tersebut, kebanyakan keluarga nelayan juga di bebankan dengan utang. Sementara
untuk pengeluaran non pangan mereka antara lain adalah pakaian, pendidikan anak,
kesehatan, kebersihan, transportasi, membayar listrik, dan masih banyak lagi biaya
tak terduga lainnya.

18
Selain kebutuhan diatas, kebanyakan keluarga nelayan di lelurahan Nambo juga
dibebankan dengan utang, terutama nelayan peribadi yang memiliki kapal kecil dan
nelayan buruh, pendapatan mereka yang tidak seberapa mengakibatkan mereka
miminjam uang dari tetangga atau renternir.Berdasarkan pembadingan faktor-faktor
di atas, penghasilan suami sebagai nelayan, terutama nelayan Nambo belum dapat
dikatakan mencukupi untuk kebutuhan rumah tangganya, terutama pengeluaran
kebutuhan primer. Karena itu, para istri nelayan yang ada diwilayah tersebut merasa
kewajiban untuk melakukan pekerjaan sampingan atan kegiatan lainya guna
mencukupi kebutuhan primer keluarganya. Akan tetapi walaupun istri-istri nelayan
melakukan pekerjaan sampingan, namu apa yang telah didapatkannya dari hasil
usahanya menambah pendapatan suami, dianggapnya masih dalam keadaan pas-
pasan, dalam artian setiap bulan habis untuk pemberdayaan pinjaman bulanan
sehingga tidak ada yang bisa ditabung. Meski demikian, mereka patut mensyukur
karena kebutuhan-kebutuhan harian bisa sedikit terpenuhi, meski kadang kala masih
ada pinjaman yang belum dipenuhi.

Apabila diamati kehidupan ekonomi rumah tangga nelayan tradisional yang ada di
kelurahan Nambo, dapat dikategorikan kedalam kelompok masyarakat yang masih
belum menununjukkan tingkat kesejahteraan yang memadai. Hal tersebut dapat
dilihat dari bentuk rumah yang dimilikinya [rumah panggung] yang umumnya masih
sangat sederhana. Begitupun alat-alat perabotan yang ada dalam rumah mereka yang
juga sangat minim, dan kebanyakan hanya terdiri dari kursi kayu serta meja tamu
yang sederhana.

Disisi lain terkadang pemenuhan akan kebutuhan rumah tangga serta kebutuhan-
kebutuhan lainnya masih dirasa cukup berat oleh istri-istri nelayan selaku ibu rumah
tangga. Inilah juga yang menjadi salah satu faktor atau motivasi sehingga para istri
nelayan yang ada di kelurahan Nambo harus bekerja keras dan terlibat langsumg
membantu suami dalam menjunjung ekonomi keluarga.

19
1.

2.

3.

4.

4.1.

4.2.

4.3. Jenis Peran istri nelayan dalam menunjang ekonomi keluarga

a. Peran istri nelayan yang bekerja sebagai pedagang makanan

Istri nelayan yang bekerja sebagai pedagang makanan atau yang menjual
makanan memiliki kontribusi yang cukup besar dalam memenuhi kebutuhan ekonomi
keluarga. Dalam upaya meningkatakan kebutuhan ekonomi keluarga para istri
nelayan menjual nasi kuning, dan nasi campur sebagai tambahan penghasilan
ekonomi keluarga. Biasanya istri nelayan akan menitipkan barang dagangan mereka
di kantin sekolah atau di warung-warung setempat. Dari hasil wawancara yang
diperoleh dari para istri nelayan yang bekerja sebagai pedagang makanan,
penghasilan mereka setiap hari tidak menentu, dalam sehari meraka bisa memperoleh
keuntungan sebanyak Rp50.000 sampai dengan Rp100.000. namun rata-rata
pendapatan meraka dalam satu hari yaitu sebesar Rp65.000. Menurut narasumber,
penghasilan dari dagangan mereka cukup untuk memenuhi kebutuhan pangan sehari-
sehari. Namun tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sandang mereka karena
pengahasilan yang sangat minim. Mereka lebih memilih memanfaatkan penghasilan
mereka untuk konsumsi pangan dari pada konsumsi sandang.

Berdasarkan hasil analisis deskripsi secara silang, maka kesimpulannya bahwa


ibu-ibu rumah tangga yang bekerja sebagai penjual nasi kuning,dan nasi campur

20
cukup berperan dalam meningkatkan kebutuhan ekonomi keluarga. Dalam hal ini
untuk memenuhi kebutuhan dapur keluarga.

b. Peran istri nelayan yang bekerja sebagai penjual kue

Menurut hasil wawancara yang di peroleh dari responden “Membuat kue sudah
merupakan salah satu hobi dan kegemaran saya , apalagi hampir semua orang
menyukai kue, setiap hari saya mendapat keuntungan sekitar kurang lebih
Rp.100.000 tentunya keuntungan tersebut di gunakan untuk membantu kebutuhan
keluarga, setiap hari saya gunakan keuntungan tersebut untuk memenuhi kebutuhan
dapur dan masih banyak lagi.”

Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat di ketahui bahwa konstribusi yang di


lakukan istri nelayan dengan usaha menjual kue dapat meningkatkan ketahanan
ekonomi keluarga terkai berjualan kue sudah cukup membantu berbagai kebutuhan
keluarga, seperti kebutuhan anak, kebutuhan dapur dan sebagainya.

Berdasarkan hasil deskripsi secara silang maka dapat disimpulkan bahwa


kebanyakan ibu ibu rumah tangga yang bekerja sebagai penjual kue dalam
meningkatkan pendapatan keluarga cukup besar hal ini dapat dilihat dari tanggapan
para responden yaitu istri nelayan yang menyatakan bahwa pendapatan yang di
peroleh dari menjual kue sangat membantu perekonomian keluarga.

c. Peran istri nelayan yang bekerja sebagai pedagang ikan

Hasil wawancara yang di peroleh dari responden “ menurut saya berdagang ikan
adalah usaha yang paling menguntungkan dan praktis, saya sendiri biasa mendapat
keuntungan rata rata Rp,200.000/ hari, alhamdulilah keuntungan itu sudah banyak
membantu kebutuhan keluarga, seperti kebutuhan sehari hari. “

21
Berdasarkan pernyataan tersebut, dapat di ketahui bahwa konstribusi yang di
lakukan istri nelayan di kelurahan Nambo dalam meningkatkan ketahanan ekonomi
keluarga terkait berdagang ikan sudah cukup membantu perekonomian keluarga.
Melihat hasil yang didapatkan berkisar rata rata Rp 200. 000 dalam sehari, maka
degan adanya usaha tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga.

4.4. Teoritis

Teori yang relevan untuk menjelaskan judul di atas adalah teori fenomenologii
Alfret schutsz, teori ini di menjelaskan secara mendalam agar dapat menjelaskan
potret kehidupan masyarakat nelayan. Studi fenomenologi pada hubungan sosial juga
memusatkan pada proses mental atau kehidupan “dalam”. Semua relasi sosial
mempengaruhi kehidupan “dalam” setiap individu yang berinteraksi di dalamnya.

Suatu kelompok tidak dapat di pandang hanya sebagai gabungan dari sejumlah
individu, tetapi suatu masyarakat bisa mempengaruhi kondisi dalam setiap individu
yang bergabung di dalamnya. Kesadaran diri suatu kelompok merupakan kesadaran
setiap individu anggotanya yang mengikat mereka dalam suatu kesatuan. Setiap
anggota punya rasa memiliki pada seluruh struktur kelompoknya

Dengan demikian, studi fenomenologi sebagai metode sosiologi murni,bisa


menyingkap esensi masyarakat, perilaku masyarakat dan relasi relasi sosial yang
terbentuk. Dengan menggunakan metode tersebut seseorang bisa menemukan fakta
falkta atau disposisi apriori dan paling puncak dari kehidupan sos

DAFTAR PUSTAKA

Maulana F., & Rikrik R., (2016). Peran Istri Nelayan dalam
MeningkatkanPendapatan Rumah Tangga (Studi Kasus di kelurahan Nambo

22
kecamatan Abeli). Balai Besar Penelitian Sosial Ekonomi Kelautan dan Perikanan.
Polaria M., Djuwita R.R. Al., & Florence V. L. (2017). ‘’Peran Perempuan
PenjualIkan Keliling dalam Meningkatkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan
Nambo. Dua Kecamatan Tuminting Kota Manado’’. Jurnal Ilmial Agrobisnis
Perikanan. Noviana B., Grace O.T., & Victoria E.N.M. (2019). ’Peran Istri Nelayan
dalamMeningkatkan Pendapatan Keluarga di Kelurahan Pasir panjang Kecamatan
Lembeh Selatan Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara’’. Jurnal Ilmiah Agrobisnis
Perikanan.Andi K., (2017) ‘’Peran Istri Nelayan dalam Rangka Meningkatkan
PendapatanKeluarga’’. Jurnal Saintek Maritim.

23

Anda mungkin juga menyukai