Anda di halaman 1dari 9

MODEL DOKUMENTASI KARDEKS

DOSEN PENGAMPUH:
BETY ANISA WULANDARI, S. ST., M. Kes

OLEH KELOMPOK II:


1. DIAN RANI B2215401008
2. ELANG KURNIATI B2215401010
3. FIRNA MONIKA B2215401002
4. ISABELA B2215401006
5. SUWINDING B2215401004

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah-
Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Model dokmentasi kardeks
sesuai dengan waktu yang telah diberikan, dalam penyusunan makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan namun demikian kami telah berusaha semaksimal mungkin agar
hasil dari tulisan ini tidak menyimpang dari ketentuan-ketentuan yang ada.
Atas dukungan dari berbagai pihak akhirnya kami bisa menyelesaikan makalah
ini. Untuk itu, dalam kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih kepada dosen
yang mengajar mata kuliah Dokumentasi Kebidanan yang memberikan pengajaran
dan arahan dalam penyusunan makalah ini.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena
itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
kesempurnaan makalah ini, dan mudah-mudahan ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.

Raha, 30 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dokumentasi berasal dari kata dokumen yang artinya bahan pustaka daam
bentuk tulisan mauun rekaman lain, misalnya kaset, video, gambar maupun foto.
Dalam bahasa inggris, dokumentasi berasal dari kata document yang artinya tulisan
didalam satu lembar kertas resmi. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia,
dokumentasi yaitu suatu kegiatan mengumpulkan, mngolah dan enyimpan informasi
tentang pengetahuan.
Dokumentasi mempunyai arti sebuah catatan otentik yang dapat dibuktikan.
Daam kebidanan, dokumentasi merupakan sebuah rangkaian kegiatan mencatat dan
melaporkan asuhan kebidanan berdasarkan kenyataan yang disampaikan secara
lengka dan tepat. Dokumentasi tersebut sebuah hal yang penting karena catatan
asuhan yang telah diberikan kepada pasien dapatdapat berfungsi sebagai panduan
dalam menuntut tanggung jawab maupun tanggung gugat ketika muncul
permasalahan terkait dengan asuhan kebidanan yang telah diberikn (Surtinah, Slikah
Andi Nuryani, 2019).
Dokumentasi kebidanan yaitu sebuah proses mencatat dan melaporkan asuhan
kebidanan yang dilakukan oleh bidan secara tertulis untuk kepentingan pasien, bidan
maupun tenaga kesehatan berdasarkan komunikasi yang sahih dan lengkap sebagai
bentuk tanggung jawab bidan. Selain itu, dokumentasi merupakan suatu bentuk
kegiatan mengumpulkan, menyimpan dan menyebarluaskan informasi untuk
mempertahnkan fakta penting secara berkelanjutan terhadap suatu peristiwa. Dengan
bahasa lain, dokumentasi merupakan sebuah keterangan yang tertulis maupun
terekam tentang data subjektif pasien melalui wawancara dan anamnesa, serta data
ojektif pasien melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium, penegakkan diagnose,
perencanaan asuhan, pelaksanaan asuhan, evaluasi asuhan, tindakan medis yang
diberikan kepada pasien baik rawat jalan, rawat inap mauun pelayanan gawat darurat
(Kemenkes, 2019).
SK Menkes RI nomor 79 a, menyatakn bahwa dokumentasi kebidanan
merupakan berkas catatan dan dokumen pasien yang meliputi anamnesa,
pemeriksaan, tindakan medis mauun pelayanan lain yang dilakukan oleh bidan atau
tenaga kesehatan selama pasien dirawat di Rumah Sakit termasuk UGD dan unit
rawat inap.
Dokumentasi bersifat terbuka jika dokumen selalu berinteraksi dengan
lingkungan yang menerima dan mengumpulkan informasi. Sedangkan dokumentasi
bersifat tertutup jika dokumentasi mengandung rahasia pasien yang tidak layak
dierlihatkan, diungkapkan maupun disebarluaskan kepada masyarakat(Kemenkes,
2019).
Tujuan dokumentasi kebidanan yaitu sebagai sarana komunikasi. Komunikasi
itu sendiri terjadi dalam 3 arah yaitu:
1. Kebawah untuk memberikan intruksi
2. Keatas dalam menyamaikan laporan
3. Kesamping saat memberikan saran antar tim tenaga kesehatan.(Handajani dan
Mulyati, 2017).
Selanjutnya, tujuan dokumentasi kebidanan meliputi duah hal yaitu
mengidentifikasi status kesehatan pasien dalam rangka pecatatan kebutuhan pasien,
perencanaan, pelaksanaan tindakan dan evaluasi asuhan; serta dokumentasi untuk
penelitian, keuangan, hokum, dan etika(Subiyatik, 2017).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah pada makalah ini ialah
menjelaskan tentang bagaimana salah satu model dokumentasi dalam kebidanan yaitu
kardeks secara detail.

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan pada makalah ini ialah mampu
menjelaskan tentang bagaimana salah satu model dokumentasi dalam kebidanan yaitu
kardeks secara detail.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Kardeks


Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan atau kejadian yang dilihat dalam pelaksanaan
asuhan kebidanan atau proses asuhan kebidanan(Muslihatun, Mudillah, Setyawati,
2009).
Kardeks merupakan sistem yang terdiri dari serangkaian kartu yang disiman
pada indeks file yang dapat dengan mudah dipindahkan yang berisikan informasi
yang diperlukan untuk asuhan setiap hari. Informasi yang terdapat dalam kardeks
meliputi: data demografi dasar, diagnosis medik utama, intruksi dokter terakhir yang
harus dilaksanakan perawat, rencana asuhan keerawatn tertulis digunakan jika
rencana formal tidak ditemukan dalam catatan klien, instruksi pencegahan yang
dilakukan dalam asuhan keperawatan jadwal pemeriksaan dan prosedur tindakan,
tindak factor yang berhubungan dengan kegiatan hidu sehari-hari. Karena sering
ditulis dengan pensil kecuali jika kardeks digunakan sebagai bagian ermanen dari
catatan klien. Potter dan Perry (1989) menekankan beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam penulisan rencana asuhan pada kardeks, yaitu: rencana asuhan
ketika ditulis perawat:
1. Membahas tentang masalah kebutuhan klien.
2. Melakukan rode setelah identifikasi atau penijauan masalah klien.
3. Setela diskusi dengan anggota tim kesehatan lain yang bertanggung jawab
terhadap klien.
4. Setelah berinteraksi dengan klien dan keluarganya.
Wildan dan Hidayat (2008) menyebutkan terdapat lima komponen yang
membentuk model dokumentasi kardeks. Kelima komponen ini adalah data pasien,
diagnosis kebidanan, pengobatan yang sedang dilakukan terhadap klien, test
diagnostic, dan kegiatan-kegiatan yang boleh dilakukan oleh pasien.
1) Data Pasien
Data Pasien pada kardeks adalah data umum yang menjadi pengenal
identitas pasien, yang meliuti nama, alamat, status perkawinan, tempat dan tanggal
lahir, status social, dan agama/ kepercayaan.
2) Diagnosis Kebidanan
Diagnosis Kebidanan ini berupa daftar prioritas masalah yang dmiliki oleh
pasien, dan yang sedang ditangani oleh bidan.
3) Pengobatan Yang Sedang Dilakukan
Data dalam komponen ini terdiri dari perawatan, pengobatan, diet, terapi
intravena, dan konsultasi.
4) Tes Diagnostik
Data yang terdapat dalam tes diagnostic meliputi tanggal/ jadwal tes
diagnostic, dan hasil tes diagnostic tersebut.
5) Kegiatan-kegiatan Yang Diperbolehkan
Data dalam komponen ini berupa kegiatan sehari-hari pasien yang
diizinkan oleh tenaga kesehatan, yang tidak mengganggu proses pengobatan yang
sedang berjalan.

2.2 Kelebihan dan Kekurangan Model Dokumentasi Kardeks


Menurut Handayani dan Triwik (2017) kelebihan dan kekurangan model
dokumentasi kardeks adalah sebagai berikut:
1. Kelebihan
a. Model kardeks yang berupa kartu mudah dibawa kemana-mana.
b. Model kardeks mudah dalam pengisian dokumentasinya.
c. Model kardeks mudah dipahami dan sederhana, karena hanya mengisi hal
yang penting dan tersedia dalam kolom.
d. Memungkinkan bidan/ perawat untuk berbagi informasi yang berguna kepada
sesama anggota tim kesehatan tentang kebutuhan unik klien.
e. Model kardeks juga membantu bidan untk mengomunikasikan waktu tepat
untuk meakukan kegiatan asuhan kebidanan tertentu.
2. Kekurangan
a. Tidak diisi dengan lengkap.
b. Tidak memiliki ruang yang cuku untuk memasukkan data yang diperlukan.
c. Tidak cukup tempat untuk menulis rencana kebidanan bagi pasien.
d. Tidak selalu diperbaiki (Tidak up to date)
e. Tidak dibaca oleh bidan sebelum mereka memberikan pelayanan atau asuhan
kebidanan.
f. Mudah hilang dan rusak.

2.3 Contoh Model Dokumentasi Kardeks


Contoh model dokumentasi kardeks diantaranya adalah KMS (Kartu Menuju
Sehat) balita, KMS ibu hamil, kartu kunjungan pasien, dan kartu akseptor KB. KMS
ini berfungsi untuk memantau pertumbuhan, sebagai catatan pelayanan kesehatan
anak, dan sebagai edukasi (pengetahuan).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas maka dapat disimpulkan, bahwa:
1. Dokumentasi dalam asuhan kebidanan merupakan suatu pencatatan yang
lengkap dan akurat terhadap keadaan atau kejadian yang dilihat dalam
pelaksanaan asuhan kebidanan atau proses asuhan kebidanan.
2. Kardeks merupakan sistem yang terdiri dari serangkaian kartu yang disimpan
pada indeks file yang dapat dengan mudah dipindahkan yang berisikan
informasi yang diperlukan untuk asuhan setiap hari. Informasi yang terdapat
dalam kardeks meliputi: data demografi dasar, diagnosis medik utama,
intruksi dokter terakhir yang harus dilaksanakan perawat, rencana asuhan
keerawatn tertulis digunakan jika rencana formal tidak ditemukan dalam
catatan klien, instruksi pencegahan yang dilakukan dalam asuhan keperawatan
jadwal pemeriksaan dan prosedur tindakan, tindak factor yang berhubungan
dengan kegiatan hidu sehari-hari. Karena sering ditulis dengan pensil kecuali
jika kardeks digunakan sebagai bagian ermanen dari catatan klien.
3. Wildan dan Hidayat (2008) menyebutkan terdapat lima komponen yang
membentuk model dokumentasi kardeks. Kelima komponen ini adalah data
pasien, diagnosis kebidanan, pengobatan yang sedang dilakukan terhadap
klien, test diagnostic, dan kegiatan-kegiatan yang boleh dilakukan oleh pasien.

3.2 Saran

Anda mungkin juga menyukai