Disusun oleh
Emilya Ananda Putri (15.401.20.001)
Firstamanda May Amsha (15.401.20.002)
MATA KULIAH
ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS, BAYI, BALITA, ANAK PRASEKOLAH
YAYASAN RUSTIDA
AKADEMI KESEHATAN RUSTIDA
PRODI D III KEBIDANAN
2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Allah swt, karena atas rahmat-Nya, kami dapat
menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “Kebutuhan Dasar pada Neonatus, Bayi,
Balita, dan Anak Prasekolah: Kebutuhan Fisik (Nutrisi)” ini. Penulisan makalah ini
merupakan salah satu tugas yang diberikan dalam mata kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus,
Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah tahun ajaran 2021/2022.
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada dosen pengajar mata kuliah Asuhan
Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah, Ibu Vita Raraningrum, S.ST., MPH.
dan Ibu Tria Eni Rafika Devi, S.ST., M.Kes. serta teman-teman yang secara langsung
maupun yang tidak langsung telah mendukung selesainya makalah ini.
Makalah ini disusun dengan menggunakan metode pustaka dengan sumber berupa
buku dan e-book. Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih pemula, baik dari
segi susunan maupun isinya. Oleh karena itu, kami mengharap kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan penulisan makalah yang kami susun ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................... ii
BAB 1 PENDAHULUAN................................................................................................... 1
1.3 Tujuan................................................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN..................................................................................................... 3
2.2 Kebutuhan Dasar Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah................ 4
1. Nutrisi.............................................................................................................. 4
a. Manfaat Zat-Zat Gizi bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah... 5
BAB 3 PENUTUP............................................................................................................... 15
3.1 Simpulan............................................................................................................... 15
3.2 Saran..................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................... iv
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1
2
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1. Mengetahui definisi dari neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.
2. Mengetahui kebutuhan dasar fisik neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.
1.4 Manfaat
Manfaat yang akan diperoleh dari isi makalah ini adalah:
1. Pembaca bisa memahami definisi dari neonatus, bayi, balita, dan anak prasekolah.
2. Pembaca bisa memahami kebutuhan dasar fisik neonatus, bayi, balita, dan anak
prasekolah.
BAB 2
PEMBAHASAN
2. Definisi Bayi
Bayi adalah individu yang lemah dan memerlukan proses adaptasi. Bayi harus
dapat melakukan 4 penyesuaian agar dapat tetap hidup yaitu penyesuaian
perubahan suhu, menghisap dan menelan, bernafas dan pembuangan kotoran.
Kesulitan penyesuaian atau adaptasi akan menyebabkan bayi mengalami
penurunan berat badan, keterlambatan perkembangan bahkan bisa sampai meniggal
dunia (Mansur, 2009). Sedangkan menurut Rusli ( 2013 ) bayi adalah anak usia 0
sampai 12 bulan
3. Definisi Balita
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia di atas satu tahun atau
lebih popular dengan pengertian usia anak di bawah lima tahun (Muaris.H, 2006).
Menurut Sutomo. B. dan Anggraeni. DY, (2010), Balita adalah istilah umum bagi
anak usia 1-3 tahun (batita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia batita, anak
masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan penting,
seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan berjalan sudah
bertambah baik. Namun kemampuan lain masih terbatas
3
4. Definisi Anak Prasekolah
Anak Prasekolah adalah anak yang berusia antara usia 3-6 tahun, serta
biasanya sudah mulai mengikuti program presschool (Dewi, Oktiawati, Saputri,
3
4
2015). Pada masa ini anak sedang menjalani proses pertumbuhan dan
perkembangan yang sangat pesat, sehingga membutuhkan stimulasi yang intensif
dari orang di sekelilingnya agar mempunyai kepribadian yang berkualitas dalam
masa mendatang (Muscari, 2005).
2.1 Kebutuhan Dasar Fisik Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh
menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan tubuh,
sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi. Kebutuhan
asuh merupakan kebutuhan fisik dan biologis yang meliputi kebutuhan nutrisi, imunisasi,
kebersihan badan dan lingkungan tempat tinggal, pengobatan, bergerak dan bermain.
Kebutuhan fisik dan biologis ini berpengaruh pada pertumbuhan fisik yaitu otak, alat
penginderaan, dan alat gerak yang digunakan oleh anak untuk mengeksplorasi
lingkungan, sehingga berpengaruh pada kecerdasan anak, apabila kebutuhan ini tidak
terpenuhi maka kecerdasan anak juga ikut terganggu (Soedjatmiko, 2009).
1. Nutrisi
Nutrisi adalah proses pengambilan zat-zat makanan penting (Nancy Nuwer
Konstantinides). Jumlah dari seluruh interaksi antara organisme dan makanan yang
dikonsumsinya (Cristian dan Gregar 1985). Dengan kata lain nutrisi adalah apa
yang manusia makan dan bagaimana tubuh menggunakannya
Nutrisi merupakan salah kebutuhan fisik yang paling mendasar dan sangat
penting dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak.
Nutrisi sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh, seperti kekurangan energi dan protein, anemia, defisiensi
yodium, defisiensi seng (Zn), defisiensi vitamin A, defisiensi tiamin, defisiensi
kalium, dan lain-lain yang dapat menghambat proses tumbuh kembang anak.
Apabila kebutuhan nutrisi pada bayi dan anak terpenuhi, diharapkan anak
dapat tumbuh dengan cepat sesuai dengan usia tumbuh kembang dan dapat
meningkatkan kualitas hidup serta mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas.
Selain itu, kebutuhan nutrisi juga dapat membantu dalam aktivitas sehari-hari karena
4
nutrisi juga merupakan sumber tenaga yang dibutuhkan berbagai organ dalam tubuh
serta sumber zat pembangun dan pengatur dalam tubuh.
5
a. Manfaat Zat-Zat Gizi bagi Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah
Nutrisi untuk bayi 0-6 bulan cukup hanya dari ASI. ASI merupakan makanan
yang terbaik untuk bayi oleh karena dapat memenuhi semua zat gizi yang
dibutuhkan bayi sampai usia 6 bulan, sesuai dengan perkembangan sistem
pencernaannya, murah dan bersih. Oleh karena itu setiap bayi harus memperoleh
ASI Eksklusif yang berarti sampai usia 6 bulan hanya diberi ASI saja.
Pemerintah Indonesia melalui PP Nomor 33 tahun 2012 tentang pemberian ASI
Eksklusif Telah menetapkan pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan pada ibu di
Indonesia.
Manfaat pemberian ASI eksklusif pada bayi
a) ASI sebagai makanan yang bergizi bagi bayi
- Komposisi ASI pada satu ibu akan berbeda dengan komposisi ASI pada ibu
yang lain, karena disesuaikan dengan kebutuhan bayinya sendiri
- Komposisi ASI berbeda-beda dari hari ke hari - ASI merupakan makanan
bayi yang paling sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya
b) ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
- Bayi dapat membuat zat kekebalan tubuh sehingga mencapai kadar protektif,
yaitu saat usia 9 sampai 12 bulan.
- ASI dapat menigkatkan kekebalan tubuh bayi yang baru lahir, karena
mengandung zat kekebalan tubuh yang dapat melindungi bayi dari berbagai
penyakit infeksi dan alergi
c) ASI eksklusif dapat meningkatkan kecerdasan
- Periode awal kehamilan s/d bayi berusia 12-18 bulan merupakan periode
pertumbuhan otak yang cepat. Gizi yang diberikan merupakan faktor
terpenting dalam proses pertumbuhan otak
- ASI eksklusif dapat menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan
anak secara optimal
- Zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi, yang terdapat dalam
ASI namun sangat sedikit pada susu sapi, yaitu taurin, laktosa dan asam lemak
ikatan panjang (DHA, AA, omega 3, omega 6)
Pada anak usia 6-24 bulan, kebutuhan terhadap berbagai zat gizi semakin
meningkat dan tidak lagi dapat dipenuhi hanya dari ASI saja. Pada usia ini anak
berada pada periode pertumbuhan dan perkembangan cepat, mulai terpapar
terhadap infeksi dan secara fisik mulai aktif, kebutuhan terhadap zat gizi harus
6
dan zat-zat gizi yang melebihi jumlah ASI. Bayi harus mendapat makanan
Makanan tambahan/ pendamping ASI. Banyaknya ASI yang dihasilkan
ibu tergantung dari status gizi ibu, makanan tambahan sewaktu
hamil/menyusui, stress mental dan sebagainya. Dianjurkan untuk memberi
100-110 Kkal energi tiap kgBB/ hari. Oleh karena itu, susu bayi
mengandung kurang lebih 67 Kkal tiap 100 cc. Maka bayi diberikan 150-
160 cc susu tiap kgBB. Tetapi tidak semua bayi memerlukan jumlah
energi tersebut.
Setelah anak berumur 1 tahun, menunya harus bervariasi untuk
mencegah kebosanan dan diberi susu, serelia, daging, sup, sayuran, dan
buah-buahan. Makanan padat yang diberikan tidak perlu diblender lagi,
melainkan yang kasar supaya anak yang sudah mempunyai gigi dapat
belajar mengunyah. Kecukupan gizi golongan umum 1-3 tahun, BB 12kg,
TB 89cm, Energi 1220Kkal, Protein 23gram dan 4-6 tahun, BB 18kg, TB
108cm, Energi 1720Kka, Protein 23gram.
vitamin A seperti hati, ikan, telur, alpukat, papaya, wortel, bayam, tomat dan
sayuran berwarna hijau lainnya.
3.) GAKY
GAKY dapat terjadi pada bayi lahir kretin dimana terdapat dua atau lebih
kelainan. Kelainan – kelainan tersebut adalah, gangguan perkembangan mental,
gangguan pendengaran, gangguan pertumbuhan fisik (terlambat) dan gangguan
bicara. Spektrum GAKY adalah rangkaian gangguan akibat defisiensi yodium baik
secara fisik maupun mental sejak dalam kandungan sampai dewasa sangat
bervariasi sesuai dengan tingkat tumbuh kembang manusia. (Syafrill, 2009).
Periode defisiensi yodium yang paling kritis terjadi selama usia janin dan awal
usia kanak – kanak ketika otak yang sedang berkembang sangat rentan, terutama
terhadap kekurangan yodium dan konsekuensinya sebagai produksi hormon tiroid
menjadi tidak cukup. (Sediaoetama, 2009)
Gangguan akibat kekurangan yodium dengan kelainan yangtimbul dapat
berupa : pembesaran kelenjar gondok pada leher, gangguan perkembangan fisik,
gangguan fungsi mental, yang dapat berpengaruh terhadap kehilangan Intelligence
Quotient (IQ) point yang identik dengan kecerdasan dan produktivitas
4.) Anoreksia
Anorexsia ialah keadaan nafsu daan nafsu makan kurang atau sama atau sama
sekali tidak ada. Merupakan keluhan yang sering dikemukakan oleh banyak orang
tua mengenai anaknya. Anoreksia disebabkan oleh berbagai faktor, berupa
penyakit organis, psikologis atau pengaturan makanan yang kurang baik. Kelaina
Kelainan anoreksia tanpa penyak penyakit organis yang nyata organis yang nyata
lebih sering ditemukan pada lebih sering ditemukan pada anak tunggal, anak anak
tunggal, anak yang umurnya banyak berbeda dengan kakaknya dan pada anak yang
orang tuanya telah berusia lanjut. lanjut. Anoreksia yang menyertai penyakit
organis organis akan menghilang bila anak telah sembuh dari penyakit primernya.
Berbagai penyakit infeksi baik yang mendadak maupun yang menahun,
kelainan bawaan misalnya pada jantung dan saluran pencernaan serta mungkin
pula karena defisiensi gizi karena defisiensi gizi sendiri, misalny sendiri, misalnya
defisien defisiensi besi si besi seringkali menjadi kali menjadi penyebab anoreksia
pada anak. Gangguan psikologis terdapat pada anak dari keluarga yang sedang
mengalami kesulitan rumah tangga, suasana makan yang kurang menyenangkan,
tidak pernah makan bersama orang tua, dipaksakan makan makanan yang tidak
12
terjadinya kelainan kimia yaitu kadar albumin serum yang rendah dan kadar
globulin yang normal atau sedikit meninggi (Hassan et al, 2005).
Tanda dan gejala kwashiorkor (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah sebagai
berikut:
Mengalami pembengkakan (edema) diseluruh tubuh, terutama pada punggung
kaki (dorsum pedis)
Wajah anak membulat dan sembab (moon face)
Otot mengecil menyebabkan lengan atas kurus, ukuran LiLA ˂14cm
Muncul ruam merah muda pada kuit dan berubah menjadi cokelat kehitaman
lalu mengelupas
Kurang nafsu makan
Rambut menipis berwarna merah, mudah dicabut tanpa rasa sakit
Sering disertai infeksi, anemia dan diare
Anak rewel dan apatis
Pembesaran pada perut akibat timbunan cairan pada rongga perut dan adanya
pembesaran hati
6.) Marasmus
Marasmus terjadi karena energi yang tidak cukup. Pada penderita yang
menderita marasmus, pertumbuhannya akan berkurang atau terhenti, sering
terbangun pada waktu malam, mengalami konstipasi atau diare. Diare pada
penderita marasmus akan terlihat berupa bercak hijau tua yang terdiri dari sedikit
lendir dan sedikit tinja. Gangguan pada kulit adalah turgor kulit akan menghilang
dan penderita terlihat keriput. Apabila gejala bertambah berat, lemak pada bagian
pipi akan menghilang dan penderita terlihat seperti wajah seorang tua. Vena
superfisialis akan terlihat jelas, ubun-ubun besar cekung, tulang pipi dan dagu
menonjol dan mata tampak besar dan dalam. Perut tampak membuncit atau cekung
dengan gambaran usus yang jelas dan tampak atropi (Hassan et al, 2005).
Marasmus adalah salah satu bentuk kekurangan gizi yang disebabkan karena
tubuh kekurangan protein dan kalori. penyakit ini banyak ditemukan pada anak
berusia 0-2 tahun. Marasmus akan membuat tubuh menjadi lebih kurus, berat
badan yang sangat kurang dan tidak bisa beraktivitas dengan normal. Penyakit ini
banyak ditemukan di kawasan Negara afrika dan Negara-negara yang masih
menghadapi konflik pemicu kelaparan.
14
Marasmus adalah bentuk MEP (malnutrisi energi protein) berat akibat protein
dan energi (kalori) yang tidak adekuat dalam diet (Chris Brooker, 2009). Tanda
dan gejala marasmus (pusdatin kemenkes RI, 2015), adalah sebagai berikut
Ukuran kepala tidak sebanding dengan ukuran tubuh
Kulit menjadi kering dan bersisik
Tampak sangat kurus, hingga seperti tulang terbungkus kulit.
Berat badan ˂60% berat badan normal sesuai usianya
Wajah seperti orangtua
Cengeng, rewel
Kulit keriput
Bentuk perut sekung
Sering disertai diare kronik
Rambut tipis dan mudah rontok
Mudah terkena infeksi
BAB 3
PENUTUP
3.1 Simpulan
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, dapat disimpulkan beberapa hal sebagai
berikut:
1. Soetjiningsih dan Roesli (dalam Sulistiyani, 2010) menyatakan bahwa asuh
menunjukkan kebutuhan bayi dalam mendukung pertumbuhan otak dan jaringan
tubuh, sehingga bayi membutuhkan nutrisi yang penuh dengan makanan bergizi.
2. Nutrisi merupakan salah kebutuhan fisik yang paling mendasar dan sangat penting
dalam membantu proses pertumbuhan dan perkembangan pada bayi dan anak. Nutrisi
sangat bermanfaat bagi tubuh dalam membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak serta mencegah terjadinya berbagai penyakit akibat kurang
nutrisi dalam tubuh
3.2 Saran
Berdasarkan makalah yang telah dibuat, penulis menemukan subuah saran, yaitu
mengedukasi orangtua atau keluarga terdekat dengan anak agar selalu memerhatikan
nutrisinya.
Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar penulis bisa
menyusun makalah lebih baik kedepannya.
15
DAFTAR PUSTAKA
Maternity, Dianty, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Penerbit ANDI.
Insani, Aldina Ayunda, dkk. 2019. Buku Ajar Asuhan Kebidanan pada Neonatus, Bayi, dan
Balita. Sidoarjo: Indomedia Pustaka.
Setiyani, Astuti, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak Prasekolah.
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Asuhan-
Kebidanan-Neonatus-Bayi-Balita-dan-Apras-Komprehensif.pdf. Diakses pada Kamis, 9
September 2021, pukul 08.00.
iv