Anda di halaman 1dari 23

UPAYA KESEHATAN BERBASIS MASYARAKAT

MAKALAH

OLEH:
TETI CATUR INDARTI
NIM. P031815301031

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RIAU
JURUSAN KEBIDANAN
PRODI DIV KEBIDANAN
PEKANBARU
2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya
kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan makalah ini yang alhamdulillah tepat pada
waktu nya yang berjudul ‘Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan’.

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna,oleh karna itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.

Akhir kata saya ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal hingga akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai
segala usaha kita. Amin

Pekanbaru, 8 Maret 2019

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pemberdayaan masyarakat dibidang kesehatan merupakan sasaran dari promosi

kesehatan masyarakat atau komunitas merupakan salah satu dari strategi global promosi

kesehatab pemberdayaan (Empowermwnt) sehingga pemberdayaan masyarakat sangat

penting untuk dilakukan agar masyarakat primary terget memiliki kemauan dan

kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka (Notoatmodjo,

2007).

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang

harus diwujudkan dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tertulis di pembukaan

undang-undang Dasar 1945. Untuk itu, upaya kesehatan harus selalu diusahakan

peningkatannya secara terus menerus agar masyarakat yang sehat sebagai investasi dalam

pembangunan dapat hidup produktif secara social dan ekonomi (Nurbeti, M, 2009).

Pemberdayaan masyarakat terhadap usaha kesehatan agar menjadi sehat sudah

sesuai dengan Undang-undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan bahwa

pembangunan kesehatan harus ditunjukan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan

kemampuan hidup masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi

pembanginan sumber daya masyarakat. Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan,

mempertahankan dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat setinggi-tinggian.

Pemerintah bertanggungjawab memperdayakan dan mendorong peran serta aktif

masyarakat dalam segala bentuk upaya kesehatan (Nirbeti, M, 2009).


Dalam rangka pencapaian kemandirian kesehatan, pemberdayaan masyarakat

merupakan unsur penting yang tidak bias diabaikan. Pemberdayaan kesehatan dibidang

kesehatan merupakan sasran utama dari promosi kesehatan. Masyarakat merupakan salah

satu dari strategi global promosi kesehatan pemberdayaan, sehingga pemberdayaan

masyarakat sangat penting untuk dilakukan agar masyarakat sebagai primary target

memiliki kemauan dan kemampuan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan

(Supardan, 2013).

Pengertian pemberdayaan masyarakat adalah suatu upaya atau proses untuk

menumbuhkan kesadaran, kemaua, kemampuan masyarakat dalam mengenali, mengatasi,

memelihara, melindungi, dan menigkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Pemberdayaan

masyarakat bidang kesehatan adalah upaya atau proses untuk menumbuhkan

kesadaran,kemauan, dan kemampuan dalam memelihara dan meningkatkan kesehatan.

Kemampuan masyarakat “dari, oleh, dan untuk” masyarakat itu sendiri (Nurbeti, M,

2009).

Pelayanan kesehatan merupakan salah satu determinan dalam mencapai

masyarakat yang sehat, meskipun disadari bahwa peran lingkungan dan factor perilaku

merupakan determinan yang lebih besar pengaruhnya pada kesehatan. Mengutip konsep

dari H.L. Blum, secara umum pelayanan kesehatan terdiri dari empat upaya yaitu

pencegahan, peningkatan kesehatan, pengobatan dan pemulihan kesehatan. Dalam

kaitannya dengan peningkatan dan kemajuan masyarakat. Pelayanan kesehetan ditujukan

untuk mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau dihadapi masyarakat agar dapat

terhindar dari kematian dini, kecacatan, bahkan rendahnya taraf kebugaran sehingga

terjaga produktivitas penduduk. Menumbuh-kembangkan potensi masyarakat. Di dalam


upaya pemeliharaan dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebaiknya secara

bertahap sedapat mungkin menggunakan sumber daya yang dimiliki oleh masyarakat.

Jika diperlukan bantuan dari luar, maka bentuknya hanya berupa perangsang atau

pelengkap sehingga tidak semata-mata bertumpu pada bantuan tersebut.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Peran Serta Masyarakat

2.1.1 Definisi

Peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan adalah keadaan

dimana individu, keluarga maupun masyarakat umum ikut serta bertanggung

jawab terhadap kesehatan diri, keluarga, ataupun kesehatan masyarakat

lingkungannya serta wahana pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar

kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan

bimbingan dari petugas Puskesmas lintas sektor dan lembaga terkait.

2.1.2 Dasar Hukum Peran Serta Masyarakat

Peran serta masyarakat memiliki arti penting dalam pembangunan

pada umumnya dan penbangunan kesehatan pada khususnya. Hal ini

terbukti dengan dicantumkannya peran serta masyarakat dalam UU No.

23 tahun 1992 tentang kesehatan.

Pasal 5 : “Setiap orang berkewajiban untuk ikut sertadalam memelihara dan

meningkatkan derajat kesehatan perseorangan, keluarga, dan lingkungannya”.

Pasal 8 : “Pemerintah bertugas menggerakkan peran serta masyarakat

dalam menyelenggarakan pembiayaan kesehatan, dengan memperhatikan

fungsi social sehingga pelayanan kesehatan bagi masyarakat yang kutang

mampu tetap terjamin.


2.1.3 Tujuan Peran Serta Masyarakat

Tujuan program peran serta masyarakat adalah

1. Meningkatkan peran, kemandirian, dan kerjasama dengan lembaga-

lembaga non pemerintah yang memiliki visi sesuai

2. Meningkatkan kuantitas dan kualitas jejaring kelembagaan dan organisasi

non pemerintah dan masyarakat

3. Memperkuat peran aktif masyarakat dalam setiap tahap dan proses

pembangunan melalui peningktan jaringan kemitraan dengan masyarakat

2.2 Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)

2.2.1 Definisi

Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat (UKBM) adalah wahana

pemberdayaan masyarakat yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat,

dikelola oleh, dari, untuk dan bersama masyarakat dengan bimbingan dari petuga

puskesmas, lintas sektor dan lembaga terkait.

2.2.2 Tujuan Terbentuknya UKBM

1. Meningkatnya jumlah dan mutu UKBM

2. Meningkatnya kemampuan pemimpin/Toma dalam merintis dan

mengembangkan UKBM

3. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam

penyelenggaraan UKBM
4. Meningkatnya kemampuan masyarakat dan organisasi masyarakat dalam

menggali, menghimpun dan mengelola pendanaan masyarakat utk

menumbuhkembangkan UKBM.

2.2.3 Tingkat Perkembangan UKBM

Pada umumnya, UKBM dibagi berdasarkan tingkat perkembangannya menjadi 4

strata, yaitu:

1. Pratama, yaitu UKBM yang baru dibentuk

2. Madya, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya

masih rendah.

3. Purnama, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur tetapi cakupannya

sudah tinggi.

4. Mandiri, yaitu UKBM yang sudah berjalan teratur, cakupannya tinggi dan

>50% masyarakatnya telah menjadi anggota dana sehat.

2.2.4 Sasaran UKBM

Sasaran UKBM, yaitu:

1. Individu atau tokoh masyarakat berpengaruh

2. Keluarga

3. Kelompok masyarakat: generasi muda, kelompok wanita, angkatan kerja,

dan lain-lain.

4. Organisai masyarakat: organisai profesi, LSM, dan lain-lain.

5. Masyarakat umum: desa, kota dan pemukiman khusus.


2.2.5 Jenis-jenis UKBM

1. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu)

a) Prinsip dasar posyandu

1) Pos pelayanan terpadu merupakan usaha masyarakat

dimana terdapat perpaduan antara pelayanan professional

dan non professional (oleh masyarakat).

2) Adanya kerjasama lintas program yang baik (KIA, KB,

gizi. Imunisasi, penangulangan diare) maupun lintas sektoral

3) Kelembagaan masyarakat (pos desa, kelompok tumbang/pos

tumbang, pos imunisasi, pos kesehatan, dan lain-lain).

4) Mempunyai sasaran penduduk yang sama (bayi 0-1 tahun, anak

balita 1-5 tahun, ibu hamil, PUS).

5) Pendekatan yang dibutuhkan adalah pengembangan dan

PKMD/PHC

b) Kegiatan posyandu lebih di kenal dengan sistem lima meja yang,

meliputi

1) Meja 1 : Pendaftaran

2) Meja 2 : Penimbangan

3) Meja 3 : Pengisian Kartu Menuju Sehat

4) Meja 4 : Penyuluhan Kesehatan pembarian oralit Vitamin A ,dan

tablet besi

5) Meja 5 :Pelayanan kesehatan yang meliputi imunisasi, pemeriksaan

kesehatan dan pengobatan,serta pelayanan keluarga berencana.


c) Klasifikasi Posyandu

Posyandu diklafikasikan menjadi empat tingkatan, yaitu:

1) Posyandu Pratama (Warna Merah)

Pelaksanaan masih belum mantap, kegiatan belum bias rutin tiap

bulan dan kader aktifnya terbatas. Frekuensi penimbangan masih

kurang dari delapan kali dalam satu tahun. Posyandu pratama

dinilai gawat. Intervensinya antara lain:pelatihan kader, penyegaran

kader, dan penambahan jumlah kader.

2) Posyandu Madya (Warna Kuning)

Dapat melaksanakan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun,

jumlah kader kurang lebih 5 orang, cakupan program utama yaitu KB,

KIA, Gizi, Imunisasi masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti

kelestarian kegiatan posyandu sudah lebih baik tetapi masih rendah

cakupan nya, untuk itu perlu dilakukan penggerakan masyarakat

secara intensif, serta penambahan program yang sesuai dengan situasi

dan kondisi setempat.

3) Posyandu Purnama (Warna Hijau)

Dapat melaksankan kegiatan lebih dari delapan kali setiap tahun,

jumlah kader lima orang atau lebih, cakupan lima program utamanya

lebih dari 50%. Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah

ada dana sehat yang masih sederhana.

4) Posyandu Mandiri (Warna Biru)


Kegiatan teratur, cakupan lima program utama sudah baik,

ada program tambahan, dan dana sehat telah menjangkau lebih dari

50% KK. Dana sehat menggunakan prinsip Jaminan Pemeliharaan

Kesehatan Masyarakat (JPKM) serta mampu berswasembada.

2. Kelurahan Siaga / Pos Kesehatan Kelurahan (Poskeskel)

Poskeskel merupakan unit kesehatan dibawah Puskesmas yang

dibangun berdasarkan swadaya masyarakat. Dikepalai oleh

bidan/dokter/perawat setempat (berdomisili di lokasi Poskeskel). Poskeskel

melayani kesehatan masyarakat secara umum sebagai perpanjangan dari

Puskesmas. Poskeskel akan membawahi beberapa Posyandu di lingkungannya.

3. Tanaman Obat Keluarga (TOGA)

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah sebidang tanah di halaman

atau lading yang dimanfaatkan untuk menanam tanaman yang berkhasiat

sebagai obat. Dikaitkan dengan peran serta masyarakat, TOGA merupakan

wujud partisipasi mereka dalam bidang peningkatan kesehatan dan pengobatan

sederhana dengan memanfaatkan obat tradisional.

Fungsi TOGA adalah:

a) Menghasilkan tanaman yang dapat dipergunakan untuk menjaga dan

meningkatkan kesehatan dan mengobati gejala atau keluhan dari

beberapa penyakit yang ringan

b) Memperbaiki gizi masyarakat


c) Upaya pelestarian dan memperindah lingkungan

d) Menambah penghasilan keluarga.

4. Upaya Kesehatan Kerja (UKK)

Upaya Kesehatan Kerja adalah bentuk operasionil PHC di lingkungan

pekerja,merupakan wadah dari serangkaian upaya pemeliharaan kesehatan

pekerja yang terencana, teratur dan berkesinambungan yang

diselenggarakan oleh masyarakat pekerja atau kelompok kerja yang

memiliki jenis kegiatan usaha yang sama dan bertujuan untuk meningkatkan

produktivitas kerja. UKK menjadi semakin penting pada industrilisasi sekarang

ini. Pertumbuhan industri yang pesat membuat tenaga kerja formal semakin

banyak, yang biasanya tetap diiringi oleh banyaknya tenaga kerja

informal. Salah satu wujud UKK adalah dibentuknya Pos Upaya

kesehatan Kerja (Pos UKK) di sektor informal dan pelaksanaan

keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di sektor formal. Setelah terlatih

sebagai kader UKK, ada 13 (tiga belas) tugas pokok dan fungsi (tupoksi) yang

harus dijalankannya secara optimal, antara lain:

a) Pertemuan Tingkat Pekerja (ptp) : mengadakan sosialisasi upaya

kesehatan kerja di tempat kerja, merencanakan pelaksanaan survey

mawas diri dan musyawarah masyarakat pekerja

b) Survey Mawas Diri (SMD) : pengenalan, pengumpulan, pengkajian

masalah kesehatan pekerja untuk menumbuhkan kesadaran

masyarakat pekerja mengenai kesehatan kerja


c) Musyawarah Masyarakat Pekerja (MMP) : mengenal masalah

kesehatan dan keselamatan kerja, dengan pekerja, keluarga pekerja,

petugas puskesmas, aparat pemerintah

d) Membentuk Pos UKK : menentukan pengurus pos UKK, jadwal

kegiatan, rencana kerja tahunan, target, pembiayaan, lokasi dekat dengan

tempat kerja

e) Perencanaan UKK : menentukan masalah kesehatan kerja berdasarkan

hasil SMD, menentukan prioritas masalah, perkiraan biaya, jadwal,

rencana, dan target kegiatan

f) Penyuluhan UKK : materi tentang gizi, PHBS, kebersihan lingkungan,

potensi, risiko bahaya, penggunaan APD (alat pelindung diri),

pengolahan limbah, penyakit dan kecelakaan akibat kerja

g) Pemeriksaan Kesehatan, P3K dan P3P : membantu petugas kesehatan,

pemeriksaan ksehatan umum, pengadaan dan pengelolaan kartu

kunjungan, formulir status kesehatan pekerja, membuat daftar penyakit

akibat kerja, pemberian obat bebas pada penyakit ringan. Upaya Rujukan :

merujuk segera pasien kecelakaan, dan penyakit berat yang tidak bisa

tertangani.

h) Pencatatan Pelaporan : membuat laporan hasil pelaksanaan kegiatan

pelayanan

i) Kerjasama Lintas Sektoral : pertemuan berkala dengan anggota pos UKK,

pertemuan ruitn teratur dengan petugas, kunjungan rumah kepada pekerja,

membantu kesulitan pekerja


j) Mengelola Sumber Keuangan UKK : mengatur sumber pemasukan dan

pengeluaran pos UKK

k) Membantu Pemberdayaan Ekonomi Pekerja : integrasi kegiatan

ekonomi yang menguntungkan, pembentukan dan pengelolaan dana

simpan pinjam (koperasi), pemberiaan kredit modal usaha, penyediaan

alat kesehatan kerja.

l) Membina Kemampuan Diri : meningkatkan pengetahuan melalui

pelatihan dan penataran, pertemuan rutin anggota UKK, kunjungan

lapangan, melaksanakan kegiatan secara kontinyu

5. Pos kesehatan Persantren (Poskestren)

Poskestren merupakan wujud partisipasi masyarakat pondok pesantren

dalam bidang kesehatan secara berkala.Kegiatan dari poskestren adalah :

a) Pos obat pondok pesantren

b) Santri husada (kader kesehatan di kalangan santri)

c) Pusat informasi kesehatan, berupa perpustakaan kerohanian dan

ceramah kesehatan secara berkala, bekerja sama dengan puskesmas

setempat.

d) Upaya kesehatan lingkungan di sector pondok pesantren.

6. Pos Binaan Terpadu (Posbindu)

Posbindu berbeda dengan posyandu, karena posbindu

dikhususkan unutk pembinaan pada orang tua, baik yang akan memasuki
masa lansia maupun yang sudah memasuki masa lansia. Program posbindu

ini diperuntukkan untuk usia 45 tahun ke atas dengan pembagian 45

tahun sampai 59 tahun adalah usia pralansia, 60 sampai 70 tahun usia lansia,

dan 70 tahun keatas adalah lansia yang beresiko. Posbindu ini diharapkan bagi

usia pralansia adalah untuk mempersiapkan dalam memasuki usia lansianya

agar tetapproduktif, mandiri dan bisa berperan aktif.

Kegiatan yang dilaksanakan di posbindu diantaranya:

a) Pendataan Sasaran, masyarakat yang berusia diatas 18 tahun

b) Pemeriksaan Kesehatan

c) Dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan, maka setiap satu bulan

sekali diadakan pemeriksaan kesehatan meliputi pemeriksaan

tekanan darah, penimbangan berat badan, dan pemberian obat-obatan

yang diperlukan.

d) Penyuluhan, dilaksanakan setiap 1 bulan sekali.

e) Olah raga atau kesehatan jasmani

f) Olahraga yang dilakukan di posbindu yaitu senam lansia, jalan kaki.

g) Pemberian makanan tambahan

h) Pemeriksaan laboratorium darah pada pasien yang beresiko.

i) Pembinaan pada keluarga lansia unutk meningkatkan

kemampuannya mengatasi masalah kesehatan lansia.


7. Pondok Bersalin Desa (Polindes).

Pondok Bersalin Desa (Polindes) merupakan salah satu peran serta

masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan pelayanan dan

kesehatan ibu dan kesehatan anak lainnya.

Kegiatan di Pondok Bersalin Desa antara lain

a) Melakukan pemeriksaan (Ibu hamil, ibu nifas, ibu menyusui, bayi dan

balita).

b) Memberikan pertolongan persalinan normal yang bersih dan aman.

c) Memberikan pelayanan KB.

d) Memberikan imunisasi.

e) Penyuluhan kesehatan masyarakat terutama kesehatan ibu dan anak.

f) Pelatihan dan pembinaan kepada kader dan masyarakat.

8. Pos KB Desa (RW).

Sejak periode sebelum reformasi upaya keluarga berencana telah

berkembang secara nasional hingga ketingkat pedesaan. Sejak itu untuk

menjamin kelancaran program berupa peningkatan jumlah akseptor baru dan

akseptor aktif, ditingkat desa telah dikembangkan Pos KB Desa (PKBD) yang

biasanya dijalankan oleh kader KB atau petugas KB ditingkat kecamatan.

9. Saka Bakti Husada (SBH).

SBH adalah wadah pengembang minat, pengetahuan dan

ketrampilan dibidang kesehatan bagi generasi muda khususnya anggota


Gerakan Pramuka untuk membaktikan dirinya kepada masyarakat

dilingkungan sekitar. Sasarannya adalah para peserta didik antara lain:

Pramuka Penegak dan Pandega, Pramuka Penggalang berusia 14-15 tahun

dengan syarat khusus memiliki minat terhadap kesehatan. Dan anggota

dewasa, yakni Pamong Saka, Instruktur Saka serta Pimpinan saka.

10. Kelompok Masyarakat Pemakai Air (Pokmair)

Pokmair adalah sekelompok masyarakat yang peduli terhadap

kesehatan lingkungan terutama dalam penggunaan air bersih serta

pengelolaan sampah dan limbah rumah tangga melalui pendekatan

pemberdayaan masyarakat dengan melibatkan seluruh warga.

11. Karang Taruna Husada.

Karang Taruna Husada adalah wadah kegiatan remaja dan pemuda di

tingkat RW yang besar perannya pada pembinaan remaja dan pemuda dalam

menyalurkan aspirasi dan kreasinya. Di masyarakat, Karang Taruna mampu

mendorong dinamika masyarakat dalam pembangunan lingkungan dan

masyarakatnya termasuk pula dalam pembangunan, kesehatan. Pada

pelaksanaan kegiatan Posyandu, gerakan kebersihan lingkungan, gotong -

royong pembasmian sarang nyamuk dan lain - lainnya potensi Karang Taruna

ini sangat besar.


12. Pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.

Puskesmas adalah Suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang

pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi

sebagai pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan

pembinaan dan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk

masyarakat di suatu wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri

dalam menentukan kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek

pembiayaan. (Ilham Akhsanu Ridlo, 2008)

Puskesmas adalah unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan

kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja

Program Pokok Puskesmas

Kegiatan pokok Puskesmas dilaksanakan sesuai kemampuan tenaga

maupun fasilitasnya, karenanya kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat

berbeda-beda. Namun demikian kegiatan pokok Puskesmas yang lazim dan

seharusnya dilaksanakan adalah sebagai berikut :

a) Kesejahteraan ibu dan Anak ( KIA )

b) Keluarga Berencana

c) Usaha Peningkatan Gizi

d) Kesehatan Lingkungan

e) Pemberantasan Penyakit Menular

f) Upaya Pengobatan termasuk Pelayanan Darurat Kecelakaan

g) Penyuluhan Kesehatan Masyarakat


h) Usaha Kesehatan Sekolah

i) Kesehatan Olah Raga

j) Perawatan Kesehatan Masyarakat

k) Usaha Kesehatan Kerja

l) Usaha Kesehatan Gigi dan Mulut

m) Usaha Kesehatan Jiwa

n) Kesehatan Mata

o) Laboratorium ( diupayakan tidak lagi sederhana )

p) Pencatatan dan Pelaporan Sistem Informasi Kesehatan

q) Kesehatan Usia Lanjut

r) Pembinaan Pengobatan Tradisional

Pelaksanaan kegiatan pokok Puskesmas diarahkan kepada keluarga

sebagai satuan masyarakat terkecil. Karenanya, kegiatan pokok Puskesmas

ditujukan untuk kepentingan kesehatan keluarga sebagai bagian dari

masyarakat di wilayah kerjanya. Setiap kegiatan pokok Puskesmas

dilaksanakan dengan pendekatan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (

PKMD ). Disamping penyelenggaraan usaha-usaha kegiatan pokok Puskesmas

seperti tersebut di atas, Puskesmas sewaktu-waktu dapat diminta untuk

melaksanakan program kesehatan tertentu oleh Pemerintah Pusat ( contoh:

Pekan Imunisasi Nasional ). Dalam hal demikian, baik petunjuk pelaksanaan

maupun perbekalan akan diberikan oleh Pemerintah Pusat bersama Pemerintah

Daerah. Keadaan darurat mengenai kesehatan dapat terjadi, misalnya karena


timbulnya wabah penyakit menular atau bencana alam. Untuk mengatasi

kejadian darurat seperti di atas bisa mengurangi atau menunda kegiatan lain.

Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan pemerintah terdepan yang

memberikan pelayanan langsung kepada masyarakat. Sejalan dengan upaya

pemerataan pelayan kesehatan diwilayah terpencil dan sukar dijangkau telah

dikembangkan pelayanan melalui Puskesmas Keliling. Upaya pelayanan

Puskesmas dan Puskesmas Pembantu dalam kaitan ini dipandang selaku tempat

rujukan bagi jenis pelayanan dibawahnya yakni berbagai jenis UKBM

sebagaimana tertera diatas.

13. Pemberantasan Penyakit Menular

Melalui pendekatan pembangunan kesehatan masyarakat desa(P2M-

PKMD) merupakan bentuk peran serta masyarakat dalam penangulangan

penyakit menular yang banyk di derita penduduk setempat.

14. Desa percontohan kesehatan lingkungan (DPKL),

Merupakan wujud peran serta masyarakat dalam program menyediakan air

bersih dan perbaikan lingkungan pemukiman. Melalui kegiatan ini diharapkan

cukupan penyediaan air bersih dan rumah sehat menjadi semakin tinggi ( kader

kesehatan di kalangan santri), pusat informasi kesehatan di pondok pesantren,

dan upaya kesehatan lingkungan di sekitar pesantren.

15. Karang Werda


Merupakan wujud peran serta masyarakat dalam upayakesehatan usia

lanjut, misalnya pos pembina terpadu lansia (posbindu lansia atau posyandu

usila).
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan untuk mencapai tingkat kesehatan

masyarakat yang lebih baik.Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM

merupakan wujud nyata dari peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan.

Indikator utama meningkatnya peran serta masyarakat adalah dengan makin

banyaknya UKBM yang berkualitas dan memadai . pemberdayaan secara umum

merupakan suatu upaya atau proses untuk menumbuhkan kesadaran, kemauan, serta

kemampuan masyarakat dalam rangka mengenal, mengatasi, memelihara, melindungi,

serta meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri. Melalui pemberdayaan masyarakat

dibidang kesehatan diharapkan masayarakat mampu mengatasi sendiri masalah kesehatan

mereka secara mandiri juga mencakup kemampuan untuk memelihara dan melindungi

diri baik individual, kelompok atau masyarakat dari ancaman kesehatan

3.2 SARAN

Dengan makalah ini menjadi bahan untuk memaksimalkan sosialisasi pentingnya

peran serta masyarakat dalam kesehatan untuk memajukan kualitas kesehatannya.

Memberikan pelatihan kepada bidan siaga, kader – kader, serta peluruh petugas

yangbekerja sesuai program UKBM yang ada. Meningkatkan kerjasama lintas

program dan lintas sektoral dalam rangka menumbuhkan peran serta masyarakat

dalam bidang kesehatan serta dari berbagai pihak terkait di dalam Puskesmas Andalas,
seperti Pimpinan Puskesmas untuk bisa memberikan dukungan terhadap setiap

kegiatan UKBM dalam bentuk fikiran dan pendanaan.

DAFTAR PUSTAKA

Edwar, Erwin. 10 Jenis Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat.


http://www.erwinedwar.com/2018/06/10-jenis-upaya-kesehatan-bersumberdaya.html.
Diakses pada hari minggu, 03 Maret 2018

Hartinah, Fauziah. Usaha Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM).


http://myukbm.blogspot.com/. Diakses pada hari minggu, 03 Maret 2018

https://dokumen.tips/documents/ukbm-i-siap.html

Peran Serta Masyarakat (Kader Kesehatan). Available from: http://syakira


blog.blogspot.com/2009/01/peranserta-masyarakat-kader-kesehatan.html.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan.


Availabfrom:http://www.depkes.go.id/downloads/UU_No._36_Th_2009_ttg_Kesehatan.
pdf.

Sembiring Nasap. Posyandu Sebagai Saran Peran Serta Masyarakat dalam Usaha
Peningkatan Kesehatan Masyarakat. Available from:
http://library.usu.ac.id/download/fkm/biostatistik-nasap.pdf.

Hikmat, 2001. Masyarakat dalam Kesehatan.Agung Sentosa. Jakarta.

Nurbeti, M. 2009.Pemberdayaan masyarakat dalam konsep “kepemimpinan yang mampu

menjembatani”. Rineka Cipta, Jakarta.

Notoatmodjo, S. 2007, Promosi kesehatan & ilmu perilaku. Rineka Cipta, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai