Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

SOSIOLOGI
Pemberdayaan Masyarakat Adat Depensero Utara

disusun oleh:
Kelompok 6
Riska fitriani
Muh. halim lawata

SMA Negeri 6 Kendari


TP. 2023/2024
KATA PENGANTAR

Pada era globalisasi ini, masyarakat adat seringkali terpinggirkan dan terabaikan
dalam pembangunan serta kebijakan pemerintah. Pemberdayaan masyarakat
adat menjadi suatu kebutuhan mendesak untuk memastikan keberlanjutan
budaya, keberagaman, dan keadilan sosial di dalam suatu negara. Makalah ini
bertujuan untuk mengkaji dan menganalisis upaya pemberdayaan masyarakat
adat Depensero Utara, serta dampaknya terhadap kehidupan sosial, ekonomi,
dan budaya masyarakat tersebut.

Sebagai penyusun, kami menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik dari
penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam makalah ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat memperbaiki makalah ini.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menjadi sumber pengetahuan yang
bermanfaat bagi masyarakat.

Kendari, Februari 2024

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
BAB I....................................................................................................................
PENDAHULUAN...................................................................................................
A. Latar belakang..........................................................................................
B. Rumusan masalah....................................................................................
C. Tujuan......................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN..................................................................................................
1. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Adat Depensero Utara..
a. Sosial................................................................................................
b. Ekonomi...........................................................................................
c. Budaya.............................................................................................
2. Faktor-faktor yang Menghambat Pemberdayaan........................................
a. Ketidaksetaraan Akses dan Kontrol atas Sumber Daya Alam............
b. Ketidakstabilan Hukum dan Kebijakan..............................................
c. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi................................................
d. Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim dan Bencana Alam..............
e. Konflik dan Kekerasan.......................................................................
3. Upaya Pemberdayaan yang Dilakukan......................................................
a. Program-program pemberdayaan ekonomi.....................................
b. Program pendidikan dan pelatihan..................................................
c. Penguatan kapasitas organisasi masyarakat adat dalam
mengadvokasi hak-hak mereka. .......................................................
d. Keterlibatan sejumlah lembaga lembaga.....................................
4. Dampak Upaya Pemberdayaan.................................................................
a. Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian Ekonomi......................
b. Peningkatan Keterampilan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam..
c. Penguatan Kapasitas Organisasi Masyarakat Adat.............................
KESIMPULAN..........................................................................................................
SARAN...........................................................................................................
PENUTUP...........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Upaya pemberdayaan komunitas memerlukan pendekatan tepat agar sesuai
sasaran. Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan ialah melalui
pengembangan kearifan lokal.

Pemberdayaan melalui kearifan lokal merupakan upaya strategis untuk


meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Disebut strategis karena
program pemberdayaan mengajak masyarakat melakukan perubahan sosial
dalam kehidupannya. Di sisi lain, penggunaan kearifan lokal dalam
pemberdayaan menunjukkan penghormatan terhadap budaya asli masyarakat
Indonesia. Dengan demikian, masyarakat mengalami kemajuan, tetapi tidak
melupakan nilai nilai kebudayaan asli masyarakat.

Salah satu program pemberdayaan yang menggunakan kearifan lokal adalah


masyarakat adat depensero utara di kabupaten jayapura, papua. Masyarakat
adat depensero utara telah mengenal sejumlah aturan adat yang berlaku turun
temurun untuk melindungi kelestarian alam. Mereka mengelompokkan wilayah
dalam berbagai zona berdasarkan kegunaannya. Ada sejumlah area yang
ditetapkan sebagai wilayah konservasi, kawasan perlindungan untuk air, serta
kawasan untuk dikelola guna memenuhi kebutuhan sehari-hari. Masyarakat adat
depensero utara telah memberlakukan sistem pemanfaatan lahan yang diatur
menurut aturan adat, serta memiliki tempat keramat yang dilindungi dan
tertutup untuk aktivitas manusia.

Masyarakat adat Depensero Utara memiliki kekayaan budaya dan pengetahuan


tradisional yang unik, namun seringkali mengalami marginalisasi dalam
pembangunan dan pengambilan kebijakan. Hal ini disebabkan oleh kurangnya
pemahaman dan pengakuan terhadap hak-hak mereka, serta dominasi
kepentingan ekonomi dan politik tertentu.

B. Rumusan masalah
1. Bagaimana kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat adat
Depensero Utara?
2. Apa saja faktor-faktor yang menghambat pemberdayaan
masyarakat adat Depensero Utara?
3. Apa yang telah dilakukan dalam upaya pemberdayaan masyarakat
adat Depensero Utara?
4. Bagaimana dampak dari upaya pemberdayaan tersebut terhadap
masyarakat adat Depensero Utara?

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat adat
Depensero Utara.
2. Mengidentifikasi faktor-faktor yang menghambat pemberdayaan
masyarakat adat Depensero Utara.
3. Mengevaluasi upaya pemberdayaan yang telah dilakukan terhadap
masyarakat adat Depensero Utara.
4. Menganalisis dampak dari upaya pemberdayaan tersebut terhadap
kehidupan masyarakat adat Depensero Utara
BAB II
PEMBAHASAN

masyarakat adat depensero utara memiliki kebiasaan menanam pohon serta


larangan segala bentuk aktivitas penebangan diwilayah sekitar dekat sungai.
mereka meyakini pohon akan menjaga kualitas air sekaligus mencegah erosi. hal
tersebut merupakan pemanfaatan lahan yang diatur menurut aturan adat. hal
unik lainnya yang menjadi bagian dari kearifan lokal masyarakat depensero utara
adalah keberadaan buah "saweng di tepi sungai yang diyakini menjadi penanda
akan terjadi banji bandang, namun dibalik keunikan kekayaan budaya dan
pengetahuan tradisional masyarakat adat depensero utara seringkali mengalami
marginalisasi dalam pembangunan dan pengambilan kebijakan.

1. Kondisi Sosial, Ekonomi, dan Budaya Masyarakat Adat Depensero Utara


Masyarakat adat Depensero Utara hidup dalam ketergantungan terhadap
sumber daya alam dan kearifan lokal mereka. Mereka memiliki sistem nilai
dan kepercayaan yang kuat terhadap lingkungan alam dan nenek moyang
mereka. Namun, secara ekonomi, masyarakat adat ini seringkali
mengalami keterbatasan dalam mengakses sumber daya dan peluang
ekonomi yang lebih luas.
Kondisi sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat adat Depensero Utara
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti lokasi geografis, akses ke
sumber daya, pengaruh luar, dan kebijakan pemerintah. Secara umum,
mereka mungkin menghadapi tantangan dalam mempertahankan budaya
dan tradisi mereka sambil beradaptasi dengan perubahan sosial dan
ekonomi di sekitar mereka.
a. Sosial
Masyarakat adat Depensero Utara mungkin memiliki struktur sosial
yang kuat berdasarkan tradisi dan nilai-nilai budaya mereka. Tantangan
dapat muncul dari modernisasi dan urbanisasi, yang dapat
memengaruhi struktur sosial dan nilai-nilai tradisional mereka.

b. Ekonomi
Masyarakat adat Depensero Utara mungkin terlibat dalam kegiatan
ekonomi tradisional seperti pertanian, berburu, memancing, atau
pengumpulan hasil hutan. Tantangan dapat melibatkan akses yang
terbatas ke sumber daya alam dan pasar yang memadai untuk
mendapatkan pendapatan yang stabil.

c. Budaya
Masyarakat ini mungkin berusaha mempertahankan bahasa, adat
istiadat, dan sistem pengetahuan tradisional mereka. Pengaruh luar
seperti media massa dan globalisasi dapat menjadi tantangan untuk
menjaga kelestarian budaya mereka.

2. Faktor-faktor yang Menghambat Pemberdayaan


Beberapa faktor yang umumnya dapat menghambat pemberdayaan
masyarakat adat di suatu wilayah, termasuk Depensero Utara atau wilayah
manapun, meliputi:
a. Ketidaksetaraan Akses dan Kontrol atas Sumber Daya Alam
Masyarakat adat sering kali mengalami kesulitan dalam mengakses
dan mengontrol sumber daya alam yang berada di wilayah mereka
karena konflik kepentingan dengan pihak lain, seperti perusahaan
pertambangan atau perkebunan.

b. Ketidakstabilan Hukum dan Kebijakan


Kebijakan yang tidak konsisten atau hukum yang ambigu dapat
menghambat upaya pemberdayaan masyarakat adat, karena
mereka sering kali tidak memiliki perlindungan hukum yang
memadai atas tanah dan hak-hak tradisional mereka.

c. Ketidaksetaraan Sosial dan Ekonomi


Masyarakat adat sering kali menghadapi diskriminasi sosial dan
ekonomi, yang dapat menghambat kemampuan mereka untuk
mengambil peran aktif dalam pembangunan dan pengambilan
keputusan yang memengaruhi kehidupan mereka.
d. Kerentanan Terhadap Perubahan Iklim dan Bencana Alam
Masyarakat adat cenderung sangat tergantung pada lingkungan
alam mereka, dan perubahan iklim serta bencana alam dapat
merusak sumber daya yang menjadi dasar kehidupan dan
keberlangsungan budaya mereka.

e. Konflik dan Kekerasan


Konflik bersenjata atau kekerasan lainnya di wilayah tersebut dapat
menghambat upaya pemberdayaan masyarakat adat dengan
mengganggu kehidupan sehari-hari, mengganggu akses terhadap
sumber daya, dan meningkatkan tingkat ketidakpastian.
3. Upaya Pemberdayaan yang Dilakukan
a. Program-program pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan
usaha mikro dan kecil berbasis budaya lokal.
Merupakan langkah konkret untuk meningkatkan pendapatan dan
kemandirian ekonomi masyarakat adat Depensero Utara. Dengan
fokus pada budaya lokal, program ini dapat mempromosikan
keberlanjutan ekonomi sambil mempertahankan warisan budaya
masyarakat.

b. Program pendidikan dan pelatihan untuk meningkatkan


keterampilan masyarakat adat dalam mengelola sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Program pendidikan dan pelatihan yang ditawarkan bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan masyarakat adat dalam
mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Pendidikan dan
pelatihan ini mungkin mencakup teknik pengelolaan tanah dan
hutan yang berkelanjutan, praktik pertanian yang ramah
lingkungan, dan pemahaman akan pentingnya konservasi
lingkungan. Dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan,
masyarakat adat dapat lebih efektif dalam memanfaatkan sumber
daya alam tanpa merusak lingkungan.

c. Penguatan kapasitas organisasi masyarakat adat dalam


mengadvokasi hak-hak mereka.
adalah aspek kunci dari upaya pemberdayaan. Ini menciptakan
landasan yang kuat untuk masyarakat adat agar dapat berpartisipasi
dalam proses pengambilan keputusan yang memengaruhi wilayah
mereka. Dengan memiliki kemampuan advokasi yang baik,
masyarakat adat dapat lebih efektif dalam melindungi hak tanah
dan sumber daya mereka, serta berperan aktif dalam
pembangunan wilayah mereka secara keseluruhan.

d. Keterlibatan sejumlah lembaga lembaga dalam mengintegrasikan


kearifan lokal kedalam strategi pembangunan yang rendah emosi
dari sektor alam
Kerja sama antara LSM seperti Gugus Kerja untuk Pembangunan
Rendah Emisi di Papua (PLCD-TF), Yayasan Konservasi dan
Pemberdayaan Masyarakat Papua (YKPM), Yayasan Lingkungan
Hidup Papua (Yali Papua), dan Fakultas Pertanian Universitas
Brawijaya di dalam pemberdayaan masyarakat Deponsero adalah
langkah penting dalam memperkuat pembangunan berkelanjutan
dan menghormati kearifan lokal.
• Gugus Kerja untuk Pembangunan Rendah Emisi di Papua
(PLCD-TF). PLCD-TF berperan sebagai motor penggerak
dalam upaya menangani tantangan pembangunan rendah
emisi di Papua. Dengan fokus pada strategi pembangunan
berkelanjutan, PLCD-TF memainkan peran penting dalam
memperkuat partisipasi masyarakat dalam upaya konservasi
dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.
• Yayasan Konservasi dan Pemberdayaan Masyarakat Papua
(YKPM). YKPM berkomitmen untuk melibatkan masyarakat
Papua secara langsung dalam upaya pelestarian lingkungan
dan pemberdayaan ekonomi lokal. Dengan memanfaatkan
kearifan lokal, YKPM membantu masyarakat untuk
mengembangkan solusi-solusi yang berkelanjutan sesuai
dengan kondisi lokal.

• Yayasan Lingkungan Hidup Papua (Yali Papua). Yali Papua


adalah LSM yang fokus pada perlindungan lingkungan hidup
di Papua. Dengan melibatkan masyarakat secara aktif, Yali
Papua berusaha untuk mempromosikan kesadaran
lingkungan dan mendukung praktik-praktik yang ramah
lingkungan.

• Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya.


Melalui kolaborasi dengan fakultas pertanian, masyarakat
Deponsero dapat mengakses pengetahuan dan teknologi
terkini dalam pertanian berkelanjutan. Universitas Brawijaya
membantu dalam penyediaan sumber daya, penelitian, dan
pengembangan kapasitas untuk meningkatkan produktivitas
pertanian secara berkelanjutan.

Integrasi kearifan lokal ke dalam strategi pembangunan yang


rendah emisi dari sektor lahan merupakan langkah yang penting
dalam memastikan bahwa pembangunan yang dilakukan tidak
hanya berkelanjutan secara ekologis tetapi juga menghormati
dan memperkuat identitas serta kebutuhan masyarakat lokal
seperti di Deponsero. Dengan demikian, kerja sama antara LSM
dan lembaga pendidikan seperti yang disebutkan di atas
memberikan fondasi yang kuat untuk pembangunan yang
inklusif dan berkelanjutan di wilayah tersebut.

Dengan demikian, upaya pemberdayaan yang dilakukan melalui


program-program seperti itu memiliki potensi untuk
menciptakan dampak positif, baik dari segi ekonomi, sosial,
maupun lingkungan, bagi masyarakat adat Depensero Utara.

4. Dampak Upaya Pemberdayaan


a. Peningkatan Pendapatan dan Kemandirian Ekonomi
Program pemberdayaan ekonomi melalui pengembangan usaha
mikro dan kecil berbasis budaya lokal membantu meningkatkan
pendapatan dan kemandirian ekonomi masyarakat adat. Dengan
fokus pada budaya lokal, program ini tidak hanya memperkuat
ekonomi mereka tetapi juga membantu mempertahankan identitas
budaya dan warisan lokal.

b. Peningkatan Keterampilan dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam


Melalui program pendidikan dan pelatihan, masyarakat adat
mendapatkan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan
untuk mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Hal ini
membantu mereka menjadi lebih efisien dalam memanfaatkan
sumber daya alam tanpa merusak lingkungan, serta meningkatkan
pemahaman akan pentingnya konservasi lingkungan.

c. Penguatan Kapasitas Organisasi Masyarakat Adat


Dengan memperkuat kapasitas organisasi masyarakat adat dalam
mengadvokasi hak-hak mereka, upaya pemberdayaan ini
memberikan mereka kemampuan untuk berpartisipasi dalam
proses pengambilan keputusan yang memengaruhi wilayah
mereka. Hal ini memberikan landasan yang kuat bagi mereka untuk
melindungi hak tanah dan sumber daya mereka, serta berperan
aktif dalam pembangunan wilayah mereka secara keseluruhan.

Dengan demikian, upaya pemberdayaan tersebut tidak hanya meningkatkan


kondisi ekonomi masyarakat adat Depensero Utara, tetapi juga memberikan
mereka keterampilasi secara efektif dalam pembangunan berkelanjutanan dan
kapasitas yang diperlukan untuk berpartisip, sambil tetap memelihara identitas
budaya dan lingkungan alam mereka.
KESIMPULAN

Melalui analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa pemberdayaan


masyarakat adat Depensero Utara merupakan suatu kebutuhan mendesak untuk
mengatasi ketimpangan sosial, ekonomi, dan budaya yang mereka hadapi.

SARAN

Pemerintah dan berbagai pihak terkait perlu mengambil langkah-langkah


konkret dalam mengakui dan menghormati hak-hak tradisional masyarakat adat,
serta mendukung upaya-upaya pemberdayaan yang berkelanjutan. Dengan
demikian, masyarakat adat Depensero Utara dapat memiliki peran yang lebih
aktif dalam pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif di Indonesia.

PENUTUP

Demikianlah makalah ini disusun, semoga dapat memberikan wawasan dan


pemahaman yang lebih mendalam tentang pentingnya pemberdayaan
masyarakat adat Depensero Utara dalam konteks pembangunan yang
berkelanjutan. Terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai