Anda di halaman 1dari 14

PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PROGRAM

KESEHATAN

Mata Kuliah: Promosi Kesehatan


Dosen Pengampu:
Yuri Nurdiantami, S.Farm., Apt., MPH

Disusun Oleh :

Andika Fajar 1910713002


Indah Seviana 1910713026
Rania Adythasari 1910713114

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”


JAKARTA
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
2020
KATA PENGANTAR

Kami ucapkan puji dan syukur kehadirat Tuhan YME atas rahmat serta
karunia-Nya telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan
sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Kami mengucapkan syukur kepada Tuhan YME atas limpahan nikmat


sehat-Nya, sehingga kami mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah dari
mata kuliah Promosi Kesehatan dengan judul “Partisipasi Masyarakat dalam
Program Kesehatan” yang disajikan berdasarkan referensi dari berbagai sumber.

Tidak lupa kami menyampaikan rasa terima kasih kepada dosen


pembimbing ibu Yuri Nurdiantami, S.Farm.,Apt.,MPH, yang telah memberikan
banyak bimbingan serta masukan yang bermanfaat dalam proses penyusunan
makalah ini. Rasa terima kasih juga hendak kami ucapkan kepada teman-teman
mahasiswa yang telah memberikan kontribusinya baik secara langsung maupun
tidak langsung sehingga makalah ini bisa selesai tepat waktu

Disusunnya makalah ini bertujuan untuk menambah pengetahuan dan dapat


memberi banyak manfaat serta inspirasi para pembaca. Namun terlepas dari itu,
kami memahami bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, sehingga
kami sangat mengharapkan kritik serta saran dari pembaca demi terciptanya
makalah yang lebih baik lagi.

Depok, 23 April 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

 Partisipasi masyarakat merupakan suatu bentuk peran serta atau


keterlibatan masyarakat dalam program pembangunan. Partisipasi masyarakat
ini menunjukkan bahwa masyarakat merasa terlibat dan merasa bagian dari
pembangunan. Hal ini akan sangat berdampak positif terhadap keberhasilan
pelaksanaan suatu program pembangunan.

Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat besasr  perananya dalam


mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Keberhasilan dari
pengembangan kesehatan harus di dukung oleh semua sektor, baik masyarakat
maupun tim kesehatan. Pembangunn kesehatan bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran hidup sehat, kemampuan untuk melakukan hidup sehat. Agar
tercipta derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Maka dari itu diperlukan sebuah pendekatan pemeliharaan, Maka dari itu
diperlukan sebuah pendekatan pemeliharaan, pencegahan penyakit,
penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan yang menyeluruh, terpadu,
dan berkesinambungan, tidak lupa pula partisipasi  dari masyarakat untuk
mengembangkan derajat kesehatan tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan peranan partisipasi masyarakat?


2. Apa saja dasar-dasar filosofi partisipasi masyarakat?
3. Apa saja metode dalam partisipasi masyarakat?
4. Apa saja nilai-nilai dalam partisipasi masyarakat?
5. Apa saja elemen-elemen partisipasi masyarakat?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui peranan partisipasi masyarakat.


2. Untuk mengetahui filosofi partisipasi masyarakat.
3. Untuk mengetahui metode dalam partisipasi masyarakat.
4. Untuk mengetahui nilai-nilai dalam partisipasi masyarakat.
5. Untuk mengetahui elemen-elemen partisipasi masyarakat.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Peranan Partisipasi Masyarakat

Menurut Depkes (1991) partisipasi masyarakat adalah di mana individu,


keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung jawab terhadap
kesehatan diri, keluarga atau kesehatan masyarakat dilingkungannya. Menurut
Notoatmodjo (2007) partisipasi masyarakat di bidang kesehatan berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan
mereka sendiri. Di dalam partisipasi, setiap anggota masyarakat dituntut suatu
kontribusi atau sumbangan yang diwujudkan dalam 4 M, yakni manpower
(tenaga), money (uang), material (benda – benda lain seperti kayu, bambu, beras,
dan sebagainya), dan mind (ide atau gagasan)

Pentingnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan kesehatan bukan


semata-mata karena ketidakmampuan pemerintah dalam upaya pembangunan,
melainkan memang disadari bahwa masyarakat mempunyai hak dan potensi untuk
mengenal dan memecahkan masalah kesehatan yang dihadapinya, mengingat
sebagian besar masalah kesehatan disebabkan perilaku masyarakat itu sendiri.
Dengan kata lain partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan, berarti
keikutsertaan seluruh anggota masyarakat dalam memikirkan, merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi program-program kesehatan masyarakat.
Institusi kesehatan hanya sekedar memotivasi dan membimbingnya.

Partisipasi masyarakat merupakan syarat mutlak dan sangat penting untuk


mencapai keberhasilan program. Masyarakat harus ikut serta dalam proses
penyusunan perencanaan program hingga mengevaluasi keberhasilannya,
sehingga masyarakat tidak hanya dijadikan objek tetapi diikut sertakan sebagai
subjek (pelaku). Peran serta masyarakat dalam program kesehatan tersebut
merupakan hubungan kemitraan sebagai upaya pendekatan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap keberhasilan program.

B. Dasar-dasar Filosofi Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat dapat menciptakan fasilitas dan tenaga kesehatan.


Yang didasarkan dengan idealism:
1. Community felt need, apabila pelayanan itu diciptakan oleh masyarakat
sendiri, berakti masyarakat itu memerlukan pelayanan tersebut, artinya
pelayanan kesehatan bukanlah berdasarkan kebutuhan penguasa tapi
benar-benar kebutuhan masyarakat itu
2. Organisasi pelayanan kesehatan masyarakat yang berdasarkan partisipasi
masyarakat adalah salah satu bentuk pengorganisasian masyarakat, ini
berakti fasilitas pelayanan kesehatan itu timbul dari masyarakat sendiri.
3. Pelayanan kesehatan akan dikerjakan oleh masyarakat sendiri, artinya
tenaga dan penyelenggaranya akan ditangani oleh anggota masyarakat itu
sendiri yang didasarkan sukarela (Notoatmodjo,2007)

Dari uraian di atas dapat di simpulkan bahwa filisofi partisipasi


masyarakat dalam kesehatan adalah terciptanya suatu
pelayanan untuk masyarakat,dari masyarakat dan oleh masyarakat.

C. Metode Partisipasi Masyarakat

      Metode partisipasi masyarakat pada umumnya ada dua cara, yaitu:

1. Partisipasi dengan paksaan (enforsement partisipation)


Yaitu suatu partisipasi yang memaksa masyarakat untuk kontribusi dalam
suatu program, baik melalui perundang-undangan, peraturan-peraturan
maupun dengan perintah lisan. Cara ini akan lebih cepat hasilnya, dan
mudah. Tapi masyarakat akan merasa takut, merasa dipaksa, dan terkejut
karena bukan didasari dari kesadaran, tetapi ketakutan yang dapat
mengakibatkan masyarakat tidak memiliki rasa puas atau kepemilikan atas
program kesehatan yang di bangun.
2. Partisipasi dengan persuasi dan edukasi
Yaitu suatu partisipasi yang didasari atas kesadaran. Susah untuk
ditumbuhkan, dan memakan waktu yang cukup lama. Tetapi bila tercapai
hasilnya masyarakat akan mempunyai rasa memiliki dan rasa memelihara.
Partisipasi ini dimulai dengan penyuluhan, pendidikan dan sebagainya,
baik secara langsung maupun tidak langsung.

D. Nilai-nilai Partisipasi Masyarakat

Partisipasi masyarakat adalah suatu pendekatan atau jalan terbaik untuk


memecahkan masalah-masalah kesehatan di negara berkembang seperti
Indonesia. Nilai-nilai partisipasi masyarakat antara lain:

1. Partisipasi masyarakat adalah cara yang paling murah. Dengan adanya


partisipasi masyarakat dalam program-program kesehatan itu berarti dapat
memperoleh sumber daya dan dana yang mudah untuk melengkapi
fasilitas kesehatan mereka sendiri.
2. Bila partisipasi itu berhasil, bukan hanya salah satu bidang saja yang dapat
dipecahkan, akan tetapi dapat menghimpun dana dan daya untuk
memecahkan masalah dibidang yang lain.
3. Partisipasi masyarakat akan membuat semua masyarakat untuk belajar
bertanggung jawab terhadap derajat kesehatanya sendiri. Apabila
masyarakat hanya menerima saja pelayanan kesehatan yang disediakan
pemerintah atau instansi penyelenggara kesehatan lain, masyarakat tidak
mempunyai rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap kesehatan mereka
sendiri. Penyembuhan atau pengobatan penyakit hanya dianggap sebagai
barang pinjaman dari luar saja, sehingga mereka tidak belajar apa-apa
tentang  penyakit dan pemeliharaan kesehatan. Pada hal ini masyarakat
pada hakikatnya ingin tahu dan belajar tentang hal-hal kesehatan tersebut.
4. Partisipasi masyarakat didalam pelayanan kesehatan adalah sesuatu yang
tumbuh dan berkembang dari bawah dengan rangsangan dan bimbingan
dari atas, bukan sesuatu yang dipaksakan dari atas. Ini adalah sesuatu
pertumbuhan yang alami bukan pertumbuhan semu dan untuk sementara.
5. Partisipasi masyarakat akan menjamin suatu perkembangan yang
langsung, karena dasarnya adalah kebutuhan dan kesadaran masyarakat
sendiri.
6. Melalui partisipasi, setiap anggota masyarakat dirangsang untuk belajar
berorganisasi, dan mengambil peran yang sesuai dengan kemampuanya
masing-masing.
7. Partisipasi masyarakat sejalan dengan deklarasi Alma Ata,
September  1978. Pasal 4 deklarasi tersebut menyatakan bahwa “The
people have the right and duty to participace individually and collectively
in planning and implementation of their health care”.

E. Elemen-Elemen Partisipasi Masyarakat

1. Motivasi

Berdasarkan kutipan dari Melayu S.P. Hasibuan (2010), Motivasi berasal


dari bahasa latin “movere” yang berarti bergerak. Dari kata dasarnya “motif”,
motivasi yang ada pada seseorang merupakan pribadi seseorang yang
mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu
untuk mencapai tujuannya. Menurut Harold Koontz, motivasi mengacu pada
dorongan dan usaha untuk mencapai suatu tujuan atau memuaskan kebutuhan
hidup seseorang(Mandasari & Maesaroh, 2016).

Menurut Notoatmodjo (2005), motivasi secara umum mengacu pada


adanya kekuatan dorongan yang menggerakkan kita untuk melakukan
sesuatu. Motivasi berhubungan dengan hasrat, keinginan, dorongan, dan
tujuan. Motivasi berdasarkan jenisnya dibagi menjadi 2, yaitu:
a) Motivasi Intrinsik
Motivasi instrinsik berasal dari dalam diri sendiri, biasanya timbul dari
perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga manusia menjadi puas.
b) Motivasi Ekstrinsik
Motivasi ekstrinsik berasal dari luar yang merupakan pengaruh dari luar
atau lingkungan.
(Darmawan & Zulfa, 2015)

Menurut Ars (2013) motivasi adalah persyaratan utama masyarakat dalam


berpartisipasi. Tanpa motivasi, masyarakat sulit berpartisipasi pada segala
program. Dalam menimbulkan motivasi, haruslah dari masyarakat itu sendiri
dan pihak luar hanya merangsang saja. Maka dari itu, pendidikan kesehatan
sangat diperlukan untuk dapat menumbuhkan motivasi dalam suatu
masyarakat(Ars, 2013).

Dalam upaya menumbuhkan partisipasi masyarakat, salah satu cara yang


dilakukan oleh kader kesehatan yaitu memberikan stimulus motivasi kepada
masyarakat. Melalui cara face to face yang artinya kader kesehatan
mendatangi langsung warga yang tidak aktif lagi dalam program kesehatan
dengan waktu minimal 3 bulan terakhir, untuk menggalakkan kembali
kehadiran warga sehingga menjadi kebiasaan dalam menghadiri program
kesehatan(Wahyuni, 2017).

2. Komunikasi

Secara etimologi atau asal katanya, istilah komunikasi berasal dari bahasa
latin communis yang berarti sama. Dari kata communis berubah menjadi
kommunicare, yang berarti menyebarkan atau memberitahukan. Jadi, menurut
asal katanya, komunikasi berarti menyebarkan atau memberitahukan informasi
kepada pihak lain guna mendapat pengertian yang sama(SURAHMI, 2017).

Menurut KBBI, komunikasi adalah pengiriman dan penerimaan pesan atau


berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat
dipahami. Untuk dapat menyampaikan pesan, ide, dan informasi kepada
masyarakat diperlukan komunikasi yang baik seperti pada TV, radio, poster,
film, dan lain sebagainya. Dengan adanya media massa, akan sangat efektif
untuk menyampaikan pesan yang akhirnya dapat menimbulkan
partisipasi(Ars, 2013).
Komunikasi adalah melakukan interaksi secara terus menerus,
berkesinambungan dengan masyarakat mengenai segala permasalahan, dan
kebutuhan masyarakat akan kesehatan(Maita et al., 2015).
3. Kooperasi
Menurut KBBI, Kooperasi berarti kerja sama. Adanya kerja sama dengan
instansi-instansi di luar kesehatan masyarakat dan instansi kesehatan sendiri
itu mutlak diperlukan. Dengan terciptanya kerja sama tim akan membantu
menumbuhkan partisipasi(Ars, 2013).

Berdasarkan buku “sistem kesehatan” oleh Notoatmodjo (2013), dalam


mengimplementasikan kebijakan dan program intervensi bidang kesehatan
harus bersama-sama dengan sektor lain, baik pemerintah maupun swasta.
Dengan kata lain, sektor kesehatan harus menjalin kerja sama atau kemitraan
dengan sektor lainnya (Wahyuni, 2017).

4. Mobilisasi

Partisipasi bukan hanya terbatas pada tahap pelaksanaan program tetapi


dapat dimulai seawal mungkin sampai seakhir mungkin. Dimulai dari
identifikasi masalah, menentukan prioritas masalah, perencanaan program,
pelaksanaan sampai dengan monitoring dan evaluasi program(Ars, 2013).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Partisipasi masyarakat adalah ikut sertanya seluruh anggota masyarakat


dalam memecahkan permasalahan-permasalahan masyarakat tersebut. Sedangkan
partisipasi masyarakat dalam bidang kesehatan berarti keikutsertaan seluruh
anggota masyarakat dalam memecahkan masalah kesehatan mereka sendiri yang
aktif memikirkan, merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi program-
program kesehatan masyarakatnya. Institusi kesehatan hanya sebagai motivator
dan pembimbing (Notoatmodjo, 2007). Di dalam partisipasi, setiap anggota
masyarakat dituntut suatu kontribusi atau sumbangan yang diwujudkan dalam 4
M, yakni manpower (tenaga), money (uang), material (benda – benda lain seperti
kayu, bambu, beras, dan sebagainya), dan mind (ide atau gagasan).

Filosofi partisipasi masyarakat dibagi menjadi 3 yaitu community felt


need, organisasi dari masyarakat, dan ditangani oleh masyarakat. Filisofi
partisipasi masyarakat dalam kesehatan adalah terciptanya suatu pelayanan untuk
masyarakat,dari masyarakat dan oleh masyarakat. Metode dalam partisipasi
masyarakat terdapat 2 metode yaitu partisipasi dengan paksaan (enforcement
paticipation) dan partisipasi dengan persuasi dan edukasi. Elemen dari partisipasi
masyarakat yaitu motivasi, komunikasi, kooperasi, dan mobilisasi.

Partisipasi masyarakat merupakan syarat mutlak dan sangat penting untuk


mencapai keberhasilan program. Masyarakat harus ikut serta dalam proses
penyusunan perencanaan program hingga mengevaluasi keberhasilannya,
sehingga masyarakat tidak hanya dijadikan objek tetapi diikut sertakan sebagai
subjek (pelaku). Peran serta masyarakat dalam program kesehatan tersebut
merupakan hubungan kemitraan sebagai upaya pendekatan yang memiliki
pengaruh signifikan terhadap keberhasilan program.
B. Saran

Demikian makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah
dasar promosi kesehatan. Dengan adanya makalah ini, diharapkan pembaca dapat
memahami dan mendukung program kesehatan. Selain itu, masyarakat khususnya
pembaca dapat berpartisipasi secara aktif dalam program-program kesehatan yang
ada di Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA

Notoatmodjo, Soekidjo. 2007. Promosi Kesehatan Teori & Aplikasinya. Jakarta:


Rineka Cipta.
Indrayati, Rita. 2012. “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Pelayanan Kesehatan Masyarakat
Tembilahan Hulu Kabupaten Indragiri Hilir”. Skripsi. Program Panca
Sarjana, Administrasi Publik, Universitas Terbuka, Tembilahan.
Repository USU . 2015. Konsep Partisipasi Masyarakat dalam Program
Kesehatan.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/30458/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=5999C3252A4BF304D9ACB6F12458A628?
sequence=3
Ars, R. I. (2013). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Partisipasi Masyarakat
Dalam Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Tembilahan
Hulu Kabupaten Indragiri Hilir . http://repository.ut.ac.id/1024/1/41386.pdf

Darmawan, D., & Zulfa, S. (2015). Pengaruh Promosi Kesehatan Terhadap


Motivasi Pasien Hipertensi Tentang Pelaksanaan Diet Hipertensi Di
Poliklinik Penyakit Dalam Rs. Rajawali Bandung. Jurnal Pendidikan
Keperawatan Indonesia, 1(1), 56. https://doi.org/10.17509/jpki.v1i1.1187

Maita, L., Pitriani, R., Yulviana, R., & Ristica, O. D. (2015). Asuhan Kebidanan
Bagi Para Bidan Di Komunitas. Deepublish.

Mandasari, N. A., & Maesaroh. (2016). Pengaruh Persepsi Dan Motivasi


Terhadap Partisipasi Masyarakat Desa Hutan Dalam Pengelolaan Hutan
Bersama Masyarakat (Phbm) Di Kawasan Bkph Guwo. Public Policy and
Management Review, 5(oktober), 1–16.

SURAHMI, A. (2017). STRATEGI KOMUNIKASI DALAM MENINGKATKAN


PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP PEMBANGUNAN DI
KECAMATAN DUAMPANUA KABUPATEN PINRANG.
http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/YTNh
NDc0ZmE3MjdjZmU4YWQ3NWRhMDY0ZGFmZjI2MjE1YWMyYjI4Ng
==.pdf

Wahyuni, D. (2017). PARTISIPASI MASYARAKAT DALAM PEMBERDAYAAN


KESEHATAN WARGA KELURAHAN PERUMNAS WAY HALIM KOTA
BANDAR LAMPUNG Skripsi Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana S1 dalam Ilmu
Dakwah. http://repository.radenintan.ac.id/541/1/Skripsi_Lengkap.pdf

Anda mungkin juga menyukai