eunike.ellen@rocketmail.com
Pedahuluan
A. Latar Belakang
Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Indonesia kerap terjadi setiap tahunnya.
Walaupun pemerintah telah melakukan pencegahan seperti fogging(pengasapan), 3M dan
upaya lainnya , upaya pencegahan yang dilakukan belum mampu atau belum berhasil
menekan secara sempurna laju kasus DBD secara menyeluruh. Tentu hal ini terjadi
karena masih banyak factor-faktor lain yang harus diperhatikan, dan factor-faktor tersebut
harus berjalan seimbang, baik masyarakat itu sendiri, penyebab penularan DBD,
Lingkungan dan Pelayanan Kesehatan untuk masyarakat.
Dari semua pertimbangan tersebut, perlu adanya koreksi untuk kembali mempelajari halhal yang mempengaruhi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD).
A. Tujuan
Tujuan dari dibuatnya makalah ini adalah untuk menjelaskan factor-faktor yang
memengaruhi peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue(DBD) di masyarakat dan
pencegahannya.
Pembahasan
B. Segitiga Epidemiologi
Penyakit menular merupakan hasil perpaduan berbagai factor yang saling
mempengaruhi. Factor tersebut yaitu lingkungan (environment), agen penyebab penyakit
(agent) dan penjamu (host). Ketiga factor penting ini disebut segitiga epidemiologi
(epidemiologi triangle). Hubungan ketiga factor tersebut digambarkan secara sederhana
sebagai timbangan, yaitu agen penyebab penyakit pada satu sisi dan penjamu pada sisi
yang lain dengan lingkungan sebagai penumpunya.[4] (Gambar.1)
Gambar.1
Bila agen penyebab penyakit dengan penjamu berada dalam keadaan
seimbang , maka seseorang berada dalam keadaan sehat. Perubahan
keseimbangan akan menyebabkan seseorang sehat atau sakit.
B.1 Lingkungan
Secara keseluruhan, semua penduduk menghalangi resiko penyakit yang
bersumber pada lingkungan. Kesehatan lingkungan menjadi sangat penting untuk
dilakukan.[5]
Lingkungan terbagi menjadi 2 yaitu lingkungan fisik dan lingkungan non-fisik.[4]
B.1.1 Lingkungan fisik.
B.1.1.1 Keadaan Geografis
Keadaan Geografis, seperti ketinggian mempengaruhi penularan
penyakit. Nyamuk Aedes aegypti tidak menyukai ketinggian lebih dari
1000m di atas permukaan laut. Kadar oksigen memengaruhi daya tahan
tubuh seseorang. Semakin tinggi letak pemukiman maka akan semakin
rendah kadar oksigennya. Lingkungan persawahan juga bisa dihubungkan
dengan penyakit yang ditularkan oleh cacing, parasit dan nyamuk.
B.1.1.2 Kelembapan Udara
Sebagian besar vektor penyakit dan agen penyebab penyakit lebih
menyukai lingkungan yang lembap. Nyamuk aedes agypti biasanya
mencari tempat perkembang biakan yang teduh dan terlindung dari sinar
matahari.
B.1.1.3 Temperatur
B.2 Agen/agent
Agen sebagai faktor penyebab penyakit dapat berupa unsur hidup atau mati yang
terdapat dalam jumlah yang berlebih atau kekurangan. Dalam kasus Demam Berdarah
Dengue. Virus sebagai agen, yaitu virus dengue. Virus dengue merupakan anggota family
flaviviridae. Keempat tipe virus dengue menunjukkan banyak kesamaan karakteristik
dengan flavivirus yang lain. Virus dengue bersifat labil terhadap panas (termolabil). Ada
empat virus penyebab DBD yaitu, Den-1,Den-2,Den-3 dan Den-4.[6]
B.3 Pejamu/Host
Pejamu ialah keadaan manusia yang sedemikian rupa sehingga menjadi faktor
risiko untuk terjadinya penyakit. Faktor pejamu dan agen dapat diumpamakan sebagai
tanah dan benih, Tumbuhnya benih tergantung keadaan tanah yang dianalogikan dengan
timbulnya penyakit yang tergantung pada keadaan pejamu. [7] Meskipun penyakit DBD
dapat menyerang segala usia, beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak-anak lebih
rentan tertular berpotensi penyakit yang mematikan ini. Di daerah endemi, mayoritas
kasus penyakit DBD terjadi pada anak-anak dengan usia kurang dari 15 tahun.[6]
C. Vektor
Organisme yang dapat menularkan agens penyakit dari satu hewan ke hewan lain
atau ke manusia di sebut vektor.[8]Pada penularan DBD, penularan penyakit melalui
vektor penyakit berupa serangga. Dalam hal ini adalah nyamuk Aedes aegypti .Nyamuk
aedes agypti merupakan spesies nyamuk tropis dan sub tropis yang banyak ditemukan
antara garis lintang 35 derajat utara dan 35 derajat selatan. Nyamuk aedes agypti betina
merupakan vektor penyakit DBD yang paling efektifdan utama. Hal ini karena sifatnya
yang sangat senang tinggal berdekatan dengan manusia dan lebih senang menghisap
darah manusia, bukan darah hewan. Selain itu ada pula nyamuk Aedes scutellaris yang
dapat berperan sebagai vektor DBD tetapi kurang efektif.[6]
Nyamuk ini sangat menyukai tempat yang teduh dan lembap, suka bersembunyi di
bawah rindangan pohon, ataupun pada pakaian yang tergantung dan berwarna gelap.
Umumnya nyamuk ini menggigit pada waktu siang hari (pukul 09.00-10.00) atau sore
hari(pada pukul 16.00-17.00). Nyamuk ini akan bertelur 3 hari setelah menghisap darah
karena merupakan sarana untuk mematangkan telurnya. Dalam waktu kurang dari 8 hari,
telur tersebut sudah menetas dan berubah menjadi jentik-jentik larva dan akhirnya dan
sederhana menjadi nyamuk dewasa yang siap menggigit.[9]
D. Langkah Pemberantasan
Untuk memberantas demam berdarah, langkah tepat yang harus dilakukan adalah
memberantas sarang nyamuk. Diperlukan langkah yang jelas dan sederhana untuk
menumbuhkan sikap dan kesadaran masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.[10]
Berikut cara yang harus digalakan bersama baik pemerintah dan masyarakat untuk
memberantas Demam Berdarah.
D.1 Tiga M (3 M)
pelayanan
Kesehatan
perlu
adanya
menggerakkan
masyarakat
untuk
Penutup
Untuk menekan laju kasus Demam Berdarah Dengue penting adanya untuk kembali
memperhatikan keseimbangan antara faktor-faktor terkait baik Lingkungan, Penyebar(dalam hal
ini agen dan vektor) juga Pejamu atau host. Lebih dari itu Pemerintah dan Masyarakat yang
terkait harus bekerja sama untuk menjaga keseimbangan antara ketiga faktor tersebut.
Daftar Pustaka