Anda di halaman 1dari 25

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

UKBM

Nama kelompok:
1. Apriliya Putri.RH
2. Nessa Tuzahara Raini
3. Novi Dwi Aryanti

POLTEKKES KEMENKES BENGKULU


TAHUN AJARAN 2020/2021

A. Pengertian Peran Serta Masyarakat (PSM)


Penggerakan peran serta masyarakat (PSM) adalah semua upaya fasilitas
yang bersifat persuasif dan tidak memerintah,yang bertujuan meningkatkan
pengetahuan, sikap, perilaku, dan kemampuan masyarakat dalam menemukan,

1
merencanakan, dan memecahkan masalah menggunakan sumber daya/potensi yang
merek miliki termasuk partisipasi dan dukungan tokoh-tokoh masyarakat serta LSM
dan hidup di Masyarakat. Adapun pengertian lain menurut beberapa ahli :
1. Menurut Canter (1977)
Peran Serta Masyarakat adalah suatu proses yang melibatkan masyarakat,
yaitu proses komunikasi dua arah yang terus menerus untuk meningkatkan
pengertian masyarakat secara penuh atas suatu proses kegiatan.
2. Menurut Arnstein (1969)
Peran Serta Masyarakat adalah bagaimana masyarakat dapat terlibat
dalam perubahan sosial yang memungkinkan mereka mendapat bagian
keuntungan dari kelompok.

Disamping itu, Peran Serta Masyarakat dapat diartikan suatu proses individu,
kelarga, dan lembaga masyarakat termasuk swasta dalam hal dibawah ini:

1. Mengambil tanggung jawab atas kesehatan diri, keluarga, dan masyarakat.


2. Mengembakan kemampuan untuk menyehatkan diri, keluarga, dan
masyarakat.
3. Menjadi pelaku perintis kesehatan dan pemimpin yang menggerakkan
kegiatan masyarakat di bidang kesehatan berdasarkan atas kemandirian
dan kebersamaan.
B. Landasan Hukum Peran Serta Masyarakat
Dalam Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang kesehatan
mengenai peran serta masyarakat, tercantum dalam beberapa pasal berikut :
Pasal 5
Setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam memelihara dan
meningkatkan derajat kesehatan perorangan, keluarga, dan lingkungannya.
Pasal 8
Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakatdalam
menyelenggarakan dan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan fungsi
sosial sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kurang mampu
tetap terjamin.
Pasal 71

2
1. Masyarakat memiliki kesempatan untuk berperan serta dalam
penyelenggaraan upaya kesehatan beserta sumber dayanya.
2. Pemerintah membina, mendorong, dan menggerakkan swadaya
masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan agar dapat lebih berdaya
guna dan berhasil guna.
3. Ketentuan mengenai syarat dan tata cara peran serta masyarakat di bidang
kesehatan ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah.
Pasal 72
1. Peran serta masyarakat untuk memberikan pertimbangan dalam ikut
menentukan kebijaksanaan pemerintah pada penyelenggaraan kesehatan
dapat dilakukan melalui Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional, yang
beranggotakan tokoh masyarakat dan pakar lainnya.
2. Ketentuan mengenai pembentukan, tugas pokok, fungsi, dan tata kerja
Badan Pertimbangan Kesehatan Nasional ditetapkan dengan Keputusan
Presiden.

Dan Bahasannya secara khusus dalam (UU Kesehatan Bab VII : Peran Serta
Masyarakat)

C. Tujuan Penggerakan Peran Serta Masyarakat


Tujuan penggerakan LSM ada 2 :
1. Tujuan Umum
Meningkatnya kemandirian masyarakat dan keluarga dalam bidang
kesehatan sehingga masyarakat berandil meningkatkan derajat
kesehatanmya.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatnya pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan.
b. Meningkatnya kemampuan masyarakat memelihara dan
peningkatan derajat kesehatannya sendiri.
c. Meningkatnya pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan
d. Terwujudnya pelembagaan upaya kesehatan di lapangan.

D. Pelaksanaan Peran Serta Masyarakat

3
PSM sangat menentukan terhadap keberhasilan, kemandirian, dan
kebersinambungan pemabangunan kesehatan, karena penyebabnya ada dua
faktor yaitu:
1) Faktor pertama
Menumbuhkan rasa memiliki.
2) Faktor kedua
Kesinambungan pelaksanaan program kesehatan, sehingga kegiatan
masyarakat dalam pembangunan kesehatan harus dilakukan oleh
masyarakat itu sendiri.

Berbagai metode yang ditawarkan berkaitan PSM seperti Participatory Rural


Apprasial (PRA), Manajemen ARRIF, dll. Namun yang harus disadari oleh petugas
kesehatan bahwa PSM adalah prinsip, dari, oleh dan masyarakat.

Dua hal khususan PSM :

 Peran Masyarakat dalam program kesehatan masyarakat sangat erat


kaitannya dengan aspek sosial budaya masyarakat.
 Bidang gerak PSM sangat bervariasi dan luas sehingga tidak memungkan
petugas kesehatan melaksanakan itu sendiri dan haruslah masyarakat itu
sendiri untuk mengembangkannya.

Secara umum PSM mengikuti kaidah-kaidah manajemen dari planing,


organizing, actuating, dan controlling (POAC). Namun perlunya model manajem tapi
tidak sepenuhnya mangacu pada teori manajemen secara umum. Sehingga muncul
bersifat perencanaan dari bawah.

E. Tahap-tahap Peran Serta Masyarakat


 Menumbuhkankembangkan kemampuan masyarakat.
 Menumbuhkan atau mengembakan peran serta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan.
 Mengembangkan semangat gotong-royong dalam pembangunan
kesehatan.

4
 Bekerja bersama masyarakat.
 Menggalang kemitraan dengan LSM dan organisasi kemasyarakatan
yang ada di masyarakat.
 Penyerahan pengambilan keputusan kepada masyarakat.

F. Bentuk Peran Serta Masyarakat


1) Peran serta perorangan dan keluarga
2) Peran serta masyarakat umum. Hubungan pemerintah dengan masyarakat
(PKK, dll.)
3) Peran serta masyarakat penyelenggara kesahatan :
a. Rumah sakit, rumah bersalin, dokter praktek, dll.
b. Pelatihan nonformal, petugas, kader
4) Peran serta masyarakat profesi kesehatan :
a. Pelaku kesehatan
b. Peningkatan perilaku sehat

PSM dapat dilihat dilapangan seperti contoh-contoh yang tergabung dalam


lingkup Upaya Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat (UKBM) adalah bentuk nyata
PSM dalam pembangunan kesehatan. Berbagai bentuk UKBM ayng dikenal, yaitu :

1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

Posyandu merupakan bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. layanan tumbuh kembang anak adalah Upaya
pengembangan kualitas sumberdaya manusia yang mengoptimalkan potensi
tumbuh kembang anak dapat dilaksanakan secara merata apabila sistem
pelayanan kesehatan yang berbasis masyarakat seperti posyandu dapat
dilakukan secara efektif dan efisien, dan dapat menjangkau semua sasaran
yang membutuhkan pelayanan.

5
Kartu Menuju Sehat (KMS) dilaksanakan sejak tahun 1974 melalui
penimbangan bulanan di posyandu, juga memuat kurva pertumbuhan normal
anak berdasarkan indeks antropometri berat badan menurut umur
penimbangan bulanan ini diharapkan gangguan pertumbuhan setiap anak
dapat diketahui lebih awal sehingga dapat ditanggulangi secara cepat dan
tepat. Pemantauan pertumbuhan perlu ditingkatkan perannya dalam tindak
kewaspadaan untuk mencegah memburuknya keadaan gizi balita.
Perubahan berat badan merupakan indikator yang sangat sensitif untuk
memantau pertumbuhan anak. Bila kenaikan berat badan anak lebih rendah
dari yang seharusnya, pertumbuhan anak terganggu dan anak berisiko akan
mengalami kekurangan gizi. Sebaliknya bila kenaikan berat badan lebih besar
dari yang seharusnya merupakan indikasi risiko kelebihan gizi. Semua
informasi atau data yang diperlukan untuk pemantauan pertumbuhan balita,
pada dasarnya bersumber dari data berat badan hasil penimbangan balita
bulanan yang diisikan ke dalam KMS untuk dinilai naik (N) atau tidaknya (T).
Tiga bagian penting dalam pemantauan pertumbuhan adalah : ada kegiatan
penimbangan yang dilakukan terus menerus secara teratur, ada kegiatan
mengisikan data berat badan anak ke dalam KMS, serta ada penilaian naik
atau turunnya berat badan anak sesuai dengan arah garis pertumbuhannya
Kinerja posyandu sangat tergantung dari peran, motivasi, dan kemampuan para
kader dalam melaksanakan kegiatan posyandu.
Pencatatan dan pelaporan pertumbuhan berat badan bayi dan balita
merupakan instrumen vital dalam penentuan status gizi, artinya bahwa hasil
penimbangan tersebut merupakan data yang sangat penting, sehingga harus
dicatat dengan benar, sebab berpengaruh dalam pengambilan keputusan agar
tidak salah dalam menentukan kebijakan dan penyusunan perencanaan
program. Selain itu data dan informasi yang dihasilkan juga sebagai landasan
pengembangan sumber daya atau dengan kata lain menjadi tulang punggung
dalam pengambilan keputusan. Jadi kualitas data dan informasi harus baik dan
dapat dipertanggungjawabkan sehingga penataan dan pengembangannya
merupakan sesuatu yang sangat penting.

6
Untuk meningkatkan SDM kader kesehatan, kegiatan yang dilakukan
adalah pelatihan kader berupa peningkatan pengetahuan dan ketrampilan.
Faktor yang berkontribusi pada perbaikan performance posyandu adalah
pengetahuan dan kemampuan kader posyandu dalam penimbangan,
penggunaan alat ukur, pencatatan dan pelaporan, serta penyuluhan gizi.
 Tujuan Umum
Mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pencatatan anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di Puskesmas
 Tujuan Khusus
a. Mengetahui hubungan antara pengetahuan kader dengan
kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
b. Mengetahui hubungan antara sikap kader dengan kelengkapan
pencatatan anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di
Puskesmas
c. Mengetahui hubungan antara persepsi kader terhadap insentif
dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
d. Mengetahui hubungan antara umur kader dengan kelengkapan
pencatatan anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di
Puskesmas
e. Mengetahui hubungan antara lama bertugas kader dengan
kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
f. Mengetahui hubungan antara pendidikan kader dengan
kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
g. Mengetahui hubungan antara kesesuaian rasio kader dan balita
dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas

7
h. Mengetahui hubungan antara pelatihan kader dengan kelengkapan
pencatatan anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di
Puskesmas
i. Mengetahui hubungan antara dukungan eksternal dengan
kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
j. Mengetahui hubungan antara monitoring dan evaluasi dengan
kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem Informasi
Posyandu di Puskesmas
k. Mengetahui hubungan antara SOP dengan kelengkapan pencatatan
anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di Puskesmas
 Manfaat Penelitian
1. Bagi Mahasiswa
Penelitian ini diharapkan memperdalam pengetahuan dan wawasan
peneliti tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan
pencatatan anak balita pada Sistem Informasi Posyandu di Puskesmas
2. . Bagi Dinas Kesehatan
Penelitian ini diharapkan memberikan informasi mengenai faktor– faktor
yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan anak balita pada Sistem
Informasi Posyandu di Puskesmas, sehingga dapat digunakan sebagaii bahan
evaluasi dan perencanaan program selanjutnya.
3. Bagi Kader Posyandu
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai masukan dan
evalusidalam pencatatan dan pelaporan kegiatan posyandu khususnya
pencatatan anak balita pada Ssitem Informasi Posyandu.
 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi pada pembahasan mengenaii
faktor-faktor yang berhubungan dengan kelengkapan pencatatan anak balita
pada Sistem Informasi Posyandu di Puskesmas.
a. Kegiatan yang dilaksanakan di posyandu balita
Kegiatan posyandu terdiri dari kegiatan utama dan pengembangan :
1. Kegiatan utama

8
a. Pelayanan ibu hamil
b. Pelayanan ibu nifas/ibu menyusui
c. Pelayanan bayi dan balita
d. Pelayanan keluaraga berencana
e. Pelayanan imunisasi
f. Pelayanan gizi
g. Pelayanan penanggulangandan pencegahan diare
2. Kegiatan pengembangan
a. Bina keluarga balita
b. Kelas ibu hamil dan balita
c. Pos pendidikan anak usia dini
d. Kesehatan reproduksi remaja
e. Toga
f. Pemberdaya fakir miskin
b. Pendanaan
1. Sumber dana
Pembiayaan oprasional posyandu berasal dari sumber dana antara
lain :
a. Masyarakat
1) Donatur perorangan/kelompok masyarakat
2) Dana sosial keagamaan
b. Swasta/dunia usaha
c. Hasil usaha
d. Pemerintah

2. Posyandu Lanjut Usia (LANSIA)


a. Pengertian Posyandu Lansia
Merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat(UKBM) yang dikelolah dan deselenggarakan dari,oleh,untuk
dan bersama masyarakat dalam menyelenggarakan pembangunan
kesehatan, guna memperdayakan masyarakat dan memberikan

9
kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan
kepada lansia yang mengutamakan aspek promotif dan preventif
b. Tempat Posyandu Lansia
Posyandu lansia tidak harus mempunyai gedung khusus,namun
bisa menempati yang sudah di sepakati masyarakat
c. Pendanaan
1. Anggota kelompok, iuran atau sumbangan kelompok
2. Donatur dan sumber lain yang tidak mengikat atau dana
pemerintah

3. Poskesdes
a. Pengertian Poskesdes
Yaitu, upaya kesehatan bersumber masyarakat(UKBM) yang di
bentuk di desa/kelurahan dalam rangka yang menyediakan pelayanan
kesehatan dasar utamanya promotif dan preventif bagi masyarakat desa
dengan melibatkan kader atau tenaga sukarela lainnya.
 Fungsi poskesdes :
1. Sebagai wahana peran aktif masyarakat,yaitu sebagaii
pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan dii
desa
2. Sebagai wahana kewaspadaan dini terhadap berbagaii
resiko dan masalah kesehatan
3. Sebagai wahana pelayanan kesehatan dasar
4. Sebagai wahana pembentukan jejaring berbagai UKBM
yang ada di desa/kelurahan, poskesdes sebagai
kordinator UKBM yang ada di desa tidak harus
memberikan pelayanan pengobatan (kuratif)
b. Tempat Poskesdes
POSKESDES tidak harus mempunyai gedung khusus,namun
bisa saja bergabung atau menempati pelayanan lain seperti di
POLINDES, Balai Desa atau yang sudah di sepakati masyarakat
c. Pelaksanaan Poskesdes

10
Kader sekurang-kurangnya berjumlah 2 orang,yang telah
mendapatkan pelatihan / sosialisasi tentang desa siaga dan poskesdes
d. Pendanaan
Pendanaan poskesdes berasal dari :
1. Masyarakat
2. Swasta/dunia usaha
3. Hasil usaha
4. Pemerintah

4. Poskestren

a. Pengertian Poskestren
POSKESTREN yaitu, suatu upaya kesehatan bersumber
masyarakat (UKBM) di lingkungan pondok pesantren dengan prinsip
dari,oleh dan untuk warga pondok pesantren yang mengutamakan
pelayanan promotif dan preventif tanpa mengabaikan aspek kuratif
,dengan binaan puskesmas setempat.
b. Kegiatan Poskestren
1. Upayah pencegahan penyakit (kerja bakti,olaraga,dll)
2. Penyuluhan kesehatan di kawasan pondok pesantren
(penyuluhan kesehatan lingkungan,gizi,dll)
3. Melakukan surve mewas diri (perorangan,fisik)
4. Melakukan pencatatan kegiatan poskestren (kegiatan sehari-
hari,kegiatan SMD)
c. Tempat Poskestren
POSKESTREN tidak meski memiliki gedung khusus,namun
bisa juga memanfaatkan ruangan yang ada di pondok
pesantren,seperti:
1. Ruangan kantor
2. Ruang serbaguna
3. Ruang di masjid /musholah yang de beri sekat
d. Pendanaan
1. Pengelolah poskestren

11
2. Swasta/dunia usaha
3. Masyarakat
4. Hasil usaha bersama
5. Bantuan pemerintah(APBD dan APBD II)
6. Dan lain-lain

5. POS UKK

a. Pengertian Pos Ukk


 Bentuk oprasional dari pelayanan kesehatan tingkat primer
(PHC) di lingkungan pekerja
 Merupakan wadah dari serangkaian pemeliharaan kesehatan
pekerja yang terencana,teratur dan berkesinambungan yang
diselenggarakan dari,oleh dan untuk masyarakat pekerja
b. Kegiatan Yang Dilaksaanakan Di Pos Ukk
1. Identifikasi masalah di lingkungan kerja
2. Menyusun rencana pemecahan masalah
3. Melaksanankan kegiatan kesehatan di lingkungan kerja
melalui promosi
4. Menjalin kemitraan dengan bergai pihak
5. Melakukan kegiatan pelayanan kesehatan kerja dasar
6. Melaksanakan kewaspadaan dini terhadap resiko dan
masalah kesehatan pekerja
7. Melaksanakan rujukan ke puskesmas
8. Pencatatan
c. Pendanaan
1. Dana sehat pekerja(iuran pekerja)
2. Iuran pengguna jasa pos UKK
3. Sumbangan/donatur
4. Dana stimulan dari pemerintah
5. Dan lain-lain

6. Posbindu Ptm

12
a. Pengertian Posbindu Ptm
Yaitu singkatan dari pos pembina terpadu penyakit tidak
menular.merupakan wadah peran masyarakat dalam kegiatan deteksi
dini,pemantauan dan tindak lanjut faktor risiko PTM secara mandiri dan
berkesimbungan.
 Tujuannya :
Untuk meningkatkan peran serta masyarakat dalam pencegahan
dan penemuan dini faktor risiko PTM ,karna hampir semua faktor
risiko PTM tidak memberikan gejalah pada yang
mengalaminya.kegiatan posbindu PTM diintergrasikan ke kegiatan
masyarakat yang sudah aktif berjalan baik antara lain
sekolah,tempat kerja,maupun lingkungan tempat tinggal dalam
wadah desa/kelurahan siaga aktif.
b. Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan Posbindu Ptm
a. Waktu Penyelenggaran
1) Dapat di selenggarakan dalam sebulan sekali,maupun lebih
dari satu kali untuk kegiatan pengendalian faktor risiko PTM
seperti,olaraga bersama dan sarasehan,dll
2) Hari dan waktu sesuai kesepakatan dan kondisi situasi
setempat.
b. Tempat
1) Sebaikanya berada pada lokasi yang mudah dijangkau dan
nyaman bagi peserta
2) Dapat dilaksanakan di rumah salah satu warga,balai
desa,salah satu ruang perkantoran/klinik perusahan,ruang
khusus di sekolah,salah satu ruang di tempat ibadah,dll
c. Pendanaan
1. Pemerintah bersifat stimulasi/subsidi
2. Masyarakat
3. Swasta

7. Saka Bakti Husada

13
a. Pengertian
Saka bakti husada adalah singkatan dari satuan karya pramuka
bakti husada. Merupakan wadah pengembangan
pengetahuan,pembinaan keterampilan,penambahan pengalaman dan
pemberian kesempatan untuk membaktikan dirinya kepada
masyarakat dalam bidang kesehatan serta mengembangkan lapangan
pekerjaan di bidang kewirausahaan
b. Pendanaan
1. Iuran anggota
2. Usaha mandiri anggota
3. Majelis pembimbing saka bakti husada
4. APBN/APBD
5. Donatur masyarakat/ swasta yang tidsk mengikat

8. Polindes (pondok bersalin desa)


a. Pengertian polindes
Yaitu salah satu uapaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata peran serta
masyarakat di dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan
dan pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya termasuk KB di desa.
b. Tujuan polindes
1. Terwujudnya masyarakat sehat yang siaga terhadap
permasalahan kesehatan di daerah wilayahnya
2. Terselenggaranya promosi kesehatan dalam rangka
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan
3. Terselenggaranya pengamatan, pencatatan dan pelaporan
dalam rangka meningkatkan kwaspadaan dan kesiapan
masyarakat terhadap resiko dan bahaya yang dapat
menimbulkan ganguan kesehatan, teutama pemyakit tertular
serta faktor-faktor resikonya

14
4. Tersedianya upaya pemberdayaan masyarakat dalam
rangka meningkatkan kemampuan masyarakt menolong dirinya
di bidang kesehatan
5. Terselenggaranya pelayanan kesehatan dasar yang di
laksanakan oleh masyarakat dan tenaga profesional kesehatan
6. Terkoordinasinya penyelenggaraan UKBM lainnya di desa
c. Fungsi polindes
1. Sebagai tempat pelayanan kesehatan ibu dan anak
(termasuk KB)
2. Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan dan pertolongan
persalinan
3. Sebagai tempat untuk konsultasi, penyuluhan dan
pendidikan kesehatan masyarakat dan dukun bayi maupun
kader.
d. Tempat polindes
Polindes mempunyai bangunan tersendiri namun bisa juga
menempati tempa t pelayanan lain seperti balai desa atau bersatu
dengan kediaman bidan di desa, atau tempat yang sudh di sepakati
masyarakat dan masih di bawah pengawasan dokter puskesmas
setempat.
e. Kegiatan polindes
1. Pemeriksaan ibu hamil
2. Menolong penolongan persalinan normal dan resiko sedang
3. Memberikan yankes kepada ibu nifas dan menyusui
4. Memberikan yankes kepada neonatal, bayi, balita, anak pra
sekolah, imunisasi dasar pada bayi
5. Memberikan pelayanan KB
6. menampung rujukan bagi dukun bayi dan kader setempat
7. melatih dan membina dukun bayi maupun kader

f. Manfaat polindes
1. bagi masyarakat

15
a. permasalan di desa dapat terdeteksi dini, sehingga
bisa di tangani cepat dan di selesaikan, sesuai
kondisi, potensi dan kemampuan yang ada.
b. Memperoleh pelayanan kesehatan dasar yang dekat.
2. Bagi kader
a. Mendapatkan infornasi awal di bidang keshatan
b. Mendapat kebanggaan dirinya lebih berkarya di
masyarakat
3. Bagi puskesmas
a. Memperluas jangkauan pelayanan puskesmas
dengan mengoptimalkan sumber data secara efisien
dan efektif
b. Mengoptimalkan fungsi puskesmas sebagai
penggerak pembangunan berwawasan
kesehtan,pusat pemberdayaan, masyarakat, dan
pusat pelayanan kesehatan setara pertama.
4. Bagi sektor lain
a. Dapat memadukan kegiatan sektornya dengan
bidang kesehatan
b. Kegiatan pemberdayaan masyarakat dapat di
laksanakan lebih efektif dan efisien.

g. Politeknik Kesehatan Desa (PKD)


Salah satu bentuk UKM dimana pembangunannya
melalui swadaya masyarakat namun beberapa daerah tidak mampu
membangun PKD secara swadaya di karenakan perlunya sarana
pelayanan kesehatan untuk bidan di desa.
h. Dana Sehat
Penggalangan dana masyarakat merupakan upaya yang
tidak kalah penting tapi pada golongan masyarakat yang tingkat
ekonominya rendah penggalangan dana hendaknya di lakukan agar
mereka merasa ikut bertanggung jawab terhadap upaya pemeliharaan

16
dan peningkatan derajat kesehatan. Cara lainnya dengan sistem
asuransi yang bersifat subsidi silang.
i. Program desa siaga
Program desa siaga merupakn wujud peran serta
masyarakat dalam bentuk-bentuk UKBM yang telah ada. Persoalannya
adalah bagaimana mengoptimalkan PSM dalam bentuk UKBM serta
mendorong munculnya UKBM bentuk baru. Disinilah fungsi petugas
kesehatan melakukan pembinaan terhadap PSM dalam membangun
kesehatan masyarakat hal ini perlunya dorongan dan pacuan agar
muncul inovasi-inovasi baru berbagai bentuk UKBM lainnya sehingga
dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

Merujuk pada sistem kesehatan nasional (SKN) pengelolaan kesehatan


masyarakat di indonesia dikelompokkan menjadi 2 yaitu upaya kesehatan masyarakat
(UKM) dan upaya kesehatan perorangan (UKP).

17
A. Konsep UKM dalam upaya Kesehatan
Sasaran upaya kesehatan masyarakat (UKM) adalah sekelompok orang atau
masyarakat. Pendidikan kesehatan, imunisasi dasar, dan fogging, merupakan contoh
dari kegiatan UKM. Pengobatan pasien TB juga merupakan UKM. Pendanaan UKM
tidak dapat dibebankan kepada masyarakat karena UKM tidak untuk per orangan. Di
indonesia program UKM dengan upaya promotif dan preventif yang bersifat komunitas,
dan tanggung jawab pemerintah (Kementerian Kesehatan dan Dinas Kesehatan).
Dalam sistem desentralisasi, pendanaan UKM menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah masing-masing.
Telah di atur bahwa penyuluhan kesehatan : inspeksi tanitasi makanan :
inspeksi prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dalam tatanan rumah tangga,fasilitas
pendidikan serta lingkungan kerja,dan lain sebagainya merupakan jenis-jenis UKM
yang diserahkan pendanaan dan plaksanaanya kepada pemerintah daerah.UU sintem
jaminan sosial nasional (SJSN) dan UU no.36/2009 tentang kesehatan telah mengatur
hal-hal yang berkaitan dengan upaya kesehatan peroranganan (UKP) pada prinsipnya,
UKP di danai oleh masyarakat secara terpisah dari pendanaan pemerintah dan di
kelolah oleh badan hukum publik tersendiri,mengingatan kembali apa yang telah di
jabartkan oleh thabrani(2015) bahwa dalam sistem pemerintahan,pemerintah adalah
badan hukum publik yang di tugaskan UUD 1945 untuk mengurus negara dalam hal
eksekutif .adapun DPR merupakan badan hukum publik.BPK sebagai badan hukum
publik yang berwenang melakukan pengawasan dan bank indonesia(BI) sebagai
badan hukum publik moneter. Maka dalam hal upaya kesehatan,telah di bentuk badan
hukum publik BPJS kesehatan berdasarkan UU no.24 tahun 2011 untuk mengelolah
penyelenggaraan UKP.
B. Kewajiban Penduduk
Keadaan sehat dapat mempengaruhi dan di pengaruhi oleh perilaku diri,
orang lain, dan kondisi lingkungan oleh karena itu keadaan sehat tidak muncul
dengan sendirinya tidak di wariskan, dan tidak pula berdampak bagi orang
sekitar. Setiap dari kita memiliki kewajiban masing-masing menjaga kesehatan
lingkungan dan menjaga agar orang-orang di sekitar kita tetap sehat.
Kewajiban setiap orang menjaga dirinya agar tetap sehat di rumuskan dalam
konsep kesehatan masyarakat sebagai lima tingkat pencegahan yang di

18
sampaikan leavell dan claark “preventif medicine for the doctor in his
community” yaitu tingkat satu : promosi kesehatan, tingkat dua : proteksi
khusus, tingkat tiga: diagnosis dini, tingkat empat: berobat segera dan tingkat
kelima: rehabilitas.

Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM) merupakan pemberdayaan


masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat dan dikelola oleh, dari,
dan, untuk masyarakat dengan bimbingan dari petugas PUSKESMAS, lintas sektor,
dan lembaga terkait laiannya (KEMENDAGRI 2011). Bentuk lain dari UKBM antara lain
Desa Siaga, Poskesdes, Warung Obat Desa, dan lain sebagainya.

Kesenjangan antara ketersediaan UKBM dengan arsesibilitas yang tinggi


dengan utilisasi yang rendah dapat disebabkan karena POSYANDU kurang responsif
terhadap kebutuhan masyarakat atau ketergantungan posyandu pada puskesmas. Hal
ini tidak seuai dengan konsep pembentukan posyandu yang berdasarkan pada prinsip
kebutuhan dan kemandirian dimana aktifitas posyandu seharusnya dipengaruhi oleh
keaktifan kader.

Sesuai dengan tugas utama posyandu dengan lima kegiatan pokoknya, maka
setiap posyandu seharusnya memiliki minimal lima orang kader. Pada kenyataannya
tidak semua posyandu aktif melaksanakan kegiatan pokoknya karena minimnya,
jumlah kader yang ada. Pada tahun, kementerian kesehatan telah memberikan
mengalokasikan dana intensif bagi para kader. Ketidakaktifan kader akan berdampak
pada ketidak mandirian posyandu. Dari jumlah 25.000 posyandu pada tahun 1986 kini
jumlahnya semakin meningkat, pada tahun 2009 tercatat terdapat sebanyak 266.827
posyandu di indonesia. Rata-rata desa memilki 3-4 posyandu dengan tingkat
perkembangan yang berbeda-beda.

Pada tahun 2009, tercatat terdapat 37,7% posyandu pertama, 36.6% posyandu
madya, dan 21,6% posyandu purnama. Hanya 4.82% posyandu mencapai setara
mandiri (KEMENDAGRI, 2011).

Pada tahun 2001, pemerintah indonesia melalui surat edaran menteri dalam
negeri mengajak berbagai pihak untuk meningkatkan fungsi dan utilisasi posyandu

19
agar kegiatannya menjadi rutin dan berkesinambungan. Hingga tercapai
pemberdayaan semua unsur masyarakat dan kelembagaan posyandu.

Keberhasilan posyandu sangat dipengaruhi oleh :

 Dukungan dari pemerintah desa


 Kualitas pembinan Kelompok kerja posyandu
 Kemitraan dengan ukbm atau lsn lainnya
 Partisipasi masyarakat dalam forum pemberdayaan masyarakat desa
 Dukungan teknis puskesmas
 Kemampuan dan pengabdian kader
 Serta ketersediaan sarana dan prasarana

Terdapat tiga peranan penting fasilitator pemberdayaan masyarakat yaitu:

 Direktif yaitu mampu memberikan instruksi kepada masyarakat mengenai


apa yang harus dilakukan
 Fasilitatis yaitu mampu menanyakan dan mendampingi masyarakat untuk
melakukan apa yang ingin mereka lakukan dalam upaya mencapai tujuan
 Kolaboratif yaitu mampu bekerjasama untuk membuat minciptakan
perubahan sosial dan politik.

Dalam praktiknya, seorang fasilitator harus dapat memainkan sesuai dengan


kondisi masyarakat yang dihadapinya. Ketidak tepatan fasilitator dalam
memainkan perannya dapat berakibat pada kegagalan proses pemberdayaan
masyarakat.

a. Indikator Pengukuran Tingkat Keberdayaan Masyarakat


Tiga asumsi yang perlu diperhatikan pada saat memutuskan pengukuran
pemberdayaan yaitu (ZIMERMAN 1995) :
1) Bentuk pemberdayaan akan berbeda dari satu orang dengan orang
lainnya hal ini dikarenakan adanya pengaruh umur, sosial, ekonomi,
gender, dan lain-lain.

20
2) Bentuk pemberdayaan akan berbeda untuk setiap konteks yang
berbeda. Misalnya, keberdayaan disebuah organisasi yang sangat
struktural akan berbeda dengan organisasi yang berbasis partisipator.
3) Pemberdayaan adalah variable yang dinamis dan senantiasa
berpluktuasi. Setiap individu berpotensi untuk mempunyai pengalaman
berberoses menjadi berdaya ataupun tidak berdaya ada yang menjadi
bedaya karena perjalanan waktu , berada pada posisi yang apat
melakukan kendali atau kontrol. Selain itu, adapula yang menjadi
berdaya karena memiliki akses terhadap sumber daya.

Dalam penelitian yang telah penulis dan kawan-kawan yang telah di lakukan
pada tahun 2013 mengenai tingkat pemberdayaan masyarakat dalam sektor
kesehatan dengan menggunakan konsep pemberdayaan seven c dari
unicebmerumuskan 7 potensi masyarakat yaitu kepemimpinan, organisasi, dana
sumber daya, teknologi, pengetahuan, dan pengambilan keputusan. Pemberdayaan
masyarakat terdiri dari 31 sub paredo yang di peroleh dari puskesmas dan kelurahan.
Bobot terbesar 30% adalah untuk ketersediaan ormas/ukbm, bobot 20% untuk
keaktifan toko masyarakat dan variavel lainnya masing- masing 10%. Adapun skor cut
of adalah 45,5% untuk pemberdayaan masyarakat yang baik berdasarkan hasil
perhitungan 75% dari nilai rentan minimal dan maksimal.

Upaya yang di lakukan :

a) mengembangkan kebijakan yang berwawasan kesehatan


b) peningkatan partisipasi masyarakat dalam kesehatan
c) riorientasi pelayanan kesehatan
d) peningkatan upaya edukasi
e) pemberdayaan masyarakat
f) advokasi kepada pembuat dan pemangku kebijakan terkait.

21
SOAL

1.      Berikut ini yang tidak termasuk prisip dasar dari konsep pemberdayaan


komunitas adalah ...
A.   Pemberdayaan komunitas selalu melibatkan partisipasi masyarakat baik
dalam perencanaan maupun pelaksanaan yang dilakukan
B.   Dalam melaksanakan program pemberdayaan komunitas, kegiatan pelatihan
merupakan unsur yang tidak bisa dipisahkan dari usaha pembangunan fisik
C.    Usaha pemberdayaan harus dapat memaksimalkan sumber daya, khususnya
dalam hal pembiyaan baik yang berasal dari pemerintah, swasta maupun sumber-
sumber lainnya
D.   Kegiatan pemberdayaan masyarakat harus dapat berfungsi sebagai penghubung
antara kepentingan pemerintah yang bersifat makro dengan kepentingan
masyarakat yang bersifat mikro
E.    Pemberdayaan komunitas tidak memrlukan break-event dalam setiap kegiatan
yang dikelolanya.

2.      Upaya untuk meningkatkan kemampuan suatu komunitas sesuai dengan harkat


dan martabat mereka dalam melaksanakan hak-hak dan tanggung jawabnya selaku
anggota masyarakat dikenal dengan istilah ....
A.      Pemberdayaan kelompok
B.     Pemberdayaan komunitas
C.      Pemberdayaan organisasi
D.     Pemberdayaan desa
E.      Pemberdayaan keluarga

3.      Tahapan yang memiliki penekanan pada faktor indentifikasi masalah dan sumber
daya yang ada dalam sebuah wilayah yang akan menjadi basis pemberdayaan serta
pelaksanaan program disebut tahapan ....
A.      Evaluasi
B.      Terminasi
C.      Implementasi
D.     Egagemen
E.      Assessment

4.      Tahapan yang memiliki substansi sebagai proses pengawasan dari warga dan
petugas terhadap program pemberdayaan masyarakat yang sedang berjalan
dengan melibatkan warga merupakan tahapan ....
A.      Sosialisasi
B.     Evaluasi
C.      Rekonsiderasi
D.     Konsentrasi
E.      Interaksi

22
5.      Tahapan pelaksanaan program pemberdayaan komunitas yang benar adalah ....
A.      Pengkajian, persiapan, pelaksanaan, evaluasi, dan terminasi
B.      Persiapan, pelaksanaan, pengkajian, evaluasi, dan terminasi
C.      Persiapan, evaluasi, pelaksanaan, pengkajian, dan terminasi
D.     Persiapan, pengkajian, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan terminasi
E.      Persiapan, pengkajian, evaluasi, pelaksanaan, dan terminasi

6.      Tahapan dalam pelaksanaan program pemberdayaan komunitas yang disebut


sebagai tahap pemutus hubungan antara petugas dengan para masyarakat yang
menjadi basis program pemberdayaan dikenal dengan istilah ....
A.      Egosentris
B.     Terminasi
C.      Implementasi
D.     Designing
E.      Individualistis

7.      Tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan komunitas yang merupakan prasyarat


sukses atau tidaknya sebuah program pemberdayaan berlangsung disebut ....
A.      Evaluasi
B.      Terminasi
C.      Implementasi
D.     Engagement
E.      Assessment

8.      Tahapan dalam pelaksanaan pemberdayaan komunitas yang berisi tindakan


aktualisasi bersinergi antara masyarakat dengan pelaku pemberdayaan disebut .....
A.      Evaluasi
B.      Terminasi
C.      Implementasi
D.     Designing
E.      Assessment

9.      Suatu proses pemilihan dan menghubung-hubungkan fakta serta


menggunakannya untuk menyusun asumsi-asumsi ‘yang diduga akan terjadi di
masa mendatang, untuk kemudian merumuskan kegiatan-kegiatan yang diusulkan
demi tercapainya tujuan-tujuan yang diharapkan disebut ....
A.      Simulasi
B.      Organising
C.      Evaluasi
D.     Pemberdayaan
E.      Perencanaan

23
10.  Strategi pendekatan dalam pemberdayaan komunitas yang dapat kita gunakan
antara lain ....
A.      Pendekatan kesejahteraan, pembangunan, dan pemberdayaan
B.      Pendekatan suku, agama, dan ideologi
C.      Rasa senasib dan sepenanggungan
D.     Pertumbuhan, pertumbuhan dari pemerataan, tata ekonomi
ketergantungan, kebutuhan pokok dan kemandirian
E.      Pendekatan etnis, sosial budaya dan hukum

11.  Program pemberdayaan komunitas yang telah dirumuskan sebelum dilaksanakan,


terlebih dahulu harus memperoleh ....
A.     Pengesahan
B.      Terminasi
C.      Implementasi
D.     Evaluasi
E.      Persetujuan

12.  Penyebab utama program pemberdayaan komunitas gagaldijalankan adalah ....


A.      Implementasi perencanaan dilapangan sesuai prosedur
B.      Partisipasi masyarakat dalam perencanaan tersebut terlalu dilibatkan
C.      Perencanaan tidak matang
D.     Tersedianya acuan tertulis yang dapat digunakan oleh masyarakat
E.      Melibatkan tokoh masyarakat

13.  Salah satu hal yang perlu dilakukan dalam program pemberdayaan masyarakat
agar berjalan efektif adalah ....
A.      Mengenal masyarakat yang bersangkutan lebih dalam lagi
B.      Kecukupan modal dan tenaga
C.      Berada dalam satu wilayah
D.     Harus sejalan dengan kebijakan pemerintah atau pengusaha
E.      Melakukan investigasi terlebih dahulu terhadap faktor-faktor yang menjadi
akar permasalahan sosial

14.  Beikut ini pernyataan yang tidak benar mengenai kearifan lokal adalah ....


A.     Kearifan lokal merupkan hasil kajian masyarakat
B.      Kearifan lokal digunakan oleh masyarakat untuk bertahan hidup dan menyatu
dalam sistem kepercayaan, norma dan budaya
C.      Kearifan lokal merupakan modal sosial vital bagi perkembangan pemberdayaan
ekonomi masyarakat
D.     Kearifan lokal menjelma dalam ucapan maupun praktis kehidupan
E.      Kearifan lokal (lokal wisdom) merupakan pandangan hidup dan pengetahuan
lokal yang tercipta dari hasil adaptasi suatu komunitas

24
15.  Komunitas adalah ....
A.     Dapat kita artikan sebagai sekelompok orang yang hidup bersama dan dapat
diikat kesamaan kepentingan (common interes)
B.      Adanya interaksi yang intensif diantara anggotanya
C.      Proses, cara, perbuatan, membuat berdayayaitu kemampuan melakukan sesuatu
atau kemampuan bertindak yang berupa akal, ikhtiar dan upaya
D.     Hubungan sosial terkait dengan kesamaan tujuan adalah pemenuhan kebutuhan
utama individu dan anggota pembentuk kelompok masyarakat
E.      Kesatuan terkecil dari masyarakat

25

Anda mungkin juga menyukai