Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEBUTUHAN DASAR PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK


PRASEKOLAH : KEBUTUHAN FISIK (NUTRISI)
Dosen Pengampu
Vita Raraningrum, S.ST., MPH.
Tria Eni Rafika Devi, S.ST., M.Kes.

Disusun oleh
Emilya Ananda Putri (15.401.20.001)
Firstamanda May Amsha (15.401.20.002)

MATA KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRASEKOLAH
YAYASAN RUSTIDA
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kebutuhan Dasar pada Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah: Kebutuhan Fisik (Nutrisi)” ini. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah tahun ajaran 2021/2022.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah, Ibu Vita Raraningrum, S.ST., MPH.
dan Ibu Tria Eni Rafika Devi, S.ST., M.Kes. serta teman-teman yang secara langsung
maupun yang tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
buku dan e-book. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih pemula, baik dari
segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah yang kami susun ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Krikilan, 9 September 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang...................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah................................................................................................. 1

1.3 Tujuan................................................................................................................... 2

1.4 Manfaat................................................................................................................. 2

BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 3

2.1 Definisi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah ....................................... 3

2.2 Kebutuhan Dasar Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah................ 4

1. Nutrisi.............................................................................................................. 4

a. Manfaat Zat-Zat Gizi bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah... 5

b. Gizi Seimbang bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah........... 6

c. Pengaruh Status Gizi bagi Pertumbuhan dan Perkembangan..................... 10

BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 15

3.1 Simpulan............................................................................................................... 15

3.2 Saran..................................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... iv

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Usia di bawah 5 tahun atau balita merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan fisik anak. Pada usia ini, anak masih rawan dengan berbagai gangguan
kesehatan, baik jasmani maupun rohani. Secara psikologis, rentan usia ini sangat
menentukan karakter anak. Jika anak sering diejek atau di cemooh, kemungkinan besar
akan tumbuh menjadi anak yang tidak mempunyai kepercayaan diri. Anak yang selalu
dimanja akan tumbuh menjadi anak yang selalu bergantung kepada orang lain. Demikian
juga anak yang selalu ditekan dengan ancaman, anak akan tumbuh dengan ketakutan
bahkan sampai depresi. Sebaliknya, anak yang di didik dengan pujian dan arahan yang
benar, akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri karena sejak kecil ia merasa dihargai
oleh lingkungan terdekatnya, yaitu keluarga.
Demikian pula dengan cara orangtua memberi makan kepada anak. Jika dengan
paksaan, anak semakin tidak menyukai makanan tersebut dan cendrung semakin
menolak. Selain itu, jika melarang makanan tertentu yang tidak baik seperti permen
tetapi tidak diikuti dengan member pemahaman jelas, juga akan menimbulkan rasa untuk
memberontak. Pemberontakan tersebut biasanya diwujudkan dengan semakin menyukai
makanan tersebut, dan sengan sembunyisembunyi makan dalam jumlah yang banyak
karena takut ketahuan.
Salah satu faktor yang menentukan daya tahan tubuh seorang anak adalah keadaan
gizinya. Pertumbuhan anak pada masa balita sangat pesat, sehingga membutuhkan zat
gizi yang relatif lebih tinggi daripada orang dewasa. Disisi lain, alat pencernaan diusia
ini belum berkembang sempurna. Selain itu, anak balita sangat rentan terhadap penyakit
gigi sehingga menyulitkan makannya. Gigi susu telah lengkap pada umur 2-2,5 tahun,
tetapi belum dapat digunakan untuk mengerat dan mengunyah makanan yang keras.
Karena itu, pengaturan makanan dan perencanaan menu harus hati-hati dan sesuai
dengan kebutuhan kesehatannya.
.
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas pada makalah tentang Kebutuhan Dasar pada
Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah: Kebutuhan Fisik (Nutrisi) kali ini yaitu:

1
2

1. Apakah definisi dari neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah?


2. Apa sajakah kebutuhan dasar fisik neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi dari neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.
2. Mengetahui kebutuhan dasar fisik neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.

1.4 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari isi makalah ini adalah:
1. Pembaca bisa memahami definisi dari neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.
2. Pembaca bisa memahami kebutuhan dasar fisik neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah


1. Definisi Neonatus
Menurut kamus kedokteran Dorland (2003), dijelaskan bahwa neonatal adalah
jabang bayi baru lahir hingga berumur empat minggu. Menurut Jumiarni (1995)
neonatus adalah bayi yang baru mengalami proses kelahiran dan harus
menyesuaikan diri dari kehidupan intra uterine ke kehidupan ekstrauterin. Menurut
Saifuddin (2002), bayi baru lahir dalah bayi yang baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran. Menurut Donna L. Wong (2003), bayi baru lahir adalah bayi
dari lahir sampai usia 4 minggu. Menurut Depkes RI(2005) Bayi baru lahir normal
adalah bayi yang lahir dari kehamilan 37 minggu sampai 42 minggu dan berat
badan 2500 – 4000 gram.

2. Definisi Bayi
Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus
dapat melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetap hidup yaitu penyesuaian
perubahan suhu, menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran.
Kesulitan penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami
penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan bahkan bisa sampai meniggal
dunia (Mansur, 2009). Sedangkan menurut Rusli ( 2013 ) bayi adalah anak usia 0
sampai 12 bulan

3. Definisi Balita

Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas

3
4. Definisi Anak Prasekolah

Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta
biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati, Saputri,

3
4

2015). Pada masa ini anak sedang menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan stimulasi yang intensif
dari orang di sekelilingnya agar mempunyai kepribadian yang berkualitas dalam
masa mendatang (Muscari, 2005).

2.1 Kebutuhan Dasar Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh
menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan tubuh,
sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi. Kebutuhan
asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologis yang meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi,
kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain.
Kebutuhan fisik dan biologis ini berpengaruh pada pertumbuhan fisik yaitu otak, alat
penginderaan, dan alat gerak yang digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi
lingkungan, sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak, apabila kebutuhan ini tidak
terpenuhi maka kecerdasan anak juga ikut terganggu (Soedjatmiko, 2009).

1. Nutrisi
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides).  Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985).  Dengan kata lain nutrisi adalah apa
yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya
Nutrisi merupakan salah kebutuhan fisik yang paling mendasar dan  sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Nutrisi sangat  bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi
kalium, dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Apabila kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak terpenuhi, diharapkan anak
dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat
meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
4

nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh
serta sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.
5

a. Manfaat Zat-Zat Gizi bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Nutrisi untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan
yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh
ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja.
Pemerintah Indonesia melalui PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
Eksklusif Telah menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di
Indonesia.
Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi
a) ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi
- Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI pada ibu
yang lain, karena disesuaikan dengan kebutuhan bayinya sendiri
- Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari - ASI merupakan makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
- Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar protektif,
yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan.
- ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi dan alergi
c) ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
- Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode
pertumbuhan otak yang cepat. Gizi yang diberikan merupakan faktor
terpenting dalam proses pertumbuhan otak
- ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan
anak secara optimal
- Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat dalam
ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6)
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak
berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar
terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, kebutuhan terhadap zat gizi harus
6

terpenuhi dengan memperhitungkan aktivitas bayi/anak dan keadaan infeksi. Agar


mencapai gizi seimbang maka perlu ditambah dengan Makanan Pendamping ASI
atau MP-ASI, sementara ASI tetap diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Pada
usia 6 bulan, bayi mulai diperkenalkan kepada makanan lain, mula-mula dalam
bentuk lumat, makananlembik dan selanjutnya beralih ke makanan keluarga saat
bayi berusia 1 tahun.
Pada balita, nutrien yang penting diantaranya:
- Zat pembangun terdiri atas protein hewani dan nabati. Protein mengandung
asam amino esensial, antara lain lisin, leusin, isoleusin, metionin, fenilalanin,
treonin, triptofan, valin, dan histidin. Zat ini berfungsi untuk mengganti
jaringan yang rusak.
- Zat sumber tenaga atau energi.
- Zat penunjang membran sel yang bersumber dari lemak (susu, keju, kuning
telur, dll). Lemak merupakan sumber energi utama bagi bayi. Palatabilitas
adalah kemampuan untuk merasakan atau mencicipi kelezatan makanan yang
biasanya terdapat pada asam lemak esensial (essensial fatty acids)
- Zat pelindung yang terdiri atas vitamin dan mineral. Vitamin yang larut dalam
lemak (A,D,E, dan K).
- Air memiliki porsi besar dalam tubuh.
- Nutrisi yang di butuhkan otak, seperti glukosa, vitamin, mineral, dan zat gizi
etensial.
Pada anak prasekolah, zat gizi digolongkan berdasarkan kebutuhan yang
dibutuhkan oleh tubuh, terbagi menjadi dua: zat makro dan mikro. Zat gizi makro
merupakan zat gizi yang dibutuhkan tubuh dalam jumlah yang besar. Beberapa zat
gizi yang tergolong pada gizi makro antara lain: air, karbohidrat, protein.
Sedangakan zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh
dalam jumlah yang sedikit. Namun zat tersebut juga harus terpenuhi setiap harinya
agar menunjang aktivitas anak sehari-hari. Manfaat dari gizi pada usia ini adalah
untuk pertumbuhan dan perkembangan.

b. Gizi Seimbang bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah


1.) Prinsip Gizi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Makanan terbaik bagi neonatus dan bayi adalah ASI. Namun, dengan
bertambahnya umur bayi dan tumbuh kembang, bayi memerlukan energi
7

dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan
Makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan
ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu
hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi
100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-
160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah
energi tersebut.
Setelah anak berumur 1 tahun, menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, serelia, daging, sup, sayuran, dan
buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi,
melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat
belajar mengunyah. Kecukupan gizi golongan umum 1-3 tahun, BB 12kg,
TB 89cm, Energi 1220Kkal, Protein 23gram dan 4-6 tahun, BB 18kg, TB
108cm, Energi 1720Kka, Protein 23gram.

2.) Jenis dan Cara Pengolahan Makanan


Nutrisi bayi yang berusia 0-6 bulan cukup terpenuhi dari ASI saja (ASI
Eksklusif). Hal-hal perlu diperhatikan dalam pemenuhan kebutuhan
nutrisi bayi usia 0-6 bulan adalah sebagai berikut:
a. Berikan ASI yang pertama keluar dan berwarna kekuningan
(kolostrum)
b. Jangan beri makanan/minuman selain ASI
c. Susui bayi sesering mungkin
d. Susui setiap bayi menginginkan, paling sedikit 8 kali sehari
e. Jika bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui.
f. Susui dengan payudara kanan dan kiri secara bergantian
g. Susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi
lainnya
h. Susui anak dalam kondisi menyenangkan, nyaman dan penuh perhatian
i. Dukungan suami dan keluarga penting dalam keberhasilan ASI
Eksklusif
Pada bayi usia 6 – 8 bulan pemberian ASI diteruskan serta pemberian
makanan tambahan mulai diperkenalkan dengan pemberian makanan
8

lumat dua kali sehari. Pemberian makanan tambahan diperkenalkan


karena keadaan alat cerna sudah semakin kuat. Makanan yang diberikan
pada bayi usia ini harus sudah bervariasi, terutama dalam memilih bahan
makanan yang akan digunakan. Bahan makanan lauk pauk seperti telur,
hati, daging sapi, daging ayam, ikan basah, ikan kering, udang, atau tempe
tahu, dapat diberikan secara bergantian.
Makanan MP-ASI yang baik perlu memperhatian hal berikut:
a. Padat energy, protein dan zat mikro (zat besi, Zinc, Kalsium, Vitamin
A, Vitamin C dan Folat)
b. Tidak berbumbu tajam, tidak menggunakan gula, garam, penyedap rasa
dan pengawet
c. Mudah ditelan dan disukai anak
d. Tersedia lokal dan harganya terjangkau
Berikut contoh cara membuat MPASI bubur sumsum kacang hijau
Bahan:
 15 gram (1.5 sdm ) tepung beras
 10 gram ( 1 sdm) kacang hijau, rebus, haluskan
 75 cc(1/3 gelas belimbing) santan kental
 20 gram daun bayam, iris halus
Cara membuat:
1. Rebus kacang hijau dan daun bayam, saring dengan saringan atau
blnder halus, sisihkan
2. Campurkan sedikit air dengan tepung beras hingga larut, tambahkan
santan, masak di atas api kecil hingga matang
3. Tambahkan hasil saringan kacang hijau dan aduk rata.
Lalu, pemberian makan pada bayi usia 9-11 bulan adalah sebagai
berikut:
- Teruskan pemberian ASI
- Berikan MP-ASIyang lebih padat, contohnya: bubur nasi, nasi tim dan
nasi lembek
- Selain itu, anak juga berikan aneka makanan yang terdiri dari:
• Makanan pokok, seperti: nasi, ubi, sagu
• Lauk hewani: ikan, telur, hati, ayam dan daging
9

• Lauk nabati: tempe, tahu, kacang-kacangan


• Sayur dan buah-buahan
• Beri makanan selingan 2 kali sehari , contoh: bubur kacang hijau, pisang,
biskuit, kue tradisional dan kue lain
Untuk umur 12-24 bulan
 Teruskan pemberian ASI
 Berikan makanan keluarga secara bertahap sesuai kemampuan anak
 Berikan 3x sehari, sebanyak 1/3 porsi makan orang dewasa terdiri dari
nasi, lauk pauk, sayur, dan buah
 Berikan makanan sleingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan
(biskuit, kue)
Untuk umur 24 bulan atau lebih
 Berikan makanan keluarga 3x sehari, sebanyak 1/3-1/2 porsi makanan
orang dewasa terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur, dan buah
 Berikan makanan sleingan kaya gizi 2x sehari diantara waktu makan
(biskuit, kue)
 Perhatikan jarak pemberian makan keluarga dan makanan selingan

3.) Faktor yang Memengaruhi Pemberian Makanan


Hal-hal yang perlu diperhatikan supaya pengaturan makan untuk bayi dan
anak dapat berhasil dengan baik adalah sebagai berikut :
1. Kerjasama ibu dan anak.
Dimulai pada saat kelahiran bayi dilanjutkan sampai dengan anak
mampu makan sendiri. Makanan hendaknya menyenangkan bagi anak
dan ibu. Ibu yang tegang, cemas, mudah marah merupakan suatu
kecenderungan untuk menimbulkan kesulitan makan pada anak.
2. Memulai pemberian makan sedini mungkin.
Pemberian makan sedini mungkin mempunyai tujuan menunjang
proses metabolisme yang normal, untuk pertumbuhan, menciptakan
hubungan lekat ibu dan anak, mengurangi resiko terjadinya
hipoglikemia, hiperkalemi, hiperbilirubinemia dan azotemia.
3. Mengatur sendiri.
10

Pada awal kehidupannya, seharusnya bayi sendiri yang mengatur


keperluan akan makanan. Keuntungannya untuk mengatur dirinya
sendiri akan kebutuhan zat gizi yang diperlukan.
4. Peran ayah dan anggota keluarga lain.
5. Menentukan jadwal pemberian makanan bayi.
6. Umur.
7. Berat badan.
8. Diagnosis dari penyakit dan stadium (keadaan).
9. Keadaan mulut sebagai alat penerima makanan.
10.Kebiasaan makan (kesukaan, ketidaksukaan dan acceptability dari jenis
makanan dan toleransi daripada anak terhadap makanan yang diberikan).
c. Pengaruh Status Gizi bagi Pertumbuhan dan Perkembangan
1.) KEP
KEP (Kurang Energi Protein) merupakan salah satu penyakit gangguan gizi
yang penting di Indonesia maupun di negara yang sedang berkembang lainnya.
Prevalensi tertinggi terdapat pada anak-anak balita, ibu yang sedang mengandung
dan menyusui. Penderita KEP memiliki berbagai macam keadaan patologis yang
disebabkan oleh kekurangan energi maupun protein dalam proporsi yang
bermacam-macam. Akibat kekurangan tersebut timbul keadaan KEP pada derajat
yang ringan sampai yang berat (Adriani dan Wijatmadi, 2012).
2.) KVA
Kekurangan vitamin A (KVA) subklinis dapat ditandai dengan rendahnya
kadar vitamin A didalam darah, hanya dapat diketahui dengsn memeriksakan kadar
vitamin A dalam darah di laboratorium. Salah satu cara menanggulangi KVA,
salah satunya dengan pemberian kapsul vitamin A dosis tinggi. Kapsul vitamin A
diberikan setahun dua kali pada bulan februari dan agustus, sejak anak berumur 6
bulan. Kapsul merah (dosis 100.000 IU) diberikan untuk bayi umur 6-11 bulan dan
kapsul biru (dosis 200.000 IU) untuk anak umur 12-59 bulan.
Kurang vitamin A dapat berdampak pada terganggunya perkembangan organ
penglihatan anak. penyakit mata yang sering muncul disebut dengan Xeroptalmia.
Penyakit ini merupakan penyebab kebutaan yang paling sering terjadi pada anak
berusia 2-3 tahun. pastikan anak mendapat asupan makanan yang kaya kandungan
11

vitamin A seperti hati, ikan, telur, alpukat, papaya, wortel, bayam, tomat dan
sayuran berwarna hijau lainnya.
3.) GAKY
GAKY dapat terjadi pada bayi lahir kretin dimana terdapat dua atau lebih
kelainan. Kelainan – kelainan tersebut adalah, gangguan perkembangan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan fisik (terlambat) dan gangguan
bicara. Spektrum GAKY adalah rangkaian gangguan akibat defisiensi yodium baik
secara fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai dewasa sangat
bervariasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang manusia. (Syafrill, 2009).
Periode defisiensi yodium yang paling kritis terjadi selama usia janin dan awal
usia kanak – kanak ketika otak yang sedang berkembang sangat rentan, terutama
terhadap kekurangan yodium dan konsekuensinya sebagai produksi hormon tiroid
menjadi tidak cukup. (Sediaoetama, 2009)
Gangguan akibat kekurangan yodium dengan kelainan yangtimbul dapat
berupa : pembesaran kelenjar gondok pada leher, gangguan perkembangan fisik,
gangguan fungsi mental, yang dapat berpengaruh terhadap kehilangan Intelligence
Quotient (IQ) point yang identik dengan kecerdasan dan produktivitas
4.) Anoreksia
Anorexsia ialah keadaan nafsu daan nafsu makan kurang atau sama atau sama
sekali tidak ada. Merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh banyak orang
tua mengenai anaknya. Anoreksia disebabkan oleh berbagai faktor, berupa
penyakit organis,  psikologis atau pengaturan makanan yang kurang baik. Kelaina
Kelainan anoreksia tanpa  penyak  penyakit organis yang nyata organis yang nyata
lebih sering ditemukan pada lebih sering ditemukan pada anak tunggal, anak anak
tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang
orang tuanya telah  berusia lanjut. lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit
organis organis akan menghilang bila anak telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun,
kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin
pula karena defisiensi gizi karena defisiensi gizi sendiri, misalny sendiri, misalnya
defisien defisiensi besi si besi seringkali menjadi kali menjadi penyebab anoreksia
pada anak. Gangguan psikologis terdapat pada anak dari keluarga yang sedang
mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama orang tua, dipaksakan makan makanan yang tidak
12

disukai. Anoreksia perlu segera mendapat perhatian karena mungkin merupakan


gejala sesuatu penyakit yang harus segera diobati. Anoreksia mungkin hanya
bersifat sementara, sebagai variasi normal dalam nafsu makan sehari-hari.
Anoreksia mungkin tidak bersifat sesungguhnya, yaitu bila anak  sebenarnya masih
menyukai makanan yang baru, lebih-lebih pola makanan yang  baru tersebu
tersebut berbeda banyak dalam banyak dalam hal warna, bentuk, konsistensi istensi
dibandingkan dengan makanan yang disukainya.
5.) Kwasiorkor
Kwashiorkor adalah bentuk MEP (Malnutrisi Energi Protein) yang terjadi
ketika anak disapih/dengan diet rendah protein, tetapi jumlah energi dari sumber
energi karbohidrat memadai (Chris Brooker, 2009). Kwashiorkor lebih banyak
terdapat pada usia 1-3 tahun yang sering terjadi pada anak yang terlambat
menyapih sehingga komposisi gizi makanan tidak seimbang terutama dalam hal
protein.
Kwashiorkor merupakan penyakit akibat kekurangan gizi pada bayi dan balita
yang disebabkan kekurangan protein akut. Penyakit ini memang mirip seperti
marasmus, namun pada penderita kwashiorkor terdapat edema pada bagian kaki.
Penyakit ini memang pada awalnya dideteksi karena kekurangan protein tapi
sebenarnya penyakit ini juga disebabkan karena kekurangan vitamin dan mineral.
Penderita rentan terkena berbagai penyakit yang disebabkan karena infeksi bahkan
setelah mendapat vaksin tertentu.
Pada penderita yang menderita kwashiorkor, anak akan mengalami gangguan
pertumbuhan, perubahan mental yaitu pada biasanya penderita cengeng dan pada
stadium lanjut menjadi apatis dan sebagian besar penderita ditemukan edema.
Selain itu, pederita akan mengalami gejala gastrointestinal yaitu anoreksia dan
diare. Hal ini mungkin karena gangguan fungsi hati, pankreas dan usus. Rambut
kepala penderita kwashiorkor senang dicabut tanpa rasa sakit (Hassan et al, 2005).
Pada penderita stadium lanjut, rambut akan terlihat kusam, kering, halus,
jarang dan berwarna putih. Kulit menjadi kering dengan menunjukkan garis-garis
yang lebih mendalam dan lebar. terjadi perubahan kulit yang khas yaitu crazy
pavement dermatosis yang merupakan bercak-bercak putih atau merah muda
dengan tepi hitam dan ditemukan pada bagian tubuh yang sering mendapat tekanan
dan disertai kelembapan. Pada perabaan hati ditemukan hati membesar, kenyal,
permukaan licin, dan pinggiran tajam. Anemia ringan juga ditemukan dan
13

terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar
globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005).
Tanda dan gejala kwashiorkor (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah sebagai
berikut:
 Mengalami pembengkakan (edema) diseluruh tubuh, terutama pada punggung
kaki (dorsum pedis)
 Wajah anak membulat dan sembab (moon face)
 Otot mengecil menyebabkan lengan atas kurus, ukuran LiLA ˂14cm
 Muncul ruam merah muda pada kuit dan berubah menjadi cokelat kehitaman
lalu mengelupas
 Kurang nafsu makan
 Rambut menipis berwarna merah, mudah dicabut tanpa rasa sakit
 Sering disertai infeksi, anemia dan diare
 Anak rewel dan apatis
 Pembesaran pada perut akibat timbunan cairan pada rongga perut dan adanya
pembesaran hati
6.) Marasmus
Marasmus terjadi karena energi yang tidak cukup. Pada penderita yang
menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering
terbangun pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare. Diare pada
penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit
lendir dan sedikit tinja. Gangguan pada kulit adalah turgor kulit akan menghilang
dan penderita terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat, lemak pada bagian
pipi akan menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena
superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu
menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit atau cekung
dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et al, 2005).
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan karena
tubuh kekurangan protein dan kalori. penyakit ini banyak ditemukan pada anak
berusia 0-2 tahun. Marasmus akan membuat tubuh menjadi lebih kurus, berat
badan yang sangat kurang dan tidak bisa beraktivitas dengan normal. Penyakit ini
banyak ditemukan di kawasan Negara afrika dan Negara-negara yang masih
menghadapi konflik pemicu kelaparan.
14

Marasmus adalah bentuk MEP (malnutrisi energi protein) berat akibat protein
dan energi (kalori) yang tidak adekuat dalam diet (Chris Brooker, 2009). Tanda
dan gejala marasmus (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah sebagai berikut
 Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
 Kulit menjadi kering dan bersisik
 Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit.
 Berat badan ˂60% berat badan normal sesuai usianya
 Wajah seperti orangtua
 Cengeng, rewel
 Kulit keriput
 Bentuk perut sekung
 Sering disertai diare kronik
 Rambut tipis dan mudah rontok
 Mudah terkena infeksi
BAB 3
PENUTUP

3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh
menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan
tubuh, sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi.

2. Nutrisi merupakan salah kebutuhan fisik yang paling mendasar dan sangat penting
dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Nutrisi
sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, penulis menemukan subuah saran, yaitu
mengedukasi orangtua atau keluarga terdekat dengan anak agar selalu memerhatikan
nutrisinya.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis bisa
menyusun makalah lebih baik kedepannya.

15
DAFTAR PUSTAKA

Maternity, Dianty, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.

Insani, Aldina Ayunda, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, dan
Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.

Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf. Diakses pada Kamis, 9
September 2021, pukul 08.00.

Nadifah, Maria, dkk. 2015. Kebutuhan Dasar pada Balita.


https://123dok.com/document/zkx81gpy-makalah-kebutuhan-dasar-pada-balita.html.
Diakses pada Kamis, 9 September 2021, pukul 09.00.

iv

Anda mungkin juga menyukai